What's new

Indonesia Defence Forum

Menegangkan! Tes Kapal Selam Buatan RI Bikin Dag-Dig-Dug
Ferry Sandi , CNBC Indonesia
NEWS

15 October 2020 12:26
Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)

Foto: Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)
lg.php


Jakarta, CNBC Indonesia - Ternyata ada kisah menegangkan di balik uji coba kedalaman bawah laut kapal selam buatan Indonesia melalui PT PAL Indonesia. PAL merilis suasana menegangkan saat proses Kapal Selam Alugoro menembus kedalaman 300 meter di bawah permukaan laut.


Dirut PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh menceritakan saat detik-detik menegangkan kejadian pada 4 Maret 2020 itu. Bahkan mereka meminum air laut di kedalaman ratusan meter. Kenapa?

Budiman turut serta dalam proses uji coba Tactical Diving Depth (TDD) bagian dari Sea Acceptance Test (SAT) Kapal Selam Alugoro di perairan utara Bali pada kedalaman 300 meter. Uji coba ini dilakukan setelah lolos tes Nominal Diving Depth (NDD) di kedalaman 250 meter pada Januari 2020. Tahapan pengujian tersebut merupakan pengujian yang berisiko dari sisi desain dan produksi kapal selam.



"NDD dan TDD pengujian yang paling berisiko desain dan produksi, apalagi ini pengujian pertama kali PT PAL dan Indonesia," kata Budiman dikutip dari paparannya di akun YouTube PT PAL, Kamis (15/10).



Ia bilang saat tes saat itu, badan kapal Alugoro mendapatkan tekanan sebesar 25 Bar pada kedalaman 250 meter dan 30 Bar pada kedalaman 300 meter. "Badan kapal selam akan menciut, diameter jadi mengecil," katanya.

Namun, ada hal yang paling menegangkan yaitu saat baju selam yang dimiliki tim yaitu Submarine Escape Immersion Equipment buatan Inggris hanya mampu bertahan di kedalaman 183 meter (600 feet). Artinya baju itu tak berguna bila kejadian terburuk menimpa tim penguji kapal selam dan dirinya di kedalaman 300 meter.

"Jika terjadi kegagalan pada kedalaman lebih dari 183 meter, maka diperlukan suatu wahana penyelamat atau Submarine Rescue Vehicle yang hingga saat ini Indonesia belum memilikinya," katanya.

Sekalipun berisiko namun segala perhitungan teknis dan mitigasi resiko, maka pengujian dilaksanakan dengan aman dan sukses mencapai kedalaman yang dipersyaratkan untuk kapal selam. "Mau nggak mau harus berserah diri kepada Allah setelah melakukan kalkulasi detil dan rinci," kenangnya.

Akhirnya momentum itu pun tiba, kapal selama Alugoro sukses menembus ke kedalaman yang krusial bagi kapal selam. Layar tampilan kedalaman di dalam kabin menunjukkan kedalaman 310,8 meter. Saat itu juga, tim mengambil sampel air laut di kedalaman tersebut, dan langsung bersulang dan meminum air laut bersama-sama sebagai bukti rasa syukur.

"Air asin banget dan dingin," kata Budiman Saleh.

Selain itu, ada aspek lain yang krusial saat pengetesan kapal selam, yaitu saat melakukan buka tutup laras terpedo di kedalaman laut, karena ada risiko hal yang tak diinginkan bisa terjadi.

Namun, ia menegaskan proses kesuksesan tes kapal selam PAL di kedalaman 300 meter berkat kemampuan SDM Indonesia dalam bidang pengelasan. Proses pengelasan kunci penting pembuatan kapal selam, proses las SDM PT PAL dilakukan di Korsel dan di dalam negeri. Hasilnya sangat memuaskan karena dinyatakan "zero defect' oleh lembaga penguji di Jerman.

"Proses pengelasan kapal akan menjadi faktor utama sukses tidaknya NDD dan TDD," katanya.

Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)
Foto: Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)
Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)​
Kapal Selam Alugoro sebelumnya sempat melaksanakan Nominal Diving Depth (NDD) 250 meter pada 20 Januari 2020 lalu. Kegiatan SAT dilaksanakan di perairan utara Pulau Bali yang merupakan area latihan TNI AL serta memiliki kedalaman laut yang memadai. Pada Desember 2020, nanti rencananya akan diserahkan ke Kementerian Pertahanan. Kapal selam Alugoro, satu dari 3 kapal selam yang dipesan Indonesia dari Korsel, dua dibuat di Korsel dan satu kapal selam dibuat di PT PAL Surabaya.

 
Pentagon prepares to welcome once-banned Indonesian minister, despite rights concerns
By Phil Stewart, Idrees Ali


WASHINGTON (Reuters) - President Donald Trump’s administration will welcome Indonesian Defense Minister Prabowo Subianto to the Pentagon on Friday after dropping a defacto ban on his entry into the country imposed over accusations of human rights abuses.


FILE PHOTO: Prabowo Subianto gestures as he arrives to attend the inauguration of Indonesia's President Joko Widodo for the second term, at the House of Representatives building in Jakarta, Indonesia October 20, 2019. REUTERS/Willy Kurniawan/File Photo
Prabowo, a 68-year-old former special forces commander, has long been a controversial figure in Indonesia, accused of involvement with military crimes in places like East Timor that have earned him scorn among human rights advocates.

But since being named as defense minister last year, Prabowo, who denies any wrongdoing, has also become a key figure as the Trump administration attempts to deepen defense ties with Indonesia, the world’s largest Muslim-majority country.

Of particular concern to Washington, Indonesia’s military is also being courted by Russia and China.

A senior U.S. defense official strongly defended the decision to welcome Prabowo to the Pentagon, where he will meet Defense Secretary Mark Esper.

ADVERTISEMENT


“Minister Prabowo is the appointed minister of defense of the now twice duly-elected president of Indonesia, which is the third-largest democracy in the world,” the official said, speaking on condition of anonymity.

“He is our counterpart, of a very important partnership, and it is important that we engage with him and treat him as a partner.”

Prabowo will receive official briefings elsewhere in the Washington D.C.-area on Thursday as Jakarta weighs a fighter jet purchase that has also attracted interest from Moscow.

Amnesty International and other rights advocates condemned the decision by the U.S. State Department to grant him a visa, something it had denied in years past, including when Prabowo’s son graduated from Boston University.


Prabowo told Reuters in 2012 he was refused a U.S. visa due to allegations that he had instigated riots that killed hundreds after the overthrow of Indonesia’s then-president Suharto in 1998.

“The State Department’s recent decision to lift the ban on Prabowo Subianto is an abrupt, complete reversal of longstanding U.S. foreign policy,” said Amnesty International USA’s National Director of Advocacy and Government Relations, Joanne Lin, calling his visit “catastrophic for human rights in Indonesia.”

Senator Patrick Leahy, author of a law that prohibits U.S. military aid to foreign military units that violate human rights with impunity, condemned the Trump administration’s decision and said Prabowo was “ineligible to enter this country.”

“By granting a visa to Indonesian Defense Minister Prabowo, the President and Secretary of State have shown once again that for them ‘law and order’ is an empty slogan that ignores the importance of justice,” Leahy told Reuters.

ADVERTISEMENT


Prabowo enlisted in the military aged 19 and six years later joined Kopassus, the army special forces. He led Team Mawar, or the ‘Rose Team,’ which is accused of kidnapping student activists who were involved in the movement to overthrow Suharto. Thirteen activists from that time remain missing.

Prabowo has consistently denied his involvement in any alleged human rights abuses, including in Jakarta, East Timor and also West Papua.

Still, he has become an influential political player, who has repeatedly sought the presidency and could stand again in the coming years.

The United States is expected to renew warnings to Jakarta against major arms purchases from Moscow, a refrain that comes up often with partners around the world. Purchasing Russian fighter jets could trigger U.S. sanctions under the U.S. Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), experts say.

“We raise CAATSA risk in all of our conversations with the Ministry of Defense,” the U.S. official said.

Indonesia’s defense ministry declined comment on Prabowo’s trip.

On Jakarta’s wish-list is a “roadmap” to procuring the F-35 fighter jet, an Indonesian government official told Reuters, speaking on condition of anonymity, adding officials were not optimistic.

“We don’t expect much to be honest,” the Indonesian official said.




Let's pray for the best shall we?
 
On Jakarta’s wish-list is a “roadmap” to procuring the F-35 fighter jet, an Indonesian government official told Reuters, speaking on condition of anonymity, adding officials were not optimistic.
The road-map is literally the F-16V, I don't know what else MenHan wants at this point.
 
The road-map is literally the F-16V, I don't know what else MenHan wants at this point.
He preferred to buy the F-35 directly. But, as a consequence, Indonesia should have a long term commitment for this fighter, because currently the queue for F-35 orders is quite a lot compared to the F-16.

in HX competition, if Finland choose F-35A, it can increase the number of queues for F-35 orders
 
Modernisasi Alutsista, Armada Kapal Patroli TNI AL Akan Diperkuat Meriam Seahawk LW30M A1
indomiliter | 15/10/2020 | Berita Matra Laut, Berita Update Alutsista, Kanon, Kapal Perang | 7 Comments

FacebookTwitterWhatsAppLineCopy LinkEmail
ms-1.jpg

Guna menjamin tingkat kesiapan tempur, modernisasi alutsista menjadi sesuatu yang tak dapat ditawar, terlebih tantangan dalam operasi penugasan yang kian kompleks dan menuntut sistem persenjataan yang mumpuni untuk armada kapal perang TNI AL. Selai nmengoptimalkan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) pada frigat dan korvet, kelompok kapal patroli juga mendapat revitalisasi sistem persenjataan.
Sebagai realisasi, bertempat di Markas Besar TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur, pada 15 Oktober 2020, telah dilaksanakan penandatanganan kontrak dari pihak TNI AL dan PT. BTI Indo Tekno untuk pengadaan lima unit meriam baru Seahawk MSI-DS LW30M A1 kaliber 30mm, yang nantinya akan dipasang di bagian haluan kapal patroli kelas PC-40.
PT. BTI Indo Tekno adalah Authorized Partner dari MSI Defence (MSI-DS), pabrikan alutista Inggris yang merupakan pemasok Royal Navy sejak tahun 90-an. MSI-DS dipercaya oleh lebih dari 40 angkatan laut di berbagai negara dengan sekitar 300 sistem persenjataan Seahawk aktif terpasang di armada kapal perang di seluruh dunia.

Penandatanganan kontrak antara PT. BTI Indo Tekno dengan TNI AL sekaligus menghantarkan MSI-DS untuk pertama kalinya mendapatkan kontrak di Indonesia secara independen. Sebelumnya di lingkungan TNI AL, MSI-DS adalah bukan nama baru, karena 6 unit sistem senjata di korvet Bung Tomo Class, yaitu meriam penangkis serangan udara (PSU) DS 30B REMSIG adalah produksi MSI-DS yang sudah terintegrasi sebelumnya.
Kepada Indomiliter.com, Peter Tjahjono selaku Direktur PT. BTI Indo Tekno menyebutkan bahwa dalam kontraknya termasuk perkerjaan modifikasi kapal, instalasi, integrasi, uji coba dan serah terima, serta after sales service dan jaminan ketersediaan suku cadang hingga masa pakai berakhir. Ia juga menambahkan bahwa sesuai kesepakatan, meriam akan dikirimkan secara bertahap ke Indonesia. “Tiga unit akan dipasang pada tahun 2021 dan sisanya dua unit akan dipasang pada tahun 2022,” ujarnya.
ms-2.jpg
Seahawk LW30M A1 terpasang pada haluan TTS QUINAM (CG 26) – kapal patroli penjaga pantai Trinidad dan Tobago
Adapun PT. BTI Indo Tekno yang berkantor pusat di Surabaya adalah kontraktor alutsista dengan spesialisasi di bidang MRO, platform kapal angkatan laut, sistem persenjataan, dan sistem navigasi. PT. BTI Indo Tekno juga memegang lebih dari 10 agen pabrikan alutsista terkemuka di dunia dan berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas tempur jajaran kapal perang TNI AL kedepannya.
Sekilas tentang meriam Seahawk LW30M A1, senjata ini dikenal handal dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi dan yang paling ringan di kelasnya. Selain dapat diintegrasikan dengan CMS (Combat Management System) dan mode pengoperasian manual, senjata ini juga dapat dioperasikan secara remote, serta dibekali dengan beragam sensor canggih dalam satu paket, diantaranya kamera bersensifitas tinggi yang dapat menangkap gambar dengan kondisi pencahayaan rendah, thermal imager, dan laser range finder.

Komponen utama pada Seahawk LW30M A1 adalah laras ATK Mk44 Bushmaster II kaliber 30×173 mm. Dilengkapi dengan gyro stabilization, meriam ini dapat mengkompensasi dan menjamin akurasi tembakan di kondisi laut yang bergelombang. Seahawk LW30M A1 sendiri mengusung desain meriam dengan dual feed system yang dilengkapi dengan dua kotak magazine, dimana masing-masing berisi 100 munisi dengan total 240 munisi termasuk 40 terpasang di chute.
ms-3.jpg

Dari sisi performa, meriam Seahawk LW30M A1 punya kecepatan tembak (rapid mode) 200 proyektil per menit dengan jarak tembak efektif maksimum mencapai 4,5 kilometer. Selain menjadi senjata utama pada kelas kapal patroli, pihak MSI-DS menyebut meriam ini ideal sebagai senjata lapis kedua di kelas kapal frigat dan korvet. (Indomiliter)

 
Modernisasi Alutsista, Armada Kapal Patroli TNI AL Akan Diperkuat Meriam Seahawk LW30M A1
indomiliter | 15/10/2020 | Berita Matra Laut, Berita Update Alutsista, Kanon, Kapal Perang | 7 Comments

FacebookTwitterWhatsAppLineCopy LinkEmail
ms-1.jpg

Guna menjamin tingkat kesiapan tempur, modernisasi alutsista menjadi sesuatu yang tak dapat ditawar, terlebih tantangan dalam operasi penugasan yang kian kompleks dan menuntut sistem persenjataan yang mumpuni untuk armada kapal perang TNI AL. Selai nmengoptimalkan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) pada frigat dan korvet, kelompok kapal patroli juga mendapat revitalisasi sistem persenjataan.
Sebagai realisasi, bertempat di Markas Besar TNI AL Cilangkap, Jakarta Timur, pada 15 Oktober 2020, telah dilaksanakan penandatanganan kontrak dari pihak TNI AL dan PT. BTI Indo Tekno untuk pengadaan lima unit meriam baru Seahawk MSI-DS LW30M A1 kaliber 30mm, yang nantinya akan dipasang di bagian haluan kapal patroli kelas PC-40.
PT. BTI Indo Tekno adalah Authorized Partner dari MSI Defence (MSI-DS), pabrikan alutista Inggris yang merupakan pemasok Royal Navy sejak tahun 90-an. MSI-DS dipercaya oleh lebih dari 40 angkatan laut di berbagai negara dengan sekitar 300 sistem persenjataan Seahawk aktif terpasang di armada kapal perang di seluruh dunia.

Penandatanganan kontrak antara PT. BTI Indo Tekno dengan TNI AL sekaligus menghantarkan MSI-DS untuk pertama kalinya mendapatkan kontrak di Indonesia secara independen. Sebelumnya di lingkungan TNI AL, MSI-DS adalah bukan nama baru, karena 6 unit sistem senjata di korvet Bung Tomo Class, yaitu meriam penangkis serangan udara (PSU) DS 30B REMSIG adalah produksi MSI-DS yang sudah terintegrasi sebelumnya.
Kepada Indomiliter.com, Peter Tjahjono selaku Direktur PT. BTI Indo Tekno menyebutkan bahwa dalam kontraknya termasuk perkerjaan modifikasi kapal, instalasi, integrasi, uji coba dan serah terima, serta after sales service dan jaminan ketersediaan suku cadang hingga masa pakai berakhir. Ia juga menambahkan bahwa sesuai kesepakatan, meriam akan dikirimkan secara bertahap ke Indonesia. “Tiga unit akan dipasang pada tahun 2021 dan sisanya dua unit akan dipasang pada tahun 2022,” ujarnya.
ms-2.jpg
Seahawk LW30M A1 terpasang pada haluan TTS QUINAM (CG 26) – kapal patroli penjaga pantai Trinidad dan Tobago
Adapun PT. BTI Indo Tekno yang berkantor pusat di Surabaya adalah kontraktor alutsista dengan spesialisasi di bidang MRO, platform kapal angkatan laut, sistem persenjataan, dan sistem navigasi. PT. BTI Indo Tekno juga memegang lebih dari 10 agen pabrikan alutsista terkemuka di dunia dan berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas tempur jajaran kapal perang TNI AL kedepannya.
Sekilas tentang meriam Seahawk LW30M A1, senjata ini dikenal handal dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi dan yang paling ringan di kelasnya. Selain dapat diintegrasikan dengan CMS (Combat Management System) dan mode pengoperasian manual, senjata ini juga dapat dioperasikan secara remote, serta dibekali dengan beragam sensor canggih dalam satu paket, diantaranya kamera bersensifitas tinggi yang dapat menangkap gambar dengan kondisi pencahayaan rendah, thermal imager, dan laser range finder.

Komponen utama pada Seahawk LW30M A1 adalah laras ATK Mk44 Bushmaster II kaliber 30×173 mm. Dilengkapi dengan gyro stabilization, meriam ini dapat mengkompensasi dan menjamin akurasi tembakan di kondisi laut yang bergelombang. Seahawk LW30M A1 sendiri mengusung desain meriam dengan dual feed system yang dilengkapi dengan dua kotak magazine, dimana masing-masing berisi 100 munisi dengan total 240 munisi termasuk 40 terpasang di chute.
ms-3.jpg

Dari sisi performa, meriam Seahawk LW30M A1 punya kecepatan tembak (rapid mode) 200 proyektil per menit dengan jarak tembak efektif maksimum mencapai 4,5 kilometer. Selain menjadi senjata utama pada kelas kapal patroli, pihak MSI-DS menyebut meriam ini ideal sebagai senjata lapis kedua di kelas kapal frigat dan korvet. (Indomiliter)


Jeez we can't even have commonality for naval cannon
 
Menegangkan! Tes Kapal Selam Buatan RI Bikin Dag-Dig-Dug
Ferry Sandi , CNBC Indonesia
NEWS

15 October 2020 12:26
Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)

Foto: Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)
lg.php


Jakarta, CNBC Indonesia - Ternyata ada kisah menegangkan di balik uji coba kedalaman bawah laut kapal selam buatan Indonesia melalui PT PAL Indonesia. PAL merilis suasana menegangkan saat proses Kapal Selam Alugoro menembus kedalaman 300 meter di bawah permukaan laut.


Dirut PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh menceritakan saat detik-detik menegangkan kejadian pada 4 Maret 2020 itu. Bahkan mereka meminum air laut di kedalaman ratusan meter. Kenapa?

Budiman turut serta dalam proses uji coba Tactical Diving Depth (TDD) bagian dari Sea Acceptance Test (SAT) Kapal Selam Alugoro di perairan utara Bali pada kedalaman 300 meter. Uji coba ini dilakukan setelah lolos tes Nominal Diving Depth (NDD) di kedalaman 250 meter pada Januari 2020. Tahapan pengujian tersebut merupakan pengujian yang berisiko dari sisi desain dan produksi kapal selam.





"NDD dan TDD pengujian yang paling berisiko desain dan produksi, apalagi ini pengujian pertama kali PT PAL dan Indonesia," kata Budiman dikutip dari paparannya di akun YouTube PT PAL, Kamis (15/10).



Ia bilang saat tes saat itu, badan kapal Alugoro mendapatkan tekanan sebesar 25 Bar pada kedalaman 250 meter dan 30 Bar pada kedalaman 300 meter. "Badan kapal selam akan menciut, diameter jadi mengecil," katanya.

Namun, ada hal yang paling menegangkan yaitu saat baju selam yang dimiliki tim yaitu Submarine Escape Immersion Equipment buatan Inggris hanya mampu bertahan di kedalaman 183 meter (600 feet). Artinya baju itu tak berguna bila kejadian terburuk menimpa tim penguji kapal selam dan dirinya di kedalaman 300 meter.

"Jika terjadi kegagalan pada kedalaman lebih dari 183 meter, maka diperlukan suatu wahana penyelamat atau Submarine Rescue Vehicle yang hingga saat ini Indonesia belum memilikinya," katanya.

Sekalipun berisiko namun segala perhitungan teknis dan mitigasi resiko, maka pengujian dilaksanakan dengan aman dan sukses mencapai kedalaman yang dipersyaratkan untuk kapal selam. "Mau nggak mau harus berserah diri kepada Allah setelah melakukan kalkulasi detil dan rinci," kenangnya.

Akhirnya momentum itu pun tiba, kapal selama Alugoro sukses menembus ke kedalaman yang krusial bagi kapal selam. Layar tampilan kedalaman di dalam kabin menunjukkan kedalaman 310,8 meter. Saat itu juga, tim mengambil sampel air laut di kedalaman tersebut, dan langsung bersulang dan meminum air laut bersama-sama sebagai bukti rasa syukur.

"Air asin banget dan dingin," kata Budiman Saleh.

Selain itu, ada aspek lain yang krusial saat pengetesan kapal selam, yaitu saat melakukan buka tutup laras terpedo di kedalaman laut, karena ada risiko hal yang tak diinginkan bisa terjadi.

Namun, ia menegaskan proses kesuksesan tes kapal selam PAL di kedalaman 300 meter berkat kemampuan SDM Indonesia dalam bidang pengelasan. Proses pengelasan kunci penting pembuatan kapal selam, proses las SDM PT PAL dilakukan di Korsel dan di dalam negeri. Hasilnya sangat memuaskan karena dinyatakan "zero defect' oleh lembaga penguji di Jerman.

"Proses pengelasan kapal akan menjadi faktor utama sukses tidaknya NDD dan TDD," katanya.

Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)
Foto: Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)
Kapal Selam buatan RI. (Dok: PT PAL)​

Kapal Selam Alugoro sebelumnya sempat melaksanakan Nominal Diving Depth (NDD) 250 meter pada 20 Januari 2020 lalu. Kegiatan SAT dilaksanakan di perairan utara Pulau Bali yang merupakan area latihan TNI AL serta memiliki kedalaman laut yang memadai. Pada Desember 2020, nanti rencananya akan diserahkan ke Kementerian Pertahanan. Kapal selam Alugoro, satu dari 3 kapal selam yang dipesan Indonesia dari Korsel, dua dibuat di Korsel dan satu kapal selam dibuat di PT PAL Surabaya.


Rumors say that Indonesia may not choose to build more Nagapasa-class even though the country already signed a contract for additional ships with Korea. It would be interesting which submarine that Indonesia chooses to purchase...probably something significantly bigger.
He preferred to buy the F-35 directly. But, as a consequence, Indonesia should have a long term commitment for this fighter, because currently the queue for F-35 orders is quite a lot compared to the F-16.

in HX competition, if Finland choose F-35A, it can increase the number of queues for F-35 orders

I have never understood the needs for Indonesia to go for F-35A. Effective combat radius of F-35A is significantly shorter than F-16V with external fuel tanks as F-35A sacrificed a lot in aerodynamics and other departments to increase stealthiness of the fighter jet. As a country of the 2nd longest coastline, I have always assumed the top priority of Indonesian Airforce is the long combat radius with anti-ship missiles.
 
Last edited:
Rumors say that Indonesia may not choose to build more Nagapasa-class even though the country already signed a contract for additional ships with Korea. It would be interesting which submarine that Indonesia chooses to purchase...probably something significantly bigger.


I have never understood the needs for Indonesia to go for F-35A. Effective combat radius of F-35A is significantly shorter than F-16V with external fuel tanks as F-35A sacrificed a lot in aerodynamics and other departments to increase stealthiness of the fighter jet. As a country of the 2nd longest coastline, I have always assumed the top priority of Indonesian Airforce is the long combat radius with anti-ship missiles.

Basically it's for a deterrent efect . That's why while asking for a token of F 35 the main goal is another F 16 . whatever series that is . What are we looking for today is number . Either 2 sq of F 16V or lump sum of boneyard relic we could modify later on we go for a broke in this visit . And the assorted support of A&EW to complement the upcoming squadron.... Hell , some also say the navy itching for the poisedon to keep their fleet a float somehow in the SCS . V 22 and chinook was for army flyboys ...
 
Rumors say that Indonesia may not choose to build more Nagapasa-class even though the country already signed a contract for additional ships with Korea. It would be interesting which submarine that Indonesia chooses to purchase...probably something significantly bigger.


I have never understood the needs for Indonesia to go for F-35A. Effective combat radius of F-35A is significantly shorter than F-16V with external fuel tanks as F-35A sacrificed a lot in aerodynamics and other departments to increase stealthiness of the fighter jet. As a country of the 2nd longest coastline, I have always assumed the top priority of Indonesian Airforce is the long combat radius with anti-ship missiles.
J20, force multiplier, kesetaraan dengan tetangga, up to date technology, a right time to demand more from The Uncle, modal 2024.
 
Rumors say that Indonesia may not choose to build more Nagapasa-class even though the country already signed a contract for additional ships with Korea. It would be interesting which submarine that Indonesia chooses to purchase...probably something significantly bigger.
Probably submarine from Germany/ France/ Turkey/ South Korea.
It is still possible for more Nagapasa class.

Bigger or not is still unknown, but what we know is that the navy want submarine with capability to launch missile, its unknown though what kind of missile (Ashm / Land attack CM), U209 with sub harpoon also fit their requirements, maybe scorpene with exocet, maybe other submarine.
I have never understood the needs for Indonesia to go for F-35A. Effective combat radius of F-35A is significantly shorter than F-16V with external fuel tanks as F-35A sacrificed a lot in aerodynamics and other departments to increase stealthiness of the fighter jet. As a country of the 2nd longest coastline, I have always assumed the top priority of Indonesian Airforce is the long combat radius with anti-ship missiles
F35 + LRASM to deal with enemy ships especially ships with advance AAW or Carrier battle group with multi layered air defence.
No need for large number of F35, though is it totally worth it to induct new kind of jet fighter that's only in a small number? same with the planned purchase of EF from Austria)
 
Last edited:
Menhan Prabowo Subianto akan kunjungi Austria bahas pesawat Eurofighter Typhoon
Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto direncanakan bakal melakukan kunjungan ke Vienna, Austria pada 20 Oktober 2020.

Rencana kunjungan tersebut disampaikan dalam Surat Menteri Pertahanan tertanggal 8 Oktober 2020.

Surat itu merupakan surat balasan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner mengenai wacana pembelian pesawat Eurofighter Typhoon bekas.

Prabowo dalam surat itu menjelaskan mengenai negaranya yang tengah melakukan pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) untuk menjaga wilayah dan rakyat Indonesia sehingga Kementerian Pertahanan mengajukan penawaran untuk membeli pesawat Militer Austria itu.

Prabowo dalam surat itu juga mengajukan permintaan untuk bertemu dengan Klaudia Tanner pada 20 Oktober 2020 untuk membahas wacana pembelian pesawat itu.

"Saya yakin kerja sama pertahanan kita akan terus tumbuh dan berkembang," tutup surat itu.

READ MORE
 
Menhan Prabowo Subianto akan kunjungi Austria bahas pesawat Eurofighter Typhoon
Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto direncanakan bakal melakukan kunjungan ke Vienna, Austria pada 20 Oktober 2020.

Rencana kunjungan tersebut disampaikan dalam Surat Menteri Pertahanan tertanggal 8 Oktober 2020.

Surat itu merupakan surat balasan Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner mengenai wacana pembelian pesawat Eurofighter Typhoon bekas.

Prabowo dalam surat itu menjelaskan mengenai negaranya yang tengah melakukan pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) untuk menjaga wilayah dan rakyat Indonesia sehingga Kementerian Pertahanan mengajukan penawaran untuk membeli pesawat Militer Austria itu.

Prabowo dalam surat itu juga mengajukan permintaan untuk bertemu dengan Klaudia Tanner pada 20 Oktober 2020 untuk membahas wacana pembelian pesawat itu.

"Saya yakin kerja sama pertahanan kita akan terus tumbuh dan berkembang," tutup surat itu.

READ MORE
Will he fly directly from US?
 
Back
Top Bottom