Indonesia Defence Forum
- Thread starter nufix
- Start date
striver44
BANNED
- Joined
- Jul 25, 2016
- Messages
- 4,832
- Reaction score
- -16
- Country
- Location
No we need a more capable platforms.
Kaplan IFV with 30mm turrets
Chestnut
FULL MEMBER
- Joined
- Apr 24, 2019
- Messages
- 704
- Reaction score
- 0
- Country
- Location
Literally just replace all tracked IFV's with Kaplan variants and you'd see more benefits than keeping the legacy platofrms.
Support work contract for the Sniper pods we have/are getting.
so did erieye finally wins against wedgetail and cn-235 ? anyone had info regarding this ? but AFAIK we want AWACS platform using a jet engine right ?
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
https://www.janes.com/defence-news/news-detail/2020/05/18/0b99921b-8d67-4b50-97d5-8569f36fa846
18 MAY 2020 00:00 GMT+0
Saab secures Erieye order from undisclosed customer
Saab has been contracted to deliver an unspecified number of Erieye airborne early warning and control (AEW&C) systems to an undisclosed customer, the Swedish manufacturer announced on 18 May.
Saab has secured an order for an unspecified number of Erieye airborne early warning and control systems to an undisclosed customer.
The systems, which will be hosted aboard a Saab 2000 twin-turboprop aircraft, are valued at SEK1.553 billion (USD160 million) and will be delivered between 2020 and 2023.
“The industry’s nature is such that due to circumstances concerning the product and customer, further information about the customer will not be announced,” Saab said.
While Saab declined to provide further details, the nature of the system, the contract value, and the delivery timelines all indicate that the order is likely to be for between two and three systems.
Given that Saab’s primary AEW&C offering is the Bombardier 6000/6500-based GlobalEye, utilising the Erieye Extended-Range (ER) radar, it is likely that the Saab 2000-based platforms are for a follow-on customer looking to augment their existing fleet, rather than a new customer looking to acquire the latest solution. The only two customers already known to operate the Saab 2000 AEW&C are Pakistan and Saudi Arabia.
The Saab 2000 AEW&C utilises the Saab (formerly Ericsson) PS-890 Erieye radar system, which is fitted to the aircraft as a dorsal ‘plank’ antenna. It features an electronic warfare suite that includes electronic support, threat-warning and countermeasures dispensing subsystems, an identification friend-or-foe subsystem, command-and-control (C2) capabilities, and a ground-based mission trainer. The aircraft has a 2,868 km range, a cruise speed of 321 kt, and a maximum take-off weight of 22,800 kg.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saab secures order to deliver AEW&C solution
Saab has secured an order for the Airborne Early Warning and Control (AEW&C) solution Saab 2000 Erieye AEW&C. Credit: allen watkin, London, UK.
Saab has secured a contract for the Airborne Early Warning and Control (AEW&C) solution Saab 2000 Erieye AEW&C.
The Skr1.553bn ($160m) valued order is expected to be delivered between 2020 and 2023. Work for the task order will be carried out in Gothenburg, Järfälla, Linköping, Luleå and Arboga in Sweden. The company did not disclose further information about the customer.
https://www.airforce-technology.com/news/saab-order-aewc-solution/
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
https://www.janes.com/defence-news/news-detail/2020/05/18/0b99921b-8d67-4b50-97d5-8569f36fa846
18 MAY 2020 00:00 GMT+0
Saab secures Erieye order from undisclosed customer
Saab has been contracted to deliver an unspecified number of Erieye airborne early warning and control (AEW&C) systems to an undisclosed customer, the Swedish manufacturer announced on 18 May.
Saab has secured an order for an unspecified number of Erieye airborne early warning and control systems to an undisclosed customer.
The systems, which will be hosted aboard a Saab 2000 twin-turboprop aircraft, are valued at SEK1.553 billion (USD160 million) and will be delivered between 2020 and 2023.
“The industry’s nature is such that due to circumstances concerning the product and customer, further information about the customer will not be announced,” Saab said.
While Saab declined to provide further details, the nature of the system, the contract value, and the delivery timelines all indicate that the order is likely to be for between two and three systems.
Given that Saab’s primary AEW&C offering is the Bombardier 6000/6500-based GlobalEye, utilising the Erieye Extended-Range (ER) radar, it is likely that the Saab 2000-based platforms are for a follow-on customer looking to augment their existing fleet, rather than a new customer looking to acquire the latest solution. The only two customers already known to operate the Saab 2000 AEW&C are Pakistan and Saudi Arabia.
The Saab 2000 AEW&C utilises the Saab (formerly Ericsson) PS-890 Erieye radar system, which is fitted to the aircraft as a dorsal ‘plank’ antenna. It features an electronic warfare suite that includes electronic support, threat-warning and countermeasures dispensing subsystems, an identification friend-or-foe subsystem, command-and-control (C2) capabilities, and a ground-based mission trainer. The aircraft has a 2,868 km range, a cruise speed of 321 kt, and a maximum take-off weight of 22,800 kg.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Saab secures order to deliver AEW&C solution
Saab has secured an order for the Airborne Early Warning and Control (AEW&C) solution Saab 2000 Erieye AEW&C. Credit: allen watkin, London, UK.
Saab has secured a contract for the Airborne Early Warning and Control (AEW&C) solution Saab 2000 Erieye AEW&C.
The Skr1.553bn ($160m) valued order is expected to be delivered between 2020 and 2023. Work for the task order will be carried out in Gothenburg, Järfälla, Linköping, Luleå and Arboga in Sweden. The company did not disclose further information about the customer.
https://www.airforce-technology.com/news/saab-order-aewc-solution/
Last edited:
striver44
BANNED
- Joined
- Jul 25, 2016
- Messages
- 4,832
- Reaction score
- -16
- Country
- Location
Korps Marinir Mencari Tambahan Panser Amfibi Baru
18 Mei 2020
Panser intai amfibi BTR80A Korps Marinir TNI AL (photo : Marinir)
Berdasarkan sumber yang dapat dipercaya, Korps Marinir masih mempunyai sisa dana Rp 1 triliun (USD 70 juta) untuk membeli 10 kendaraan tempur berupa panser intai amfibi.
Panser intai amfibi ini masuk sebagai Kompi D dalam Batalyon Kavaleri Korps Marinir. Dengan organisasi seperti sekarang maka dibutuhkan 3 kompi panser intai untuk 3 Pasukan Marinir TNI AL.
Panser intai amfibi (Pintam) yang sekarang dimiliki Korps Marinir TNI AL adalah 12 BTR-80A. Kendaraan ini sejak tahun 2006 dikirimkan semua mengikuti misi perdamaian PBB di Timur Tengah sehingga praktis sejak saat itu menjadi terjadi kekosongan.
Sebelum mempunyai kendaraan pintam BTR-80A Korps Marinir mengoperasikan kendaraan 4x4 jenis BRDM-1 dari Uni Sovyet, kendaraan ini datang bersamaan dengan kedatangan kendaraan-kendaraan tempur Korps Marinir dari Uni Sovyet pada tahun '60an.
Mungkin ada yang bertanya bagaimana dengan kendaraan BTR4 yang didatangkan dari Ukraina. Sebagaimana diketahui, Kementerian Pertahanan membeli 5 kendaraan tempur dari Ukraina sebagai kendaraan panser intai amfibi, namun ada kendala ketika kendaraan ini difungsikan sebagai kendaraan amfibi, karena itulah akhirnya 5 kendaraan pintam ini dipindahkan ke batalyon lain, jadi akhirnya fungsi pintam kosong lagi.
Sebenarnya Korps Marinir juga telah ditawari Anoa amfibi 6x6 dan Pandur II 8x8 namun sebagai satuan yang telah terbiasa dengan produk blok Timur maka tidak mudah untuk pindah teknologi. Dalam pameran Army 2018 di Moscow rombongan Korps Marinir melakukan penjajakan intens pada produk BTR82A 8x8 dan kendaraan roda rantai BT3F.
Bumerang 8x8
Kabar terbaru, seiring dengan dibukanya pasar ekspor untuk kendaraan VPK-7829 Bumerang 8x8 (Boomerang), maka Korps Marinir beralih pilihannya pada kendaraan ini.
Kendaraan yang didesain VPK ini mempunyai bobot maksimal 34 ton dan mempunyai 2 propeler untuk berenang, dengan bobot seberat itu maka dipastikan lapisan bajanya lebih tebal dibandingkan BTR-80A yang mempunyai bobot belasan ton.
Dengan bobot 30an ton maka kendaraan ini ketika berenang akan mirip kendaraan ACV Marinir AS dimana bodi yang menyembul di permukaan air tinggal 20%. Bedanya ACV ini terlahir memang untuk pasukan amfibi, sedangkan Bumerang dipakai oleh Angkatan Darat Rusia yang bisa untuk fungsi amfibi.
Dari sisi kapasitas angkut Bumerang tidak jauh berbeda dengan BTR-80A, bila BTR-80A dapat mengangkut 3 crew dan 7 penumpang maka Bumerang dapat mengangkut 3 crew serta 7-8 penumpang.
Kita masih menunggu kemana pilihan Korps Marinir pada kendaraan panser intai amfibi untuk Batalyon Tank akan dijatuhkan.
Why not this?
18 Mei 2020
Panser intai amfibi BTR80A Korps Marinir TNI AL (photo : Marinir)
Berdasarkan sumber yang dapat dipercaya, Korps Marinir masih mempunyai sisa dana Rp 1 triliun (USD 70 juta) untuk membeli 10 kendaraan tempur berupa panser intai amfibi.
Panser intai amfibi ini masuk sebagai Kompi D dalam Batalyon Kavaleri Korps Marinir. Dengan organisasi seperti sekarang maka dibutuhkan 3 kompi panser intai untuk 3 Pasukan Marinir TNI AL.
Panser intai amfibi (Pintam) yang sekarang dimiliki Korps Marinir TNI AL adalah 12 BTR-80A. Kendaraan ini sejak tahun 2006 dikirimkan semua mengikuti misi perdamaian PBB di Timur Tengah sehingga praktis sejak saat itu menjadi terjadi kekosongan.
Sebelum mempunyai kendaraan pintam BTR-80A Korps Marinir mengoperasikan kendaraan 4x4 jenis BRDM-1 dari Uni Sovyet, kendaraan ini datang bersamaan dengan kedatangan kendaraan-kendaraan tempur Korps Marinir dari Uni Sovyet pada tahun '60an.
Mungkin ada yang bertanya bagaimana dengan kendaraan BTR4 yang didatangkan dari Ukraina. Sebagaimana diketahui, Kementerian Pertahanan membeli 5 kendaraan tempur dari Ukraina sebagai kendaraan panser intai amfibi, namun ada kendala ketika kendaraan ini difungsikan sebagai kendaraan amfibi, karena itulah akhirnya 5 kendaraan pintam ini dipindahkan ke batalyon lain, jadi akhirnya fungsi pintam kosong lagi.
Sebenarnya Korps Marinir juga telah ditawari Anoa amfibi 6x6 dan Pandur II 8x8 namun sebagai satuan yang telah terbiasa dengan produk blok Timur maka tidak mudah untuk pindah teknologi. Dalam pameran Army 2018 di Moscow rombongan Korps Marinir melakukan penjajakan intens pada produk BTR82A 8x8 dan kendaraan roda rantai BT3F.
Bumerang 8x8
Kabar terbaru, seiring dengan dibukanya pasar ekspor untuk kendaraan VPK-7829 Bumerang 8x8 (Boomerang), maka Korps Marinir beralih pilihannya pada kendaraan ini.
Kendaraan yang didesain VPK ini mempunyai bobot maksimal 34 ton dan mempunyai 2 propeler untuk berenang, dengan bobot seberat itu maka dipastikan lapisan bajanya lebih tebal dibandingkan BTR-80A yang mempunyai bobot belasan ton.
Dengan bobot 30an ton maka kendaraan ini ketika berenang akan mirip kendaraan ACV Marinir AS dimana bodi yang menyembul di permukaan air tinggal 20%. Bedanya ACV ini terlahir memang untuk pasukan amfibi, sedangkan Bumerang dipakai oleh Angkatan Darat Rusia yang bisa untuk fungsi amfibi.
Dari sisi kapasitas angkut Bumerang tidak jauh berbeda dengan BTR-80A, bila BTR-80A dapat mengangkut 3 crew dan 7 penumpang maka Bumerang dapat mengangkut 3 crew serta 7-8 penumpang.
Kita masih menunggu kemana pilihan Korps Marinir pada kendaraan panser intai amfibi untuk Batalyon Tank akan dijatuhkan.
Why not this?
Why the marines tend to be different from their brothers in army, like buying weapon from our potential adverasy is it "asal beda" mentality or what?
With gado2 system and most of them are russian/ chinese, i wonder their logistics issue
With gado2 system and most of them are russian/ chinese, i wonder their logistics issue
GraveDigger388
FULL MEMBER
- Joined
- Aug 10, 2016
- Messages
- 607
- Reaction score
- 0
- Country
- Location
Maybe because they have different doctrine? Or the way they maneuver in combat?
Or maybe you are onto something.
So the western tool not fit with our docrine? Like norinco altilery?
Russian product might be okey for a while, but Chinese product?
I see the allies (the US particularly) is one of the most experianced marines all over the globe with their own tools not with their adviseries tools,
if we can license produced it en masse , i dont have any problem with it , sanca development also rarely heard .
Last edited:
Similar threads
