What's new

Indonesia Defence Forum

I just waiting Prabowo to support this amphibious "thing", Just like Jusuf Kalla support Anoa 6x6
 
Last edited:
Actually that's fairly common. A lot of the RFI's and letters that went through my office contained quite a sizable amount of grammatical errors.
How about the hand writing? And the date the number 10 is out of line. Idk it doesn't seem right.
 
I hope Prabowo know how problematic EF Typhoon tranche-1 is....i would rather have Rafale than that problematic bird....and for me this option is just as bad as SU-35 (even i still choose SU-35 over Typhoon tranche-1)
 
Sc: lembaga keris
IMG-20200720-WA0027.jpg

Airbus offers 4 unut MRTT i heard
 
This is good. He shoulda done it in his first presidency terms.

Sc: lembaga keris
View attachment 652524
Airbus offers 4 unut MRTT i heard
Geezz just make up our mind already :lol::lol:. At this point I think we should just pick Viper over SU35, A330 over KC 46 (KC still have some issues) and platform for AEW. I know all these strategic purchases needs carefull study, but at this point its going far too long. TNI AU desperatly need airframe and tanker, that AEW can come after.
 
Looks like the news of Prabowo plan to buy ex-Austrian Typhoon facing objection from DPR especially from TBH.

https://m.wartaekonomi.co.id/berita295489/nah-lho-prabowo-kena-prittt-orang-pdip-stop-pak-stop

"Kalau benar informasi ini, maka Kemenhan harus menghentikan rencana pembelian pesawat bekas ini," katanya, Minggu (19/7/2020).

Lanjutnya, ia mengacu pada UU 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Menurutnya, dengan berbagai alasan DPR dan pemerintah sudah berkomitmen untuk tidak membeli lagi pesawat bekas.

"Pertimbangan lainnya kalau membeli pesawat bekas adalah masalah life time dan suku cadang pemeliharaannya," katanya.

Menurut dia, program pengadaan pesawat tempur yang sudah mendapat persetujuan DPR RI adalah melanjutkan kerja sama dengan Korea Selatan membuat pesawat tempur generasi ke-4: Kfx Indonesia

"Selain itu, pengadaan pesawat Shukoi yang bekerja sama dengan Rosoboron," tandasnya.

 
Looks like the news of Prabowo plan to buy ex-Austrian Typhoon facing objection from DPR especially from TBH.

https://m.wartaekonomi.co.id/berita295489/nah-lho-prabowo-kena-prittt-orang-pdip-stop-pak-stop

"Kalau benar informasi ini, maka Kemenhan harus menghentikan rencana pembelian pesawat bekas ini," katanya, Minggu (19/7/2020).

Lanjutnya, ia mengacu pada UU 16 tahun 2012 tentang Industri Pertahanan. Menurutnya, dengan berbagai alasan DPR dan pemerintah sudah berkomitmen untuk tidak membeli lagi pesawat bekas.

"Pertimbangan lainnya kalau membeli pesawat bekas adalah masalah life time dan suku cadang pemeliharaannya," katanya.

Menurut dia, program pengadaan pesawat tempur yang sudah mendapat persetujuan DPR RI adalah melanjutkan kerja sama dengan Korea Selatan membuat pesawat tempur generasi ke-4: Kfx Indonesia

"Selain itu, pengadaan pesawat Shukoi yang bekerja sama dengan Rosoboron," tandasnya.

not the problem of the used aircraft, but the estimated cost of 15 Austrian Typhoon is very expensive, 3 billion USD (for upgrades, weapons, etc.). Alman Helvas itself said he prefer to buy Rafales if Indonesian wants European Fighter
 
What guns are those?

SS2 para/carbine variant

92583437_517566985600755_7065683941696471040_n.jpg


Pindad akan Cari Pendanaan Bank untuk Kejar Pesanan Amunisi Kementerian Pertahanan

20 Juli 2020



Munisi buatan Pindad (photo : Antara)

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pindad (Persero) berencana mencari pendanaan eksternal dari pihak perbankan untuk menambah kapasitas produksi amunisi hingga sebesar 1 miliar butir amunisi per tahun.

Direktur Utama Pindad Abraham Mose mengatakan, agenda penambahan kapasitas produksi bertujuan untuk mengejar pesanan amunisi kaliber kecil sebanyak 4 miliar butir dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang diterima Pindad pada pekan lalu.

Abraham mengaku belum bisa memberikan angka pasti nilai kontrak yang diperoleh dari pesanan amunisi, namun ia bilang, harga setiap butir amunisi yang dipesan akan diacu kepada harga amunisi Pindad pada kontrak-kontrak sebelumnya.

Sedikit informasi, pada kontrak-kontrak sebelumnya, harga amunisi kaliber kecil Pindad berkisar US$ 0,35 - US$ 0,4 per butirnya. Dus hitungan kasar Abraham, nilai kontrak amunisi yang diperoleh akan berkisar antara Rp 19 triliun sampai sekitar Rp 20 triliun secara total.

Dengan jumlah yang demikian, Abraham mengaku optimis bisa memperoleh pinjaman dari pihak perbankan. “Karena kontrak sudah jelas, offtaker-nya sudah jelas, perbankan akan mendukung untuk kita melakukan modernisasi mesin untuk menaikkan kapasitas sampai bisa memproduksi 1 miliar butir per tahun,” kata Abrahan saat dihubungi Kontan.co.id pada Rabu, (15/7).




Saat ini kapasitas produksi amunisi Pindad memang masih terbatas. Menurut Abraham, kapasitas produksi amunisi Pindad saat ini berada di angka 225 juta butir per tahun dan diharapkan naik menjadi 300 juta butir per tahun pada akhir tahun nanti, seiring dengan penambahan mesin-mesin produksi yang saat ini tengah berlangsung. Catatan saja, penambahan kapasitas produksi amunisi menjadi 300 juta butir per tahun ini memanfaatkan dana penyertaan modal negara (PMN) dan investasi mandiri.

Sembari upaya penggalangan dana dari pihak perbankan dilakukan, Pindad akan memanfaatkan kapasitas produksi terpasang yang ada untuk ‘mencicil’ pesanan amunisi dari Kemhan hingga tahun 2024 mendatang. Harapannya, target produksi 4 miliar butir untuk memenuhi pesanan dari Kemhan bisa dikebut di tahun-tahun berikutnya setelah kapasitas produksi amunisi Pindad mencapai 1 miliar per tahun.

Selain memperoleh pesanan amunisi, Pindad juga memperoleh pesanan kendaraan taktis (Rantis) bernama Maung sebanyak 500 unit untuk tahap pertama. Rantis Maung yang dipesan memiliki harga yang bervariasi, bergantung pada jenis variannya.

Perbedaan antar varian terlihat pada kelengkapan kendaraan seperti bracket senjata yang dimiliki, GPS, dan lain-lain. Namun sebagai gambaran, umumnya harga rantis yang diproduksi Pindad berkisar di angka Rp 600 jutaan per unitnya.

Untuk mengejar target pesanan, Pindad akan menggenjot produksi sekitar 2-3 unit per harinya. “Kami sudah mulai produksi di Juli Agustus ini, paling tidak sudah ada beberapa yang bisa kita tampilkan di acara hari ulang tahun angkatan bersenjata nanti,” kata Abraham.

(Kontan)

Current MoD like to do bulk order not like previous habit, 4 Billion munition for Indonesia Armed Forces history in single order is unheard of. It is a good sign
 
Back
Top Bottom