What's new

Indonesia Defence Forum

Bungkus gorengan must secret document like this

SOAL UN MATEMATIKA SMA 2019 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA

SOAL USBN KIMIA SMA 2019 DOKUMEN NEGARA SANGAT RAHASIA

And any other secret document you will find in tukang gorengan because some say they are tukang gorengan bawa HT

Trust me

That is very secret document many teen want spent some money for it. Also they must do that in clandestine mission

(Good saturday night and happy weekend

It really brings back memory of my High school time, during the time when UN is the only deciding factor. Our school held up a clandestine operations every early morning before the exam. The Answer Key were distributed in several "Safe House" by our own Teachers who disguise as a morning Jogger. And students right after Dusk (Subuh) are gathered to the assigned safe houses according to their Class Designation to copy the Answer Key.:rofl:

One of the Answer Key were fucked up tho, i remember it was the English. I realized it because i did not depend on the Key for this subject and later it became hot discussion topics. Anyone who really relied on the key were already hopeless as fu*k :laugh:
 
.
Sekarang mereka jualan bakso, lebih gampang bikinnya soalnya tinggal tambahin kuah panas aja semua bahan juga udah siap
Wkwkwkw jadi inget ini:
jn3f0l18htr31.jpg

Also, why have two different types of wheeled APC's? Why not just focus manufacture on the Pandurs if we're deadset on buying them, I have serious doubts of Pindad's ability to have 2 different production lines for Wheeled IFV's.
Yeah, I'm also wondering why the 90mm Badak is still considered when there's the Pandur FSV with the common weapon system as the Harimau.

A potentially interesting development for the AU procurement program, taken from the Defense Studies blog
28 November 2019

Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyampaikan bahwa perusahaan produsen pesawat raksasa dunia, yakni Boeing berminat membuka bengkel perawatan pesawat di Indonesia, atau maintenance, repair, and overhaul (MRO) di Indonesia.

Hal tersebut merupakan salah satu poin yang disampaikan oleh Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross ketika mengunjungi Indonesia pada 6 November 2019 lalu.

"Dalam rangka kunjungan Secretary Ross ke Indonesia, dalam pertemuan governance to business, beliau juga menyampaikan keinginan adanya kerja sama (dari Boeing), yaitu khususnya dalam industri MRO atau industri reparasi pesawat udara," ungkap Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kemendag, Kasan Muhri di kantornya, Jakarta, Senin (25/11/2019).

Kasan menuturkan, kerja sama yang diajukan Boeing tersebut merupakan salah satu pendongkrak dalam merealisasikan nilai perdagangan Indonesia-A. Nilainya dapat mencapai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 840 triliun (kurs Rp 14.000) sampai 5 tahun mendatang.

"Ini suatu potensi yang menjadi bagian dari road map kita mencapai US$ 60 miliar dalam waktu 5 tahun mendatang," papar Kasan.

Meski bengkel pesawat masuk dalam sektor jasa, namun dalam pelayanannya Boeing akan melakukan impor berbagai produk suku cadang pesawat.

"Meskipun ini kategorinya masuk dalam industri jasa, tapi mana kala komponennya diimpor, pasti transaksinya akan dicatat sebagai transaksi impor barang. Karena kita tahu MRO ini ada services-nya, tapi ada juga goods-nya. Jadi dua-duanya dapat," terang dia.

Kasan membeberkan, dalam mempermudah Boeing membuka bengkel pesawat di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tarif bea masuk 0% untuk impor 27 produk suku cadang pesawat.

"Kita sudah keluarkan paket regulasi yang kaitannya dengan komponen-komponen untuk MRO ini tarif bea masuknya diberikan 0%. Ada 27 cost tarif yang terkait dengan industri MRO, itu dalam paket kebijakan ekonomi sudah diselesaikan," tandas dia.

Sumber: "https://finance.detik.com/industri/d-4797779/boeing-mau-buka-bengkel-pesawat-di-indonesia"

01 Desember 2019



Pesawat tanker A330-200 MRTT ketika melakukan pengisian bahan bakar pada pesawat F-16 (photo : USAF)

Oder pesawat tanker untuk TNI AU hampir pasti jatuh ke tangan Airbus A330 MRTT, demikian disampaikan Alman Helvas dalam tweet-nya pada 26 November 2019 lalu. Alman Helvas adalah seorang "Defense Market & Industry Consultant" yang sebelumnya adalah Jane's Representative untuk Indonesia'.

Pilihan atas pesawat Airbus meluluhkan penilaian aspek teknis dimana Boeing dengan pesawat KC-46 nya lebih unggul dibandingkan Airbus A330 MRTT. Aspek anggaran dan waktu penyerahan rupanya jadi faktor penentu kemenangan Airbus. Anggaran pesawat tanker hanya cukup untuk pesawat tanker second dan waktu penyerahan adalah secepatnya karena saat ini TNI AU hanya punya satu pesawat tanker Hercules KC-130B nomor A1309.



Tweet Alman Helvas tentang tanker TNI AU (photo : twitter)

Jika melihat jumlah pesawat stok maskapai nasional Garuda Indonesia, terlihat bahwa untuk pesawat berbadan sedang dan lebar hanya ada pilihan pesawat Airbus A330-200 (11 pesawat), A330-200 (8 pesawat) Boeing 777-300ER (8 pesawat). Sedangkan pesawat Boeing 767 sebagai basis pesawat Boeing KC-46 tidaj dimiliki Garuda Indonesia.

Pilihan atas tanker Airbus MRTT menjadikan Indonesia negara ketiga di kawasan ASEAN-Oceania yang menggunakan pesawat tanker ini. Australia adalah launch customer pesawat ini dengan memesan 4 pesawat dengan basis A330-200 dan 5 pesawat lagi menyusul, sementara Singapura memesan 6 pesawat dengan basis A330-200.


Armada pesawat Garuda Indonesia (graphic : Wiki)

Basis pesawat yang akan dipakai Indonesia kemungkinan besar adalah Airbus A330-200, hal ini karena stok pesawat tersebut ada 11 pesawat. Garuda saat ini juga sedang menunggu pesanan 16 pesawat A330-300 datang, dengan demikian maka seri A330-200 dapat mulai dipensiunkan dan dapat diakuisisi oleh TNI AU.

Pengalaman Australia mengenai lama waktu yang diperlukan untuk melakukan konversi pesawat penumpang Qantas menjadi pesawat tanker serbagua adalah dalam waktu 10 bulan. Pekerjaan konversi semestinya dapat dilakukan di PT DI, karena pada saat berkontrak dengan Australia pekerjaan tersebut dilakukan di Brisbane, Australia.



Garuda Indonesia Airbus A330-200 (photo : Tim de Groot)

TNI AU mensyaratkan penggunaan dua sistem air refuelling yaitu hose-and-drogue (probe-and-drogue : Hawk dan Flanker) serta air boom (F-16) karena kebutuhan riil pesawat TNI AU adalah seperti itu. Airbus A330 MRTT dirancang sebagai pesawat peran-ganda untuk pengisian bahan bakar dan transportasi udara. Untuk misi pengisian bahan bakar udara-ke-udara bagi pesawat lain, A330 MRTT dapat dilengkapi dengan kombinasi dari salah satu sistem :
-Airbus Military Aerial Refueling Boom System (ARBS) untuk pesawat penerima yang dilengkapi receptacle (sistem air boom),
-Cobham 905E, pod pengisian bahan bakar bawah sayap untuk pesawat penerima yang dilengkapi probe (sistem hose-and-drogue/probe-and-drogue),
-Cobham 805E Fuselage Refueling Unit (FRU) untuk pesawat penerima yang dilengkapi probe (sistem hose-and-drogue/probe-and-drogue).

Kabin pesawat A330 MRTT dapat dimodifikasi untuk mengangkut hingga 380 penumpang dalam konfigurasi kelas tunggal, juga dapat dilakukan konfigurasi lain misalnya untuk VIP sekaligus angkut pasukan, juga dapat dikonfigurasi untuk melakukan misi Evakuasi Medis (Medevac) hingga 130 tandu. Dek kargo dapat diisi dengan 8 palet militer, dan kontainer standar komersial. Itu artinya pesawat tanker A330 MRTT dapat melayani pengisian bahan bakar di udara sekaligus terbang non-stop antar benua.

Sumber: "http://defense-studies.blogspot.com/2019/12/kemhan-pilih-airbus-mrtt-sebagai.html"
Memang kapabilitas AAR AU yang tadi nya minim sudah hampir nggak ada sih, sekarang KC-130 sudah tinggal se ekor, sementara KC-46 kayanya masih ada beberapa teething problem + no ready made platform available in stock.
 
.
Second state owned Pilot school located in Banyuwangi

Hmmm state owned.Alternatif selain curug?

Anyone who really relied on the key were already hopeless as fu*k
Today the clandestine ops use cybertech.
Take a picture of UN, sent to your bimbel teacher

So the cheating in school is like defense. The challange more difficult but the technology and tactic also better developed.
 
. .
. .
Dikira nike update berita seru taunya gambar seru
:D
Mantap suhu ! :yahoo:
 
.
EKtOoO3XkAAo8du

Yon Armed should invest on superguns like this. Fired from the closest point in melacca strait it can target most msy cities like melacca,port dickson,sepang ,muar even part of putrajaya. Its cheaper than sending jets to do the work.

Ps:im not advocating war with msy, but just for sake of illustrations of capabilites
 
.
EKtOoO3XkAAo8du

Yon Armed should invest on superguns like this. Fired from the closest point in melacca strait it can target most msy cities like melacca,port dickson,sepang ,muar even part of putrajaya. Its cheaper than sending jets to do the work.

Ps:im not advocating war with msy, but just for sake of illustrations of capabilites
Our Caesar actually compatible with rocket assisted munition , and i believe nexter is also going to developed a ramjet propelled munition too , it's just the matter if indonesia want to buy that kind of munition or not , maybe we should invest on proper military satellite first
 
.
Our Caesar actually compatible with rocket assisted munition , and i believe nexter is also going to developed a ramjet propelled munition too , it's just the matter if indonesia want to buy that kind of munition or not , maybe we should invest on proper military satellite first
You mean KATANA?
Nexter_KNDS_Katana_001.jpg

The KATANA ammunition can be fired from all 52 caliber artillery systems, while retaining the traditional artillery qualities: continuous fire, all-weather capability, high cost/efficiency ratio. Thanks to its specific architecture, KATANA can be used for close support and will treat all types of targets thanks to its multi-mode rocket, which is programmable to operate by proximity, impact, or with delay: allowing the penetration of the military payload.

With a maximum range between 30 km for the first generation and 60 km for the next, KATANA will strike targets with pinpoint precision. The projectile's guidance is ensured by a hybridisation between a GNSS signal receiver and an inertial measurement unit. In the future, metre scale precision will be accessible through the addition of an optional semi-active laser distance gauge.

Thus, KATANA shells will offer the best performance in range, accuracy and terminal effect for existing 155 mm ammunition. With KATANA munitions, Nexter has a full range of 155 mm projectiles, compatible with current and future artillery systems.

About satellite I'm still waiting for our Airbus military sattelite (SatKomHan 1) i i heard they're delayed the launch to 2020.
 
.
Selasa 03 Desember 2019, 12:28 WIB

Tingkatkan Industri Pertahanan, Prabowo Gandeng 25 Perusahaan Swasta
Lisye Sri Rahayu - detikNews

cd720d01-cbee-448a-a569-8c386dbf76ea_169.jpeg
Foto: Lisye/detikcom
Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemhan) menggelar pameran industri alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam) dalam negeri. Menhan Prabowo Subianto mengatakan pameran tersebut adalah salah satu upaya untuk mengandeng swasta dalam meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional.

"Saya dapat tugas dari Bapak Presiden untuk meningkatkan peran industri pertahanan dalam negeri dalam pengadaan alutsista untuk kepentingan pertahanan kita," ujar Prabowo di Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (3/12/2019).

"Jadi selama ini saya dengan wakil menteri, kami sudah keliling. Untuk mempercepat proses, kami undang industri pertahanan swasta," imbuhnya.

Baca juga: Prabowo Kini Bangga dengan Alutsista Indonesia

Prabowo mengatakan kemampuan pertahanan nasional saat ini sudah sangat baik dan maju. Dia optimis dalam lima tahun ke depan Indonesia akan mandiri dalam industri pertahanan.

3d52af26-b358-4e26-b575-4c5d6ebabba8_169.jpeg
Prabowo mengatakan industri pertahanan BUMN dan swasta harus bekerja sama dalam meningkatkan pertahanan. Foto: Lisye/detikcom

"Alhamdulillah kemampuan kita sudah sangat baik, sangat maju, tentunya ada bagian-bagian yang masih harus kita mengadakan litbang lagi, tapi insyaAllah saya optimis lima tahun lagi kita akan menjadi lebih mandiri, berdiri di atas kaki kita sendiri," kata dia.

Prabowo mengatakan industri pertahanan BUMN dan swasta harus bekerja sama dalam meningkatkan pertahanan. Sementara bentuk kerjasama tersebut masih didalami oleh Ketum Gerindra itu.

"Saya katakan tadi bahwa kita juga berfikir domain nasional, swasta, kita semua anak bangsa. Swasta adalah bagian vital dari ekonomi kita. BUMN dan swasta harus bekerjasama, nanti kita bisa cari formulanya. Tidak ada masalah, BUMN lead integrator tapi swasta semua ikut dengan aktif," ucapnya.

Baca juga: Prabowo: Alutsista RI Membanggakan, 5 Tahun Lagi Lebih Mandiri

Sementara itu Ketua Harian Persatuan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas), Jan Pieter Ate, menyebut terdapat 25 perusahaan swasta yang berpartisipasi dalam pameran itu. Dia mengatakan perusahaan negeri dan swasta harus bekerjasama dalam meningkatkan pertahanan dan keamanan negara.

"Pameran hari ini diikuti 25 industri pertahanan swasta nasional, industri pertahanan dalam negeri yang menampilkan produk-produk anak bangsa. Di sana menggambarkan bangsa Indonesia yang luar biasa dari berbagai aspek maka harus dikawal, mengawalnya dari sektor industri pertahanan menyampaikan bahwa negara ini harus kuat, kuat negaranya itu kalau disokong oleh industri pertahanan untuk memiliki Industri pertahanan yang kuat," ujar Jan.

Pameran industri ini berlangsung di halaman gedung Kemhan. Beragam jenis produk Alpalhankam dan alutsista hasil karya anak bangsa dipamerkan.
 
. . .
Our Caesar actually compatible with rocket assisted munition , and i believe nexter is also going to developed a ramjet propelled munition too , it's just the matter if indonesia want to buy that kind of munition or not , maybe we should invest on proper military satellite first
This is on another level its 62 calibre barrel compared to 52 calibre on caesar.
 
.
Our Caesar actually compatible with rocket assisted munition , and i believe nexter is also going to developed a ramjet propelled munition too , it's just the matter if indonesia want to buy that kind of munition or not , maybe we should invest on proper military satellite first
How about we license produce basic 155m munitions ourself? Idk but isnt it the logical path to take, that eventually we'll going to seek almost full self sufficiency (especially in munitions)?
 
.
Back
Top Bottom