What's new

Indonesia Defence Forum

.
Damn son, those Hawks are starting to retire in few years and haven't paid yet and some people complains about embargo and how UK was not allowed to use Hawks in konflik Aceh :laughcry:
I understand the logic but so far i prefer let The Conservatives and Oppositions after one another in The Commons over this issue
 
.
They are still eyeing it , there's still much more solution , tbh i was actually hoping they're eyeing for italian Durand De La Penne since their sensor are still superior even though it was used ship.
 
.
Interesting... If we really are not paying, then what's keeping them from suing us in court for failing to pay...? This should be an easy win for them...

Or perhaps, quietly, the Brits actually also prefer not to be scrutinized over this rumored "Hawk seharga Hornet" and "Scorpion seharga Leo2" deal...? :ph34r: :rolleyes1:
John Major's Conservative administration secured the transaction under heavily covered negotiation while Tony Blair's under his " New Labour " policy did embargo us while he had no idea we would retaliate, let them devour one another in The Commons
 
.
it just doesnt make any sense, why would they go for less quality, secondhand asset procurement, just so they can say that they reached MEF III target ? its just stupid, the thing is, we have the budget to go for high quality, and new equipment. if they do this because china pressure, then its understandable, but then again, does the pressure is high enough to force us to be reckless ? i dont think so, so far our relationship with China is not as bad as it was in January.
You hire a German consultant then expect an advice like Turkish ex Type-209 Class ( German made ), Austrian Eurofighter Tranche 1 ( German made ), German Navy Bremmen Class. Besides MEF II missed the target
 
.
No sign of Duke class figate, Bremen kind of underpowered not so far capability with our current frigates
 
.
Imagine if they just decided to forget the deal and moved on so that they could secure their future arms contract, better not get outmaneuvered by the French boi
 
.
They are still eyeing it , there's still much more solution , tbh i was actually hoping they're eyeing for italian Durand De La Penne since their sensor are still superior even though it was used ship.
actually not only Bremen-class, Maestrale-class Frigate and Durand De La Penne-class DDG are also included in the list of interim defense equipment procurement. depends on the MoD, which ship will be acquired
 
. .
Ssst... Erdogan Bakal Bantu RI Bikin Pesawat!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
NEWS

01 August 2020 07:02

seorang-pria-mengibarkan-bendera-turki-di-hagia-sophia-era-byzantium-di-distrik-bersejarah-sultanahmet-istanbul-saat-akan-mela_169.jpeg

Foto: Seorang pria mengibarkan bendera Turki di Hagia Sophia
lg.php

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Teknologi Turki, Mustafa Varank.

Pertemuan tersebut dilakukan secara dalam rangka melakukan penjajakan bidang kerja sama potensial guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara dalam bidang riset dan inovasi.

Salah satu yang dibahas adalah kerja sama pengembangan industri kedirgantaraan, antara lain kerjasama pesawat N-219 dan R-80. Negara yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut berkomitmen mendukung penuh Indonesia.

"Pembahasan kerja sama ini sangat relevan dan signifikan dalam pengembangan hubungan bilateral Indonesia-Turki khususnya dalam bidang penguasaan riset, teknologi dan inovasi," kataBambang seperti dikutip Sabtu (1/8/2020).

34fe091a-85a1-4cef-a694-abdbe84fa987_169.jpeg
Foto: Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar and President Recep Tayyip Erdogan.(Turkish Defence Ministry via AP, Pool)

Hubungan kerja sama Indonesia dan Turki dalam bidang kedirgantaraan memang sudah terjalin sejak lama. Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan Turki telah melakukan pendekatan secara politis kepada Indonesia untuk melakukan kerja sama pengembangan civilian aircraft project atas pesawat tipe N-219, N-245, dan R-80.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Elfien Goentoro, menjelaskan bahwa saat ini PT DI telah memiliki MoU dalam bidang manufaktur dan produksi bagian pesawat tipe N-219 dan N-245 dengan Turki, yang mana saat ini pengembangan pesawat N-219 sudah siap untuk tahap komersialisasi.

Sementara itu untuk proyek pesawat R-80, Direktur Utama PT Regio Aviasi Indonesia (RAI), Agung Nugroho, mengenang masa-masa pertama kali PT RAI didirikan pada tahun 2012, Turki adalah negara pertama yang dikunjungi Pendiri PT RAI kala itu (alm.) Prof. BJ Habibie, Menristek RI dan Presiden RI ke 3 saat itu, untuk melakukan penjajakan kerja sama teknologi mesin pesawat.

Lebih lanjut Agung mengatakan bahwa pesawat R-80 saat ini sudah mampu memenuhi kapasitas penumpang 90-100 orang.

Berbeda halnya dengan Indonesia, industri kedirgantaraan Turki memang memprioritaskan pengembangan dan produksi pesawat tempur untuk kebutuhan militer negaranya, mengingat Turki termasuk negara maju di Kawasan untuk bidang pengembangan teknologi pesawat tempur.

Presiden Turkey Aerospace Industry (TAI) mengatakan bahwa dirinya melihat adanya potensi besar untuk dapat mengkolaborasikan kepentingan Turki dan Indonesia, sehingga Turki ke depannya dapat mengembangkan program passenger aircraft military program.

Akan tetapi, Menteri Turki tetap akan melihat kemungkinan kerjasama untuk pengembangan pesawat penumpang dengan Indonesia.

Selanjutnya, diterangkan oleh PT DI bahwa Indonesia akan mencoba memasuki pasar komersil terhadap pesawat N-219 yang lebih besar untuk penggunaannya di wilayah Eropa, melalui langkah awal sertifikasi pesawat RI-68, RI-80 dan R-90 di Turki.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200801064839-4-176789/ssst-erdogan-bakal-bantu-ri-bikin-pesawat
 
.
Ssst... Erdogan Bakal Bantu RI Bikin Pesawat!
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
NEWS

01 August 2020 07:02

seorang-pria-mengibarkan-bendera-turki-di-hagia-sophia-era-byzantium-di-distrik-bersejarah-sultanahmet-istanbul-saat-akan-mela_169.jpeg

Foto: Seorang pria mengibarkan bendera Turki di Hagia Sophia
lg.php

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Teknologi Turki, Mustafa Varank.

Pertemuan tersebut dilakukan secara dalam rangka melakukan penjajakan bidang kerja sama potensial guna memperkuat hubungan bilateral kedua negara dalam bidang riset dan inovasi.

Salah satu yang dibahas adalah kerja sama pengembangan industri kedirgantaraan, antara lain kerjasama pesawat N-219 dan R-80. Negara yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut berkomitmen mendukung penuh Indonesia.

"Pembahasan kerja sama ini sangat relevan dan signifikan dalam pengembangan hubungan bilateral Indonesia-Turki khususnya dalam bidang penguasaan riset, teknologi dan inovasi," kataBambang seperti dikutip Sabtu (1/8/2020).

34fe091a-85a1-4cef-a694-abdbe84fa987_169.jpeg
Foto: Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar and President Recep Tayyip Erdogan.(Turkish Defence Ministry via AP, Pool)

Hubungan kerja sama Indonesia dan Turki dalam bidang kedirgantaraan memang sudah terjalin sejak lama. Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan Turki telah melakukan pendekatan secara politis kepada Indonesia untuk melakukan kerja sama pengembangan civilian aircraft project atas pesawat tipe N-219, N-245, dan R-80.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Elfien Goentoro, menjelaskan bahwa saat ini PT DI telah memiliki MoU dalam bidang manufaktur dan produksi bagian pesawat tipe N-219 dan N-245 dengan Turki, yang mana saat ini pengembangan pesawat N-219 sudah siap untuk tahap komersialisasi.

Sementara itu untuk proyek pesawat R-80, Direktur Utama PT Regio Aviasi Indonesia (RAI), Agung Nugroho, mengenang masa-masa pertama kali PT RAI didirikan pada tahun 2012, Turki adalah negara pertama yang dikunjungi Pendiri PT RAI kala itu (alm.) Prof. BJ Habibie, Menristek RI dan Presiden RI ke 3 saat itu, untuk melakukan penjajakan kerja sama teknologi mesin pesawat.

Lebih lanjut Agung mengatakan bahwa pesawat R-80 saat ini sudah mampu memenuhi kapasitas penumpang 90-100 orang.

Berbeda halnya dengan Indonesia, industri kedirgantaraan Turki memang memprioritaskan pengembangan dan produksi pesawat tempur untuk kebutuhan militer negaranya, mengingat Turki termasuk negara maju di Kawasan untuk bidang pengembangan teknologi pesawat tempur.

Presiden Turkey Aerospace Industry (TAI) mengatakan bahwa dirinya melihat adanya potensi besar untuk dapat mengkolaborasikan kepentingan Turki dan Indonesia, sehingga Turki ke depannya dapat mengembangkan program passenger aircraft military program.

Akan tetapi, Menteri Turki tetap akan melihat kemungkinan kerjasama untuk pengembangan pesawat penumpang dengan Indonesia.

Selanjutnya, diterangkan oleh PT DI bahwa Indonesia akan mencoba memasuki pasar komersil terhadap pesawat N-219 yang lebih besar untuk penggunaannya di wilayah Eropa, melalui langkah awal sertifikasi pesawat RI-68, RI-80 dan R-90 di Turki.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20200801064839-4-176789/ssst-erdogan-bakal-bantu-ri-bikin-pesawat
Lets hope we can enter Europe market via Turkey.
 
. .
Well prabowo has escalated quickly,
Bremen class frigate huh? Wouldnt it be quite a hassle to operate and maintain? Since it uses turbine gas propulsion? Not to mention a lot of it missile system is US made?
 
. .
Bremen class frigate huh? Wouldnt it be quite a hassle to operate and maintain? Since it uses turbine gas propulsion? Not to mention a lot of it missile system is US made?
Missiles will be removed
 
.

Latest posts

Back
Top Bottom