What's new

Indonesia Defence Forum

Bdltech rantis
12393605_224378487894063_1216992141_n.jpg
 
Konstruksi prototipe kendaraan taktis bdltech.
BDLtech merupakan rintisan perusahaan yang bergerak di bidang keteknikan (kelistrikan, elektronika, instrumentasi, mekanik, dan otomasi). BDLtech akan mencakup bidang usaha riset teknologi dengan sasaran lingkup Pendidikan dan HanKam (Pertahanan dan Keamanan). Lokasi di Balikpapan.

View attachment 285411

View attachment 285413
Itu armed uav?
 
Indonesia dan Korsel Sepakat Produksi Jet Tempur Mulai 2025

Jakarta - Kementerian Pertahanan Indonesia dan Kementerian Pertahanan Korea Selatan sepakat melanjutkan pengembangan jet tempur bersama bernama KFX/IFX.

Pengembangan jet tempur generasi 4.5 tersebut akan dimulai kembali dengan tahapan Engineering and Manufacturing Development (EMD).

Untuk pengembangan dan produksi dilakukan antara PT Dirgantara Indonesia (PTDI) (Persero) dan Korea Aerospace Industries (KAI).

Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu menjelaskan, produksi bersama sendiri nantinya baru dimulai tahun 2025.

"Kita mulai produksi tahun 2025," Kata Ryamizard dalam acara Penandatangan Cost Share Agreement (CSA) dan Work Assignment Agreement (WAA) di Kemenhan, Jakarta, Kamis (7/1/2016).

Untuk menuju tahap produksi, PTDI dan KAI akan melakukan proses pengembangan bersama.

Ditargetkan, prototype atau purwarupa IFX/KFX baru diluncurkan tahun 2019. Kedua pihak akan mengembangkan 6 unit prototype KFX/IFX.

Setelah peluncuran purwarupa, kemudian dilanjutkan dengan proses tes hingga produksi bersama di Indonesia dan Korsel.

"Indonesia akan produksi untuk 2 skuadron (48 unit)," Tambahnya.

Untuk versi Indonesia, jet tempur yang diproduksi ialah tipe IFX. Jet tempur ini ialah generasi 4,5.

Dengan generasi ini, IFX memiliki kemampuan mengungguli jet tempur F16 yang merupakan pesawat generasi 4. Generasi 4.5 bisa diklaim sebagai pesawat tempur semi siluman.

"Pesawat ini di atas F16," Ujarnya.

Indonesia dan Korsel Sepakat Produksi Jet Tempur Mulai 2025

Unmanned armed vehicle gkgkgk = robot ya, dr desainnya ko ky robot
Iye kek robot. Gak tau Uav atau cuma Rantis biasa nih, Detailnya donk om @pr1v4t33r
 
Blum ada info, barang konsep, kerjasama sama TNI AD. Sepertinya memang unmanned ground vehicle.
View attachment 285447


Mirip-mirip inilah
tomcar_ugv_application_02.jpg
Sippp dah...

---------------------

Very Good News...

KAI, Indonesia Sign Formal Contract on KF-X Development.

The Korea Aerospace Industries(KAI) signed a formal contract with Indonesia’s Defense Ministry on developing South Korea's indigenous fighter jet, dubbed the “KF-X.”

The KAI said the contract was clinched during a ceremony in Indonesia on Thursday.

The KAI said it also signed with PT Dirgantara Indonesia(PTDI), a state-owned aerospace company, a contract on dividing duties.

Under the contract, Indonesia will cover 20 percent of the development costs, or around one-point-six trillion won. In return, the KAI will hand over to Indonesia one prototype jet and materials on various related technologies.

The KAI plans to hold a meeting within this month on launching development efforts. The meeting will be attended by military and Indonesian officials.

Politics/News/News/KBS World Radio

(LEAD) KAI inks deal to jointly develop next-generation fighter with Indonesia

SEOUL, Jan. 7 (Yonhap) -- South Korea's sole aircraft manufacturer Korea Aerospace Industries Ltd. (KAI) said Thursday that it has signed a formal deal to jointly develop its next-generation fighter plane with Indonesia.

The cost sharing agreement reached in Jakarta between KAI and Indonesia's defense ministry calls for Jakarta to foot 20 percent of the cost in the development of the Korean Fighter Experimental (KF-X) program.

The company also signed a second work assignment contract with its Indonesian counterpart, PT Dirgantara Indonesia (PTDI), outlining the future division of labor.

KAI President Ha Sung-yong (C) signs the work assignment agreement with PTDI head Budi Santoso in Jakarta on Jan. 7, 2016. (Yonhap)

"The contract effectively means all preparation for investment and division of labor related to the plane's development is concluded," the aerospace company said.

Starting in April, Indonesia will pay for 1 percent of the program, with its contribution to rise above 2 percent from 2017 onwards, it said. Overall, the Southeast Asian country will inject some 1.6 trillion won (US$1.33 billion) into the projected 8.7 trillion-won program.

KAI said PTDI will send 100 engineers to South Korea in May so they can take part in the structural design of the new aircraft and play a part in the various stages of development. U.S.-based Lockheed Martin will also take part in the development by providing aviation-related technologies and expertise.

Once the plane is built, Indonesia will get one prototype and various technical data and information.

The KF-X planes referred to as the Indonesian Fighter Experimental by Jakarta will be a twin-engine, 4.5 generation multirole fighter aimed at replacing existing aircraft in the inventory of the two air forces. In South Korea, it will take over the role of the aging fleet of F-4 and F-5 fighters, with the country also eyeing the export market.

Seoul, which ordered 120 planes, said it wants to get the planes in service by 2025 and wants to sell some 600 units to other countries. Under the IF-X program, Indonesia wants to get 50 planes.

"Successful development of the KF-X will expand bilateral ties between South Korea and Indonesia in the areas of national defense and economic cooperation," KAI President Ha Sung-yong said.

Ever since an understanding was reached with Indonesia on systems development on Dec. 28, the company has shifted its resources to move forward with the KF-X program, he said.

yonngong@yna.co.kr

(LEAD) KAI inks deal to jointly develop next-generation fighter with Indonesia
 
Garuda hands over Boing 737-500 to Indonesian air force
Indonesian flag carrier Garuda Indonesia handed over one unit of Boeing 737-500 to the TNI Air Force today, January 7, 2016. The new aircraft will be used to strengthen the performances of the Air Force's activities.

garuda_indonesia_737_500_by_timitzers.jpg


The TNI Air Force purchased the plane to facilitate its fleet in transporting personnel so they can carry out their duties faster and more efficiently. Garuda Indonesia and TNI AU have collaborated for a number of times, including in 2011 for the purchase of two Boeing 737-400 jets and one engine for the CFM56-3C1 aircraft.

Garuda Hands-over Boeing 737-500 to TNI Air Force | National | Tempo.Co :: Indonesian News Portal



tni3.jpg


tni4.jpg
 
Prajurit Grup 1 Parako Kopassus "Eka Wastu Baladika"
12531022_459942700862013_1315700417_n.jpg


12407361_186610858358946_1479334780_n.jpg

@reven

Pada dasarnya seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketika terjadi pelanggaran hukum, walaupun di pedalaman hutan dan pegunungan, Polri tetap berkewajiban untuk melakukan tindakan tegas guna terciptanya kamtibmas. Untuk melaksanakan tugas penegakan hukum, khususnya terhadap pelaku terorisme di Indonesia yang bersembunyi di hutan dan pegunungan Satuan 1 Gegana Korps Brimob Polri mengembangkan pakaian bermotif loreng khusus untuk digunakan sebagai kamuflase dalam kegiatan pengejaran dan penangkapan pelaku kejahatan berintensitas tinggi di medan hutan dan pegunungan. Motif bernama gegana multicam ini sangat baik dalam menyamarkan tampilan pasukan di hutan Indonesia yang berkarakter tropis.

sipri.jpg


KATADATA - Hasil kajian dari Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menempatkan Singapura dan Myanmar sebagai negara dengan alokasi belanja militer terbesar di ASEAN.

Lembaga itu mencatat Singapura mengalokasikan anggaran sebesar US$ 9,8 miliar pada 2014 atau 3,3 persen dari produk domestik bruto (PDB), sebagian besar untuk peningkatan kualitas alat utama sistem persenjataan. Sedangkan, Myanmar menjadi negara yang mengalokasikan anggaran militer terbesar terhadap PDB-nya.
 
TNI AL Teken 154 Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Senilai Rp 1,1 T
Elza Astari Retaduari - detikNews
25c454b9-b1cc-4cf8-99a2-ed2d8810c271_169.jpg
Foto: Elza Astari Retaduari/detikcom

Jakarta - Untuk pertama kali, TNI AL melakukan seratusan kontrak kerja pengadaan barang dan jasa periode 2016. Ini dilakukan dengan sejumlah kementerian dan lembaga beserta mitra atau rekanan kerjanya.

Penandatangan kontrak secara kolektif antara para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja TNI AL dengan para mitra penyedia barang dan jasa dilakukan di Mabes AL, Cilangkap, Jaktim, Kamis (7/1/2015). Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi menyaksikan langsung ratusan penandatanganan kontrak tersebut.

"Kegiatan ini diselenggarakan pertama kalinya oleh TNI AL guna menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi dan percepatan pelaksanaan anggatan pada TA 2016," ujar Ade dalam sambutannya.

Adapun total nilai dari 154 kontrak ini sebesar Rp 1,19 triliun dengan rincian kontrak alutsista senilai Rp 902,9 M, sarana prasarana Rp 167,8 M, dan perlengkapan personel senilai Rp 121,6 M. Ade pun memastikan, sebelum dilakukannya kontrak, TNI AL telah melaksanakan proses lelang sesuai yang diatur dalam Perpres 70 tahun 2012 tentang pengadaan barang dan jasa.

"Dari 154 kontrak baru 20 persen dari kontrak yang akan dilakukan di TNI AL. Harapannya 80 persen sisanya diselenggarakan sesegara mungkin. Kita harap tidak ada kontrak yang mundur ke tahun berikutnya atau lintas tahun, misal karena terlambatnya kontrak," jelas Ade.

Laksamana bintang empat ini mengingatkan kepada para pelaku kerja sama ini untuk dapat menyelesaikan kontrak sesuai yang telah ditentukan. Ade tidak mau ada pengadaan barang atau jasa yang tertunda dengan alasan apapun.

"Diharapkan PPK nanti dengan mitra kerja benar-benar mengimplementasikan kontrak ini, jangan ada alasan lagi. Diharapkan dapat berjalan konsisten di masa yang akan datang," tutur mantan Pangarmatim itu.

"Semoga dapat diselesaikan sebaik-baiknya, tidak ada alasan lagi dalam pengadaan barang, artinya tidak ada lagi penambahan waktu. Kalau lintas tahun nanti daya serap kita bisa terlambat," lanjut Ade.

Meski mayoritas kontrak sudah melalui proses lelang, KSAL tidak menampik ada beberapa pengadaan barang yang melalui proses penunjukan. Namun hal tersebut hanya pada item tertentu, dan sifatnya adalah yang berkaitan dengan doktrin.

"Memang ada barang-barang khusus dengan penunjukan langsung. Ini karena kegiatan kontrak dalam bentuk tahapan atau multi year, sehingga rekanan sudah si A atau B," jelas Ade.

"Untuk penunjukan langsung misalnya meriam, karena ada kebutuhan doktrin. Kalau dibuka ke pasar nanti bingung doktrin kita banyak. Sistem militer itu komunalitis, kalau kita langgar konsekuensinya banyak. kalau 10 meriam masuk, sistem pendidikan masuk, lalu sparepart. Belum lagi pemeliharaan, sehingga ada yang penunjukan langsung, dan itu sesuai dengan mekanisme," paparnya menambahkan.

Adapun rincian 154 kontrak kerja yang dilakukan hari ini adalah:

Koarmatim: 10 kontrak senilai Rp 14,4 M
Koarmabar : 20 kontrak senilai Rp 9,6 M
Kolinlamil: 5 kontrak senilai Rp 8,9 M
Kormar: 5 kontrak senilai Rp 59,2 M
Kobangdikal: 6 kontrak senilai Rp 6 M
AAL: 5 kontrak senilai Rp 4,5 M
Seskoal: 1 kontrak Rp 2,0 M
Dishidros: 4 kontrak senilai Rp 12,6 M
Diskomlekal: 15 kontrak senilai Rp 58,2 M
Puspenerbal: 2 kontrak senilai Rp 6,3 M
Puspomal: 3 kontrak senilai Rp 8 M
Dismatal: 23 kontrak senilai Rp 228 M
Dissenlekal: 19 kontrak senilai Rp 100,6 M
Dislaikmatal: 2 kontrak senilai Rp 7,4 M
Disfaslanal: 11 kontrak senilai Rp 138,5 M
Disadal: 4 kontrak senilai Rp 322,9 M
Disbekal: 10 kontrak senilai Rp 135,3 M
Dislitbangal: 3 kontrak senilai Rp 9,8 M
Disinfolahtal: 6 kontrak senilai Rp 53,9 M

"Jangan sampai kita salah mitra. Tetap kita adakan penelitian terhadap mitra. Nanti akhir tahun kita harapkan ada laporan dari hasil kontrak, karena ini uang rakyat, uang negara harus ada pertanggungjawaban," tutup KSAL.

TNI AL Teken 154 Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Senilai Rp 1,1 T
(elz/Hbb)

item nya ada yang tahu ?
 
Socio-cultural approach can solve Indonesia, Timor Leste border issue
Kamis, 7 Januari 2016 17:47 WIB | 499 Views
20151013330.jpg

Timorese shopping at the Mahuitas Market, Lamaknen, East Nusa Tenggara. (ANTARA/Prasetyo Utomo)

Kupang (ANTARA News) - The head of the Border Agency of East Nusa Tenggara Province, Paul Manehat, said the settlement boundary issue between Indonesia and Timor Leste can be resolved by involving traditional leaders as part of a socio-cultural approach.

"We have completed an internal study, tracing the history of such areas as Oepoli, Amfoang and Kupang. This border issue can actually be solved by adopting a social and cultural approach," Manehat said here.

He added that there were a number of documents that show that Oecussi, an enclave, was exchanged with Neomuti area located in North Timor Tengah district.

"Oecussi was once a Dutch colony, and was then included in the Portuguese ruled area, while Noemuti was a Dutch colony and was then part of the Portuguese colony," he said.

According to Manehat, there was a land swap between the Portuguese and the Dutch governments. "This land swap occurred in 1859," he added.

"There exist some important documents about these areas, and we will encourage a resolution to the border issue between Indonesia and Timor Leste through the socio-cultural approach," he said.
(Uu.KR-LWA/INE/KR-BSR/A014)

Socio-cultural approach can solve Indonesia, Timor Leste border issue - ANTARA News

if they don't want to accept our version of Social-Cultural approach, we can offer them Seroja approach
 
TNI AL Teken 154 Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Senilai Rp 1,1 T
Elza Astari Retaduari - detikNews
25c454b9-b1cc-4cf8-99a2-ed2d8810c271_169.jpg
Foto: Elza Astari Retaduari/detikcom

Jakarta - Untuk pertama kali, TNI AL melakukan seratusan kontrak kerja pengadaan barang dan jasa periode 2016. Ini dilakukan dengan sejumlah kementerian dan lembaga beserta mitra atau rekanan kerjanya.

Penandatangan kontrak secara kolektif antara para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja TNI AL dengan para mitra penyedia barang dan jasa dilakukan di Mabes AL, Cilangkap, Jaktim, Kamis (7/1/2015). Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi menyaksikan langsung ratusan penandatanganan kontrak tersebut.

"Kegiatan ini diselenggarakan pertama kalinya oleh TNI AL guna menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi dan percepatan pelaksanaan anggatan pada TA 2016," ujar Ade dalam sambutannya.

Adapun total nilai dari 154 kontrak ini sebesar Rp 1,19 triliun dengan rincian kontrak alutsista senilai Rp 902,9 M, sarana prasarana Rp 167,8 M, dan perlengkapan personel senilai Rp 121,6 M. Ade pun memastikan, sebelum dilakukannya kontrak, TNI AL telah melaksanakan proses lelang sesuai yang diatur dalam Perpres 70 tahun 2012 tentang pengadaan barang dan jasa.

"Dari 154 kontrak baru 20 persen dari kontrak yang akan dilakukan di TNI AL. Harapannya 80 persen sisanya diselenggarakan sesegara mungkin. Kita harap tidak ada kontrak yang mundur ke tahun berikutnya atau lintas tahun, misal karena terlambatnya kontrak," jelas Ade.

Laksamana bintang empat ini mengingatkan kepada para pelaku kerja sama ini untuk dapat menyelesaikan kontrak sesuai yang telah ditentukan. Ade tidak mau ada pengadaan barang atau jasa yang tertunda dengan alasan apapun.

"Diharapkan PPK nanti dengan mitra kerja benar-benar mengimplementasikan kontrak ini, jangan ada alasan lagi. Diharapkan dapat berjalan konsisten di masa yang akan datang," tutur mantan Pangarmatim itu.

"Semoga dapat diselesaikan sebaik-baiknya, tidak ada alasan lagi dalam pengadaan barang, artinya tidak ada lagi penambahan waktu. Kalau lintas tahun nanti daya serap kita bisa terlambat," lanjut Ade.

Meski mayoritas kontrak sudah melalui proses lelang, KSAL tidak menampik ada beberapa pengadaan barang yang melalui proses penunjukan. Namun hal tersebut hanya pada item tertentu, dan sifatnya adalah yang berkaitan dengan doktrin.

"Memang ada barang-barang khusus dengan penunjukan langsung. Ini karena kegiatan kontrak dalam bentuk tahapan atau multi year, sehingga rekanan sudah si A atau B," jelas Ade.

"Untuk penunjukan langsung misalnya meriam, karena ada kebutuhan doktrin. Kalau dibuka ke pasar nanti bingung doktrin kita banyak. Sistem militer itu komunalitis, kalau kita langgar konsekuensinya banyak. kalau 10 meriam masuk, sistem pendidikan masuk, lalu sparepart. Belum lagi pemeliharaan, sehingga ada yang penunjukan langsung, dan itu sesuai dengan mekanisme," paparnya menambahkan.

Adapun rincian 154 kontrak kerja yang dilakukan hari ini adalah:

Koarmatim: 10 kontrak senilai Rp 14,4 M
Koarmabar : 20 kontrak senilai Rp 9,6 M
Kolinlamil: 5 kontrak senilai Rp 8,9 M
Kormar: 5 kontrak senilai Rp 59,2 M
Kobangdikal: 6 kontrak senilai Rp 6 M
AAL: 5 kontrak senilai Rp 4,5 M
Seskoal: 1 kontrak Rp 2,0 M
Dishidros: 4 kontrak senilai Rp 12,6 M
Diskomlekal: 15 kontrak senilai Rp 58,2 M
Puspenerbal: 2 kontrak senilai Rp 6,3 M
Puspomal: 3 kontrak senilai Rp 8 M
Dismatal: 23 kontrak senilai Rp 228 M
Dissenlekal: 19 kontrak senilai Rp 100,6 M
Dislaikmatal: 2 kontrak senilai Rp 7,4 M
Disfaslanal: 11 kontrak senilai Rp 138,5 M
Disadal: 4 kontrak senilai Rp 322,9 M
Disbekal: 10 kontrak senilai Rp 135,3 M
Dislitbangal: 3 kontrak senilai Rp 9,8 M
Disinfolahtal: 6 kontrak senilai Rp 53,9 M

"Jangan sampai kita salah mitra. Tetap kita adakan penelitian terhadap mitra. Nanti akhir tahun kita harapkan ada laporan dari hasil kontrak, karena ini uang rakyat, uang negara harus ada pertanggungjawaban," tutup KSAL.

TNI AL Teken 154 Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Senilai Rp 1,1 T
(elz/Hbb)

item nya ada yang tahu ?
Cuma 1,1triliun...jumlah yg gak fantastis.

Paling cuma alat pelengkap seperti spares parts, perbaikan, item kecil2 pasus, peluru, dana latihan dll IMHO

Adapun total nilai dari 154 kontrak ini sebesar Rp 1,19
triliun dengan rincian kontrak alutsista senilai Rp 902,9 M,
sarana prasarana Rp 167,8 M, dan perlengkapan personel
senilai Rp 121,6 M. Ade pun memastikan, sebelum
dilakukannya kontrak, TNI AL telah melaksanakan proses
lelang sesuai yang diatur dalam Perpres 70 tahun 2012
tentang pengadaan barang dan jasa.
 
Last edited:
Natuna Islands indisputably belong to Indonesia: Foreign minister
Kamis, 7 Januari 2016 18:10 WIB | 291 Views

Jakarta (ANTARA News) - Foreign Affairs Minister Retno Marsudi emphasized that the Natuna Islands, located on the northwestern tip of Indonesia close to the island of Kalimantan, indisputably belong to Indonesia.

"I want to emphasize that the Natuna Islands belong to Indonesia, and Indonesias sovereignty over the islands is indisputable," Marsudi affirmed here on Thursday.

China claimed ownership of the Natuna Islands, which face the South China Sea, when it announced its horseshoe group of islands in the South China Sea in November 2015.

In the Foreign Affairs Ministers Annual Press Statement, Marsudi explained that the outermost islands of the Natuna archipelago were made the baseline of the Indonesian territory as stipulated in the 1957 Juanda Declaration.

Moreover, in accordance with the United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) 1982, the baseline had been registered in the UN in 2009.

In accordance with these baselines, Marsudi stated that Indonesia had overlapping claims on the continental shelf and the Exclusive Economic Zone (EEZ) with only two countries: Malaysia and Vietnam.

"The claims over the continental shelf have already been settled. At the moment, we are negotiating the resolution of the EEZs delimitation," she revealed.

Besides emphasizing the sovereignty on Natuna Islands, Marsudi remarked that Indonesia will continue to encourage the finalization of the Code of Conduct (CoC) on the South China Sea.

As a non-claimant state, Indonesia will also continue to encourage claimant states to settle disputes amicably.

"In the region closer to home, peace and stability in the South China Sea is very important," Marsudi affirmed.

Among the ten Association South East Asian Nations (ASEAN) member states, Vietnam, Philippines, Malaysia, Brunei, and Singapore are the claimants to the South China Sea.

"Therefore, Indonesia has urged all parties to refrain from any activities that may escalate tensions," Marsudi noted.


Natuna Islands indisputably belong to Indonesia: Foreign minister - ANTARA News

Indonesia invests Rp18 trillion for development of S. Korea fighter aircraft
Kamis, 7 Januari 2016 20:05 WIB | 24 Views
201512031238.jpg

Ryamizard Ryacudu. (ANTARA/Sigid Kurniawan)

Jakarta (ANTARA News) - The Indonesian government is investing Rp18 trillion through a cost sharing agreement (CSA) with South Korea for the development of KF-X/IF-X fighter aircraft.

"We are spending a total of Rp18 trillion," Defense Minister Ryamizard Ryacudu stated here on Thursday.

The Rp18 trillion funds account for 20 percent of the total value of the project where South Korea will finance the remaining 80 percent of the total cost.

The Rp18 trillion investment funds will be used to build three prototypes of the fighter aircraft, noted Ryamizard.

Two prototypes will be built in South Korea and the other in Indonesia.

Besides the three prototypes, two squadrons of the same fighter aircraft will also be built for Indonesia.

The production of two squadrons of KF-X/IF-Xs designed for Indonesia will be financed using different funds. The production is expected to be completed in 2025.

The construction of the prototypes will involve Indonesian scientists and technicians.

"Two will be built there, and the development team for the first prototype will constitute 20 percent Indonesian technicians and scientists. The development team for the second prototype will comprise 50 percent Indonesians, while the third one will be built by a team having 80 percent Indonesians," the defense minister emphasized.

The latest generation KF-X/IF-X fighter aircraft is to be jointly produced by South Korea and Indonesia.

"It is a 4.5 generation aircraft, more advanced than an F-16," noted Ryamizard.

He remarked that all components were developed in South Korea without involving other companies from the United States or France.

"It will be developed and completed in South Korea," he added.
(Uu.A014/INE/KR-BSR)


Indonesia invests Rp18 trillion for development of S. Korea fighter aircraft - ANTARA News
 
20160107658.jpg



Penyerahan Pesawat Boeing 737-500Prajurit berjaga di dekat pesawat Boeing 737 - 500 seusai serah terima pesawat di Pangkalan udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (7/1). Garuda Indonesia menyerahkan satu unit pesawat jenis Boeing 737-500 kepada TNI Angkatan Udara guna memperkuat performa aktivitas TNI AU. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pd/16.


20160107663.jpg



Penyerahan Pesawat Boeing 737-500Prajurit berjaga di dekat pesawat Boeing 737 - 500 seusai serah terima pesawat di Pangkalan udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (7/1). Garuda Indonesia menyerahkan satu unit pesawat jenis Boeing 737-500 kepada TNI Angkatan Udara guna memperkuat performa aktivitas TNI AU. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pd/16.


-------------------
lumayan buat angkut kargo dan penumpang prajurit dengan layanan First class carrier
 

Country Latest Posts

Back
Top Bottom