What's new

Indonesia Defence Forum

Sukhoi TNI AU Terlihat Telah Dilengkapi Jammer

26 November 2019



Pesawat Flanker TNI AU dengan jammer Belspetsvneshtechnika Veresk (photo : IMFNG)

Kemarin netizen ramai memperbincangkan mengenai foto pesawat Sukhoi TNI AU yang sudah menggotong peralatan yang tercantol di sayapnya. Peralatan ini tak lain adalah jammer (pengacak).

Sebagaimana diberitakan oleh majalah Angkasa pada bulan April 2017, dua pesawat Flanker TNI AU akan dilengkapi dengan jammer pod untuk tujuan peperangan elektronika. Dua pesawat yang dimaksud adalah pesawat Sukhoi yang sedang dilakukan pemeliharaan tingkat berat di Belarusia.


Jammer Veresk diproduksi oleh Belspetsvneshtechnika, Belarusia (photo : bsvt)

Akhir Juli 2019 lalu memang datang 2 pesawat Sukhoi dari Belarusia, yaitu Su-30MK seri yang pertama diterima Indonesia dari Rusia yaitu TS-3001 san TS-3002, rupanya di kedua pesawat inilah jammer tersebut dipasang.

Melihat dari foto yang ada, jammer tersebut dapat dipastikan adalah "Veresk" yang diproduksi oleh perusahaan Belarusia Belspetsvneshtechnika, Veresk merupakan active jammer untuk melindungi pesawat dari rudal berpemandu radar presisi.



"Veresk" active jammer bersifat mentransmisikan kembali sinyal secara aktif. Prinsip operasinya adalah : jammer menerima sinyal radar-probing yang berasal dari sarana fire control systems musuh; menganalisis sinyal-sinyal ini; memodifikasi amplitudo, frekuensi, fase dan modulasi polarisasi dan mentransmisikan kembali sinyal yang telah dimodifikasi.
Sistem Veresk terdiri dari dua pod 80 kg yang dipasangkan masing-masing pada cantelan di kedua sisi sayap pesawat dan sistem akan menghubungkan kedua pod ini melalui panel kokpit dan peralatan kontrol lainnya.

Jammer Veresk diproduksi oleh Belspetsvneshtechnika, Belarusia (photo : bsvt)
Pengacauan Veresk berlangsung secara otomatis, oleh karenanya disebut jammer aktif. "Veresk" mengukur parameter sinyal probing yang diterima yang dihasilkan oleh fire control system musuh dan menganalisis lingkungan elektronik, mengenali jenis radar musuh yang menyala dan memilih masing-masing ECM (Electronic Counter Measure).

Dengan jamming ini pesawat musuh akan sulit menentukan koordinat, sehingga tidak dapat mengunci sasaran. Veresk juga mampu mengacaukan sistem pelacakan pada pesawat musuh, sehingga mereka melacak sasaran yang salah. Veresk juga mempu mengacaukan sistem tracking, dan membuat sasaran palsu yang dapat dibaca oleh sensor radar musuh. Veresk juga membantu melepaskan diri dari kuncian, menggunakan satu atau dua active jammer countermeasure .



Detail Jammer Belspetsvneshtechnika Veresk (photo : bsvt)

Pod jammer Veresk menurut Jane's sudah diprogram mampu membaca sistem pesawat barat dan timur termasuk di dalamnya MiG series, Su series, F series, Mirage, Typhoon maupun F-22. Dengan demikian pod ini mampu mengacaukan rudal R series, AIM series, termasuk MICA dan Meteor. Juga mampu mengacaukan radar darat ke udara dari S-300P hingga MM-104 Patriot.

Veresk jammer beroperasi pada pita G, H, I, dan J, dengan daya pemancar maksimum 40 dBm dan sensitivitas penerima antara -65 dan -55 dBm. Sektor jamming adalah 45° di azimuth dan di ketinggian 30° di depan dan di belakang pesawat.

Kehadiran dua pesawat Sukhoi dengan peralatan jammer aktif ini sangat ditunggu, sehingga ke depan, gugus tugas pesawat temput TNI AU dapat dikawal dengan pesawat ini untuk melindunginya dari serangan rudal ataupun untuk menghindari pelacakan saat menjalankan misi.





























26 November 2019

Pesawat Flanker TNI AU dengan jammer Belspetsvneshtechnika Veresk (photo : IMFNG)

Kemarin netizen ramai memperbincangkan mengenai foto pesawat Sukhoi TNI AU yang sudah menggotong peralatan yang tercantol di sayapnya. Peralatan ini tak lain adalah jammer (pengacak).

Sebagaimana diberitakan oleh majalah Angkasa pada bulan April 2017, dua pesawat Flanker TNI AU akan dilengkapi dengan jammer pod untuk tujuan peperangan elektronika. Dua pesawat yang dimaksud adalah pesawat Sukhoi yang sedang dilakukan pemeliharaan tingkat berat di Belarusia.



Jammer Veresk diproduksi oleh Belspetsvneshtechnika, Belarusia (photo : bsvt)

Akhir Juli 2019 lalu memang datang 2 pesawat Sukhoi dari Belarusia, yaitu Su-30MK seri yang pertama diterima Indonesia dari Rusia yaitu TS-3001 san TS-3002, rupanya di kedua pesawat inilah jammer tersebut dipasang.

Melihat dari foto yang ada, jammer tersebut dapat dipastikan adalah "Veresk" yang diproduksi oleh perusahaan Belarusia Belspetsvneshtechnika, Veresk merupakan active jammer untuk melindungi pesawat dari rudal berpemandu radar presisi.



"Veresk" active jammer bersifat mentransmisikan kembali sinyal secara aktif. Prinsip operasinya adalah : jammer menerima sinyal radar-probing yang berasal dari sarana fire control systems musuh; menganalisis sinyal-sinyal ini; memodifikasi amplitudo, frekuensi, fase dan modulasi polarisasi dan mentransmisikan kembali sinyal yang telah dimodifikasi.
Sistem Veresk terdiri dari dua pod 80 kg yang dipasangkan masing-masing pada cantelan di kedua sisi sayap pesawat dan sistem akan menghubungkan kedua pod ini melalui panel kokpit dan peralatan kontrol lainnya.

Jammer Veresk diproduksi oleh Belspetsvneshtechnika, Belarusia (photo : bsvt)
Pengacauan Veresk berlangsung secara otomatis, oleh karenanya disebut jammer aktif. "Veresk" mengukur parameter sinyal probing yang diterima yang dihasilkan oleh fire control system musuh dan menganalisis lingkungan elektronik, mengenali jenis radar musuh yang menyala dan memilih masing-masing ECM (Electronic Counter Measure).

Dengan jamming ini pesawat musuh akan sulit menentukan koordinat, sehingga tidak dapat mengunci sasaran. Veresk juga mampu mengacaukan sistem pelacakan pada pesawat musuh, sehingga mereka melacak sasaran yang salah. Veresk juga mempu mengacaukan sistem tracking, dan membuat sasaran palsu yang dapat dibaca oleh sensor radar musuh. Veresk juga membantu melepaskan diri dari kuncian, menggunakan satu atau dua active jammer countermeasure .



Detail Jammer Belspetsvneshtechnika Veresk (photo : bsvt)

Pod jammer Veresk menurut Jane's sudah diprogram mampu membaca sistem pesawat barat dan timur termasuk di dalamnya MiG series, Su series, F series, Mirage, Typhoon maupun F-22. Dengan demikian pod ini mampu mengacaukan rudal R series, AIM series, termasuk MICA dan Meteor. Juga mampu mengacaukan radar darat ke udara dari S-300P hingga MM-104 Patriot.

Veresk jammer beroperasi pada pita G, H, I, dan J, dengan daya pemancar maksimum 40 dBm dan sensitivitas penerima antara -65 dan -55 dBm. Sektor jamming adalah 45° di azimuth dan di ketinggian 30° di depan dan di belakang pesawat.

Kehadiran dua pesawat Sukhoi dengan peralatan jammer aktif ini sangat ditunggu, sehingga ke depan, gugus tugas pesawat temput TNI AU dapat dikawal dengan pesawat ini untuk melindunginya dari serangan rudal ataupun untuk menghindari pelacakan saat menjalankan misi.

(Defense Studies)
 
Well, Indonesia needs to develop indigenous missiles, or with cooperation with Turkey, UAE, and Pakistan. Indonesia is a very large country.
Rumor said that for Aerospace products, we're leaning more to South Korea, as we already have significant ties with them in Navy and Air Force techs. The next one would be Turkey, they are also a rising star in term of defense industry but unfortunately, they are in difficult situation atm so it's not that clear how the government will continue their cooperation with Turkey.
 
Its only my rants again and again

PT PINDAD , PT LEN, PT dahana, Bharata heavy industry and PT PAL should trying to diver their main business core, they should approach multi companies like General Dynamic land systems, Raytheon, MBDA, Thales, Naval Group or BAE system and trying to snatch supplier projects for their main product spare parts, component and software system this way our military industry will engage in hulu to hilir stream line of military products not only working as the seller of "platform" which all of the single spare parts and component must be imported from aboard , this cant do at all.
 
Home / detikNews / Berita
Selasa 26 November 2019, 12:14 WIB

Tiba di Turki, Prabowo Akan Bahas Kerja Sama Industri Alutsista
Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews

eac27e61-343b-4626-9e40-db5921d420f3_169.jpeg
Prabowo Subianto (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto bersama rombongan Kemenhan telah tiba di Turki dalam agenda kunjungan bilateral. Prabowo diagendakan akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Turki.

"Pak Prabowo dan rombongan baru mendarat di Turki," kata Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar-Lembaga, Dahnil Anzar Simanjuntak, kepada wartawan, Selasa (26/11/2019).

Baca juga: Menhan Prabowo Terbang ke Turki Malam Ini

Dahnil mengatakan Prabowo akan bertemu dan mengikuti rapat dengan Menteri Pertahanan Turki. Dalam rapat tersebut, Prabowo akan membahas kerja sama industri alutsista.

"Kerja sama bilateral pertahanan Turki dan Indonesia, beliau akan meeting secara bilateral dengan Menteri Pertahanan Turki, termasuk terkait kerja sama industri alutsista," ujar Dahnil.

Baca juga: Prabowo Ingatkan Ancaman Terorisme di Hadapan Delegasi Militer ASEAN

Sebelum bertolak ke Turki, Prabowo menghadiri ASEAN Chiefs of Army Multilateral Meeting (ACAMM) ke-20 yang digelar di Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Soebroto, Kota Bandung, Senin (25/11). Dalam kesempatan ini, Prabowo berbicara tentang ancaman bagi negara-negara di ASEAN.

"Disadari atau tidak, suka atau tidak, ada pergerakan dinamis yang mengancam negara-negara di ASEAN," ucap Prabowo dalam pidatonya.

Ada tiga ancaman yang dimaksud Prabowo terhadap negara-negara ASEAN. Ketiganya adalah kejahatan transnasional, radikalisme, dan terorisme.

"Ancamannya sungguh nyata, dari kejahatan transnasional, radikalisme, dan terutama terorisme. Maka dari itu, saya amat berharap adanya komunikasi yang baik dari negara-negara ASEAN apabila ada ancaman terorisme tersebut," katanya.
 
Harga Tank Pemadam Kebakaran PT Pindad Capai Rp 30 Miliar
Selasa, 26 November 2019 | 14:43 WIB
5ddcc680a5051.jpg

KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG
Tank pemadam kebakaran produksi PT Pindad sedang diujicobakan fungsi fire fighting, Selasa (26/11/2019) di ruas jalan by pass Cipanas Garut yang masih dalam proses pembangunan
Penulis: Kontributor Garut, Ari Maulana Karang
|
Editor: David Oliver Purba
GARUT, KOMPAS.com – PT Pindad tengah melakukan uji coba prototype tank pemadam kebakaran di Garut, Selasa (26/11/2019).

Pengembangan tank pemadam kebakaran yang merupakan hasil kerjasama dengan Rusia tersebut, menggunakan tank pengangkut personel militer yang dibuat oleh Rusia dengan jenis GPM.

Ujang Sakiman, bagian Riset dan Pengembangan Kendaraan khusus PT Pindad mengungkapkan, sudah ada pesanan dari pemerintah maupun swasta.

Rencananya, PT Pindad akan memproduksi secara massal dan dijual tank tersebut ke pasaran pada awal tahun 2020.

Baca juga: Gandeng Rusia, Pindad Kembangkan Tank Pemadam Kebakaran

Harga tank pemadam kebakaran yang dikembangkan PT Pindad ini, menurut Ujang, bisa mencapai Rp 30 miliar satu unitnya.

Pihaknya pun sudah berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah pusat untuk pemanfaatan kendaraan ini.

“Kita mengembangkan dua kendaraan, satu dengan roda ban dan roda rantai (tank). Kalau yang roda rantai harganya sekitar Rp 30 miliar, kalau yang roda ban harganya sekitar Rp 3 miliar, itu sudah 4x4 truknya,” ujar Ujang.

Hasil dari ujicoba tank ini akan digunakan untuk pengembangan hingga akhirnya bisa dijual bebas di pasaran.

“Sekarang ujicoba mobility dan fire fightingnya dulu,” ujar dia.

Tank milik Pindad ini bisa digunakan untuk menembus kebakaran di hutan.

https://amp.kompas.com/regional/rea...emadam-kebakaran-pt-pindad-capai-rp-30-miliar

2,1 million US dollar for each mtlb?
 
Harga Tank Pemadam Kebakaran PT Pindad Capai Rp 30 Miliar
Selasa, 26 November 2019 | 14:43 WIB
5ddcc680a5051.jpg

KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG
Tank pemadam kebakaran produksi PT Pindad sedang diujicobakan fungsi fire fighting, Selasa (26/11/2019) di ruas jalan by pass Cipanas Garut yang masih dalam proses pembangunan
Penulis: Kontributor Garut, Ari Maulana Karang
|
Editor: David Oliver Purba
GARUT, KOMPAS.com – PT Pindad tengah melakukan uji coba prototype tank pemadam kebakaran di Garut, Selasa (26/11/2019).

Pengembangan tank pemadam kebakaran yang merupakan hasil kerjasama dengan Rusia tersebut, menggunakan tank pengangkut personel militer yang dibuat oleh Rusia dengan jenis GPM.

Ujang Sakiman, bagian Riset dan Pengembangan Kendaraan khusus PT Pindad mengungkapkan, sudah ada pesanan dari pemerintah maupun swasta.

Rencananya, PT Pindad akan memproduksi secara massal dan dijual tank tersebut ke pasaran pada awal tahun 2020.

Baca juga: Gandeng Rusia, Pindad Kembangkan Tank Pemadam Kebakaran

Harga tank pemadam kebakaran yang dikembangkan PT Pindad ini, menurut Ujang, bisa mencapai Rp 30 miliar satu unitnya.

Pihaknya pun sudah berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah pusat untuk pemanfaatan kendaraan ini.

“Kita mengembangkan dua kendaraan, satu dengan roda ban dan roda rantai (tank). Kalau yang roda rantai harganya sekitar Rp 30 miliar, kalau yang roda ban harganya sekitar Rp 3 miliar, itu sudah 4x4 truknya,” ujar Ujang.

Hasil dari ujicoba tank ini akan digunakan untuk pengembangan hingga akhirnya bisa dijual bebas di pasaran.

“Sekarang ujicoba mobility dan fire fightingnya dulu,” ujar dia.

Tank milik Pindad ini bisa digunakan untuk menembus kebakaran di hutan.

https://amp.kompas.com/regional/rea...emadam-kebakaran-pt-pindad-capai-rp-30-miliar

2,1 million US dollar for each mtlb?

Why have pindad use MTLB chasis for this fire fighter vehicle, why don't they convert one of the obsolete tank, taken from our inventory?
 
Why have pindad use MTLB chasis for this fire fighter vehicle, why don't they convert one of the obsolete tank, taken from our inventory?

Because we dont have many "free in inventory " obsolote tank to begin with, what can you expect from our army inventory when even regular units still sporting ferret and Saracen
 
Harga Tank Pemadam Kebakaran PT Pindad Capai Rp 30 Miliar
Selasa, 26 November 2019 | 14:43 WIB
5ddcc680a5051.jpg

KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG
Tank pemadam kebakaran produksi PT Pindad sedang diujicobakan fungsi fire fighting, Selasa (26/11/2019) di ruas jalan by pass Cipanas Garut yang masih dalam proses pembangunan
Penulis: Kontributor Garut, Ari Maulana Karang
|
Editor: David Oliver Purba
GARUT, KOMPAS.com – PT Pindad tengah melakukan uji coba prototype tank pemadam kebakaran di Garut, Selasa (26/11/2019).

Pengembangan tank pemadam kebakaran yang merupakan hasil kerjasama dengan Rusia tersebut, menggunakan tank pengangkut personel militer yang dibuat oleh Rusia dengan jenis GPM.

Ujang Sakiman, bagian Riset dan Pengembangan Kendaraan khusus PT Pindad mengungkapkan, sudah ada pesanan dari pemerintah maupun swasta.

Rencananya, PT Pindad akan memproduksi secara massal dan dijual tank tersebut ke pasaran pada awal tahun 2020.

Baca juga: Gandeng Rusia, Pindad Kembangkan Tank Pemadam Kebakaran

Harga tank pemadam kebakaran yang dikembangkan PT Pindad ini, menurut Ujang, bisa mencapai Rp 30 miliar satu unitnya.

Pihaknya pun sudah berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan pemerintah pusat untuk pemanfaatan kendaraan ini.

“Kita mengembangkan dua kendaraan, satu dengan roda ban dan roda rantai (tank). Kalau yang roda rantai harganya sekitar Rp 30 miliar, kalau yang roda ban harganya sekitar Rp 3 miliar, itu sudah 4x4 truknya,” ujar Ujang.

Hasil dari ujicoba tank ini akan digunakan untuk pengembangan hingga akhirnya bisa dijual bebas di pasaran.

“Sekarang ujicoba mobility dan fire fightingnya dulu,” ujar dia.

Tank milik Pindad ini bisa digunakan untuk menembus kebakaran di hutan.

https://amp.kompas.com/regional/rea...emadam-kebakaran-pt-pindad-capai-rp-30-miliar

2,1 million US dollar for each mtlb?

I don't know how, but the left track is broken
 
I don't know how, but the left track is broken

Look like not much problem, track is the easy to be repaired

Indonesia to discuss defense cooperation with Turkey
Minister Prabowo Subianto to meet his Turkish counterpart Hulusi Akar in Ankara on Tuesday
Erric Permana |25.11.2019

thumbs_b_c_e9af616cf9735ca816ac9bb155d63b88.jpg
Indonesian Defense Minister Prabowo Subianto ( FILE PHOTO - Anadolu Agency )

JAKARTA

Indonesian Defense Minister Prabowo Subianto will pay a working visit to Turkey late Monday, said an official.

Subianto is scheduled to meet Turkish Defense Minister Hulusi Akar in Ankara on Tuesday, said Dahnil Anzar Simanjuntak, the minister’s special staff for public communication.

"They will talk about the cooperation in defense industry and other defense sectors between the two countries," Simanjuntak told Anadolu Agency.

Subianto will also attend some events and meetings in Istanbul with Akar and other government officials.

Jakarta and Ankara have had strong relations in boosting defense industry.

Indonesian military products manufacturer PT Pindad and Turkish armored vehicle producer FNSS signed an agreement in 2015 to manufacture medium tank prototypes.

The design phase started in February 2016 and the tank was introduced to the public during the Indo Defense Exhibition in November of the same year.

The two countries had also collaborated in procurement of Unmanned Aerial Vehicles (UAVs).

The Turkish Aerospace Industry had joined the bidding for the UAVs last year, but the results have not been decided yet.

Anadolu Agency website contains only a portion of the news stories offered to subscribers in the AA News Broadcasting System (HAS), and in summarized form
https://www.aa.com.tr/en/asia-pacific/indonesia-to-discuss-defense-cooperation-with-turkey/1654679#

Mt lb fire fighting vehicle

47eac711-f648-4b99-acfe-4dcd8ffe9da0.jpeg
8b22c269-18df-4092-8379-5c55512eae1e.jpeg
e351a60c-d132-4e79-8df5-6c8843a44e50.jpeg
ac2e839f-a9a7-410a-9066-a3e5a5e347cb.jpeg
aebd30a7-659b-45df-b13f-c3c7fe24228b.jpeg
87604d75-7e36-49ce-94ec-0d6836b4002a.jpeg
 
Rumor said that for Aerospace products, we're leaning more to South Korea, as we already have significant ties with them in Navy and Air Force techs. The next one would be Turkey, they are also a rising star in term of defense industry but unfortunately, they are in difficult situation atm so it's not that clear how the government will continue their cooperation with Turkey.
UAE could also be good partner for future if it can develop more systems. Halcon systems, a country from UAE won a 1 billion dollar contract which puts it pretty high on list of missile manufacturers solely from that one contract. If Indonesia could get TOT it could arm future platforms, and upgrades.

4366e1ed-0e3a-47e8-972b-886bc8c9091c-jpeg.589721


img_7099-jpg.589743


group-3%403x_0.jpg



https://halcon.edgegroup.ae/products
See more here if you want.
https://www.arabianbusiness.com/tec...-uaes-new-defence-giant-inks-1bn-weapons-deal
 
Well, Indonesia needs to develop indigenous missiles, or with cooperation with Turkey, UAE, and Pakistan. Indonesia is a very large country.
Hmm. there are several defense equipment that are produced and developed by Turkey itself, especially A2A missiles and Surface to Air Missiles. For the anti-ship missile, Atmaca, was also successfully tested and will be used to replace the Harpoon, although the Atmaca missile still uses the Safran TRI40 microturbo used on the Exocet MM40 Block 3

DlOZhInX4AAHgAd.jpeg


based on the picture above, so the Turkish defense industry can already be said to be mature enough to be developed further
 
Back
Top Bottom