What's new

Indonesia Defence Forum

Bell 525 Jadi Opsi Helikopter VIP/VVIP TNI AU
Rabu, 27 November 2019 | 18:01 WIB
5dde38f2624df.jpg

Bellflight.com
Helikopter Bell 525 sebagai helikopter angkut VVIP.
Penulis: Reska K. Nistanto
|
Editor: Oik Yusuf


Berita ini telah mengalami modifikasi judul dan isi. VP Business Development and Marketing PTDI, Gatot Mulia Pribadi mengklarifikasi bahwa helikopter VVIP yang dimaksud bukan helikopter kepresidenan, melainkan VIP/VVIP TNI-AU.

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI AU masih membutuhkan helikopter VVIP baru untuk menggantikan AS-332 Super Puma yang saat ini masih dioperasikan. Helikopter H225M bikinan Airbus Helicopter (Eurocopter) muncul sebagai kandidat kuat.

Namun belakangan, kandidat lain juga muncul, yakni datang dari pabrikan helikopter AS, Bell dengan seri 525-nya.

Saat ini, tim dari Bell disebut tengah melakukan penjajakan dengan pihak-pihak yang terkait di Indonesia, termasuk PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang selama ini merakit dan memproduksi komponen helikopter Bell di Indonesia.

"Ya betul, ini kan ada operational requirement dari TNI AU untuk pesawat (helikopter) VIP/VVIP, kita perlu yang semaksimal mungkin memenuhi itu," kata Gatot Mulia Pribadi, VP Business Development and Marketing PTDI.

Baca juga: Menyoal AgustaWestland AW101 Jadi Helikopter Kepresidenan RI

"Opsinya kemarin ada H225M, kita juga menjajaki yang lainnya, salah satunya Bell 525 itu," kata Gatot dijumpai KompasTekno di Jakarta, Rabu (27/11/2019).



5dde3ad11a672.jpg

Bellflight.com
Bell 525
Dikatakan Gatot, penjajakan ini masih dalam tahap awal, sehingga tim dari Bell akan mempresentasikan apa saja kemampuan yang dimiliki oleh Bell 525 kepada para stakeholder.


"Kalau H225M itu kan sudah diketahui (kemampuannya), sudah dioperasikan TNI AU," kata Gatot.
 
PT DI Will Delivered Bell EPI-412 Army Orders Complete With M134D Minigun
indomiliter | 27/11/2019 | Berita Matra Darat, Berita Update Alutsista, Senapan Mesin |

Gatling-Gun-134D-Kaliber-762mm.jpg


Ada yang menarik dari kontrak pengadaan sembilan unit helikopter serbu Bell-412 EPI (Enhanced Performance Integrated) pesanan TNI AD, terlepas dari EPI yang merupakan varian paling mutakhir dari keluarga Bell-412, nantinya kesembilan Bell-412 EPI sudah hadir dengan paket persenjataan lengkap, artinya bukan dalam kontrak terpisah. Nah, apakah bekal persenjataan yang bakal melekat di Bell-412 EPI Pusperbad ini?

Baca juga: Dari Gatari Hingga Pesanan TNI AD, Bell dan PT DI Rayakan Pengiriman Bell-412 Ke-70

Dalam acara jumpa pers Perayaan Pengiriman Helikopter ke-70 antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Bell Textron di Jakarta (27/11/2019), disebutkan bahwa saat nanti unit helikopter ini diserahkan ke TNI AD, maka sudah termasuk dengan door gun berupa M134D Minigun buatan Dillon Aero. “Persisnya satu helikopter nanti akan dilengkapi dua pucuk senapan mesin tersebut, totalnya dengan sembilan helikopter, maka kami akan mendatangkan 18 pucuk senapan mesin model laras putar (gatling gun-red) ini,” ujar Ibnu Bintarto, VP Aircraft Sales PT DI kepada Indomiliter.com.

Berdasarkan kontrak pengadaan helikopter serbu No.TRAK/555/PLN/XII/2018/AD antara Kemhan RI dan PT DI untuk TNI AD dengan materiil kontrak meliputi 9 unit helikopter Serbu Bell-412EPI dengan nilai US$180 juta, disebutkan sudah lengkap dengan persenjataan, munisi, suku Cadang, publikasi teknis serta pelatihan. Bila M134D didatangkan dengan cari impor, maka untuk amunisi dipastikan akan dipasok oleh PT Pindad. Seperti diketahui, M134D mengusung kaliber 7,62 × 51 mm NATO.

Lantas bagaimana dengan jadwal penyerahan ke TNI AD? Ibnu menyebut proses penyerahan helikopter bergantung kepada kontrak efektif, dimana PT DI menunggu pembayaran uang muka dari kredit ekspor untuk memulai produksi.

“Bila sudah ada pembayaran maka itu bisa diibaratkan ‘argo’ mulai jalan, diharapkan itu semua bisa tuntas pada Desember 2019 ini, sehingga unit perdana Bell-412 EPI dapat diserahkan pada pertengahan tahun 2020,” kata Ibnu. Ditambahkan, uang muka pembayaran itu diperlukan, karena PT DI juga harus membeli komponen-komponen dari luar negeri, sebut saja perangkat komunikasi, radar, sensor FLIR dan sistem senjata.

Dari segi kemampuan, Bell-412 EPI disebutkan punya peningkatan kemampuan pada jenis mesin dan perangkat avionik. Bila diperdalam lagi, mesin Bell-412 EPI punya tenaga lebih kuat dan avionik Bell-412 EPI sudah menggunakan full glass cockpit.

Dari spesifikasi, Bell-412 EPI mengadopsi 2x mesin Pratt & Whitney PT6T-9 “Twin Pac.” Dalam situs resmi Bell Helicopter Textron, disebutkan PT6T-9 punya tenaga take-off 15 persen lebih besar dibanding jenis mesin Bell-412 lainnya. Fitur lainnya pada PT6T-9 adalah automatic engine start with temperature limiting features dan full authority digital engine control.

cockpit.jpg


Sistem avionik Bell-412 EPI mengusung teknologi flight control 4-axis, instrument full glass cockpit. Dalam solusi yang disebut Bell Basix Pro Integrated Glass Cockpit System juga mencakup Bell’s patented Power Situation Indicator (PSI) presentation, Garmin GTN-750 NAV/COM/GPS with high resolution digital maps dan WAAS GPS instrument approach capability.

Bell-412 EPI juga dirancang upgradable dan mudah diadaptasi untuk kustomisasi tambahan, semisal diintegrasikan dengan weather radar, search radar, HTAWS, TCAS, ADS-B (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast) dan FLIR (Forward Looking Infrared).

Baca juga: M134D Minigun – Saatnya Door Gun Helikopter Puspenerbad TNI AD Dibekali Gatling Gun


Bell-412 EPI punya bobot kosong 3.207 kg, untuk payload internal sekitar 2.200 kg, sementara payload eksternal 2.041 kg. Bobot penuh helikopter adalah 5.534 kg. Dengan kapasitas bahan bakar 1.251 liter, Bell-412 EPI pada kecepatan jelajah 235 km per jam sanggup menjelajah hingga 687 km dan terbang selama 4 jam, dengan perhitungan helikopter terbang dengan bobot 4.309 kg. (Haryo Adjie)
 
South Korea to Integrate MBDA's Meteor Missile onto KF-X Fighter Aircraft

MBDA has been awarded a contract from Korea Aerospace Industries (KAI) for the integration of the Meteor beyond visual range air-to-air missile onto the KF-X future Korean fighter aircraft.

The contract includes integration support to KAI, transfer of know-how and manufacture of test equipment for the KF-X integration and trials campaign.

Meteor is the world’s most advanced air-to-air missile, and has a unique ramjet propulsion system that allows it to fly further and faster than any other air-to-air missile – allowing it to defeat manoeuvring targets even at extreme ranges.

http://www.asdnews.com/news/defense...bdas-meteor-missile-onto-kfx-fighter-aircraft

Look like US doesnt give permission for KFX program to use AMRAAM

Bell 525 Jadi Opsi Helikopter VIP/VVIP TNI AU
Rabu, 27 November 2019 | 18:01 WIB
5dde38f2624df.jpg

Bellflight.com
Helikopter Bell 525 sebagai helikopter angkut VVIP.
Penulis: Reska K. Nistanto
|
Editor: Oik Yusuf


Berita ini telah mengalami modifikasi judul dan isi. VP Business Development and Marketing PTDI, Gatot Mulia Pribadi mengklarifikasi bahwa helikopter VVIP yang dimaksud bukan helikopter kepresidenan, melainkan VIP/VVIP TNI-AU.

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI AU masih membutuhkan helikopter VVIP baru untuk menggantikan AS-332 Super Puma yang saat ini masih dioperasikan. Helikopter H225M bikinan Airbus Helicopter (Eurocopter) muncul sebagai kandidat kuat.

Namun belakangan, kandidat lain juga muncul, yakni datang dari pabrikan helikopter AS, Bell dengan seri 525-nya.

Saat ini, tim dari Bell disebut tengah melakukan penjajakan dengan pihak-pihak yang terkait di Indonesia, termasuk PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang selama ini merakit dan memproduksi komponen helikopter Bell di Indonesia.

"Ya betul, ini kan ada operational requirement dari TNI AU untuk pesawat (helikopter) VIP/VVIP, kita perlu yang semaksimal mungkin memenuhi itu," kata Gatot Mulia Pribadi, VP Business Development and Marketing PTDI.

Baca juga: Menyoal AgustaWestland AW101 Jadi Helikopter Kepresidenan RI

"Opsinya kemarin ada H225M, kita juga menjajaki yang lainnya, salah satunya Bell 525 itu," kata Gatot dijumpai KompasTekno di Jakarta, Rabu (27/11/2019).



5dde3ad11a672.jpg

Bellflight.com
Bell 525
Dikatakan Gatot, penjajakan ini masih dalam tahap awal, sehingga tim dari Bell akan mempresentasikan apa saja kemampuan yang dimiliki oleh Bell 525 kepada para stakeholder.


"Kalau H225M itu kan sudah diketahui (kemampuannya), sudah dioperasikan TNI AU," kata Gatot.

Ini salah satu contoh program yang harus di cut demi efisiensi.
 
There is always needs for VIP/VVIP units within armed forces and government aparatus, it is very natural especially for country as large as Indonesia. To use utility combat unit or carriage unit to carry VIP person is what i call a waste of opportunity and abuse of power instead.

Fatahillah Class should be called OPV's from now on

Their ASW capability has been enhanced instead
 
Sebelumnya, salam kenal dengan sesepuh di sini, SR newbie numpang nyoba posting di mari.

Look like US doesnt give permission for KFX program to use AMRAAM
Do you have a source or is this your own conclusion? It seems strange to me if that's the case.



Ini salah satu contoh program yang harus di cut demi efisiensi.
Nggak lah, VIP transport masih dalam tupoksi AU kok. Kalau ada yang mau di argue untuk di cut sih yang angkutan tahunan lebaran, secara itu seharusnya kerjaan dephub.

Ini katanya pengawalan setingkat menteri, apakah setelah kasus penusukan Pak Wiranto pengamanan untuk menteri di tingkatkan level nya sekarang?
 
HELIKOPTER PANTHER HS-4201 LAKSANAKAN PEMASANGAN NAVAL TAMBAHAN
27 NOVEMBER 2019 DIANEKO_LC 1 KOMENTAR
helikopter-panther-hs-4201-laksanakan-pemasangan-naval-tambahan.jpg

Helikopter Panther HS-4201 Laksanakan Pemasangan Naval Tambahan (TNI AL)

Skuadron 400 Wing Udara 2 sebagai unsur pelaksana Wing Udara 2 melaksanakan pembinaan unsur-unsur dibawahnya, termasuk helikopter AS 565 MBe Panther. Dalam rangka peningkatan kemampuan helikopter tersebut, Skuadron 400 Wing Udara 2 mengirimkan salah satu helinya HS-4201 untuk melaksanakan pemasangan Naval tambahan, dimana TNI AL bekerja sama dengan PT DI.

Dilansir dari laman web TNI AL (27/ 11/ 2019), pada kesempatan ini Mayor Laut (P) Sugiran selaku komandan skuadron 400 wing udara 2 berkesempatan langsung mengantarkan heli tersebut.

Hari Minggu, 25 November 2019 helikopter HS-4201 tiba di Bandung dan langsung menuju hangar PT DI.



REPORT THIS AD


Staf PT DI menjemput crew dan melaksanakan pendataan terhadap kelengkapan helicopter yang selanjutnya akan diterima PT DI untuk melaksanakan pemasangan Naval tambahan.

Rencananya tidak hanya HS-4201 yang akan ditingkatkan kemampuannya, namun 9 helikopter lain juga akan melaksanakan peningkatan kemampuan dengan pemasangan Naval tambahan.
 
bell-412-ep-tni-ad-fuadz_81.jpg

INDONESIA
TAHUN DEPAN, PT DI AKAN MULAI PENGIRIMAN SEMBILAN HELIKOPTER BELL-412EPI KE TNI AD
27 NOVEMBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
PT DI akan memulai pengiriman sembilan helikopter Bell-412EPI kepada TNI AD pada tahun depan. Total nilai pengadaan helikopter serbu ini mencapai US$ 183 juta atau setara Rp 2,5 triliun.

Dilansir dari laman Katadata (27/ 11/ 2019), Bell-412EPI merupakan produksi perusahaan aviasi asal Amerika yakni Bell Textron Inc. Sedangkan PTDI akan merakit persenjataan yakni gattling gun dari Dillon Aerospace dan peluru dari PT Pindad (Persero).

Proses perakitan bakal memakan waktu 6-24 bulan, setelah itu PTDI akan memproses kelaikan operasi dan melatih pilot serta teknisi TNI AD. Dengan seluruh proses, helikopter Bell-412EPI paling cepat baru bisa diserahkan pada pertengahan 2020.

“Mudah-mudahan di pertengahan tahun depan bisa dikirim,” ucapnya kata VP Sales PTDI Ibnu Bintarto di Shangri-La Hotel, Jakarta, Rabu (27/11).

Ibnu mengatakan saat ini dua unit 412EPI telah dikirim oleh Bell dan ditempatkan di kantor operasional PTDI di Bandung, Jawa Barat.

Sebanyak lima unit 412EPI akan dikirim pada 2020. Sementara, dua unit lainnya masih dalam proses manufaktur di AS. Proses perakitan juga memakan waktu karena pemerintah baru memberikan dana awal pada Desember 2019.

“Kami beratnya di sini harus beli barang-barang dulu, sementara dana dari pemerintah belum masuk.” kata Ibnu.

Hingga saat ini, PTDI sudah mengirimkan 63 helikopter Bell Series kepada para pelanggannya di Indonesia. Tak hanya itu, perusahaan pelat merah itu ikut memproduksi beberapa komponen helikopter Bell.

“Termasuk tail boom, door assembly dan lainnya untuk helikopter Bell-412EPI dan Huey II,” ujar VP Business Development and Marketing PTDI Gatot Mulia Pribadi.

Bell-412EPI memiliki dua mesin Pratt & Whitney PT6T-9 Twin Pac. Helikopter ini mampu mengangkat beban pada saat lepas landas hingga mencapai 5,3 ton. Adapun, beban yang dibawa Bell-412EPI dalam penerbnagan hingga 3 ton.

Helikopter ini juga memiliki full authority digital engine control. Pada perangkat avionik, Bell-412EPI mengusung teknologi kontrol penerbangan 4-axis serta instrumen kokpit kaca penuh yang disebut Bell Basix Pro Integrated Glass Cockpit System.

Photo: Bell 412 EP TNI AD (fuadz_81)

Editor: (D.E.S)
 
Bell 525 Jadi Opsi Helikopter VIP/VVIP TNI AU
Rabu, 27 November 2019 | 18:01 WIB
5dde38f2624df.jpg

Bellflight.com
Helikopter Bell 525 sebagai helikopter angkut VVIP.
Penulis: Reska K. Nistanto
|
Editor: Oik Yusuf


Berita ini telah mengalami modifikasi judul dan isi. VP Business Development and Marketing PTDI, Gatot Mulia Pribadi mengklarifikasi bahwa helikopter VVIP yang dimaksud bukan helikopter kepresidenan, melainkan VIP/VVIP TNI-AU.

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI AU masih membutuhkan helikopter VVIP baru untuk menggantikan AS-332 Super Puma yang saat ini masih dioperasikan. Helikopter H225M bikinan Airbus Helicopter (Eurocopter) muncul sebagai kandidat kuat.

Namun belakangan, kandidat lain juga muncul, yakni datang dari pabrikan helikopter AS, Bell dengan seri 525-nya.

Saat ini, tim dari Bell disebut tengah melakukan penjajakan dengan pihak-pihak yang terkait di Indonesia, termasuk PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang selama ini merakit dan memproduksi komponen helikopter Bell di Indonesia.

"Ya betul, ini kan ada operational requirement dari TNI AU untuk pesawat (helikopter) VIP/VVIP, kita perlu yang semaksimal mungkin memenuhi itu," kata Gatot Mulia Pribadi, VP Business Development and Marketing PTDI.

Baca juga: Menyoal AgustaWestland AW101 Jadi Helikopter Kepresidenan RI

"Opsinya kemarin ada H225M, kita juga menjajaki yang lainnya, salah satunya Bell 525 itu," kata Gatot dijumpai KompasTekno di Jakarta, Rabu (27/11/2019).



5dde3ad11a672.jpg

Bellflight.com
Bell 525
Dikatakan Gatot, penjajakan ini masih dalam tahap awal, sehingga tim dari Bell akan mempresentasikan apa saja kemampuan yang dimiliki oleh Bell 525 kepada para stakeholder.


"Kalau H225M itu kan sudah diketahui (kemampuannya), sudah dioperasikan TNI AU," kata Gatot.

How about our AW 101? what will be happen to this helicopter?
 
It's smaller than our current sigma frigate and iver huitfeldt that we try to get.
Ini buat ngisi keperluan di segmen apa?

HELIKOPTER PANTHER HS-4201 LAKSANAKAN PEMASANGAN NAVAL TAMBAHAN
27 NOVEMBER 2019 DIANEKO_LC 1 KOMENTAR
helikopter-panther-hs-4201-laksanakan-pemasangan-naval-tambahan.jpg

Helikopter Panther HS-4201 Laksanakan Pemasangan Naval Tambahan (TNI AL)

Skuadron 400 Wing Udara 2 sebagai unsur pelaksana Wing Udara 2 melaksanakan pembinaan unsur-unsur dibawahnya, termasuk helikopter AS 565 MBe Panther. Dalam rangka peningkatan kemampuan helikopter tersebut, Skuadron 400 Wing Udara 2 mengirimkan salah satu helinya HS-4201 untuk melaksanakan pemasangan Naval tambahan, dimana TNI AL bekerja sama dengan PT DI.

Dilansir dari laman web TNI AL (27/ 11/ 2019), pada kesempatan ini Mayor Laut (P) Sugiran selaku komandan skuadron 400 wing udara 2 berkesempatan langsung mengantarkan heli tersebut.

Hari Minggu, 25 November 2019 helikopter HS-4201 tiba di Bandung dan langsung menuju hangar PT DI.



REPORT THIS AD


Staf PT DI menjemput crew dan melaksanakan pendataan terhadap kelengkapan helicopter yang selanjutnya akan diterima PT DI untuk melaksanakan pemasangan Naval tambahan.

Rencananya tidak hanya HS-4201 yang akan ditingkatkan kemampuannya, namun 9 helikopter lain juga akan melaksanakan peningkatan kemampuan dengan pemasangan Naval tambahan.
Naval what?
 
20191128_140617.jpg

Does ffbnw vl mica for our TOM class meant the canister is already installed but not loaded with missile , or it is completely not even installed with mica VL canister .

I kinda get this feeling that we were close to heavy frigate contract signing or its just my wild guess that's probably not even going to be realized
 
Last edited:

Pakistan Defence Latest Posts

Back
Top Bottom