What's new

Indonesia Defence Forum

Selasa,11 Desember 2018 | 18:08:03 WIB



JAKARTA (RIAUSKY.COM) - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengungkap bahwa telah membeli 6 unit pesawat viking dari Kanada yang difungsikan untuk mengantisipasi kebakaran lahan yang kerap terjadi di wilayah Provinsi Riau dan lainnya.

"Saat ini 6 unit pesawat tersebut dititipkan di Skudron Malang," kata Panglima TNI ditemui di Jakarta, akhir pekan pertama Desember 2018.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, pembelian pesawat tersebut sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak menginginkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Riau dan wilayah lainnya sebagai penyebab bencana kabut asap.

Dia katakan, cukup sudah selama lebih 17 tahun Riau terbelenggu asap yang tentu memberi dampak terhadap perekonomian daerah.



Supirman, Staf Khusus Menko Kemaritiman Lihut Binsar Panjaitan secara terpisah mengatakan dirinya juga telah bertemu dengan Panglima TNI dan mendengar langsung terkait pembelian 6 unit pesawat tersebut.

"Ini adalah bentuk kepedulian pusat, kepedulian Presiden Jokowi, dan kepedulian TNI terhadap Provinsi Riau," kata Supirman yang juga Caleg DPR RI Dapil Riau I dari Partai Golkar ini.(R07/Mcr)

https://riausky.com/mobile/detailbe...ntisipasi-kebakaran-hutan-dan-lahan-riau.html

 
Industry
Indonesia looks to widen KFX/IFX involvement despite economic pressure
Jon Grevatt, Bangkok - Jane's Defence Weekly
11 December 2018
Indonesia is looking to involve wider elements of its national defence industry in its joint programme with South Korea to develop and build the next-generation KFX/IFX fighter aircraft, industry officials in Jakarta have said.

The plan is being developed despite the Indonesian government’s stated intention to renegotiate its involvement in the KFX/IFX programme primarily because of growing economic constraints in the country.

In a recent press conference hosted by state-owned PT Dirgantara Indonesia (PTDI), which is collaborating on the KFX/IFX with Korea Aerospace Industries (KAI), officials said the company is committed to continuing its engagement in the development programme, which, they added, is now “20% complete”.

https://www.janes.com/article/85121...kfx-ifx-involvement-despite-economic-pressure
 
TAIFIB-2 MARINIR
47235898_1999417823428576_1963314450321398317_n.jpg

45302566_2267421989949250_3793034012416595376_n.jpg

45711405_609820169437919_3968039116099187726_n.jpg

46466291_314160629309548_1731464464541124512_n.jpg

46272973_2087548234890241_562149695036793936_n.jpg

45626725_556014468176644_110258751183557227_n.jpg

46220540_2187974718120381_7535302843500341117_n.jpg
 
Indonesia-Japan 2045 Project Need to be Reviewed Periodically: VP
613299_620.jpg

TEMPO.CO
, Jakarta - Vice President Jusuf Kalla said that Indonesia-Japan 2045 Development Project that was aimed at advancing the peoples of the two nations needed to be reviewed periodically.

"Conditions in 2045 will be vary different from those of today. Therefore, I suggest that there should be periodic reviews for adjustment," the vice president said on Saturday.

I strongly agree with periodic review, however there should be a long term framework regarding the bilateral relation which covered common vision & objectives of both countries.

For me, the year 2040 (hopefully I'm still alive by that time) is gonna be the start of a new global uncertainty. There is a unwritten consensus among those of us whose playing / tweaking AI, is that in the year 2040 there is strong possibility the world may see the first General Purpose AI or a fully Sentient AI. And the very fact that there is a machine that could out think / outwit, out live us as the dominant species in this planet will dramatically change every aspect of our daily life in a way we never foreseen before, and that alone is more than enough to scare the heck out of me.

BTW doesn't this post should be in Indonesia Economic Forum instead of Defence..?
 
Perkuat Kemanan Lalu Lintas di Perbatasan, Bakamla Luncurkan 3 Kapal Patroli
Kamis, 13 Desember 2018 | 20:28 WIB
861970929.jpg




BATAM, KOMPAS.com - Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI kembali meluncurkan tiga kapal patroli karya anak bangsa yang dikerjakan PT Citra Shipyard, Tanjung Uncang, Batam, Kamis (13/12/2018).

Menariknya, nama ketiga Kapal Negara (KN) ini diambil dari nama pulau terluar Indonesia, yakni KN Pulau Nipah 8001, KN Pulau Marore 8002, serta KN Pulau Dana 8003.

Kapal Patroli ini berspesifikasi panjang 80 meter, lebar 7,90 meter, tinggi 14,4 meter dengan kecepatan hingga mencapai 22 knot, dan memiliki mesin penggerak 2 unit MAN/18VP185TM.

Plt Deputi Operasi Laut Laksma Bakamla Guntur Wahyudi mengatakan, pembangunan tiga unit kapal patroli Bakamla kelas 80 meter ini tentunya memiliki makna yang sangat strategis bagi industri pertahanan dan keamanan nasional.

Hal ini bertujuan untuk menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia.

Tak hanya itu, hal ini juga membuktikan bahwa putra-putri bangsa Indonesia mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi penyelenggaraan industri pertahanan dan keamanan, yaitu mengembangkan teknologi industri perkapalan yang bermanfaat bagi pertahanan, keamanan, dan kepentingan nasional lainnya.

"Keberhasilan pembangunan kapal ini juga menjadi bukti kemampuan putra-putri Indonesia untuk memberikan kontribusinya dalam penguasaan bidang teknologi perkapalan nasional," kata Guntur, Kamis (13/12/2018).

"Sekaligus salah satu solusi konkret dalam mengurangi ketergantungan dari negara lain terkait dengan pengadaan kapal patroli di masa yang akan datang," kata dia menambahkan.

Ketiga kapal ini, nantinya juga diharapkan mampu meningkatkan kekuatan dan kemampuan Bakamla RI, khususnya bagi kebutuhan unsur operasional dalam mengemban tugasnya melakukan patroli keamanan dan keselamatan.

Selain itu, kehadiran kapal ini juga menjadi bagian penting dalam mendukung terwujudnya negara Indonesia sebagai poros maritim dunia.

"Dengan penambahan tiga kapal ini, saat ini bakamla memiliki 10 kapal patroli," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/20...-perbatasan-bakamla-luncurkan-3-kapal-patroli

Indonesian coast guard launched 3 new locally built OPV 80 meters.
 
Indonesia must be strong: Marsudi
Jumat, 14 Desember 2018 09:49 WIB - 4 Views

Reporter: Antara

CA178863-2BE7-4A4D-B4BD-42371A00D6FF.jpeg

Indonesia must be strong and its economy must grow well, so that it would not be bullied or made fun of, Foreign Minister Retno Marsudi stated in front of students of the Law Faculty of Pancasila University on Thursday. (13/12). (ANTARA News/ Aria Cindyara)

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia must be strong and its economy must grow well, so that it would not be bullied or made fun of, Foreign Minister Retno Marsudi stated in front of students of the Law Faculty of Pancasila University here on Thursday.

"Indonesia must be strong, and its economy must grow well to maintain stability, because if we are weak, we will be bullied and made fun of," she stated in a general lecture.

Marsudi praised the Djuanda Declaration, which is commemorated as Nusantara (archipelago) Day on Dec 13, as a great achievement of the country`s diplomacy that people have now enjoyed as a fundamental concept of the declaration that had been put in the United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982 to recognize the country as an archipelagic state.

She noted that Indonesia has always used the concept of negotiations so far, including dealing with maritime borders, with other countries.

"This is a commemoration of a great achievement," she remarked, referring to the Nusantara Day.

Quoting other diplomatic achievements, Marsudi referred to the country`s involvement in the issue of protection and its contribution to peace efforts.

She added that the world`s trust in Indonesia has been reflected by the country`s appointment as a member of the UN Security Council.

"This is not easy, but thank God, we have been able to win it and carry it out well," she explained.

Border negotiations with Malaysia have also been advanced and marked by achievements in the maritime negotiations, which is yet to be formalized.

Marsuid elaborated that Indonesia has always striven to settle the border issue as it is very important to prevent incidents. Hence, maritime as well as land border negotiations must be continued.

"The challenges are always big, but we believe negotiations may give good results," she added.

Marsudi returned from the UN Summit to ratify Global Migration Agreement in Marrakesh, Morroco, on Dec 10 and 11.

She noted that the issue of migration is very important for Indonesia, because millions of its citizens are working abroad.

Migration has become a choice for people to have better livelihood and also to escape the political or economic instability in their countries, she pointed out.

She noted that the country`s solidarity with migration was evident by the priority it gives to the protection of citizens who need help.

When evacuating Indonesian citizens in Yemen from the port of Aden, there were other countries that had asked Indonesia to help take their citizens in Aden.

"When it comes to human beings, there is no issue of whose citizens need to be helped first," she explained.

On the occasion, Marsudi also referred to Indonesia`s stance to fully support Palestine to gain independence. "This is a mandate of the constitution. We continue to support Palestine," she pointed out.

Reporting by Feru Lantara, Yoseph Hariyadi


Editor: Fardah Assegaf

COPYRIGHT © ANTARA 2018
 
President again meets with the donor of aircraft RI-001 in Aceh
Sabtu, 15 Desember 2018 04:51 WIB - 1 Views

Reporter: antara

20181214_193236.jpg

President Joko Widodo when meeting with Nyak Sandang in the VVIP Room at Sultan Iskandar Muda Airport, Aceh Besar, Friday evening (12/14/2018). (Bayu Prasetyo)

Aceh Besar (ANTARA News) - President Joko Widodo received the first contributor to the Indonesia Dakota RI-001 Seulawah, Nyak Sandang.

In a meeting held on Friday afternoon in the VVIP room of Sultan Iskandar Muda Airport, Aceh Besar, Nyak Sandang was accompanied by his 7th son, Khaidar (45).

Khaidar explained that the purpose of Nyak Sandang`s arrival (91) was to find out about Jokowi`s plan to go to the Holy Land of Mecca.

During his first meeting with President Joko Widodo at the Merdeka Palace in Jakarta in March 2018, Nyak Sandang had asked about the pilgrimage.

But because he was worried and took into consideration the health and age of Nyak Sandang, Jokowi offered to worship the Umrah.

In addition, Nyak Sandang also conveyed a request for the construction of a mosque in his village of Gampung Luht, Jaya District, Aceh Jaya district.

"There are no mosques. There are prayer rooms. But if the mosque has a pole for nine years, it is not built," Khaidar explained.

According to Khaidar, the assistance Nyak Sandang had received was eye treatment.

Nyak Sandang's eyes, who suffered from cataract, had been operated on at Gatot Subroto Army Hospital and is now better. .

Nyak Sandang is the owner of a government debt statement or the purchase of the Seulawah Dakota RI-001 aircraft.

He met President Jokowi at the Jakarta Palace in March 2018 bringing the letter facilitated by a volunteer and a private TV station leaving for the Jakarta Capital City, and on Wednesday (21/3), met President Jokowi at the Merdeka Palace.

At that time, Nyak Sandang requested cataract surgery, built a mosque in Aceh Jaya District, and helped perform the Hajj.

Reporting by Bayu Prasetyo
Editing by Eliswan
Editor: Heru Purwanto

COPYRIGHT © ANTARA 2018

photo6127616574505461772jpg_fKSyn.jpg
 
Marshall Hadi is visiting fort Myer and Airlington National cemetery in us, part of his working schedule visit to US

47687452_2096218523733914_5504152979558629376_n.jpg
47575977_2096218537067246_5331766684652929024_o.jpg
48110935_2096218507067249_8923248591317762048_n.jpg
48216452_2096219830400450_6640966793437380608_n.jpg
48391367_2096219770400456_6661477555788316672_n.jpg
48087323_2096219780400455_5556512504957370368_o.jpg
 

Attachments

  • 48357767_2096219763733790_4319916829741940736_n.jpg
    48357767_2096219763733790_4319916829741940736_n.jpg
    57.7 KB · Views: 39
15 Desember 2018

Upgrade F-16A/B TNI AU dengan Sniper Targeting Pod (image : Lockheed Martin)

JAKARTA - Komandan Angkatan Udara Pasifik Amerika Serikat Jenderal CQ Brown JR menemui Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, di Markas Besar Angkatan Udara (Mabes AU), Cilangkap, Jakarta, Kamis (14/12/2018).

Kedatangan Brown untuk mempererat persahabatan AU Amerika Serikat dan TNI AU, sekaligus membahas peluang kerja sama keamanan dan peningkatan kemampuan pesawat tempur F-16A/B dan F-16C/D TNI AU serta potensi pengadaan pesawat F-16 Viper.

"Selain itu juga membahas kemampuan awak pesawat melalui latihan bersama hingga tingkat pelatihan senjata canggih," kata Yuyu dalam keterangannya, Jumat (14/12/2018)

Hadir dalam acara tersebut, Wakil KSAU Marsdya TNI Wieko Syofyan, Koorsahli KSAU Marsda TNI Umar Sugeng Hariyono, Pangkohanudnas Marsda TNI Imran Baidirus, dan sebagainya.

Sementara Jenderal CQ Brown Jr datang bersama jajaran Komando Anngkatan Udaran Pasifik Amerika Serkat.

(SindoNews)
 
TNI AU Bangun Skadron Baru untuk Koopsau III

16 Desember 2018



TNI AU berencana membangun empat skadron baru di Koopsau III meliputi skuadron angkut di Biak, skadron pesawat tanpa awak di Timika, skadron helikopter di Jayapura dan skadron pesawat tempur di Biak atau Kupang (photo : Bayu Agus Wibowo)

BIAK NUMFOR, TIMEX–Peresmian Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) III oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto Mei lalu bukan sekadar seremoni. Pasca diresmikan, TNI AU menggenjot pengembangan kotama tersebut. Di antaranya dengan membangun skadron baru di wilayah timur Indonesia. Mulai skadron angkut sampai skadron tempur.

Skadron 27 (Angkut) di Lanud Manahua : CN-235

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Yuyu Sutisna menyampaikan bahwa saat ini TNI AU sudah memulai pembangunan Skadron 27 Pangkalan Udara (Lanud) Manuhua. ”Pesawatnya adalah CN 235,” ungkap pria yang akrab dipanggil Yuyu itu. Kehadiran skadron tersebut diharapkan bisa turut meningkatkan mobilitas masyarakat Papua.

Untuk menambah daya angkut, TNI AU juga bakal membangun Skadron 33 di Lanud Sultan Hasanuddin di Makassar. Menurut Yuyu, saat ini instansinya sedang mengerjakan infrastruktur untuk melengkapi skadron tersebut. ”Target saya akan diresmikan Maret atau April (tahun depan),” kata orang nomor satu di matra udara itu.

Tentu saja bukan hanya itu, TNI AU juga sudah punya rencana membangun skadron baru di Jayapura. Sesuai kebutuhan dan tuntutan operasi, skadron yang dibangun di ibu kota Papua itu berupa skadron helikopter. ”Karena kami ketahui di sana fungsi helikopter sangat dibutuhkan. Jadi, akan kami bangun di sana,” jelas Yuyu.



Helikopter EC-725 Cougar TNI AU (photo : Teemu Tuuri)

Skadron Helikopter di Jayapura : EC-725 Cougar

Namun demikian, pembangunan skadron helikopter di Papua tidak bisa secepat pembangunan Skadron 27 dan Skadron 33. Sebab, TNI AU harus kedatangan helikopter baru yang mereka pesan. Yuyu menyampaikan bahwa saat ini instansinya tengah memproses pengadaan sembilan unit helikopter EC 725 Cougar. ”Jadi, yang terbaru,” tegasnya.

Pengadaan helikopter itu tidak bisa cepat lantaran perlu waktu paling sedikit 36 bulan sampai selesai. Artinya, baru tiga tahun ke depan helikopter itu menjadi bagian keluarga besar alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI AU. ”Sehingga terpaksa pembentukan skadron helikopter itu kami tunda dulu,” beber Yuyu.

Namun demikian, perwira tinggi (pati) TNI AU berdarah Sunda tersebut memastikan bahwa pembentukan skadron helikopter di Jayapura segera dilaksanakan setelah pengadaan selesai. ”Nanti mungkin akan dilsakanakan pada 2020 atau 2021. Menyesuaikan dengan kedatangan pesawatnya,” ungkap KSAU.

Skadron Tempur di Biak

Lebih lanjut, Yuyu menuturkan, saat ini instansinya lebih dulu menuntaskan pembangunan markas komando atau mako Koopsau III di Biak. ”Sekarang sedang dilaksanakan pembangunan infrastruktur di sana,” ungkapnya. Dia berharap besar mako dan bangunan-bangunan penunjang lainnya sudah selesai dibangun tahun depan.

Targetnya, pertengahan tahun depan Yuyu sudah bisa meresmikan mako tersebut. Menurut dia, anggaran yang diberikan pemerintan sebanyak Rp 500 miliar sangat memadai untuk membangun mako Koopsau II berikut bangunan penunjang lainnya. ”Jadi, anggaran yang disediakan oleh pemerintah cukup banyak untuk membangun Koopsau III,” ujarnya.

Yuyu mengakui sangat terbatu dengan kebijakan pemerintah. Dukungan anggaran yang diberikan sejauh ini, sambung dia, menunjukan bahwa perhatian pemerintah terhadap pengembangan TNI sangat besar. Khususnya untuk TNI AU. ”Lebih khusus lagi di wilayah timur. Terus dilaksanakan pembangunan,” kata dia.

Keberadaan Koopsau III di Papua memang penting. Bukan sekedar melengkapi kehadiran kotama baru dari TNI AD dan TNI AL di sana, melainkan penting untuk memastikan kedaulatan wilayah udara di bagian timur Indonesia. Sebab, selama ini belum ada kotama TNI AU di wilayah tersebut.

Kepala Staf Koopsau III Marsekal Pertama TNI I Wayan Sulaba menyebutka, ke depan Koopsau III juga bakal punya skadron tempur di Biak. Sehingga tidak terus menerus mengandalkan skadron tempur dari Makassar. ”Mudah-midahan 2024 sudah terpenuhi,” ujarnya. Keberadaan skadron tempur dibutuhkan untuk satuan pemukul dengan pesawat tempurnya.

(Timor Express)
 

Latest posts

Back
Top Bottom