What's new

Indonesia Defence Forum

I didn't talk solely about Gripen, since I'm more interested with the "Data Link Integration" or whatever, that comes along with Gripen and Erieye..

Indeed, one of the difference between KFX & IFX is the data link, where we will develop our own to allow communications with the Russian-made Sukhoi Su-27/30 Flankers heavy jet fighters. So, there's possibilitiy that we will cooperate with any third party including SAAB in this development. But we rather conduct this cooperation on specific components that will support and strengthen the whole IFX program, not undermine it.
 
Well I hope that these C705 missile don't make any failure again if there will be another test or even exercise that include the PKR and it's C705 Missile, i mean that we surely need this missile for its Technology until we can develope our own missile that come from the ToT for buying this missile from China, and inshallah our own missile will be more deadlier and capable to destory enemy warship.
I do hope in the progress of our own missile. Can anyone inform the latest progress if it?

I do hope in the progress of our own missile. Can anyone inform the latest progress if it?
I am very glad to see the present progress of the missile that we are built, espesially about the range and the seeker advantage of the R450 above.
 
why most get closer with SAAB, when you've got Kongsberg lurking around.............. :ngacir:
 
20160915antarafoto-pendaratan-marinir-150916-sen-1.jpg


Presiden Joko Widodo (kedua kanan), Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (ketiga kanan), KSAL Laksamana TNI Ade Supandi (kanan), melihat pendaratan pasukan saat Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (15/9/2016). Presiden Jokowi menyaksikan pendaratan pasukan marinir dan penembakan artileri di Pantai Banongan yang melibatkan sekitar 7.558 prajurit dan berbagai macam alutsista atau material tempur. (ANTARA FOTO/Seno)

20160915antarafoto-pendaratan-marinir-150916-sen-2.jpg



Pendaratan Pasukan MarinirSejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL menggunakan kendaraan tempur tank amfibi melakukan pendaratan saat Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (15/9/2016). Presiden Jokowi menyaksikan pendaratan pasukan marinir dan penembakan artileri di Pantai Banongan yang melibatkan sekitar 7.558 prajurit dan berbagai macam alutsista atau material tempur. (ANTARA FOTO/Seno)

20160915antarafoto-presiden-tinjau-operasi-amfibi-tni-al-150916-mrh-1.jpg



Presiden Tinjau Operasi Amfibi TNI ALPresiden selaku Panglima TNI Tertinggi Joko Widodo (tengah) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) dan KSAL Laksamana TNI Ade Supandi menyaksikan Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 dari Menara Pantau Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (15/9/2016). Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 melibatkan sekitar 7.558 prajurit TNI AL, 40 unsur KRI dari berbagai jenis, sembilan pesawat udara dan helikopter, 69 kendaraan tempur (ranpur) dan 78 kendaraan taktis (rantis) Korps Marinir TNI AL. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)



20160915antarafoto-presiden-tinjau-operasi-amfibi-tni-al-150916-mrh-2.jpg



Presiden Tinjau Operasi Amfibi TNI ALPresiden selaku Panglima TNI Tertinggi Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (ketiga kanan), KSAL Laksamana TNI Ade Supandi (keempat kanan) dan Mensesneg Pratikno (ketiga kiri) naik tank amfibi LVT-7 saat menyaksikan Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (15/9/2016). Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 melibatkan sekitar 7.558 prajurit TNI AL, 40 unsur KRI dari berbagai jenis, sembilan pesawat udara dan helikopter, 69 kendaraan tempur (ranpur) dan 78 kendaraan taktis (rantis) Korps Marinir TNI AL. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

20160915antarafoto-presiden-tinjau-operasi-amfibi-tni-al-150916-mrh-3.jpg



Presiden Tinjau Operasi Amfibi TNI ALPresiden selaku Panglima TNI Tertinggi Joko Widodo (kanan) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (ketiga kanan), KSAL Laksamana TNI Ade Supandi (keempat kanan) dan Mensesneg Pratikno (ketiga kiri) naik tank amfibi LVT-7 saat menyaksikan Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di Pantai Banongan, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, Kamis (15/9/2016). Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 melibatkan sekitar 7.558 prajurit TNI AL, 40 unsur KRI dari berbagai jenis, sembilan pesawat udara dan helikopter, 69 kendaraan tempur (ranpur) dan 78 kendaraan taktis (rantis) Korps Marinir TNI AL. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)


20160915antarafoto-latihan-armada-jaya-xxxiv-140916-mrh-2.jpg



Latihan Armada Jaya XXXIV/2016Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan), KSAL Laksamana TNI Ade Supandi (kiri) ketika berlangsungnya Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di geladak isyarat KRI Banjarmasin-592 ketika berlayar di Perairan Laut Jawa, Rabu (14/9/2016). Dalam kesempatan tersebut Joko Widodo yang juga sebagai Panglima TNI tertinggi menyaksikan penembakan berbagai persenjataan ketika pelaksanaan Latihan Armada Jaya XXXIV/2016. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
 
20160915antarafoto-latihan-armada-jaya-xxxiv-140916-mrh-1.jpg



Latihan Armada Jaya XXXIV/2016Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kedua kanan), KSAL Laksamana TNI Ade Supandi (kanan) dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kedua kiri) tiba di geladak heli KRI Banjarmasin-592 di yang berlayar di Perairan Laut Jawa menggunakan Heli Bell HU-420 milik Skuadron Udara 400 Wing Udara 2, Rabu (14/9/2016). Dalam kesempatan tersebut Joko Widodo yang juga sebagai Panglima TNI tertinggi menyaksikan penembakan berbagai persenjataan ketika pelaksanaan Latihan Armada Jaya XXXIV/2016. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

20160915antarafoto-latihan-armada-jaya-xxxiv-140916-mrh-4.jpg



Latihan Armada Jaya XXXIV/2016KRI Teuku Umar-385 (kiri) dan KRI Silas Papare-386 (kanan) menembakkan RBU 6000 ketika berlangsungnya Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di Perairan Laut Jawa, Rabu (14/9/2016). Dalam kesempatan tersebut Joko Widodo yang juga sebagai Panglima TNI tertinggi menyaksikan penembakan berbagai persenjataan ketika pelaksanaan Latihan Armada Jaya XXXIV/2016. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

20160915antarafoto-latihan-armada-jaya-xxxiv-140916-mrh-3.jpg



Latihan Armada Jaya XXXIV/2016KRI kelas Parchim, KRI Clurit-641 menembakkan rudal C705 ketika berlangsungnya Latihan Armada Jaya XXXIV/2016 di Perairan Laut Jawa, Rabu (14/9/2016). Dalam kesempatan tersebut Joko Widodo yang juga sebagai Panglima TNI tertinggi menyaksikan penembakan berbagai persenjataan ketika pelaksanaan Latihan Armada Jaya XXXIV/2016. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)
 
Any further info re. your Rhan 450?

As far as I know ... There are still no major progress re your Rhan project ....You still have the problem in the material, motor and electronic control of your rocket...

I can't also understand this because you can easily get that technology in "open market" if you have money

How ...a big country like Indonesia ... still has no capability to build its own missile .. like Iran, India, Pakistan did ...

With those conditions ... you have to review and/or can't name your navy as "World Class Navy"

hey where is GOwind, the Gone with Wind class of your frigate? got axed already ler?

if we are silent, is not meant we are doing nothing

2QACJeD6R4.jpg

rx-450.png


rx550.jpg


RKX-200+EDF+Lapan3.jpg
 
Any further info re. your Rhan 450?

As far as I know ... There are still no major progress re your Rhan project ....You still have the problem in the material, motor and electronic control of your rocket...

I can't also understand this because you can easily get that technology in "open market" if you have money

How ...a big country like Indonesia ... still has no capability to build its own missile .. like Iran, India, Pakistan did ...

With those conditions ... you have to review and/or can't name your navy as "World Class Navy"
you know nothing
 
Indonesian Minister of State Owned Enterprises Rini Soemarno & CEO PT Pindad Abraham Mose in Sweden meeting with SAAB and Bofors officials.

Ke Swedia, Pindad Kerjasama Rudal Pertahanan Udara dengan SAAB

Selain menggelar pertemuan di Swedia, tambah Abraham, pihaknya juga melakukan workshop bersama SAAB dan Pussenarhanud TNI AD yg di gelar di.....

By Abdul Kharis16 September 2016 13:32

663x442-ke-swedia-pindad-kerjasama-rudal-pertahanan-udara-dengan-saab-160915e.jpg
RBS 70 VSHORAD (saab.com)

Money.id - Menteri BUMN, Rini Soemarno bersama PT Pindad melakukan sejumlah kerjasama dengan industri pertahanan Swedia salah satunya SAAB. Pertemuan yg digelar di Stockholm, Eropa Utara membahas sejumlah alat utama sistem sejata (Alutsista) untuk persejataan TNI.

"Ada sejumlah pembicaraan mengenai industri pertahanan. Yang dengan SAAB pertemuan mengenai RBS 70 NG dengan radar Giraffe," tutur Abraham Mose kepada Money.id, Jumat,16 September 2016.

Selain menggelar pertemuan di Swedia, tambah Abraham, pihaknya juga melakukan workshop bersama SAAB dan Pussenarhanud TNI AD yg di gelar di Auditorium PT Pindad, Bandung Jawa Barat pada 14 September kemarin.

Workshop itu bertema "Ground Base Air Defence" agar terjalin komunikasi antara industri strategis dengan TNI.

Direktur Komersial PT Pindad Widjajanto menuturkan, pihaknya diperintahkan Kementrian Pertahanan mengawal pengembangan air defence dan menyerap teknologi melalui Transfer of Technology dan lisensi produk.

"Semoga workshop ini dapat memberikan berkah bagi pengembangan sistem pertahanan udara kita, bagi Pindad sebagai pengemban amanah UU Industri Pertahanan no. 16 tahun 2012, maupun bagi hubungan baik Indonesia dengan rekan-rekan SAAB Swedia," katanya.

Workshop ini sendiri mendapat sambutan baik dari Pussenarhanud. Wadan Pussenarhanud, Kolonel I Ketut Sugiartha menjelaskan ada beberapa catatan yang sangat berpengaruh pada masalah operasional.

"Dari sudut pandang pengguna, komponen atau aspek wajib dari pengadaan sista rudal minimal terdiri dari 4 hal : aspek operasional, pendidikan dan latihan, pemeliharaan, serta alih teknologi," harap perwira menengah ini.

Pertemuan mengenai RBS 70 ini sudah lama dilakukan. Sebelumnya, pada pameran Indodefence November 2014 telah dilaksanakan kerjasama PT Pindad dan SAAB Dynamic.

Dalam kolaborasi ini, PT Pindad dipercayakan melakukan pengembangan dan peremajaan sistem pertahanan udara berbasis darat RBS 70 Mk2 TNI Angkatan Darat. Salah satu perusahaan BUMN Industi strategis ini menjadi kontraktor utama dan SAAB Dynamic AB menjadi sub-kontraktor.

Selain itu, presentasi mengenai RBS 70 NG dan Radar Giraffe AMB juga telah dilaksanakan di Pussenarhanud pada Maret 2013 silam. Selain pembicaraan ke SAAB, rombongan juga melakukan pertemua ke Bofors membiarakan mengenai integrator sistem kendali tembak Tank Boat.

RBS 70 NG atau New Generation merupakan penerus sistem pertahanan udara RBS70 yang telah memproduksi ribuan unit dan dipakai oleh angkatan bersenjata dari 19 negara, termasuk Indonesia. Sistem pertahanan udara RBS 70 NG dapat menghancurkan target pada jarak 8 km dan ketinggian 5 km.

(Laporan: Fahrizal Lubis)

http://m.money.id/news/ke-swedia-pindad-kerjasama-rudal-pertahanan-udara-dengan-saab-160915e.html
 
I never liked the idea of buying chinese tech from the start. Sure it's cheaper but the quality, especially the exported versions are WORSE than their russian or western counterpart.

Plus China is one of our possible future threat and they've been messing around in Natuna area. Why would they sell their "good" weapons to a huge country, that could become a future threat for them in SCS?

I'd rather see TNI buy less but higher quality weapons then tons of cheap crap.
agree... i like to see.. TNI buy some missile from europe... sweden or france maybe...

What is SIPRI? This is from their website:

"Established in 1966, SIPRI provides data, analysis and recommendations, based on open sources, to policymakers, researchers, media and the interested public
."

To me, SIPRI is just a school bulletin board. In fact, a REAL school bulletin board is more reliable than SIPRI. All information submitted to SIPRI are voluntary, no obligation. If a country buys or sells weapons and not reporting to SIPRI, what will happen to that country? Face embargo? Punished with UN Resolution? Does SIPRI have any power to enforce arms trade reports to anyone? Is SIPRI under the UN? Many worldwide arms trade are done without revealing the buyers, items traded, and volumes traded, so is SIPRI reliable?

The answers are no,no,no,no,no,no,no.

Can a country 'use' SIPRI for marketing purpose by reporting false arms trade, usually by marking up the exported volumes? I think so, knowing that SIPRI is accessible worldwide and many people believe SIPRI just like they believe the celebrity tabloids. So if I sold 20 missiles, I claim to SIPRI 40 missiles and my claim gets published. That's a good marketing. Free of charge too. The buyer won't protest, because it's better people think you have 40 missiles while you actually only have 20.



I'm not angry, because I know that your WHOOOLE country is mal-asia, a defect Asian country :girl_wacko::hang3::sarcastic:. "malaysia truly Asia" is an insult to the whole Asian continent.
easy bro... they only have gun boat navy

Any further info re. your Rhan 450?

As far as I know ... There are still no major progress re your Rhan project ....You still have the problem in the material, motor and electronic control of your rocket...

I can't also understand this because you can easily get that technology in "open market" if you have money

How ...a big country like Indonesia ... still has no capability to build its own missile .. like Iran, India, Pakistan did ...

With those conditions ... you have to review and/or can't name your navy as "World Class Navy"
does malaysia build it own missile.. the only one you can do is Vita Berapi... dude dont talk about another country if u cant achive anything... happy very very very very wet dream and dont wake up...
 

Latest posts

Back
Top Bottom