What's new

Indonesia Defence Forum

.
Indonesia’s Military Modernization in Focus with New Helicopter Fleet Boost

The Southeast Asian state is continuing on its longstanding efforts to boost its fleet.
By Prashanth Parameswaran
January 12, 2019








On January 8, an Indonesian state-owned company announced that it had moved forward with an additional order for helicopters. The announcement represented just the latest effort by the Southeast Asian state to boost its helicopter fleet as part of its wider military modernization.

As I have noted before in these pages, Indonesia’s longstanding efforts to strengthen and modernize its military have continued into the government of President Joko “Jokowi” Widodo, with a mix of opportunities and challenges therein. While the focus is often on discrete, new developments such as acquisitions or budgets, the range of issues are in fact much broader and include leadership, focus, and capacity.

One aspect of Indonesia’s military modernization in terms of capabilities has been boosting its helicopter fleet. Indonesia has been looking to boost its fleet to eventually replace some of its older helicopters as well as add to new ones that have begun coming online over the past few years, including the Bell 412EP helicopters. The boost is much-needed as the Southeast Asian state seeks to address manifold internal and external challenges and equipping its military for the daunting task of defending the world’s fourth most populous country.


This week, Indonesia’s military modernization was in the headlines again with a confirmation of an additional order of additional helicopters. PT Dirgantara Indonesia announced that it had ordered 17 more medium-lift helicopters for the Indonesian military, and, according to the announcement, the order in question consists of eight Airbus Helicopters H22Ms for the Indonesian Air Force (TNI-AU) and nine Bell 412EPIs for the Indonesian Army (TNI-AD).

The announcement represents a continuation of ongoing efforts to boost capabilities in this realm. Indonesia had already previously signaled it was considering options to boost its fleet for various functions, and both helicopter orders constitute additional ones and build on industrial relationships that Indonesia already has.

No much in the way of additional specifics have been disclosed about the future trajectory of the new orders that have been placed, which is contingent on various specific factors including adhering to incremental timelines and structural factors such as production capacity. PTDI has indicated that it expects both orders to be fulfilled within the next two to three years.

https://thediplomat.com/2019/01/ind...ion-in-focus-with-new-helicopter-fleet-boost/
 
. . .
Besok! 10 Helikopter AS565 MBe Panther Lengkapi Kekuatan Udara TNI AL

20170827_01.jpg



panther-6.jpg


Dalam tiga kali penyerahan, sampai saat ini sudah 5 unit helikopter AKS (Anti Kapal Selam) AS565 MBe Panther yang diserahkan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk kebutuhan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal). Dan menurut rencana, pada Kamis (24/1/2019), PT DI di Bandung kembali akan melakukan seremoni penyerahan 5 unit helikopter produksi Airbus Helicopters ini kepada Kementerian Pertahanan. Dengan penyerahan tersebut, maka sudah 10 unit AS565 MBe Panther yang telah diserahkan oleh PT DI.

Baca juga: Meski Desain Serupa, Kinerja Mesin Helikopter Panther dan Dauphin Sedikit Beda

Sementara masih ada satu unit AS565 MBe Panther yang akan diserahkan PT DI pada pertengahan tahun ini. Unit pesanan ke-11 ini dikabarkan sudah hadir dalam konfigurasi full AKS, termasuk sistem Helras (Helicopter Long-Range Active Sonar) DS-100 yang menjadi andalan dalam misi buru kapal selam. Sementara ke-10 AS565 Mbe Panther yang kini dioperasikan TNI AL, belum terpasang perangkat AKS, namun sumber dari PT DI menyebut bahwa proses upgrade sistem AKS dapat dilakukan dengan cepat berkat desain helikopter yang modular.

Mengutip informasi dari Humas PT DI, tahapan penyerahan AS56 MBe Panther pertama kali dilakukan pada September 2017 dengan 2 (dua) unit heli AKS, dan pada bulan Januari 2018 sebanyak 2 (dua) unit serta pada bulan Februari 2018 sebanyak 1 (satu) unit. Helikopter Panther menjadi andalan dalam armada rotary wing TNI AL, terbukti satu unit Panther dengan nomer HS-4207 kini digunakan untuk mendukung misi udara dari kapal perang pada Satgas Unifil (United Nations Interim Force in Lebanon).

panther-4.jpg


Baca juga: AS565 MBe Panther TNI AL Akan Dibekali Teknologi HELRAS DS-100 dan Peluncur Torpedo

Meski kodrat utama AS565 MBe Panther adalah untuk melibas kapal selam, tapi basis heli ini adalah multirole. Seperti integrasi Rotorcraft Service Group Inc (RSG) untuk sistem AKS bersifat modular, saat sang Panther dibutuhkan untuk misi SAR (Search and Rescue), Medevac (Medical Evacuation), intai maritim, dan eksternal cargo, maka dengan cepat konfigurasi tempur heli dapat diubah ke non combat roles.

Dalam undangan yang diterima Indomiliter.com, disebutkan seremoni pada 24 Januari 2019 di PT DI juga mencakup penyerapan satu unit pesawat intai CN-235 220 MPA untuk TNI AL. (Haryo Adjie)

https://www.indomiliter.com/besok-1...e-panther-lengkapi-kekuatan-udara-tni-al/amp/

Tomorrow Indonesian Navy will receive another five units of Panther helicopter asw and one unit CN 235 MPA
 
. . . .
PTDI Serahkan Pesanan Alutista Kemenhan, Berapa Harganya?
Dony Indra Ramadhan - detikFinance

94059ee5-b856-42fe-b079-3b79806086dc_169.jpg
Ilustrasi/Foto: Hasan Alhabshy
lg.php

Bandung - PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI nyaris telah merampungkan seluruh pesanan pesawat udara dan helikopter dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Hanya tinggal satu unit heli yang rencananya akan dimodifikasi penuh dengan persenjataan. Lalu berapa kocek yang dikeluarkan untuk alutista itu?

Ada dua alutista yang dirampungkan PTDI atas pesanan Kemenhan untuk digunakan TNI AL. Berdasarkan teken kontrak antar keduanya, PTDI membuat 11 unit Heli Anti Kapal Selam (AKS) dan dua unit pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA).

"Heli AKS 120 juta euro untuk MPA US$ 59 juta," ucap Kepala Staff Umum (Kasum) Panglima TNI Laksamana Madya TNI Didit Herdyawan usai serah terima pesawat dan heli di Gedung PTDI, Bandung, Kamis (24/1/2019).


Baca juga: PTDI Kembali Serahkan Pesawat dan Heli Perang ke Kemenhan

Sementara itu Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji tidak merinci harga per unit dari alutista itu. Namun dia hanya membocorkan angka untuk heli AKS.

"Untuk basic (tanpa full spesifikasi) 10 juta (euro). Kalau full 17 juta (euro)," kata dia.

Agus mengatakan dari 11 heli tersebut, dua di antaranya akan dilengkapi dengan teknologi canggih yang akan mendukung kebutuhan TNI AL di laut. Satu heli yang belum diserahkan Alan dilengkapi terlebih dahulu, sementara dari heli yang sudah diserahkan, akan dibawa kembali ke PT DI untuk dipasang peralatannya.

"Sedang proses, penyerahannya tahun ini juga," kata dia.

Heli dengan full spesifikasi ini akan dilengkapi dengan pemasangan torpedo dan sonar varian terbaru berjenis Helicopter Long-Range Actice Sonar (Helras).

Baca juga: Bantu Susi Lawan Maling Ikan, PTDI Bikin Pesawat Bersenjata

Sonar HELRAS dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam. Teknologi HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pada sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mengetahui keberadaan kapal selam dari jarak jauh.

Direktur Utama PTDI Elfien Goentoro memastikan untuk suku cadang teknologi tersebut sudah disiapkan. Pihaknya bekerja sama dengan negara Prancis dan Amerika.

"Sudah disiapkan. Satu sistem sonar yang bisa melacak, torpedo mengikuti sehingga target kapal selam itu tercapai," kata dia.
 
. . .
PT DI serahkan helikopter AKS dan CN235-220 MPA ke Kementerian Pertahanan

Kamis, 24 Januari 2019 23:28 WIB

20171013antarafoto-helly-panther-as565-131017-um.jpg

Dokumentasi helikopter AS565 Mbe Panther nomor registrasi HS-4203 dan HS-4204 saat peresmian dan serah terima pesawat di Base Ops Pangkalan Udara TNI AL Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (13/10/2017). Helikopter Panther AS 565 Mbe merupakan helikopter versi angkatan laut buatan Airbus Helicopter yang bisa difungsikan sebagai helikopter anti kapal selam, dan ada di bawah komando di Skuadron 400 Wing Udara 1 Pusat Penerbangan TNI AL. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq)

... Keberadaan PT DI akan sangat berarti jika setiap produk serta jasa yang dihasilkannya dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh instansi dan lembaga negara di Indonesia, terutama Kementerian Pertahanan dan TNI yang selama ini telah menjadi pelang
Bandung (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (Persero) menyerahkan lima unit heli AKS (anti-kapal selam) dan satu pesawat udara CN 235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft) di Hanggar Rotary Wing KP II PT DI, Bandung, kepada Kementerian Pertahanan, Kamis.

Berita acara serah terima ditandatangani Direktur Niaga PT Dirgantara Indonesia (Persero), Irzal Rinaldi,kepada Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Laksamana Muda TNI Agus Setiadji, untuk selanjutnya diserahkan kepada Asisten Logistik Panglima TNI, Laksamana Muda TNI Dr Ir Bambang Nariyono, kemudian kepada Asisten Logistik Kepala Staf TNI AL, Laksamana Muda TNI Mulyadi.

Dari dia, selanjutnya diserahkan kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Dwika Setiawan, sebagai pengguna.

Acara serah terima turut disaksikan Menteri BUMN, Rini M Soemarno, Kepala Staf Umum Panglima TNI, Laksamana Madya TNI Dr Didit Herdiawan, Wakil Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, Wakil Komisaris Utama PT DI, Marsekal Muda TNI Fahru Zaini Isnanto, dan Direktur Utama PT DI, Elfien Goentoro.

Goentoro mengatakan, pesawat udara yang diserahkan yaitu satu unit CN235-220 MPA (Serial Number N067) sesuai Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/19/PLN/I/2013/AL tertanggal 07 Januari 2013, antara Kementerian Pertahanan dan PT DI.

Sebelumnya pada Januari 2018, PT DI telah menyerahkan satu unit pesawat udara CN235-220 MPA (Serial Number N066) yang merupakan bagian dari materiil kontrak dua unit pesawat udara CN235-220 MPA sebagaimana kontrak jual beli di atas.

Sedangkan helikopter yang diserahkan yaitu lima unit helikopter AKS (Serial Number 7021, 7042, 7043, 7046, 7047) yang merupakan bagian dari materiil kontrak 11 (sebelas) unit helikopter AKS sebagaimana Kontrak Jual Beli Nomor TRAK/979/PLN/IX/2014/AL tanggal 30 September 2014 antara Kementerian Pertahanan dan PT DI.

Secara kontraktual, kata dia, telah diserahkan bertahap pada Juni 2018 untuk SN 7021 dan 7043 serta November 2018 untuk SN 7042, 7046 dan 7047. Adapun seremonial serah terima lima unit helikopter diselenggarakan hari ini.

"Sebelumnya, pada September 2017 PTDI telah menyerahkan dua unit helikopter AKS, dan pada Januari 2018 sebanyak dua unit, serta pada Februari 2018 sebanyak satu unit," katanya.

Dengan demikian, kata Goentoro, PT DI telah berhasil menyerahkan 10 unit helikopter AKS kepada Kementerian Pertahanan/TNI AL, dimana satu unit helikopter AKS yang telah diserahkan akan dikirimkan kembali ke PT DI untuk pemasangan konfigurasi full AKS dan sisanya satu unit helikopter konfigurasi AKS penuh saat ini masih di PT DI dan keduanya akan diserahkan pada 2019 ini.

Menurut dia, pesawat terbang CN235-220 MPA dapat digunakan untuk berbagai macam misi, di antaranya patroli perbatasan dan Zona Ekonomi Eksklusif, pengawasan pencurian ikan dan pencemaran laut, pengawasan imigrasi dan perdagangan manusia, penyelundupan narkoba dan barang ilegal, serta pencarian dan penyelamatan korban bencana.

Pesawat udara CN235-220 MPA, lanjut dia, memiliki beberapa keunggulan, yakni dapat lepas landas dengan jarak yang pendek, dengan kondisi landasan yang belum beraspal dan berumput, mampu terbang selama 10-11 jam dengan sistem avionik glass cockpit, autopilot, dan winglet di ujung sayap agar lebih stabil dan irit bahan bakar.

"Pesawat udara CN235-220 MPA dilengkapi dengan dua konsul, 360 derajad radar pencari yang dapat mendeteksi target yang kecil sampai 200 mil laut dan dilengkapi Automatic Identification System, sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal, sehingga dapat diperoleh posisi objek yang mencurigakan," kata dia.

Dilengkapi jga dengan IFF (Identification Friend or Foe) Interrogator dan Tactical Computer System, sistem identifikasi yang dirancang untuk mengetahui pesawat lawan atau kawan yang terintegrasi ke dalam sistem komputer guna menganalisa dan menentukan strategi operasi.

Sedangkan pesawat udara CN235-220 MPA dilengkapi pula dengan FLIR (Forward Looking Infra Red) untuk mendeteksi dan mengklasifikasikan target serta mampu merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi.

Helikopter
Sementara untuk helikopter AKS ini mengambil basis helikopter AS565 MBe Panther, dimana pijakan helikopter ini hasil produk kerja sama industri antara PT DI dengan Airbus Helicopters di Perancis, sedangkan untuk fase integrasi AKS sejak desain hingga pemasangan adalah merupakan hasil karya PT DI.

Pada dasawarsa '70-an, TNI AL mengoperasikan helikopter berkemampuan AKS dari Inggris, yaitu Westland WASP, yang sebagian telah dijadikan monumen; di antaranya di depan pintu utama Pusat Penerbangan TNI AL di Surabaya.

Goentoro mengatakan, PT DI akan melakukan proses pemasangan torpedo dan sonar varian terbaru yang disesuaikan kebutuhan TNI AL. PT DI bekerjasama dengan Rotorcraft Services Group (RSG) dan L-3 Aerospace Systems.

Selain itu, PT DI bersama Airbus Helicopter, RSG dan L-3 melakukan kolaborasi rekayasa dan rekayasa pembangunan untuk menghasilkan helikopter ini.

Helikopter AS565 MBe Panther full AKS mampu mendeteksi keberadaan kapal selam yang dilengkapi dengan dipping sonar L-3 Ocean Systems DS-100 Helicopter Long-Range Active Sonar(HELRAS). "Sonar HELRAS dapat beroperasi optimal di area laut dangkal dan laut dalam," katanya. Ini merupakan kombinasi yang cukup pas mengingat perairan Indonesia terdiri dari perairan litoral yang dangkal hingga kedalaman cukup ekstrim di angka ribuan meter.

Teknologi HELRAS menggunakan frekuensi rendah dengan resolusi tinggi pada sistem Doppler dan rentang gelombang panjang untuk mengetahui keberadaan kapal selam dari jarak jauh.

Dipadu dengan perangkat DS-100, AS565 Panther dirancang ideal untuk melakukan deteksi ulang, melokalisasi sasaran, dan melancarkan serangan torpedo di perairan dangkal maupun perairan dalam.

Lebih lanjut dia mengatakan PT DI selalu siap memenuhi pesanan berikutnya dari Kementerian Pertahanan maupun TNI, dalam rangka mewujudkan kemandirian sistem pertahanan dan kesenjataan TNI.

"Keberadaan PT DI akan sangat berarti jika setiap produk serta jasa yang dihasilkannya dimanfaatkan secara maksimal oleh seluruh instansi dan lembaga negara di Indonesia, terutama Kementerian Pertahanan dan TNI yang selama ini telah menjadi pelanggan terbesar PT DI," katanya.

https://www.antaranews.com/berita/7...s-dan-cn235-220-mpa-ke-kementerian-pertahanan
 
.
Uhuk-uhuk-uhuk....

Luhut Binsar Pandjaitan: Indonesia Akan Menjadi Kekuatan Ekonomi Nomor Empat di Dunia
5 days agobyMulyono Sri Hutomo
Telaah-Strategis-telstrat.online-Para-Purnawirawan-Laksamana-TNI-Dukung-Jokowi-Maruf-3.jpeg

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di acara pertemuan ratusan purnawirawan laksamana TNI Angkatan Laut. Foto: Indomaritim.id


Jakarta, Indomaritim.id – Menteri Koordinator Kemaritiman Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, kita tetap harus optimis dengan masa depan Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi terus meningkat dari tahun ke tahun, bahkan pada tahun 2030, Luhut menyatakan, mengutip Bank Dunia, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor empat di dunia.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di acara pertemuan ratusan purnawirawan laksamana TNI Angkatan Laut mulai dari bintang satu hingga empat yang tergabung dalam Paguyuban Jala Nusantara.

Pada acara tersebut, hadir juga Jenderal TNI (Purn) Binsar Luhur Pandjaitan dalam kapasistanya sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman. Jenderal Luhut memberi berbagai informasi kepada para peserta menyangkut kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak terpilih menjadi Presiden RI pada 2014.

“Saya kira di antara kita masih ada yang bisa menyaksikan itu nanti,” kata Luhut disambut tawa para purnawirawan yang semua sudah berusia di atas 60 tahun tersebut.

Tentang kekuatan militer Indonesia, menurut Luhut juga akan terus ditingkatkan meskipun tetap dalam kerangka Minimum Essential Forces.“Sebab sampai 15 tahun mendatang tidak ada ancaman perang,” kata Luhur sambil mengatakan fokus pemerintah lebih tertuju pada masalah pembangunan ekonomi.

Namun, kata Luhut, bukan berarti pemerintah tidak memperhatikan masalah alutsista. Untuk TNI AL, dalam waktu dekat akan dibangun kapal samudera ukuran 138 meter di PT. PAL Surabaya dengan alih teknologi dari Denmark.

“Ternyata kita blum punya kapal-kapal perang ukuran 130an,” katanya. Kapal-kapal ukuran 130an meter diperlukan untuk mendukung ketahanlamaan di laut hingga bisa menjelajah samudera.

Setelah Menko Maritim Luhut Pandjaitan meninggalkan tempat acara, Dewan Pengarah TIm Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, memberi paparan bagi para peserta pertemuan. “Saya pamit, daripada nanti kena semprit Bawaslu,” kata Jenderal Luhut disambut derai tawa peserta.

Pada kesempatan itu. Prof. Marsetio menyampaikan prestasi yang diraih Presiden Joko Widodo dalam bidang kemaritiman, seperti pembangunan infrastruktur kemaritiman, tol laut hingga capaian di tingkat internasional yakni diakuinya peran Indonesia pada organisasi maritim dunia (IMO – international maritime organization).

Paparan lainnya diberikan oleh Laksamana Madya TNI (Purn) Fred Lonan dari Tim Bravo 5, dan Laksamana Muda TNI (Purn) Iskandar Sitompul dari Tim Cakra-19. Paparan ketiga mantan perwira tinggi TNI itu menambah optimisme para peserta dalam mendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin untuk meraih kemenangan pada Pilpres April mendatang.

by Mulyono Sri Hutomo

https://indomaritim.id/luhut-binsar...enjadi-kekuatan-ekonomi-nomor-empat-di-dunia/

Resume :

PT PAL will build 138 meter long ocean going warship for Indonesian Navy with Transfer of Technology from Denmark.
 
.
Indonesia completes technical evaluation for aerial refuelling requirements
Ridzwan Rahmat, Singapore - Jane's Defence Weekly
25 January 2019
p1401884_main.jpg

An Airbus A330 MRTT of the Royal Australian Air Force. Indonesia expects the aircraft type to be one of two front-runners once requests for tender are issued. Source: Airbus
Key Points
  • Indonesia has completed a study to finalise requirements for new aerial refuelling platforms
  • Aircraft must support both the probe-and-drogue and flying boom methods
The Indonesian Air Force (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara: TNI-AU) has completed a study on the country's aerial refuelling requirements, and has proposed the acquisition of two new airframes for the service.

The study, which has been completed in consultation with state-affiliated company GMF AeroAsia, was carried out to finalise programme parameters with a view to launching a formal acquisition programme and funding request from the Indonesian Ministry of Defence (MoD).

Conclusions from the study include requirements for the airframes to support both the probe-and-drogue and flying boom aerial refuelling methods.

The TNI-AU has outlined a budget requirement of about USD500 million for the programme, and has proposed that the funds be drawn down from foreign defence export credit loans, according to information provided to Jane's on 24 January by a TNI-AU source.

Jane's first reported in January 2018 that the TNI-AU had begun a preliminary study to compare the A330 multirole tanker-transport (MRTT) from Airbus and the KC-46A Pegasus from Boeing. Russia's four-engine Ilyushin Il-78 was also later included in the study.

Should the TNI-AU's proposals receive the MoD's assent, a formal acquisition process is expected to begin in 2020. The service also expects the A330 and the KC-46A to be front-runners once requests for tenders are issued.
https://www.janes.com/article/85954...evaluation-for-aerial-refuelling-requirements
 
. .

Pakistan Affairs Latest Posts

Back
Top Bottom