What's new

Indonesia Defence Forum

The Indonesian Ministry of Defense has signed a contract to buy eight Airbus H225M heliopters and nine Bell 412EPI helicopters for its Air Force from state-owned PT Dirgantara.
Actually not all for the Air Force, from Indonesian source says 8 units H225M as a heavy utility Helicopter for the Air Force and 412EPI 9 units as a medium utility Helicopter for the Army, as we can see from the background picture too
 
Indonesia to acquire Indian BrahMos cruise missiles
January 2019 news defense aviation aerospace air force industry
POSTED ON TUESDAY, 08 JANUARY 2019 16:54
India seems to be exploring the possibility of selling BrahMos supersonic cruise missiles to Indonesia, among other equipment.

Indonesia_to_acquire_Indian_BrahMos_cruise_missiles_925_001.jpg
BrahMos missile (Picture source : Air Recognition)

The Indo-Russian joint venture which is manufacturing this weapon system (since 1998) has already made a visit, last year, in Surabaya, in order to assess the fitting of the missile on Indonesian warships.

The BrahMos is a two-stage missile with a solid propellant booster engine, which brings it to supersonic speed. The second stage, the liquid ramjet, permits it to reach velocity up to Mach 3. It is equipped with advanced embedded software providing the missile with special features. It has been designed to be used on land, sea and sub-sea platforms and an air launch version is in progress.

In addition to these missiles, India is about to supply coastal defense radars and marine grade steel to the Indonesian government. It is also expected that this Indo-Russian company will service Russian-made Su-30 fighter jets flown by the Indonesian Air Force.
 
Any news regarding this submarine assembled by PAL? When will it be launched ?

 
Helikopter CH-47 Chinook, Heli Transport Sekaligus Heli Tempur yang Andal

chinok1.jpg


tniad.mil.id – Jika tidak ada aral melintang pada tahun 2019 mendatang menurut sebuah sumber, heli transport CH-47 Chinook dari AS rencananya akan memperkuat Alutsista kita. Kehadiran heli Chinook untuk memperkuat Alutsista memang sangat dibutuhkan mengingat selama ini helikopter angkut yang kita miliki jumlahnya masih terbatas.

Jika dibandingkan dengan heli transport yang sudah kita miliki, kehadiran heli Chinook yang berbentuk unik karena merupakan ‘heli tandem’ memang sangat mencolok. Sebagai helikopter yang memiliki dua baling-baling utama, Chinook memiliki ukuran panjang 30 meter, tinggi 5,7 meter, dan bisa mengangkut 55 tentara bersenjata lengkap atau sekitar 11.000 kg barang.

Selain itu sebagai heli transport sekaligus tempur, Chinook juga dipersenjatai sejumlah senapan mesin untuk melindungi para tentara yang sedang keluar atau masuk kedalam helikopter. Karena bisa mengangkut barang demikian banyak, maka Chinook sebagai heli transport sangat diandalkan untuk menangani bencana alam yang bersifat regional atau nasional.

chinok3.jpg


Ketika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami Aceh (2004) Indonesia mendapat pelajaran berharga. Terbukti, begitu vitalnya peran heli Chinook yang dioperasikan oleh sejumlah negara dalam penanganan bencana secara tepat dan akurat. Indonesia bahkan sampai menyewa 5 heli Chinook dari AS untuk memperlancar penanganan bencana alam di Aceh.

Didorong oleh pengalaman berharga itu, pada tahun 2016 Kementerian Pertahanan RI menurut sebuah sumber menandatangani pembelian Heli Chinook yang rencananya dikirim secara bertahap mulai tahun 2019.

Rencana pembelian helikopter CH-47 atau lebih dikenal dengan nama Chinook baru terlaksana pada 2016, dan nanti pengoperasionalannya diserahkan kepada yang berkompeten sebagai bagian dari Alutsista. Sebagai alat angkut berat, helikopter Chinook memiliki mobilitas sangat tinggi dan memiliki daya angkut personel sebanyak satu peleton prajurit.

Sebagian telah melihat kehebatan helikopter buatan Amerika Serikat itu, antara lain ketika beraksi pada beberapa bencana alam di Indonesia. Saat itu, sejumlah negara membawa bantuan menggunakan Chinook. Pada saat penanganan pasca bencana tsunami Aceh, kita dapat bantuan dari negara sahabat memakai Chinook. Itu sangat luar biasa, cepat, dan mengangkut banyak orang.

Wacana pembelian helikopter dengan mesin ganda tersebut pertama kali diungkapkan oleh salah seorang pejabat yang mengatakan bahwa Chinook yang harganya ditaksir mencapai 30 juta dollar AS bakal melengkapi Alutsista TNI. Meskipun untuk pengadaan helikopter Chinook cukup mahal, tetapi nyawa orang yang perlu diselamatkan lebih mahal.

Boeing CH-47 Chinook adalah sebuah helikopter produk Amerika bermesin ganda, tandem rotor dan heavy-lift . Dengan kecepatan tertinggi 170 knot (196 mph, 315 km/h) helikopter itu lebih cepat daripada helikopter serang tahun 1960-an. Helikopter CH-47 adalah salah satu dari beberapa pesawat masa itu yang masih dalam pelayanan lini produksi dan depan, dengan lebih dari 1.179 dibuat sampai saat ini. Peran utamanya meliputi gerakan pasukan, artileri, dan memasok perlengkapan medan perang. Memiliki pintu pemuatan yang lebar di bagian belakang pesawat dan tiga eksternal-kargo kait.

chinok2.jpg


Chinook ini dirancang dan awalnya diproduksi oleh Boeing Vertol di awal 1960-an. Helikopter ini sekarang diproduksi oleh Boeing Rotorcraft Systems. Chinooks telah dijual ke 16 negara dengan Angkatan Darat AS, dan Royal Air Forcemenjadi pengguna terbesar. Helikopter CH-47 adalah salah satu helikopter angkut terberat di Barat.

Tarik ulur pemberian ToT (Transfer of Technology) dalam proses pembelian Alutsista umumnya terkait dengan beberapa prinsip, mulai dari urusan politik dan pastinya nilai total pembelian tersebut. Ada yang menarik dari rencana pengadaan helikopter angkut berat CH-47 Chinook buatan Boeing. Pasalnya Indonesia hanya membeli empat unit dan tetap mensyaratkan ToT dalam skema offset.

Diperkirakan pengadaan CH-47 Chinook akan menggunakan anggaran tahun 2016, dengan anggaran pengadaan per-unit helikopter mencapai US$30 juta. Lewat beberapa kali pembahasan dan negosiasi antara pihak Boeing dan Kemenhan RI, akhirnya pada tahun 2015 lalu, Regional Director South East Asia Boeing, Young Tae Pak menyampaikan kepada seorang pejabat kita bahwa Boeing siap memberikan dan memenuhi persyaratan skema offset yang diinginkan Indonesia.

Defence offset dalam teorinya dibagi menjadi dua pilihan, yakni direct offset dan indirect offset. Direct offset yaitu kompensasi yang langsung berhubungan dengan transaksi pembelian. Indirect offset sering juga disebut offset komersial bentuknya biasanya buyback, bantuan pemasaran/pembelian Alutsista yang sudah diproduksi oleh negara berkembang tersebut, produksi lisensi, transfer teknologi, sampai pertukaran offset, bahkan imbal beli.

Sebagai tindak lanjut, pihak Regional Boeing Asia Tenggara telah mengirimkan tim ke PT Dirgantara Indonesia untuk pembicaraan teknis lebih lanjut. Sebagaimana diketahui, Kemhan berencana membeli Helikopter Chinook untuk memperkuat Alutsista di jajaran

TNI. Pembelian ini disesuaikan dengan ancaman nyata yang dihadapi Indonesia, terutama masalah penanganan bencana alam. Selain Indonesia, di Asia Tenggara Chinook sudah lama dimiliki Singapura. Negeri Jiran ini merangkum armada Chinook di dalam Skadron 127. AU Singapura tercatat punya enam unit CH-47D dan dua belas unit CH-47SD Chinook. Selain itu, AD Thailand juga ikut menggunakan CH-47 Chinook. Saat berkecamuknya Perang Vietnam, Chinook juga menjadi etalase kelengkapan udara di pihak Vietnam Selatan. Meski Chinook yang dibeli Indonesia jumlahnya minim, namun secara keseluruhan kontrak Boeing untuk pengadaan Alutsista TNI cukup menggiurkan.

Helikopter Chinook merupakan salah satu jenis helikopter yang memiliki keunggulan multifungsi. Selain dapat mengangkut personel militer dalam jumlah banyak, helikopter ini juga mampu mengangkut logistik dalam jumlah banyak. Selain itu, helikopter ini didesain untuk bisa mengangkut (sling) pesawat tempur, kapal tempur, kendaraan tempur (Ranpur), hingga tank tempur kelas ringan. Tidak hanya itu, dengan kemampuan daya angkut yang besar, helikopter ini banyak diturunkan untuk mendukung kebutuhan nasional, seperti evakuasi bencana alam dan kegiatan Search and Rescue.

Dalam sejarahnya Chinook mulai mengudara pada tahun 1962, telah hadir dalam beberapa varian dan dioperasikan oleh 22 negara dengan total produksi lebih dari 1.180 unit. (Dispenad/Majalah Palagan)

https://tniad.mil.id/2019/01/heliko...i-transport-sekaligus-heli-tempur-yang-andal/
 
AvtoKrAZ Delivered a Batch of KrAZ Truck to Indonesia

11 Januari 2019



KrAZ-5233 4x4 (photos : BMPD)

AvtoKrAZ fulfilled another order for its foreign client for the production of a batch of different models of KrAZ vehicles. Ordered under foreign economic contract, all-wheel drive flatbed cars on the KrAZ-5233 chassis (4x4) and KrAZ-65053 chassis (6x4) in the amount of 923 thousand dollars were sent to Indonesia.



All trucks with 380hp motors. At the request of the customer, who is well aware of KrAZ vehicles, the batch was made standard for serial models.

KrAZ-65053 6x4 (photos : BMPD)
The cars are painted white, as they will be sent to help the UN peacekeeping contingent. The on-board vehicles along with the chassis, on which the partner from abroad will install various special settings - APZ, drinking water tanks, waste collection equipment, etc., will work in the usual extreme road and climate conditions. It is in them that the robust and easy-to-operate KrAZ trucks fully disclose their technical capabilities.

UN missions and divisions around the world are regularly added to the list of users of AvtoKrAZ. Although now it is not the largest counterpart of KrAZ products by the number of units ordered, but it is very status and respectable, with which the company always treats with special attention. Kremenchug Automobile Plant understands that its products - KrAZ trucks and special vehicles based on them - make a significant contribution to the activities of the main international organization in the world. To be a registered UN supplier, which is the KrAZ trademark, a prestigious status recognized worldwide.
(BMPD)
 
KAL Limboto I-8-33 Dan KAL Wayabula I-14-12 Resmi Masuk Jajaran TNI AL
Oleh
honggo
-
Jan 10, 2019
53

0
Dua-Kapal-Angkatan-Laut-Produksi-Dalam-Negeri.jpg

SIAGAINDONESIA.COM TNI Angkatan Laut menambah kekuatan dengan diterimanya dua Kapal Angkatan Laut (KAL) 20 Meter yang diserahkan Direktur PT. Tesco Indomaritim Jamin Basuki kepada Kadismatal Laksamana Pertama TNI Kasih Prihantoro S.E., M.M,. Untuk selanjutnya kapal diserahkan kepada Asisten Logistik (Aslog) Kasal, Laksamana Muda TNI Mulyadi, S.Pi., M.A.P., dan kemudian diserahkan kepada pengguna KAL yakni Komandan Lanal Gorontalo Letkol Laut (P) Tonny Sundah, M.Tr. (Hanla) dan Komandan Lanal Morotai Letkol Laut (P) Kariady Bangun, S.E., M.Tr. (Hanla) di Pantai Mutiara Indah, Jakarta Utara, Kamis, (10/1/19).

Dua KAL produksi dalam negeri itu memiliki spesifikasi panjang 28 meter, lebar 6.20 meter dan mampu mengangkut 15 ABK. Kapal ini dilengkapi dengan satu buah senjata mitraliur 20 mm berada di haluan dan dua buah senjata 12,7 mm di buritan. Kapal berbahan pelat aluminium alloy 5083-H116 dan aluminium alloy 6061.

Dalam amanatnya Aslog Kasal menyampaikan, bahwa penyerahan dua unit KAL 28 M dengan nama KAL Limboto dan KAL Wayabula, kepada Lanal Gorontalo dan Lanal Morotai dengan tujuan KAL yang diserahkan tersebut dapat dipergunakan untuk menjaga keamanan wilayah perairan Indonesia, khususnya sebagai sarana patroli terbatas di wilayah kerja Lanal Gorontalo dan Lanal Morotai.

“Pengadaan KAL 28 M tersebut telah melalui mekanisme dan kriteria pembangunan kapal secara komprehensif mulai dari tahap desain hingga pembangunan serta diawasi oleh satgas dan biro klasifikasi rina dari Italia, sehingga diharapkan dapat memenuhi tingkat readiness dan sustainability yang memadai”, kata Aslog Kasal.

Dalam kesmpatan ini Aslog Kasal mengatakan, pengadaan KAL ini merupakan bagian dari Rencana Strategi (Renstra) TNI Angkatan Laut dalam upaya mewujudkan kekuatan pokok minimum TNI Angkatan Laut Tahun 2010 sampai dengan 2024.

“Kami berharap kepada satuan penerima dan bintek terkait agar terus memonitor kondisi teknis KAL Limboto I-8-33 dan KAL Wayabula I-12-14, berkaitan dengan jaminan pemeliharaan yang diberikan oleh PT. Tesco Indo Maritim sebagai perusahaan pembuat, sehingga diharapkan KAL 28 M dapat dioperasikan secara maksimal,”harapnya.

Seusai acara serah terima KAL, Aslog Kasal meresmikan KAL Limboto I-8-33 dan KAL Wayabula I-14-12 resmi masuk jajaran TNI AL sertta sekaligus melantik Kapten Laut (P) Junaidi sebagai komandan KAL Wayabula dan Kapten Laut (P) Timbul Narkoto sebagai komandan KAL Limboto.

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain, Waasops Kasal, Kadismatal, Kadissenlekal, Danlantamal VIII dan Danlantamal XIV, serta pejabat TNI ALterkait.@Wn



http://www.siagaindonesia.com/20105...Xyt79pcx9OF0G6n5znJwj7hK0md1bp5dSNdvayRv4j8fU

2 unit of PC 28 meter Navy patrol ships come into service.
 
Indonesia moves forward with talks for three more Type 209 submarines
Ridzwan Rahmat, Singapore - Jane's Navy International
11 January 2019
p1724462_main.jpg

A model of an Indonesian Type 209/1400 submarine on display at Indo Defence 2018. Source: IHS Markit/Ridzwan Rahmat
Key Points
  • Indonesia is edging closer towards acquiring three more diesel-electric submarines from South Korea
  • The country has been studying several vessel types for the requirement, but considerations of commonality and maintenance costs have led to the current frontrunner
Officials from the Indonesian Ministry of Defence are currently in negotiations with state-owned shipbuilder PT PAL and South Korean company Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) for a follow-on order of three Type 209/1400 diesel-electric submarines.

A series of verifications carried out by Jane's since early January 2019 with multiple industry and government sources has confirmed that the negotiations pertain to workshare arrangements that can be undertaken for each vessel and South Korean defence credit programmes that can be utilised to fund the acquisition.

Should it materialise, the contract, which includes a support and training package across all three submarines, is expected to be worth approximately USD1.2 billion.

Indonesia signed a USD1.1 billion deal for three Type 209/1400 submarines with DSME in December 2011. Two boats under the contract have been delivered, while a third vessel is currently awaiting launch at PT PAL's premises in Surabaya. The first submarine was commissioned in August 2017 as KRI Nagapasa (403).

As indicated in initial points of discussion seen by Jane's , the first boat that will be in the follow-on contract, which will be the fourth vessel in Indonesia's Nagapasa class overall, will be assembled at DSME's facilities in Okpo, South Korea. However, PT PAL will construct two of the boat's six modules in Surabaya, while DSME will build the remaining four in South Korea. Once ready the Indonesian-built modules will be shipped to Okpo for assembly.

Shopping spree came late apparently for major item, or came undetected


Well no one give us a damn when we bought more apache, caracal, chinook, bell 412, su 35, u209, m109, Astros and so on, we are just so damn good to cover it up
 
Well no one give us a damn when we bought more apache, caracal, chinook, bell 412, su 35, u209, m109, Astros and so on, we are just so damn good to cover it up

The good part of when people underestimate you.

Its a good thing that the world is so distracted by Trump, Putin, & China right now.

World::blah:
Indonesia::angel:
 
Juni, PT DI Bakal Kenalkan CN-235 Gunship
Wed, 09 Jan 2019 - 20:45 WIB
ptdi-5c35f7e618942.jpg

Foto: Istimewa
BANDUNG, suaramerdeka.com - PT Dirgantara Indonesia (DI) bakal memperkenalkan varian baru dari produk pesawat sayap tetapnya berupa CN-235 Gunship. Pesawat yang dipasangi persenjataan itu diproyeksikan bisa dikenalkan ke publik pada pertengahan 2019.

Menurut Direktur Produksi PT DI, Arie Wibowo, langkah pengembangan pesawat tersebut juga sekaligus untuk menangkap peluang pasar mengingat BUMN Strategis itu akan mengikuti tender di Thailand.

"Royal Thai Navy meminta yang bisa dipasang semacam peluncur roket, kita ikut tendernya, kita punya pengalaman," tandasnya di sela-sela penandatanganan kontrak pengadaan 17 heli Kemenhan di Bandung, Rabu (9/1).

PT DI mempunyai pengalaman membangun variasi sejenis pada saat ikut membangun CN-235 Meltem milik Turki. Konfigurasinya di antaranya dilengkapi fitur pemasangan rudal atau rocket.

Untuk kepentingan dalam negeri, Arie Wibowo menjelaskan bahwa platform CN-235 Gunship bisa digunakan dalam rangka penegakan hukum di laut seperti yang digencarkan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti.

"Bisa untuk membantu upaya Bu Susi misalnya, dalam upaya penegakan hukum di laut. Menakuti nelayan yang bandel, manuver pesawatnya kan radial, diputari sasarannya ditembaki ke arah airnya," tandasnya.

Dijelaskan, pengembangan CN-235 Gunship tengah mempersiapkan flying test bed. Pesawat yang dijadikan platform itu dijadwalkan sudah rampung sehingga bisa terbang pada Maret mendatang.

Berikutnya, mereka mengintegrasikan FTB tersebut dengan jenis kanon yang akan dipasangkan sekaligus diujicoba proses penembakannya. Ini termasuk mematangkan manuver terbang rendah di atas 500 meter.

"Senjatanya mau dipasang di mana. Nanti kita akan undang AU, AL, dan AD juga. Karena pesawat ini kan bawa senjata ada gun impactnya. Jadi jangan sampai pesawat goyang, tapi stabil ketika tembakan dilepaskan," katanya.

https://www.suaramerdeka.com/news/baca/159033/juni-pt-di-bakal-kenalkan-cn-235-gunship
 
Back
Top Bottom