What's new

Indonesia Defence Forum

Jokowi dan Para Menteri Akan ke Hajatan Prabowo Besok, Rapim Kemhan 2020
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi ldham Azis dijadwalkan akan hadir.
Pebriansyah Ariefana | Muhammad Yasir
Rabu, 22 Januari 2020 | 11:53 WIB

Jokowi akan mengahdiri Rapat Pimpinan Kementerian Pertahanan Tahun 2020 pada Kamis (23/1/2020) besok. Selain Jokowi sejumlah menteri dan pimpinan lembaga juga dijadwalkan akan hadir.

Kapuskom Kemhan RI, Brigjen Totok Sugiarto mengatakan Rapim Kemhan Tahun 2020 digelar selama dua hari sejak hari ini hingga Kamis besok dengan mengusung tema 'Pertahanan Semesta yang Kuat, Menjamin Kelangsungan Hidup NKRI'.

Pada hari kedua besok rencananya Presiden Jokowi, Menteri Pertahanan Rl Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Polisi ldham Azis dijadwalkan akan hadir.

"Presiden RI akan memberikan pengarahan kepada peserta dan undangan Rapim Kemhan Tahun 2020," kata Totok lewat keterangan resmi yang diterima suara.com, Rabu (22/1/2020).

Selain itu, Totok menyampaikan beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga dijadwalkan memberikan pembekalan dalam Rapim Kemhan besok. Mereka, yakni Menkopolhukam Mahfud MD, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo, Ketua BPK RI Agus Firman Sampurna dan Kepala BIN Budi Gunawan.

"Rapim Kemhan Tahun 2020 akan diakhiri dengan penyerahan Kebijakan Pertahanan Negara Tahun 2020 dan Amanat Anggaran Tahun 2020 oleh Menteri Pertahanan kepada masing-masing Kepala Unit Organisasi yakni Kemhan, Mabes TNI serta Mabes TNI AD, AU dan AL," katanya.

Berkenaan dengan itu, Totok menyampaikan bahwa bersamaan dengan Rapim Kemhan tahun 2020 dilaksanakan pula pameran produk alutsista hasil produksi dari industri dalam negeri. Produk alutsista yang dipamerkan merupakan hasil industri pertahanan dari BUMN dan BUMS yang tergabung dalam Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas).
 
I don't need to explain this picture but certainly you all understand we need to upgrade current existing air defence system so in future there will be no more thing like this.
FB_IMG_15796820164822538.jpg
 
Looks like both OPV design from Tesco and DRU are equipped with AShM or even VLS

My question is, is it really necessary for an OPV to carry AShM/SAM/VLS? CMIIW, other countries OPV (even those with bigger size and tonnage) didn't carry any missiles
Not necessarily though to equip OPV with missiles
 
Not necessarily though to equip OPV with missiles


That's why, IMO, it's not necessary for an OPV to be equipped AShM/SAM/VLS (kecuali kalau ternyata TNI AL ngeliat OPV sebagai principal surface combatant juga ya)

Keep it simple dan bikin harga per-hull semurah mungkin jadi bisa diproduksi lebih banyak

Gambar ga jelas
Well countries had different names for their warship classes

Kalau sekilas dari senjatanya sih yg design Tesco punya firepower yg lebih gede malah dari DPN-Class
 
That's why, IMO, it's not necessary for an OPV to be equipped AShM/SAM/VLS (kecuali kalau ternyata TNI AL ngeliat OPV sebagai principal surface combatant juga ya)

Keep it simple dan bikin harga per-hull semurah mungkin jadi bisa diproduksi lebih banyak



Kalau sekilas dari senjatanya sih yg design Tesco punya firepower yg lebih gede malah dari DPN-Class

malah lebih mirip F2000 class kurang lebih (kurang torpedo) , ini malah lebih cocok dijadiin basis korvet nasional , dibanding Martadinata .
 
That's why, IMO, it's not necessary for an OPV to be equipped AShM/SAM/VLS (kecuali kalau ternyata TNI AL ngeliat OPV sebagai principal surface combatant juga ya)

Keep it simple dan bikin harga per-hull semurah mungkin jadi bisa diproduksi lebih banyak



Kalau sekilas dari senjatanya sih yg design Tesco punya firepower yg lebih gede malah dari DPN-Class
Mungkin untuk menekan jumlah hull yang dioperasikan, daripada punya korvet hanya untuk patroli saja trus harus butuh lagi korvet untuk kombatan, jadi biar punya lebih banyak vessel kombatan.
 
That's why, IMO, it's not necessary for an OPV to be equipped AShM/SAM/VLS (kecuali kalau ternyata TNI AL ngeliat OPV sebagai principal surface combatant juga ya)

Keep it simple dan bikin harga per-hull semurah mungkin jadi bisa diproduksi lebih banyak
Yang penting harga murah biar bisa di mass produce,endurance yang lama and ofc strong hull so bakamla/AL can ram enemy vessel without a major damage on the hull.

Kalo udah war condition sih harusnya bisa dipersenjatai kayak CG nya US sewaktu cold war.
 
Back
Top Bottom