What's new

Indonesia Defence Forum

LAPAN Siapkan Rp 300 M untuk Ikut Bangun Drone Tempur Elang Hitam
Reporter:
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor:
Maria Rita Hasugian
Sabtu, 25 Januari 2020 00:01 WIB

908743_720.jpg

Purwarupa PUNA MALE Elang Hitam (EH-1) yang dikembangkan BPPT saat dipamerkan di Kementerian Pertahanan, Kamis 23 Januari 2020. Drone tempur ini diklaim bisa terbang 30 jam nonstop. FOTO/DOK BPPT

TEMPO.CO, Jakarta - Lapan menjadi anggota Konsorsium PUNA MALE (Pesawat Udara Nir Awak Medium Altitude Long Endurance) yang bergabung belakangan untuk membangun drone tempur Elang Hitam yang menarik perhatian Presiden Joko Widodo dalam pameran industri pertahanan di Kementerian Pertahanan, 23 Januari 2020.

Pengembangan drone tersebut diinisiasi oleh Badan Litbang Kementerian Pertahanan pada tahun 2015. Dua tahun kemudian pengembangannya resmi dimulai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama pembentukan Konsorsium antara BPPT sebagai koordinator bersama Kementerian Pertahanan, TNI Angkatan Udara, ITB, PT Dirgantara Indonesia, dan PT LEN Industri.

Tahun 2019, Lapan menyusul bergabung menjadi anggota Konsorsium. Kendati bergabung belakangan, Lapan sudah diminta menyumbangkan sejumlah inovasi untuk Elang Hitam.

Advertising
Advertising
Kepala BPPT, Hammam Riza mengatakan, PUNA MALE misalnya akan dilengkapi dengan Synthetic Aperture Radar (SAR). Radar yang dikembangkan Lapan ini dirancang bisa memindai hingga menembus lapisan tanah.

“Dengan synthetic-aperture radar (SAR) yang kita pasang di MALE bisa menembus sampai kurang lebih 30 sentimeter dari batas tanah sehingga bisa mengukur berapa banyak air yang dikandung,” kata dia.

Peran PUNA MALE yang dilengkapi SAR tersebut akan memantau tinggi muka air di lahan gambut. “Sebelum dia kering, kita harus sirami lahan-lahan gambut supaya tidak muncul kebakaran hutan, atau tidak muncul hot-spot itu,” kata Hammam.

Anggota Konsorsium juga diminta menyisihkan dananya masing-masing untuk pengembangan drone tersebut. BPPT misalnya sudah menyiapkan dana Rp 81 miliar untuk pengembangan Elang Hitam. “Karena ini konsorsium, masing-masing institusi chip-in, istilahnya, mengkontribusikan anggarannya,” kata Hamam.

Deputi Teknologi Penerbangan dan Antariksa, Lapan, Rika Andiarti mengatakan, Lapan diminta membantu mengembangkan flight control system dengan memanfaatkan satelit untuk Elang Hitam.

“Kalau dari Konsorsium ini, Lapan ditugaskan mengembangkan mission system. Itu terdiri dari baik flight control system, sistem komunikasi, data recorder, dan payload-nya,” kata dia di sela Roll Out PUNA MALE di kompleks PT DI, 30 Desember 2019.

Rika mengatakan, Lapan sudah berbekal pengalaman sejak 3 tahun terakhir mengembangkan flight control system untuk mengendalikan drone dari jarak jauh. Lapan baru memiliki flight control system untuk drone dengan ukuran kecil, dengan durasi terbang maksimal 5 jam sehingga butuh pengembangan lagi.

Rencananya, PUNA MALE akan menggunakan sistem kendali dengan memanfaatkan satelit agar bisa dikendalikan dari jarak jauh. BRI-Sat rencananya akan digunakan. Pemerintah misalnya memiliki slot frekwensi KU-Band yang bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan drone PUNA MALE.

“Pakai satelit sehingga di luar line-of-sight kita bisa terus terima datanya secara real-time,” kata Rika.

Rika mengatakan, Lapan juga diminta mengembangkan SAR (synthetic-aperture radar) yang akan di usung oleh PUNA MALE. Sistem radar yang dikembangkan Lapan tersebut saat ini dipergunakan untuk pertanian, hingga mencegah pencurian kayu.

“Lapan juga punya program pengembangan UAV sendiri khusus untuk surveillance. Sudah kita manfaatkan untuk pertanian, untuk illegal loging, juga kebencanaan,” kata dia.

Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lapan, Gunawan Setia Prabowo mengatakan, Lapan berencana menyiapkan anggaran bertahap hingga Rp 300 miliar untuk ikut membangun drone tempur Elang Hitam. Khusus tahun 2020 ini, Lapan sudah menyiapkan Rp 23 miliar. “Total sekitar Rp 300 miliar sampai 2024,” kata dia.

Gunawan mengatakan, Lapan berencana menggunakan dana itu untuk pengembangan development mission system, SAR, serta sistem satelit komunikasi. Dia mencontohkan, Lapan sudah mengembangkan teknologi pengendali drone via satelit. Namun kemampuannya masih terbatas.

Teknologi pengendali drone yang sudah dimiliki Lapan memanfaatkan Satelit Thuraya, satelit komersil. Dengan pemanfaatan satelit BRI-Sat, diharapkan bisa meningkatkan kemampuan teknologi tersebut.

“Thuraya itu kebetulan bandwith-nya kecil, hanya bisa mengirim data telemetri dan capture. Lagi pula biayanya mahal karena komersial. Dengan KU-Band (BRI-Sat), kita bisa command real time dan gambarnya juga bisa kita lihat real time,” kata Gunawan.

Air-frame untuk prototipe drone PUNA MALE sendiri digarap oleh PT Dirgantara Indonesia. Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI), Elfien Goentoro mengatakan, prototipe tersebut baru berupa development-manufacturing hasil pengembangan bersama Konsorosium.

Uji terbang akan dilakukan tahun ini, sekaligus membangun bertahap 3 unit lagi prototipe PUNA MALE. “Satu ini, kedua nanti untuk sertifikasi, ketiga untuk static-test, ke empatuntuk sertifikasi kombatan,” kata dia, 30 Desember 2019.

Dikutip dari data konfigurasinya, prototipe PUNA MALE 1 menggunakan bahan komposit serat karbon dan glass. Pesawat prototipe 1 ini berfungsi sebagai technology demonstrator. Targetnya untuk menguji kemampuan terbang dalam mode autopilot, yakini take-off dan auto landing.

Sementara prototipe PUNA MALE 2 dan 3 dibangun untuk mengikuti uji sertifikasi serta uji struktur. Pesawat prototipe 2 ini yang akan melewati serangkaian pengujian untuk mendapatkan sertifikasi Indonesian Millitary Airworthiness Authority (IMAA). Konfigurasi pesawat ini untuk menjalankan misi surveilance.

Baru pada prototipe PUNA MALE 4, drone ini akan mendapat penyempurnaan penuh. Di antaranya pemasangan Flight Control System yang pengembangannya dipimpin oleh PT LEN.

Konsorsium PUNA MALE merancang drone tempur Elang Hitam mengikuti Design, Requirement, and Objectives (DRO) yang disepakati untuk dipergunakan oleh TNI Angkatan Udara. Di antaranya mampu mengudara dan mendarat di landasan pendek 700 meter, mengudara hingga ketinggian 20 ribu kaki, memiliki kecepatan maksimal 235 kilometer per jam, dengan durasi mengudara maksimal hingga 30 jam, serta mampu mengusung beban hingga 300 kilogram.

AHMAD FIKRI


https://tekno.tempo.co/amp/1299375/lapan-siapkan-rp-300-m-untuk-ikut-bangun-drone-tempur-elang-hitam

Lapan agency will spent around 22 million US dollar for Indonesia MALE UAV, including research for SAR (synthetic-aperture radar) used in this uav and feasibility to using BRI SAT as line off sight control system.
 
. .
Almand Helvas tweeted on October 26th 2018 that it was not true from two Indonesian government offices statement that Indonesia already signed a contract for C-130J and that he want proof of the contract.

It seems now from his recent tweets he contradicted his previous tweet and that Indonesia did actually signed a contract for 5 C-130J. Lol.
 
Last edited:
.
Almand Helvas tweeted on October 26th 2018 that it was not true from two Indonesian government offices statement that Indonesia already signed a contract for C-130J and that he want proof of the contract.

It seems now from his recent tweets he contradicted his previous tweet and that Indonesia did actually signed a contract for 5 C-130J. Lol.

Yup, always take all of his tweets with a grain of salt

Anyway, he previously said that we need 'missile activation code' if we want our NASAMS and AIM-120C to work. I've never heard anything called 'missile activation code',is it true?
 
.
Yup, always take all of his tweets with a grain of salt

Anyway, he previously said that we need 'missile activation code' if we want our NASAMS and AIM-120C to work. I've never heard anything called 'missile activation code',is it true?
Don't know either. Anyway he said that the C-130J contract is through DCS (Direct Commercial Sale) and not via FMS and because it is through DCS the C-130J is without comsec (communication security). I thought DCS and FMS is just a purchasing system. One is direct to OEM and one isn't.
 
Last edited:
.
i feel bad for our jiran to had this kind of Minister of defence .

https://www.jitunews.com/read/11414...-naik-pesawat-buatan-indonesia-lama-sampainya

Kelakar Menhan Malaysia, Naik Pesawat Buatan Indonesia Lama Sampainya
Yenny Wahid menanggapi kelakar dari Mat Sabu dengan menyebut mengikuti pesan orang tua
26 Januari 2020 09:18 WIB

mohammad-nbsp-sabu_ff05ab1cca12113db13f7731ef57f4da_630x420_thumb.jpg

Menteri Pertahanan Malaysia, Mohammad Sabu Ist

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Pertahanan Malaysia, Mohammad Sabu, berkelakar mengenai waktu perjalanan yang ditempuhnya lebih lama jika menggunakan pesawat buatan Indonesia.

Pria yang akrab disapa Mat Sabu itu mengatakan bahwa perjalanannya ke Jakarta dengan menggunakan pesawat buatan Indonesia membutuhkan waktu 1,5 jam lebih lama dari biasanya.

"Saya datang ke Jakarta naik pesawat yang dibuat oleh Indonesia CN. Walaupun dia perlahan, biasa saya sampai pada masa 2 jam, tapi 3,5 jam. Tak apa ini adalah buatan Indonesia yang saya banggakan," kata Mat Sabu saat menghadiri diskusi di kantor PBNU, Sabtu (25/1).

Namun, Mat Sabu mengaku tidak mempermasalahkan hal itu karena ia bangga dengan Indonesia yang bisa membuat pesawat sendiri.

"Orang Indonesia rajin kuat bekerja. Saya yakin kerajinan itu akan terus berkembang dan (dapat) membangun di ASEAN ini. Kita lihat Indonesia lah yang paling hebat dalam masa yang akan datang," sebutnya.

Komisaris Independen Garuda Yenny Wahid menanggapi kelakar dari Mat Sabu tersebut.

"Pesawat Indonesia begitu karena kita terlalu mengikuti nasihat orang tua. Apa itu pak? biar lambat asal selamat," ucap Yenny sambil tersenyum.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

they really already drowned with all of the Past PRIDE aren't they , he can't even differentiate between medium military cargo turboprop and commercial jet engine plane performance , and he still framed it up with "it's indonesian made" , should also stop to cooperate with this guys already .
 
.
i feel bad for our jiran to had this kind of Minister of defence .

https://www.jitunews.com/read/11414...-naik-pesawat-buatan-indonesia-lama-sampainya

Kelakar Menhan Malaysia, Naik Pesawat Buatan Indonesia Lama Sampainya
Yenny Wahid menanggapi kelakar dari Mat Sabu dengan menyebut mengikuti pesan orang tua
26 Januari 2020 09:18 WIB

mohammad-nbsp-sabu_ff05ab1cca12113db13f7731ef57f4da_630x420_thumb.jpg

Menteri Pertahanan Malaysia, Mohammad Sabu Ist

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Pertahanan Malaysia, Mohammad Sabu, berkelakar mengenai waktu perjalanan yang ditempuhnya lebih lama jika menggunakan pesawat buatan Indonesia.

Pria yang akrab disapa Mat Sabu itu mengatakan bahwa perjalanannya ke Jakarta dengan menggunakan pesawat buatan Indonesia membutuhkan waktu 1,5 jam lebih lama dari biasanya.

"Saya datang ke Jakarta naik pesawat yang dibuat oleh Indonesia CN. Walaupun dia perlahan, biasa saya sampai pada masa 2 jam, tapi 3,5 jam. Tak apa ini adalah buatan Indonesia yang saya banggakan," kata Mat Sabu saat menghadiri diskusi di kantor PBNU, Sabtu (25/1).

Namun, Mat Sabu mengaku tidak mempermasalahkan hal itu karena ia bangga dengan Indonesia yang bisa membuat pesawat sendiri.

"Orang Indonesia rajin kuat bekerja. Saya yakin kerajinan itu akan terus berkembang dan (dapat) membangun di ASEAN ini. Kita lihat Indonesia lah yang paling hebat dalam masa yang akan datang," sebutnya.

Komisaris Independen Garuda Yenny Wahid menanggapi kelakar dari Mat Sabu tersebut.

"Pesawat Indonesia begitu karena kita terlalu mengikuti nasihat orang tua. Apa itu pak? biar lambat asal selamat," ucap Yenny sambil tersenyum.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

they really already drowned with all of the Past PRIDE aren't they , he can't even differentiate between medium military cargo turboprop and commercial jet engine plane performance , and he still framed it up with "it's indonesian made" , should also stop to cooperate with this guys already .
Mat Sabu may not feel the comparison of the duration of the trip using the ATR 72 and the trip using the B737 aircraft [emoji23]
 
.
Yup, always take all of his tweets with a grain of salt

Anyway, he previously said that we need 'missile activation code' if we want our NASAMS and AIM-120C to work. I've never heard anything called 'missile activation code',is it true?
If some country need missile aviation code, likely US can limited pakistani use aim120 against India last year. Pakistani still can launch their aim120

Anyway mat sabu is joke in his country
 
Last edited:
.
Presiden dan Menkeu Mendukung Modernisasi Alutsista

25 Januari 2020


Dengan berubahnya sistem pembelian berdasarkan investasi, maka Kemhan dapat membeli alutsista yang lebih mahal namun mempunyai usia pakai yang lebih tinggi, sehingga cost per tahun menjadi lebih kecil (photo : Defense Update)

Jokowi: Belanja Pertahanan Harus Diubah Menjadi Investasi Pertahanan

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan perubahan paradigma dalam mengelola pertahanan Indonesia, dari sebelumnya berorientasi pada belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan.

"Semua membutuhkan kebijakan perencanaan pengembangan alutsista yang tepat. Apakah pembelian ini berguna 20, 30, 50 tahun yang akan datang. Harus dihitung, dikalkulasi semuanya secara detail. Belanja pertahanan harus diubah menjadi investasi pertahanan," katanya di Kantor Kementerian Pertahanan, Kamis (23/1/2020).

Dia pun telah membicarakan pengembangan industri pertahanan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, sebagaimana di dalam UU Industri Pertahanan harus memenuhi beberapa hal yakni transfer teknologi, produksi dengan BUMN, peningkatan TKDN dan pengembangan rantai produksi.
"Yang saya lihat di negara lain, minimal industri ini harus diberikan yang namanya pesanan, order dalam 15 tahun minimal. Sehingga jangka investasinya menjadi terarah, mana yang akan dituju jelas. Tidak bisa lagi setiap tahun kita nggak bisa," tuturnya.
Lebih lanjut dia menyoroti perkembangan teknologi pertahanan yang berkembang dengan begitu cepat. Salah satunya adalah drone yang kini bisa dipersenjatai dan bisa mengejar tank maupun kendaraan militer lain, hingga menghabisi lawan dari jarak dekat maupun jauh dengan tepat sasaran.
Tak hanya itu, teknologi pertahanan juga sudah menggabungkan instrumen persenjataan dengan penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). "Termasuk pengembangan pesawat tanpa awak, kapal tanpa awak, yang dilengkapi dengan persenjataan-persenjataan modern. Hati-hati dengan ini," ujarnya.
Jokowi pun meminta agar mulai dibangun industri pertahanan yang menghasilkan peralatan militer berteknologi canggih. Apalagi, hampir semua teknologi yang ada sekarang, dimulai dari peralatan militer.
"Entah itu yang namanya GPS, yang dulu namanya HT, yang namanya handphone, yang namanya drone, dimulai, baru masuk ke dunia bisnis. Semuanya dimulai dari industri militer, semua negara, termasuk di Indonesia," ungkapnya.
Dia juga meminta agar Indonesia terus memperkuat penguasaan teknologi pertahanan. Salah satunya teknologi otomatisasi yang akan disertai dengan pengembangan sistem senjata yang otonom. Lalu teknologi sensor yang akan mengarah kepada pengembangan sistem penginderaan jarak jauh yang sudah digunakan oleh Indonesia dalam sejumlah operasi.
"Teknologi informasi (TI) seperti 5G dan komputasi kuantum yang akan mengarah ke pengembangan sistem senjata yang otonom serta pertahanan siber," pungkasnya. (SindoNews)
Ketika Sri Mulyani Dukung Penuh Prabowo Belanja Alutsista
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mendorong proses pengadaan alat utama sistem pertahanan (alusista) Indonesia melalui proses Kekuatan Pokok Minimum atau lebih Minimum Essential Force (MEF).
"Pengadaan alutsista itu membutuhkan suatu proses yang panjang yang saya menganggap Kementerian Pertahanan dan Panglima perlu untuk duduk bersama bagaimana mengefisienkan dan menciptakan kepastian," kata Sri Mulyani seperti dikutip, Jumat (24/1/2020).
"Karena kalau tidak, waktu kami sudah mulai menyusun APBN untuk mendukung pengadaan alutsista maka kemudian proses yang panjang menimbulkan banyak sekali konsekuensi terhadap kecepatan maupun ketepatan dari pilihan alutsista tersebut," ungkap Sri Mulyani lagi.
Pengadaan alutsista yang relevan, sambung Sri Mulyani, penting karena semakin besar perkembangan Indonesia, semakin banyak yang memiliki interest terhadap republik ini. Hal itu menimbulkan konsekuensi pertahanan keamanan (hankam) yang besar juga untuk kelangsungan kedaulatan.
"Itu adalah sesuatu yang kemudian berkonsekuensi mengenai bagaimana kita mendesain pertahanan keamanan Indonesia, karena makin besar perkembangan Indonesia, makin banyak yang memiliki interest terhadap Republik ini," kata Sri Mulyani.
Hal ini didasari oleh fakta bahwa Indonesia adalah negara besar dengan penduduk terbesar keempat di dunia, negara emerging yang masuk dalam G-20 dengan ukuran ekonomi sudah masuk 16 atau 15 terbesar di dunia dan pertumbuhan Indonesia di atas 5%, sementara negara lain hanya tumbuh 2%-3%.
Ia menegaskan, Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia bahkan bisa menjadi 5 besar. (CNBC)
 
.
In Alman Helvas newest tweet he said the US already gave the tag price for 32 Viper to Indonesia $ 4,5 Billion via FMS and that price not include the weapons.....if it's true then for one viper we have to spend around $ 140 million or so....i mean how can the F-16 viper be that expensive??!! and if that's the case why not buy F-35 instead??!!
i feel bad for our jiran to had this kind of Minister of defence .

https://www.jitunews.com/read/11414...-naik-pesawat-buatan-indonesia-lama-sampainya

Kelakar Menhan Malaysia, Naik Pesawat Buatan Indonesia Lama Sampainya
Yenny Wahid menanggapi kelakar dari Mat Sabu dengan menyebut mengikuti pesan orang tua
26 Januari 2020 09:18 WIB

mohammad-nbsp-sabu_ff05ab1cca12113db13f7731ef57f4da_630x420_thumb.jpg

Menteri Pertahanan Malaysia, Mohammad Sabu Ist

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Menteri Pertahanan Malaysia, Mohammad Sabu, berkelakar mengenai waktu perjalanan yang ditempuhnya lebih lama jika menggunakan pesawat buatan Indonesia.

Pria yang akrab disapa Mat Sabu itu mengatakan bahwa perjalanannya ke Jakarta dengan menggunakan pesawat buatan Indonesia membutuhkan waktu 1,5 jam lebih lama dari biasanya.

"Saya datang ke Jakarta naik pesawat yang dibuat oleh Indonesia CN. Walaupun dia perlahan, biasa saya sampai pada masa 2 jam, tapi 3,5 jam. Tak apa ini adalah buatan Indonesia yang saya banggakan," kata Mat Sabu saat menghadiri diskusi di kantor PBNU, Sabtu (25/1).

Namun, Mat Sabu mengaku tidak mempermasalahkan hal itu karena ia bangga dengan Indonesia yang bisa membuat pesawat sendiri.

"Orang Indonesia rajin kuat bekerja. Saya yakin kerajinan itu akan terus berkembang dan (dapat) membangun di ASEAN ini. Kita lihat Indonesia lah yang paling hebat dalam masa yang akan datang," sebutnya.

Komisaris Independen Garuda Yenny Wahid menanggapi kelakar dari Mat Sabu tersebut.

"Pesawat Indonesia begitu karena kita terlalu mengikuti nasihat orang tua. Apa itu pak? biar lambat asal selamat," ucap Yenny sambil tersenyum.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

they really already drowned with all of the Past PRIDE aren't they , he can't even differentiate between medium military cargo turboprop and commercial jet engine plane performance , and he still framed it up with "it's indonesian made" , should also stop to cooperate with this guys already .

Don't take it seriously...even in his country he already became a joke within their "formil" coba aja liat MMP sama MDR kritikannya luar biasa dan bikin ngakak dan quotes-nya yang paling sering di pake buat sindiran adalah "elephant fight with elephant grass in the middle will suffer"
 
.
In Alman Helvas newest tweet he said the US already gave the tag price for 32 Viper to Indonesia $ 4,5 Billion via FMS and that price not include the weapons.....if it's true then for one viper we have to spend around $ 140 million or so....i mean how can the F-16 viper be that expensive??!! and if that's the case why not buy F-35 instead??!!


Don't take it seriously...even in his country he already became a joke within their "formil" coba aja liat MMP sama MDR kritikannya luar biasa dan bikin ngakak dan quotes-nya yang paling sering di pake buat sindiran adalah "elephant fight with elephant grass in the middle will suffer"

Prabowo came out a better man compared to Mat Sabu
 
.
In Alman Helvas newest tweet he said the US already gave the tag price for 32 Viper to Indonesia $ 4,5 Billion via FMS and that price not include the weapons.....if it's true then for one viper we have to spend around $ 140 million or so....i mean how can the F-16 viper be that expensive??!! and if that's the case why not buy F-35 instead??!!
Just take his tweet with a grain of salt. He was wrong about the C-130J.

But if eventually it is true than we should buy F-35 with that price.
 
. .
Just take his tweet with a grain of salt. He was wrong about the C-130J.

But if eventually it is true than we should buy F-35 with that price.
He was wrong obviously, 32 viper+armament=6-7 billion US$ doesn't even make any sense.

For example with RoC 66 viper contract including spare part,munition&engine. Costing at US$ 8 bn while our purchase only half of Taiwan order.

What's with him and US tho.
 
. .
Back
Top Bottom