What's new

Indonesia Defence Forum

Malah LHD/LPD yang cocok, LHD paling cocok. LHD ngangkut lebih banyak heli bahkan LCU, AC ngangkut banyak pespur.
Agak rancu ya jadinya saya kira ngomongin lph karena secara ga langsung lph masuk ke klasifikasi carrier.
 
Thoughts? For me i think its best to Join Australia and Boeing on loyal wingman program

Home Nasional Berita Peristiwa
Jokowi Minta TNI Berani Kembangkan Drone Bersenjata
CNN Indonesia
Kamis, 23/01/2020 13:39
Bagikan :
5bc5dfa9-c74b-41ac-b0f8-341a85b4e4f4_169.jpeg

Presiden Joko Widodo menghadiri Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan di Jakarta, Kamis (23/1). (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)
lg.php

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan perkembangan teknologi di dunia militer, salah satunya penggunaan pesawat tanpa awak alias drone. Ia menyebut militer negara-negara lain sudah memanfaatkan drone sebagai bagian alutsista.

"Perubahan teknologi sekarang begitu sangat cepatnya. Sekarang pun kita merasakan bagaimana teknologi drone dipersenjatai bisa mengejar tank, kendaraan militer dan menghabisi dari jarak dekat maupun tidak dekat dan tepat sasaran," kata Jokowi dalam sambutan Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan, di Jakarta, Kamis (23/1).

Jokowi lantas menyinggung peristiwa yang terjadi beberapa minggu lalu. Ia tak menyebut secara gamblang peristiwa yang dimaksud.

Beberapa pekan sebelumnya memang terjadi pembunuhan Jenderal Iran, Qasem Soleimani oleh tentara Amerika Serikat. Aksi pembunuhan tersebut diketahui memakai sebuah drone yang dilengkapi dengan senjata.
Lihat juga:
Jet Prancis Belum Final, Jokowi dan Prabowo Baru Akan Rapat Jokowi mewanti-wanti soal perkembangan teknologi di dunia militer terkait penggunaan kecerdasan buatan, internet of things, serta pengembangan drone yang dilengkapi persenjataan modern. Ia pun meminta agar TNI untuk berani memulai mengembangkan itu.

"TNI kita juga harus berani memulai, membangun barang-barang yang tadi saya sebutkan. Karena semua yang ada di industri bisnis dimulai dari peralatan militer," tuturnya.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu menyatakan bahwa pemerintah harus memperkuat teknologi pertahanan. Pertama, kata Jokowi teknologi automatisasi dengan pengembangan sistem senjata yang otonom.
Lihat juga:
Puji Prabowo Detail, Jokowi Yakin Anggaran Rp127 T Aman

Kedua teknologi sensor yang akan mengarah pengembangan sistem penginderaan jarak jauh.

"Yang ketiga, teknologi seperti HG dan komputasi kuantum yang akan mengarah pada pengembangan sistem senjata yang otonom dan pertahanan cyberic. Semuanya akan kami lakukan bersama," ujarnya.

Untuk menuju ke sana, lanjut Jokowi, butuh perencanaan kebijakan alutsista yang tepat. Ia menyebut pembelian setiap alutsista harus memikirkan apakah bisa berguna untuk 20 atau 50 tahun ke depan. Jokowi tak ingin pembelian alutsista dilakukan secara asal.

"Harus dihitung, harus dikalkulasi secara detail. Belanja pertahanan harus diubah menjadi investasi pertahanan," katanya. (fra/ain)

https://m.cnnindonesia.com/nasional...-minta-tni-berani-kembangkan-drone-bersenjata
 
realy we interested purchase 48 rafale? Wow US europe and russian jet in our inventory if that happen
best collection jet fighter museum in SE asia lol
 
Some Display Photos in Defence Exhibition

80m BAKAMLA PATROL VESSEL
504a27af-0592-4fac-82b4-32cf345a1d0a.jpeg

new look P-6 atav
f435f2b7-814f-4dc1-a361-507fc589e462.jpeg

6b69d82f-70c9-449d-976c-b5b08f616984.jpeg

f60cebb4-0491-4b21-8b33-7c48de3582f7.jpeg


munitions pt pindad
f6463007-a8fa-4330-a237-b29992da188b.jpeg


HMD
e1fa328d-72c4-44f5-a674-8c00508a69bf.jpeg

Black Eagle/Elang Hitam Drone
eaa4fc49-6f73-4246-834b-8eae89e12622.jpeg

WULUNG
fe60d4f9-26b3-4ab2-b545-28e76fc6c63f.jpeg

The RCWS of the P6 ATAV , from Reutech .

upload_2020-1-23_22-37-28.png


one of the result of cooperation with South Africa , our industry should aim more cooperation with company such as denel dynamics for their missile tech .

something like denel Cheetah C-RAM (cousins of Israeli Iron Dome) could be a good protection for important infrastructure such as Oil Refinery
WIT_11_2016_cheetah.jpg

Cheetah_missile_Guy_Martin.jpg


looking from it's size , it could also be an option to arms our smaller patrol vessels , for example finnish hamina class (59m) use denel umkhonto VLS .
 
Last edited:
The RCWS of the P6 ATAV , from Reutech .

View attachment 601316

one of the result of cooperation with South Africa , our industry should aim more cooperation with company such as denel dynamics for their missile tech .

something like denel Cheetah C-RAM (cousins of Israeli Iron Dome) could be a good protection for important infrastructure such as Oil Refinery
WIT_11_2016_cheetah.jpg

Cheetah_missile_Guy_Martin.jpg


looking from it's size , it could also be an option to arms our smaller patrol vessels , for example finnish hamina class (59m) use denel umkhonto VLS .
Integrated with rheimetall 35 mm milenium gun? Look promising, btw what role in Indonesia SAM system? Replacing shorad and AA gun like embah s 60? But the missile is only 6 km while iron dome from 4km-40km, are it is good for procurement?


Imho
 
Integrated with rheimetall 35 mm milenium gun? Look promising, btw what role in Indonesia SAM system? Replacing shorad and AA gun like embah s 60? But the missile is only 6 km while iron dome from 4km-40km, are it is good for procurement?


Imho
real spec are rarely publicized (only going to be tell to promising customer) ,

"Cheetah, developed by German defense contractor Rheinmetall, is a counter-rocket artillery and mortar system (C-RAM). The system uses radar and short-range interceptor missiles to detect, track, and shoot down artillery rounds in mid-flight. According to the contractor, the objective is the ability to shoot down a U.S. BLU-109 bunker buster bomb at 6 kilometers (3.72 miles)" .

iron dome does not specify what altitude they intercept , because sometimes missile Range are also determined from which altitude they were trying to intercept (Rules Of Thumb) .
 
P6 ATAV V3 with PILAR accoustic shot detector
SSE_3.jpeg


Product Features
Downloads
Related Products

Key Points
Combat proven


  • system used on various vehicle missions
  • works on all terrains, including urban and mountainous
  • slew-to-cue capability of Remote Weapon Station



Zoom_produits_PILAR_noir_561x561.png



Features

Real time threat monitoring
  • Provides GPS coordinates and identification of the threats
  • Good accuracy for determining the shot origin:
    • Azimuth: ±2°
    • Elevation: ±3°
    • Range: ±10%
  • Operating during fighting attacks with multiple threats such as Small Arm Fires, RPGs and Mortars.


https://www.metravib-defence.com/our-solutions/vehicle-protection/
 
Prabowo: Kita Akan Kembali Gunakan Sishankamrata
Jefrie Nandy Satria - detikNews
Kamis, 23 Jan 2020 23:34 WIB
a2d7d669-92ae-4fde-b306-8e2b93647c4c.jpeg

Menhan Prabowo Subianto (Jefrie Nandy Satria/detikcom)
Jakarta -
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan bakal menerapkan sistem pertahanan rakyat semesta (Sishankamrata) kembali. Komponen cadangan akan mendukung jalannya sistem itu.

"Kita juga kembali akan menggunakan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta sehingga TNI sebagai komponen inti akan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung," kata Prabowo dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jl Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).

Prabowo menyampaikan hal tersebut didampingi Wamenhan Wahyu Sakti Trenggono dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Mereka telah menggelar rapat pimpinan Kementerian Pertahanan dan TNI. Presiden Jokowi menyampaikan pembukaan dalam rapim itu.

"Tugas kami mendukung TNI sehingga TNI bisa menjalankan misi yang tidak ringan. Merekalah yang akan menjadi inti dari menjaga kedaulatan kita," kata dia.

Soal pertahanan rakyat semesta, sebelumnya Prabowo berharap peraturan pemerintah (PP) yang mengatur pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara segera diterbitkan. PP itu, kata dia, untuk memperkuat sistem pertahanan Indonesia.

"Kita berharap juga akan keluar peraturan pemerintah tentang aturan pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Keamanan Negara. Mudah-mudahan juga dalam waktu dekat bisa keluar," kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1).

Prabowo menjelaskan, sistem pertahanan Indonesia berkonsep Pertahanan Rakyat Semesta yang melibatkan seluruh komponen bangsa. "Dan ini juga nanti untuk memperkuat sistem pertahanan kita. Saya ulangi sistem pertahanan kita adalah sistem pertahanan keamanan rakyat semesta," katanya.

(dnu/zap)
https://news.detik.com/berita/d-4871299/prabowo-kita-akan-kembali-gunakan-sishankamrata/2

Based on that, it refers to
https://www.hukumonline.com/pusatda...6/node/604/undang-undang-nomor-23-tahun-2019#

Clearly will formalise KomCad (Komponen Cadangan) as Indonesian Military reserve using KomDuk (Komponen Pendukung) along with.

Using https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_number_of_military_and_paramilitary_personnel data from the 2019 edition of "The Military Balance" published annually by the International Institute for Strategic Studies, top 15 of Military Personnel 2019 shown here :

But an analysis about Indonesia’s military modernisation, summarise
Indonesia remains a long way from reaching its ambitious defence plans. There’s little indication of a break with past practices: incoherent strategic planning and procurement; a largely insular defence doctrine; bold declarations about procurement plans without adequate funding; and money spent on expensive military equipment without the ability to keep it in service. Therefore, shortfalls in key areas of military capability such as professionalism, training, joint operations, air combat, submarine warfare, ASW, naval surface warfare, C4ISR, and logistics will either persist or only partially be addressed. TNI’s power projection capability beyond its EEZ will remain limited.

https://www.files.ethz.ch/isn/17332...ions_ Indonesia's military modernisation..pdf

For me it is unclear where Indonesia defence will go in planning and action, whereas necessity of being have a slight smaller amount of professional soldier with better equipment and capabilities to easily deploy to handle objectives, rather than bigger but with difficulties to deploy with minimum equipment, especially with world nowadays require more sophisticated equipment to deal with. 70% from Rp127,4 triliun will go to human resources itself.

https://www.liputan6.com/bisnis/rea...-anggaran-kemenhan-jadi-yang-terbesar-di-2020

Even increasing defence budget (2020 will number 1 most budget), will not give clear perspective to handle when the bottom of the problem will not being first priority to tackle.
How we will financing KomCad ? How we will train, equip and mobilise this reserve ? or will it still goes to procure new armament but with existing human resources ? Why don’t we had smaller armed forces but with excellent equipment ?
 
Prabowo: Kita Akan Kembali Gunakan Sishankamrata
Jefrie Nandy Satria - detikNews
Kamis, 23 Jan 2020 23:34 WIB
a2d7d669-92ae-4fde-b306-8e2b93647c4c.jpeg

Menhan Prabowo Subianto (Jefrie Nandy Satria/detikcom)
Jakarta -
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan bakal menerapkan sistem pertahanan rakyat semesta (Sishankamrata) kembali. Komponen cadangan akan mendukung jalannya sistem itu.

"Kita juga kembali akan menggunakan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta sehingga TNI sebagai komponen inti akan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung," kata Prabowo dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jl Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).

Prabowo menyampaikan hal tersebut didampingi Wamenhan Wahyu Sakti Trenggono dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Mereka telah menggelar rapat pimpinan Kementerian Pertahanan dan TNI. Presiden Jokowi menyampaikan pembukaan dalam rapim itu.

"Tugas kami mendukung TNI sehingga TNI bisa menjalankan misi yang tidak ringan. Merekalah yang akan menjadi inti dari menjaga kedaulatan kita," kata dia.

Soal pertahanan rakyat semesta, sebelumnya Prabowo berharap peraturan pemerintah (PP) yang mengatur pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara segera diterbitkan. PP itu, kata dia, untuk memperkuat sistem pertahanan Indonesia.

"Kita berharap juga akan keluar peraturan pemerintah tentang aturan pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Keamanan Negara. Mudah-mudahan juga dalam waktu dekat bisa keluar," kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1).

Prabowo menjelaskan, sistem pertahanan Indonesia berkonsep Pertahanan Rakyat Semesta yang melibatkan seluruh komponen bangsa. "Dan ini juga nanti untuk memperkuat sistem pertahanan kita. Saya ulangi sistem pertahanan kita adalah sistem pertahanan keamanan rakyat semesta," katanya.

(dnu/zap)
https://news.detik.com/berita/d-4871299/prabowo-kita-akan-kembali-gunakan-sishankamrata/2

Based on that, it refers to
https://www.hukumonline.com/pusatda...6/node/604/undang-undang-nomor-23-tahun-2019#

Clearly will formalise KomCad (Komponen Cadangan) as Indonesian Military reserve using KomDuk (Komponen Pendukung) along with.

Using https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_number_of_military_and_paramilitary_personnel data from the 2019 edition of "The Military Balance" published annually by the International Institute for Strategic Studies, top 15 of Military Personnel 2019 shown here :

But an analysis about Indonesia’s military modernisation, summarise

https://www.files.ethz.ch/isn/173326/Moving beyond ambitions_ Indonesia's military modernisation..pdf

For me it is unclear where Indonesia defence will go in planning and action, whereas necessity of being have a slight smaller amount of professional soldier with better equipment and capabilities to easily deploy to handle objectives, rather than bigger but with difficulties to deploy with minimum equipment, especially with world nowadays require more sophisticated equipment to deal with. 70% from Rp127,4 triliun will go to human resources itself.

https://www.liputan6.com/bisnis/rea...-anggaran-kemenhan-jadi-yang-terbesar-di-2020

Even increasing defence budget (2020 will number 1 most budget), will not give clear perspective to handle when the bottom of the problem will not being first priority to tackle.
How we will financing KomCad ? How we will train, equip and mobilise this reserve ? or will it still goes to procure new armament but with existing human resources ? Why don’t we had smaller armed forces but with excellent equipment ?
this is something that i really really hope we're getting off from , human wave strategy were never was an option in today warfare .
 
Just curious because wuhan corona outbreak
Are TNI/POLRI have trained in NBC warfare for all personnel?
In TNI we can see zeni has trained in nbc hiw about ordinary infantrymann and cavalaryman

And how civilian react nubika warfare
 
Prabowo: Kita Akan Kembali Gunakan Sishankamrata
Jefrie Nandy Satria - detikNews
Kamis, 23 Jan 2020 23:34 WIB
a2d7d669-92ae-4fde-b306-8e2b93647c4c.jpeg

Menhan Prabowo Subianto (Jefrie Nandy Satria/detikcom)
Jakarta -
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyatakan bakal menerapkan sistem pertahanan rakyat semesta (Sishankamrata) kembali. Komponen cadangan akan mendukung jalannya sistem itu.

"Kita juga kembali akan menggunakan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta sehingga TNI sebagai komponen inti akan didukung oleh komponen cadangan dan komponen pendukung," kata Prabowo dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jl Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).

Prabowo menyampaikan hal tersebut didampingi Wamenhan Wahyu Sakti Trenggono dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Mereka telah menggelar rapat pimpinan Kementerian Pertahanan dan TNI. Presiden Jokowi menyampaikan pembukaan dalam rapim itu.

"Tugas kami mendukung TNI sehingga TNI bisa menjalankan misi yang tidak ringan. Merekalah yang akan menjadi inti dari menjaga kedaulatan kita," kata dia.

Soal pertahanan rakyat semesta, sebelumnya Prabowo berharap peraturan pemerintah (PP) yang mengatur pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara segera diterbitkan. PP itu, kata dia, untuk memperkuat sistem pertahanan Indonesia.

"Kita berharap juga akan keluar peraturan pemerintah tentang aturan pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Keamanan Negara. Mudah-mudahan juga dalam waktu dekat bisa keluar," kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1).

Prabowo menjelaskan, sistem pertahanan Indonesia berkonsep Pertahanan Rakyat Semesta yang melibatkan seluruh komponen bangsa. "Dan ini juga nanti untuk memperkuat sistem pertahanan kita. Saya ulangi sistem pertahanan kita adalah sistem pertahanan keamanan rakyat semesta," katanya.

(dnu/zap)
https://news.detik.com/berita/d-4871299/prabowo-kita-akan-kembali-gunakan-sishankamrata/2

Based on that, it refers to
https://www.hukumonline.com/pusatda...6/node/604/undang-undang-nomor-23-tahun-2019#

Clearly will formalise KomCad (Komponen Cadangan) as Indonesian Military reserve using KomDuk (Komponen Pendukung) along with.

Using https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_countries_by_number_of_military_and_paramilitary_personnel data from the 2019 edition of "The Military Balance" published annually by the International Institute for Strategic Studies, top 15 of Military Personnel 2019 shown here :

But an analysis about Indonesia’s military modernisation, summarise

https://www.files.ethz.ch/isn/173326/Moving beyond ambitions_ Indonesia's military modernisation..pdf

For me it is unclear where Indonesia defence will go in planning and action, whereas necessity of being have a slight smaller amount of professional soldier with better equipment and capabilities to easily deploy to handle objectives, rather than bigger but with difficulties to deploy with minimum equipment, especially with world nowadays require more sophisticated equipment to deal with. 70% from Rp127,4 triliun will go to human resources itself.

https://www.liputan6.com/bisnis/rea...-anggaran-kemenhan-jadi-yang-terbesar-di-2020

Even increasing defence budget (2020 will number 1 most budget), will not give clear perspective to handle when the bottom of the problem will not being first priority to tackle.
How we will financing KomCad ? How we will train, equip and mobilise this reserve ? or will it still goes to procure new armament but with existing human resources ? Why don’t we had smaller armed forces but with excellent equipment ?

IMO, masalah anggaran/biaya ini jadi concern utama

Besar biayanya ini akan tergantung nanti Komcad selama 3 bulan dilatih sampai level apa. Basic infantry doang atau ada juga yg dilatih artileri, kavaleri, medis, dsb. Belum kalau ngomongin berapa besar tunjangan yg didapat

Training level ini juga nantinya memperlihatkan kalau ada darurat perang dan Komcad dimobilisasi, apakah Komcad akan bertempur side to side, share the same fox hole dengan TNI reguler, atau 'cuma' jadi lapis sekian, banpur, atau jangan-jangan 'cuma' jadi bekang?

Yang masih belum terjawab juga seperti apa atau adakah jenjang kepangkatan buat komponen Komcad? Bagaimana nanti hubungan kepangkatan Komcad dgn kepangkatan TNI?

Intinya sih masih banyak pertanyaan dan detail yg belum kejawab dan harus nunggu Perpres/PP Komcad keluar dulu

All in all, kalau ternyata Komcad ini makan biaya/energi gede saya pribadi kurang mendukung Komcad, setidaknya untuk sekarang, apalagi ketika tentara regulernya aja masih ngejar kekuatan minimum + masih dalam kondisi surplus prajurit

Just curious because wuhan corona outbreak
Are TNI/POLRI have trained in NBC warfare for all personnel?
In TNI we can see zeni has trained in nbc hiw about ordinary infantrymann and cavalaryman

Our Zeni, SF, and Medical Corps have CRBN capability/training

For regular troops? I don't think so (CMIIW, TNI don't even has standard issued gas mask)
 
Last edited:

Latest posts

Back
Top Bottom