What's new

Indonesia Defence Forum

I get it,So there's gonna be pengadaan merad&lorad SAM for kohanudnas ya? @Cromwell

What is mean memurnikan hak produksi? We have share for a400 production? It is alm habibie design??

Karhutla dri dlu sepaket gtu nah ibukota bru tau gw



Iya si KSA pke pertahanan udara crotale yang lama si PAC gagal kalo ga salah gara2 penempatan radarnya ga bener

Di formil kaskus ad tritnya sih gatau dsini ad yg bahas pac ksa atau ga
No, Airbus say if we purchase their A400 we can produce Cn-235&NC212 locally tanpa ketergantungan/ijin dari Airbus,read this one

Saat ini PTDI masih harus berbagi tugas mengerjakan badan CN-235 yang sudah diproduksi hingga 283 unit, dengan perusahaan manufaktur, Construcciones Aeronauticas SA (CASA) yang kini dikelola Airbus. Sebagian hak pemasaran NC212, meski kini hanya dibuat di Indonesia, juga masih dipegang produsen pesawat asal Eropa tersebut.

Lisensi penuh bisa didapat jika pemerintah merealisasi rencana pembelian dua pesawat kargo Airbus A400. Manajemen PTDI, tutur Ridlo, masih menunggu waktu barter itu diwujudkan.

Another nasams eh,1 in Jakarta and 1 more in penajam,lorad sam will be placed in the center of indonesia or in natuna/kalimantan i think
 
Read this slide in detail then you'll find something peculiar.
View attachment 581846
Interesting slide. Specially that sukro thing, well I just hope they will somehow get it soon. We need more airframe, thats the fact. The rest is up to to AU :D

AFAIK,we pushed A400 contract to "memurnikan" hak produksi pesawat rancangan alm. Pak Habibie
No its not about that. Geezzz the information I had was couple years old so I cant recall clearly. But as long as I remember (I stand corrected) the deal was about being part of A-400 production/assembly line. As we all know our knowledge in CN235 must be expanded to another level of heavier airlift plane. Part of the deal including tot on how to create/study bigger airlift. Again I might be wrong, in short its related to future "Pengembangan" of CN235 as well.
 
Interesting slide. Specially that sukro thing, well I just hope they will somehow get it soon. We need more airframe, thats the fact. The rest is up to to AU :D


No its not about that. Geezzz the information I had was couple years old so I cant recall clearly. But as long as I remember (I stand corrected) the deal was about being part of A-400 production/assembly line. As we all know our knowledge in CN235 must be expanded to another level of heavier airlift plane. Part of the deal including tot on how to create/study bigger airlift. Again I might be wrong, in short its related to future "Pengembangan" of CN235 as well.

This an old news regarding "memurnikan rancang bangun Habibie"

PTDI Bakal Murnikan Hak Produksi Pesawat Rancangan BJ Habibie
Reporter:
Yohanes Paskalis
Editor:
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 13 September 2019 07:16 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (persero) atau PTDI berambisi memurnikan hak produksi, desain, dan pemasaran dua pesawat rancangan Presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie, yaitu CN-235 dan NC-212. Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia, Muhammad Ridlo Akbar, mengatakan kedua produk tersebut masih dikembangkan bersama oleh PTDI dengan Airbus Defence And Space (Airbus DS).

"Sehingga masih terikat work sharing," ucapnya kepada Tempo, Kamis 12 September 2019.

Saat ini PTDI masih harus berbagi tugas mengerjakan badan CN-235 yang sudah diproduksi hingga 283 unit, dengan perusahaan manufaktur, Construcciones Aeronauticas SA (CASA) yang kini dikelola Airbus. Sebagian hak pemasaran NC-212, meski kini hanya dibuat di Indonesia, juga masih dipegang produsen pesawat asal Eropa tersebut.

Lisensi penuh bisa didapat jika pemerintah merealisasi rencana pembelian dua pesawat kargo Airbus A-400. Manajemen PTDI, tutur Ridlo, masih menunggu waktu barter itu diwujudkan.

“Jika itu jadi, kita akan dapat Autonomus untuk NC-212 dan CN-235." Maksudnya adalah komitmen penyerahan hak penuh kepada PTDI, tanpa ketergantungan lagi pada Airbus.

Pembelian A-400 didengungkan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Gatot Trihargo, pada April lalu, sebagai bagian dari rencana penyatuan atau holding BUMN aviasi. Kemarin, upaya Tempo menghubungi Gatot untuk menanyakan kelanjutan tersebut belum berbuah hasil.

Baik CN-235 maupun NC-212 dicetuskan Habibie kala mengembangkan entitas kedirgantaraan sejak Agustus 1976. Bernama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio, perusahaan itu menjadi cikal bakal PTDI. Habibie yang mangkat Rabu malam lalu, di usia 83 tahun, pun sempat mengembangkan armada turbotrop berkapasitas 50 penumpang, N-250. Namun, pengembangannya terhambat krisis moneter pada 1998 - 1999.

Direktur Utama PT Dirgantara, Elfien Goentoro, pun memastikan standarisasi perawatan kedua produk di Indonesia. Kedua produk, menurut dia, tengah laris manis. "Bulan ini kita menyerahkan CN-235 ke Nepal, dan bulan depan ada dua NC-212 ke Thailand," tuturnya.

Dia menuturkan produk teranyar perusahaan, yakni N-219 dan N-245, juga didesain dengan konsep kegunaan yang diusung Habibie, yaitu penerbangan jarak dekat. Menurut Ketua Bidang Penerbangan Tidak Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Berriklinsky Prawiraatmadja, produk termutakhir PTDI itu akan diincar beberapa sektor penerbangan pendek, seperti carter dan layanan kargo jarak dekat.

Sertifikasi N-245 akan dikebut setelah N-219 mengantongi izin tipe N-219 dari Kementerian Perhubungan. "Sertifikasi N-219 harus selesai tahun ini," kata Elfien.

Kepala Sub Direktorat Sertifikasi Penerbangan Kementerian Perhubungan, Johannis Tangke, mengatakan dua purwarupa N-219 sudah melakoni separuh dari total syarat uji terbang yang ditetapkan, sekitar 300-350 jam. "Diupayakan tuntas sebelum 2020 meski
sempat ada perpanjangan," katanya, kemarin.

Source : https://bisnis.tempo.co/read/1247202/ptdi-bakal-murnikan-hak-produksi-pesawat-rancangan-bj-habibie
 
This an old news regarding "memurnikan rancang bangun Habibie"

PTDI Bakal Murnikan Hak Produksi Pesawat Rancangan BJ Habibie
Reporter:
Yohanes Paskalis
Editor:
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 13 September 2019 07:16 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (persero) atau PTDI berambisi memurnikan hak produksi, desain, dan pemasaran dua pesawat rancangan Presiden ketiga Indonesia, BJ Habibie, yaitu CN-235 dan NC-212. Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia, Muhammad Ridlo Akbar, mengatakan kedua produk tersebut masih dikembangkan bersama oleh PTDI dengan Airbus Defence And Space (Airbus DS).

"Sehingga masih terikat work sharing," ucapnya kepada Tempo, Kamis 12 September 2019.

Saat ini PTDI masih harus berbagi tugas mengerjakan badan CN-235 yang sudah diproduksi hingga 283 unit, dengan perusahaan manufaktur, Construcciones Aeronauticas SA (CASA) yang kini dikelola Airbus. Sebagian hak pemasaran NC-212, meski kini hanya dibuat di Indonesia, juga masih dipegang produsen pesawat asal Eropa tersebut.

Lisensi penuh bisa didapat jika pemerintah merealisasi rencana pembelian dua pesawat kargo Airbus A-400. Manajemen PTDI, tutur Ridlo, masih menunggu waktu barter itu diwujudkan.

“Jika itu jadi, kita akan dapat Autonomus untuk NC-212 dan CN-235." Maksudnya adalah komitmen penyerahan hak penuh kepada PTDI, tanpa ketergantungan lagi pada Airbus.

Pembelian A-400 didengungkan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Survei dan Konsultasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Gatot Trihargo, pada April lalu, sebagai bagian dari rencana penyatuan atau holding BUMN aviasi. Kemarin, upaya Tempo menghubungi Gatot untuk menanyakan kelanjutan tersebut belum berbuah hasil.

Baik CN-235 maupun NC-212 dicetuskan Habibie kala mengembangkan entitas kedirgantaraan sejak Agustus 1976. Bernama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio, perusahaan itu menjadi cikal bakal PTDI. Habibie yang mangkat Rabu malam lalu, di usia 83 tahun, pun sempat mengembangkan armada turbotrop berkapasitas 50 penumpang, N-250. Namun, pengembangannya terhambat krisis moneter pada 1998 - 1999.

Direktur Utama PT Dirgantara, Elfien Goentoro, pun memastikan standarisasi perawatan kedua produk di Indonesia. Kedua produk, menurut dia, tengah laris manis. "Bulan ini kita menyerahkan CN-235 ke Nepal, dan bulan depan ada dua NC-212 ke Thailand," tuturnya.

Dia menuturkan produk teranyar perusahaan, yakni N-219 dan N-245, juga didesain dengan konsep kegunaan yang diusung Habibie, yaitu penerbangan jarak dekat. Menurut Ketua Bidang Penerbangan Tidak Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA), Denon Berriklinsky Prawiraatmadja, produk termutakhir PTDI itu akan diincar beberapa sektor penerbangan pendek, seperti carter dan layanan kargo jarak dekat.

Sertifikasi N-245 akan dikebut setelah N-219 mengantongi izin tipe N-219 dari Kementerian Perhubungan. "Sertifikasi N-219 harus selesai tahun ini," kata Elfien.

Kepala Sub Direktorat Sertifikasi Penerbangan Kementerian Perhubungan, Johannis Tangke, mengatakan dua purwarupa N-219 sudah melakoni separuh dari total syarat uji terbang yang ditetapkan, sekitar 300-350 jam. "Diupayakan tuntas sebelum 2020 meski
sempat ada perpanjangan," katanya, kemarin.

Source : https://bisnis.tempo.co/read/1247202/ptdi-bakal-murnikan-hak-produksi-pesawat-rancangan-bj-habibie
IMHO its a bad deal for us if we ONLY take this deal as a single deal. NC212 would be replaced by N219, CN235 would be replace by N245. Whats the benefit if we are going to replace them all? The downside of PT.DI is currently they are lacking of financial strength thus have less leverage (depending on Cougar/CN235/212 which are airbus product as well), pretty much like PT.Pal 5 years++ ago where their anak usaha dragging the induk usaha into not so good financial report. The plan to create Aviation holding company where PT.DI would take lead is a good idea to diversify and focus on things that they are good at. Again I said if its the ONLY deal they going to have with A400. Im sure our bright minds at PT.DI realize it and while they might not be able to say what other deals they are going to have I hope they really have strategic plan. If its the only deal we are going to have I might as well pour that money into R&D of N-245 and produce it as our own design :D

What happen after KFX-IFX project? What project will Pt DI do next?
Question is how much money they going to have after KFX/IFX man, another "Penyertaan modal negara"? Are they going to be able to stand on their own financially? The N219 cooperation with private sector is a good start, I really hope it will create decent cash flow for them :D
 
What happen after KFX-IFX project? What project will Pt DI do next?

LFX?

jet_Lapan.jpeg

https://www.lapan.go.id/index.php/s...g-Jet-Tempur-Siluman-Mirip-F22-Buatan-AS/1464
 
I seriously don't think that 2 Su-35 will be here within this year ( mechanism of payment is unclear ) and Bung Tomo Class is set to receive Mid Life Updates among them FCS to replace already installed Seawolf; MBDA MICA is the most likely also forget any dream about LFX, just forget it.
Screenshot_2019-10-01-15-15-05-1.png
 

Attachments

  • Screenshot_2019-10-01-15-15-05-1.png
    Screenshot_2019-10-01-15-15-05-1.png
    477.9 KB · Views: 30
I seriously don't think that 2 Su-35 will be here within this year ( mechanism of payment is unclear ) and Bung Tomo Class is set to receive Mid Life Updates among them FCS to replace already installed Seawolf; MBDA MICA is the most likely also forget any dream about LFX, just forget it.
View attachment 581883
What's that airforce 0 munition? Is that air to air missile?

I seriously don't think that 2 Su-35 will be here within this year ( mechanism of payment is unclear ) and Bung Tomo Class is set to receive Mid Life Updates among them FCS to replace already installed Seawolf; MBDA MICA is the most likely also forget any dream about LFX, just forget it.
View attachment 581883
Also all of navy corvettes armada will use mica later?

(discontinued project) BPPT ekranoplan mockup callsign "belibis"

1365208750449714441.jpg
 
I seriously don't think that 2 Su-35 will be here within this year ( mechanism of payment is unclear ) and Bung Tomo Class is set to receive Mid Life Updates among them FCS to replace already installed Seawolf; MBDA MICA is the most likely also forget any dream about LFX, just forget it.
if they somehow ramped up the configuration for the replacement of Bung tomo VLS with Sea Ceptor , i'll be very pleased , and they really need to look at Thales NS series radar for the mid life upgrade requirements .

What meriam 155 tni ad will procure? Ceasar or paladin
Most likely going to be Caesar
 
Ok so the ceasar
But why paladin "ga terlalu sering kelihatan and they didint became spotlight?
 
Back
Top Bottom