What's new

Indonesia Defence Forum

Tawaran ACMAT VLRA Untuk TNI
Posted on 30/08/2017 by Iwan Hermawan
acmat-1.jpg



Di dunia maya, berkembang anggapan bahawa Tentara Nasional Indonesia adalah kolektor berbagai macam alutsista yang fungsinya tak jauh beda. Hal ini juga terjadi pada alat angkutan TNI yaitu truk. Selain memiliki berbagai jenis, kebanyakan truk TNI merupakan varian sipil yang dimiliterisasi. Pengecualian tentu ada pada beberapa truk seperti Unimog dan beberapa jenis lainnya. Sudah saatnya TNI juga menyeragamkan truk serbaguna untuk angkutan militer dengan spesifikasi militer pula.

Untuk itulah PT.SSE menawarkan Truk VLRA lansiran ACMAT Prancis. Sebagai truk militer VLRA so pasti dibekali kemampuan off road yang tangguh. Selain itu, desain yang modular juga membuat VLRA bisa diubah menjadi berbagai macam fungsi. Mulai fungsi angkut pasukan, logistik, hingga varian pasukan khusus.

Screenshot_2017-08-30-17-34-02_com.google.android.apps_.docs_1504090243630.jpg


Dengan mesin 180hp, VLRA dijamin tak akan kedodoran disaat harus melibas rintangan. Selain itu, VLRA juga didesain mudah diangkut dengan pesawat sekelas Hercules. Di lingkungan TNI, VLRA sebenarnya sudah digunakan Korps Marinir dengan jumlah yang tidak terlalu banyak.

PT.SSE sendiri, melalui Dislitbang TNI AD sudah menguji VLRA pada tahun 2015 lalu. Hasilnya, VLRA lulus dengan baik dan mendapat sertifikat TNI AD. Jika jadi dipilih oleh TNI, maka PT.SSE sendiri mampu membangun dan merakit truk VLRA. Bahkan kapasitas produksi yang ditawarkan PT.SSE sendiri mencapai 100 unit/tahun. Selama ini PT.SSE dikenal dengan produksi ranpur murni buatan dalam negeri seperti P2, P3 dan P6. Ranpur-ranpur ini saat ini tengah naik daun lantaran banyak dipesan oleh satuan pasukan khusus di lingkungan TNI.






http://arcinc.id/?p=1692

Hmm 100 production capacity a year is kinda small, to say last time TNI AD ordered around thousand lorry a year. Except this truk will be only to be used for elite units like Kostrad and Marines corps
 
. .
TNI AL Pilih Jerman Sebagai Pemasok Kapal Penyapu Ranjau Terbaru
indomiliter | 30/08/2017 | Berita Matra Laut, Berita Update Alutsista, Dari Ruang Tempur, Kapal Perang,Ranjau | 13 Comments
FacebookTwitterWhatsAppLineCopy LinkEmail

800px-Minenjagdboot_Gr%C3%B6mitz.jpg


Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi pada Februari 2015 pernah mengungkapkan rencana pengadaan dua unit kapal penyapu ranjau jenis baru untuk memperkuat Satuan Kapal Ranjau (Satran), rencana pengadaan ini tentu wajar adanya, mengingat sudah tiga dekade Satran tak mendapatkan modernisasi alutsista. Sampai saat ini kapal penyapu ranjau andalan Satran adalah dua unit Tripartite Class hasil pengadaan tahun 1988.

Baca juga: Berencana Beli 2 Unit Penyapu Ranjau Baru, TNI AL Siap Pensiunkan Tripartite Class

Tripartite Class yang tediri dari KRI Pulau Rengat 711 dan KRI Pulau Rupat 712 adalah buatan galangan GNM (Van der Gessen de Noord Marinebouw BV) di Albasserdam, Belanda, pada masanya tergolong kapal penyapu ranjau yang canggih dan sudah dilengkapi ROV (Remotely Operated Vehicles) untuk mengendus ranjau dibawah permukaan laut. Namun, kini teknologi di Tripartite Class sudah ketinggalam jaman, bahkan bisa disebut kapal penyapu ranjau ini tak lagi mampu beroperasi optimal.

Bergeser ke Agustus 2016, pemerintah akhirnya telah memberi lampu hijau untuk pengadaan kapal buru/sapu ranjau (mine countermeasures vessels) terbaru untuk Satran TNI AL, dana yang dianggarakan mencapai US$215 juta, atau sekitar Rp2,8 triliun. Pengadaan kapal buru ranjau sejatinya sudah masuk dalam paket belanja di MEF (Minimum Essential Force) II di periode tahun 2014 – 2019. Namun sampai saat itu, belum juga diketahui jenis dan tipe kapal penyapu ranjau yang akan dipilih TNI AL.

711-712-e1470679886457.jpg


Baca juga: US$215 Juta, Anggaran Pengadaan Kapal Pemburu Ranjau Terbaru TNI AL

Dan baru pada 29 Agustus 2017, mulai terungkap titik terang pengadaan kapal penyapu ranjau terbaru untuk TNI AL. Perwira menengah dari Mabes TNI AL mengatakan kepada Indomiliter.combahwa tahun ini akan dilakukan penandatanganan kontrak pengadaan kapal penyapu ranjau terbaru yang dibeli dari Jerman. Namun lebih jauh belum bisa disebutkan perusahaan pemasok kapal tersebut, dan tentunya belum bisa diketahui tipe penyapu ranjau yang dimaksud. “Pemilihan kapal penyapu ranjau dari Jerman telah melewati beragam seleksi atas kebutuhan TNI AL, dan sebelumnya sudah beberapa manufaktur (galangan) yang mengajukan proposal,” ujar sumberIndomiliter.com.

Baca juga: Huon Class, Sekilas Mirip Tripartite Class TNI AL, Inilah Kapal Penyapu Ranjau Andalan Australia

Lurssen
Meski kepastiannya nanti masih menunggu kabar resmi dari TNI AL, namun sebenarnya tak sulit untuk menerka siapa pemasok kapal penyapu ranjau untuk TNI AL. Bila mengacu ke “Jerman” sebagai kata kunci, maka galangan pembuat kapal buru/sapu ranjau di Jerman akan merujuk ke satu nama, yakni Lurssen Defence yang bermarkas di kota Bremen.

slider_MJ-332-2.jpg

M1062 Sulzbach-Rosenberg, salah satu Frankenthal Class milik AL Jerman.
ship_128.jpg

M1092 Hameln, salah satu Ensdorf Class.
Dan bila mengintip ke situs resminya, luerssen-defence.com, setidaknya ada empat tipe kapal penyapu ranjau yang sudah dirilis, yaitu Ensdorf Class (Type HL352), Bangrachan Class (Type M38), Alanya Class (Type MHV54-014) dan Frankenthal Class (Type MJ332). Diantara keempatnya, yang digunakan AL Jerman adalah Ensdorf Class dan Frankenthal Class, sementara Bangrachan Class dioperasikan AL Thailand, dan Alanya Class untuk AL Turki.

Baca juga: Saab Koster Class: Kandidat Kapal Pemburu Ranjau Terbaru Untuk TNI AL

Diantara keempat tipe kapal penyapu ranjau lansiran Lurssen, Frankenthal Class adalah yang paling banyak diproduksi, AL Jerman mengoperasikan 10 unit Frankenthal Class, sementara ada dua unit Frankenthal Class yang juga dioperasikan AL Uni Emirat Arab.

Minenjagddrohne_Pinguin.jpg

Pinguin B3 mine hunting ROV pada Frankenthal Class.
Mungkinkah Frankenthal Class yang dipilih TNI AL? Sambil menunggu kabar pastinya, seandainya memang Lurssen yang dipilih untuk memasok alutsista kapal penyapu ranjau, maka rasanya ini adalah pilihan yang tepat, mengingat Lurssen punya rekam jejak yang positif di Indonesia. Bila Anda masih ingat bagaimana PT PAL mampu membangun kapal perang kombatan, maka nama Lurssen tak bisa dikesampingkan, kemampuan PT PAL memproduksi FPB-57 dalam beragam varian tak lepas dari Transfer of Technology (ToT) yang diberikan perusahaan asal Negeri Bavaria ini.(Haryo Adjie)

Baca juga: FPB-57 Nav V TNI AL – Varian Kapal Cepat dengan Bekal Senjata dan Sensor Maksimal

Spesifikasi Frankenthal Class
– Displacement: 650 ton
– Length: 54,4 meter
– Beam: 9,2 meter
– Draft: 2,6 meter
– Propulsion: 2 × MTU 16V 538 TB91 diesel-engines, 2040 kW each/ 2 × electric motors for slow and silent maneuvering/ 2 × Renk PLS 25 E gearboxes/ 2 × controllable pitch propellers
– Speed: 18 knots (33 km/h)
– Complement: 41
– Sensors and processing systems: 1 × hull mounted DSQS-11A mine hunting sonar DRBN 32 navigation radar
– Electronic warfare & decoys:2 × TKWA/MASS (Multi Ammunition Softkill System) decoy launchers/ 2 × Barricade chaff and flare launcher
– Armament: 1 × Bofors 40 mm/L70 dual purpose gun/ 2 FIM-92 Stinger MANPADS surface-to-air missile/ 2 × Pinguin B3 mine hunting ROV Mine laying capabilities

http://www.indomiliter.com/tni-al-p...asok-kapal-penyapu-ranjau-terbaru/#more-14529
 
.
Submarines give us the largest chance to fight back when our surface fleet are outclassed and outnumbered by significantly larger foes.......they run silent, they dive deep and they strike hard......the enemy will find it more pleasant to destroy a large surface force than to seek submarines hiding deep underwater......it causes huge psychological problems to the enemy also (a single submarine attack on ARA general belgrano (cruiser) seal the fate of the argentinian navy for the rest of the war).....one more thing during the falklands conflict the argentianan submarine (ARA SAN LUIS

kriegsmarine has different experience bro, they cut all anything afloat at atlantic, they play on small pown atlantik with many channel like us not big as pasific which sub will need port to supply, and dificullt with hunting, many botle neck at atlantik like brit channel or greenland pass, like us with malaka or any channel in java lombok and maluku, its good place for submarine to hunt their prey, archipelago its a heaven for sub, with swallow waters distrub the sonar, and channel is a botle neck easy to choke

, If im not mistaken)actually manage to perform an attack on the british fleet (HMS Brilliant and HMS Yarmouth )but failed to sink the targets because of technical problems with the gyro systems.......

I don't think this is an ideal naval doctrine for TNI-AL. The emphasis seems to make submarine as the "capital ships". It means that the surface fleet is actually expendable with limited air defense. As a result, our surface fleet will be decimated and thousands will be killed. We will become a guerrilla navy, we lose the initiative, and suffer massive casualties. Is this acceptable?
 
.
I don't think this is an ideal naval doctrine for TNI-AL. The emphasis seems to make submarine as the "capital ships". It means that the surface fleet is actually expendable with limited air defense. As a result, our surface fleet will be decimated and thousands will be killed. We will become a guerrilla navy, we lose the initiative, and suffer massive casualties. Is this acceptable?
Well... Touchè..
 
. .
remember archer or soryuu?.... :p actually.. what are we playing here. sometimes things work sometimes it doesn't...
as madoka write once

let stick to that one first while studying/researching/improving using design of others..
yes a26 doesn't exist yet.. but that doesn't mean ptpal shouldn't take that chance to work together with saab... if they think this cooperation will create a better result, then why not take it.

I'm not anti cooperation with SAAB or other sub design. But this is not about PAL. PAL is not the user of subs. PAL is not the one paying for subs. It's TNI-AL paying and operating. I think TNI-AL will never buy and use non-existent, unproven subs.

If PAL wants to cooperate with SAAB, Lurssen, DSME or any ship/sub builders, go ahead. But who is going to pay for the TOT? PAL? PAL doesn't have money. PAL gets Chang Bogo TOT because TNI-AL is willing to buy Chang Bogo because it is a proven design and used by SoKor navy. Nah, sekarang apakah AL mau keluarin duit buat beli A26 yang belum exist, belum terbukti, dan menanggung semua konsekuensinya sebagai launch customer KS, hanya supaya PAL bisa dapet TOT?
 
.
I'm not anti cooperation with SAAB or other sub design. But this is not about PAL. PAL is not the user of subs. PAL is not the one paying for subs. It's TNI-AL paying and operating. I think TNI-AL will never buy and use non-existent, unproven subs.
i didn't argue that TNIAL should buy a26. my argument is that PAL should stick with nagapasa class first, the subs that TNIAL is using at the moment, and cooperate with others for research, development and so on, basically to come out with a sub design of its own.. if PAL feel that cooperating with SAAB will gives out a good result then why not?

correcnt me if i'm wrong, what SAAB offer is the design right?? they're not offering pal to buy a26 subs right? but just the design...

i hope TNIAL don't have the same view as yours otherwise PAL will never have it's own sub design and built it's own sub and will forever be the "garment tailor" of other shipbuilders.
 
.
I'm not anti cooperation with SAAB or other sub design. But this is not about PAL. PAL is not the user of subs. PAL is not the one paying for subs. It's TNI-AL paying and operating. I think TNI-AL will never buy and use non-existent, unproven subs.

While SAAB might be offering A26 to Indonesia, just like the other submarine producers, it's their willingness to share their expertise on designing and developing sub that might interest us. We need their expertise to help develop our own 32 meter mini submarine. Let's stop at that first.

If PAL wants to cooperate with SAAB, Lurssen, DSME or any ship/sub builders, go ahead. But who is going to pay for the TOT? PAL? PAL doesn't have money. PAL gets Chang Bogo TOT because TNI-AL is willing to buy Chang Bogo because it is a proven design and used by SoKor navy. Nah, sekarang apakah AL mau keluarin duit buat beli A26 yang belum exist, belum terbukti, dan menanggung semua konsekuensinya sebagai launch customer KS, hanya supaya PAL bisa dapet TOT?

It's part of RnD project with BPPT and other gov research institution to strengthen strategic defense industry, so any expenses would be covered by Gov.
 
Last edited:
.
ARISGATOR have arrived :welcome:

2017-09-02-13-21-13.jpg


2017-09-02-13-22-30.jpg


Horee.. Arisgator TNI AD Mendarat
Posted on 02/09/2017 by Iwan Hermawan

Satu lagi, alutsista baru memperkuat jajaran TNI AD. Sabtu (02/09) siang, tank angkut pasukan amfibi Arisgator mendarat di tanah air. Kata ‘mendarat’ disini memang seperti kenyataannya. Pasalnya Tank modifikasi M-113 ini diangkut bukan melalui jalur laut, melainkan melalui kargo udara Singapore Airlines. Total ada 5 unit Arisgator yang tiba hari ini.

Sekedar mengingatkan, Arisgator adalah modifikasi ang ditawarkan oleh sebuah perusahaan Italia bernama ARIS ( Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali ) Spa. dalam konsep Arisgator. Ide dasarnya adalah modifikasi dan pembenahan pada M113 pada sektor daya apung dan propulsi sehingga M113 dapat bersalin rupa menjadi kendaraan pendarat amfibi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kit modifikasi yang disiapkan, yaitu moncong tambahan pada M113 berbentuk haluan kapal (atau malah moncong buaya) yang berisi gabus dan karet khusus yang ringan dan dapat meningkatkan daya apung, plus panel pembelah ombak yang dapat dibentangkan saat mengarung air.

Panel tambahan serupa yang ditempelkan di bagian belakang kendaraan yang sekaligus menjadi rumah bagi sistem waterjet . Kotak penambah daya apung serupa dapat dipergoki di sisi kiri-kanan Arisgator. Pada bagian atas, exhaust atau knalpot dipanjangkan dengan menggunakan snorkel pada sisi kanan atap. Grille untuk lubang masuk udara mesin juga diberi penutup yang lebih tinggi dari kendaraan agar tidak kemasukan air pada saat mengarungi permukaan sungai dan laut.

Untuk sistem propulsi di dalam air, dua buah propeller hidrostatik dipasang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang besar, yang mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 5 knot di permukaan air. Sistem propeller ini dapat digerakkan secara independen untuk membuat Arisgator berbelok saat bermanuver di permukaan air.

Kemampuan amfibi yang prima tersebut membuat Arisgator dapat digunakan untuk melakukan operasi pendaratan amfibi, dilepaskan dari kapal LPD untuk kemudian berenang, mencapai permukaan, dan bertempur. Modifikasi Arisgator sendiri tidak mempengaruhi kemampuan manuvernya di darat jika dibandingkan dengan M113.

Untuk urusan persenjataan juga sama, Arisgator hanya menyediakan sistem kubah dan dudukan dengan dinding penahan cipratan ombak, plus dudukan untuk senapan mesin M2HB atau pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0. Palka di sisi atas kendaraan juga masih dipertahankan untuk akses alternatif keluar masuk pasukan.
Secara keseluruhan, M113 yang bersalin rupa menjadi Arisgator boleh dibilang mirip dengan kendaraan pendarat amfibi LVTP-7, namun berukuran lebih mini. Sosoknya jelas bertambah panjang dibandingkan M113 yang berbentuk bak kotak sabun, dan kemampuan amfibinya jadi cocok untuk operasi pendaratan amfibi ataupun operasi di alur sungai dan muara. Di Italia, Arisgator diberi nama resmi VAL dan digunakan oleh Batalion San Marco dari Resimen Pendarat AL Italia.

source : Arcinc.id
 
. .
ARISGATOR have arrived :welcome:

2017-09-02-13-21-13.jpg


2017-09-02-13-22-30.jpg


Horee.. Arisgator TNI AD Mendarat
Posted on 02/09/2017 by Iwan Hermawan

Satu lagi, alutsista baru memperkuat jajaran TNI AD. Sabtu (02/09) siang, tank angkut pasukan amfibi Arisgator mendarat di tanah air. Kata ‘mendarat’ disini memang seperti kenyataannya. Pasalnya Tank modifikasi M-113 ini diangkut bukan melalui jalur laut, melainkan melalui kargo udara Singapore Airlines. Total ada 5 unit Arisgator yang tiba hari ini.

Sekedar mengingatkan, Arisgator adalah modifikasi ang ditawarkan oleh sebuah perusahaan Italia bernama ARIS ( Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali ) Spa. dalam konsep Arisgator. Ide dasarnya adalah modifikasi dan pembenahan pada M113 pada sektor daya apung dan propulsi sehingga M113 dapat bersalin rupa menjadi kendaraan pendarat amfibi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kit modifikasi yang disiapkan, yaitu moncong tambahan pada M113 berbentuk haluan kapal (atau malah moncong buaya) yang berisi gabus dan karet khusus yang ringan dan dapat meningkatkan daya apung, plus panel pembelah ombak yang dapat dibentangkan saat mengarung air.

Panel tambahan serupa yang ditempelkan di bagian belakang kendaraan yang sekaligus menjadi rumah bagi sistem waterjet . Kotak penambah daya apung serupa dapat dipergoki di sisi kiri-kanan Arisgator. Pada bagian atas, exhaust atau knalpot dipanjangkan dengan menggunakan snorkel pada sisi kanan atap. Grille untuk lubang masuk udara mesin juga diberi penutup yang lebih tinggi dari kendaraan agar tidak kemasukan air pada saat mengarungi permukaan sungai dan laut.

Untuk sistem propulsi di dalam air, dua buah propeller hidrostatik dipasang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang besar, yang mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 5 knot di permukaan air. Sistem propeller ini dapat digerakkan secara independen untuk membuat Arisgator berbelok saat bermanuver di permukaan air.

Kemampuan amfibi yang prima tersebut membuat Arisgator dapat digunakan untuk melakukan operasi pendaratan amfibi, dilepaskan dari kapal LPD untuk kemudian berenang, mencapai permukaan, dan bertempur. Modifikasi Arisgator sendiri tidak mempengaruhi kemampuan manuvernya di darat jika dibandingkan dengan M113.

Untuk urusan persenjataan juga sama, Arisgator hanya menyediakan sistem kubah dan dudukan dengan dinding penahan cipratan ombak, plus dudukan untuk senapan mesin M2HB atau pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0. Palka di sisi atas kendaraan juga masih dipertahankan untuk akses alternatif keluar masuk pasukan.
Secara keseluruhan, M113 yang bersalin rupa menjadi Arisgator boleh dibilang mirip dengan kendaraan pendarat amfibi LVTP-7, namun berukuran lebih mini. Sosoknya jelas bertambah panjang dibandingkan M113 yang berbentuk bak kotak sabun, dan kemampuan amfibinya jadi cocok untuk operasi pendaratan amfibi ataupun operasi di alur sungai dan muara. Di Italia, Arisgator diberi nama resmi VAL dan digunakan oleh Batalion San Marco dari Resimen Pendarat AL Italia.

source : Arcinc.id
:yahoo::yahoo::yahoo:

 
.
ARISGATOR have arrived :welcome:

2017-09-02-13-21-13.jpg


2017-09-02-13-22-30.jpg


Horee.. Arisgator TNI AD Mendarat
Posted on 02/09/2017 by Iwan Hermawan

Satu lagi, alutsista baru memperkuat jajaran TNI AD. Sabtu (02/09) siang, tank angkut pasukan amfibi Arisgator mendarat di tanah air. Kata ‘mendarat’ disini memang seperti kenyataannya. Pasalnya Tank modifikasi M-113 ini diangkut bukan melalui jalur laut, melainkan melalui kargo udara Singapore Airlines. Total ada 5 unit Arisgator yang tiba hari ini.

Sekedar mengingatkan, Arisgator adalah modifikasi ang ditawarkan oleh sebuah perusahaan Italia bernama ARIS ( Applicazioni Rielaborazioni Impianti Speciali ) Spa. dalam konsep Arisgator. Ide dasarnya adalah modifikasi dan pembenahan pada M113 pada sektor daya apung dan propulsi sehingga M113 dapat bersalin rupa menjadi kendaraan pendarat amfibi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ada sejumlah kit modifikasi yang disiapkan, yaitu moncong tambahan pada M113 berbentuk haluan kapal (atau malah moncong buaya) yang berisi gabus dan karet khusus yang ringan dan dapat meningkatkan daya apung, plus panel pembelah ombak yang dapat dibentangkan saat mengarung air.

Panel tambahan serupa yang ditempelkan di bagian belakang kendaraan yang sekaligus menjadi rumah bagi sistem waterjet . Kotak penambah daya apung serupa dapat dipergoki di sisi kiri-kanan Arisgator. Pada bagian atas, exhaust atau knalpot dipanjangkan dengan menggunakan snorkel pada sisi kanan atap. Grille untuk lubang masuk udara mesin juga diberi penutup yang lebih tinggi dari kendaraan agar tidak kemasukan air pada saat mengarungi permukaan sungai dan laut.

Untuk sistem propulsi di dalam air, dua buah propeller hidrostatik dipasang di bagian belakang bawah dengan ukuran yang besar, yang mampu mendorong kendaraan dengan kecepatan 5 knot di permukaan air. Sistem propeller ini dapat digerakkan secara independen untuk membuat Arisgator berbelok saat bermanuver di permukaan air.

Kemampuan amfibi yang prima tersebut membuat Arisgator dapat digunakan untuk melakukan operasi pendaratan amfibi, dilepaskan dari kapal LPD untuk kemudian berenang, mencapai permukaan, dan bertempur. Modifikasi Arisgator sendiri tidak mempengaruhi kemampuan manuvernya di darat jika dibandingkan dengan M113.

Untuk urusan persenjataan juga sama, Arisgator hanya menyediakan sistem kubah dan dudukan dengan dinding penahan cipratan ombak, plus dudukan untuk senapan mesin M2HB atau pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0. Palka di sisi atas kendaraan juga masih dipertahankan untuk akses alternatif keluar masuk pasukan.
Secara keseluruhan, M113 yang bersalin rupa menjadi Arisgator boleh dibilang mirip dengan kendaraan pendarat amfibi LVTP-7, namun berukuran lebih mini. Sosoknya jelas bertambah panjang dibandingkan M113 yang berbentuk bak kotak sabun, dan kemampuan amfibinya jadi cocok untuk operasi pendaratan amfibi ataupun operasi di alur sungai dan muara. Di Italia, Arisgator diberi nama resmi VAL dan digunakan oleh Batalion San Marco dari Resimen Pendarat AL Italia.

source : Arcinc.id

Pake Boeing 747 400F ya?
 
. . .
Back
Top Bottom