What's new

Indonesia Defence Forum

Taifib, Marine Corps recon units

IMG-20190910-WA0054.jpg
IMG-20190910-WA0051.jpg
Tim-KDOL-Latgab-TNI-Terjun-Memasuki-Daerah-Musuh.jpg
WhatsApp-Image-2019-09-10-at-16.56.31.jpg
IMG-20190910-WA0055.jpg
 
LOL yea interesting indeed. I thought I saw pt.pal submarine scale model here somewhere with hull number 212. Remind me of wiro sableng not to mention how sacred, controversial and "doesnt exist" type of things for a submarine to have hull number starting from 2 instead of 4 :D


Indeed man, good move from them trying to do it in economy and military sale manners. Opposite of US Thrump administration which shouted america first and his policy on forcing american company only to invest in US soil only. I would say US is shooting itselves on her own foot. Trying to gain on foreign political influence but draged by its own economy policy. Nevertheless it might put us in a hot zone on having to balance both giants influences. In my own personal view our key is Russia, its like a wild card for us to play with in political manners :D


Im with you here sis :chilli:


I am a strong believer that coastal defence is to be put in alutsista strategis box. So yea, its existance (whether we have it or not) is to be put in secrecy. Yakhont is still has great detterence effect, modified yakhont can travel more than 400km'ish and not to mention we have successfully integrated her in one of our VS class. So Im with you on this one man :D


Great post man!! really make my day!! Today's morning is crappy one for me (work wise lol), seeing this progam going and looking at the fact that this project is strategically important for our AU (time table wise) has put a smile on my face. At least we can be sure for now that the time table is still going as planned :D
Russia only have a very limited leverage on Asia Pacific geopolitics, as their only influence involves mostly about Arms and commodity purchases, their direct Military and Economic power (in the East) however, is severely negligent, to the point that they themselves invested their resources almost completely on the Western Front against NATO and allies.

You have to know that Russia today is not the Soviet Union, and in this very moment, their ambitions are crippled by their lackluster economy and the enduring budget cuts for years, which made the progress of Su-57 and T-14 Armata slower than expected, not to mention their near bankrupt arms producing plants, with production capacity only dozens (of planes) a year.

That's the reason why i'm against us leaning on Russia, cause they simply know their situation and goes on for the pragmatic solution, which doesn't really please us.
 
I am a strong believer that coastal defence is to be put in alutsista strategis box. So yea, its existance (whether we have it or not) is to be put in secrecy. Yakhont is still has great detterence effect, modified yakhont can travel more than 400km'ish and not to mention we have successfully integrated her in one of our VS class. So Im with you on this one man :D

300km or less , MTCR is still a thing
 
300km or less , MTCR is still a thing
True MTCR is still a thing, but nothing is written in stone if we talking about the real spect in military assets/arsenal a nation has right? Here are some old statements that sometime contradict it. Take it with a grain of salt tho :D

"Untuk melakukan penindakan juga tak perlu sampai berada di anjungan kapal negara lain atau ke tengah laut, karena alutsista yang dimiliki oleh AL selama ini sudah bisa menjangkau bahkan hingga jarak 400 kilometer,” kata Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar Laksamana Pertama TNI TSNB Hutabarat di Jakarta pada Senin 28 Maret 2016."
https://klikkabar.com/2016/03/29/tn...-pulau-natuna-aman-dari-agresi-militer-china/

"Selain Exocet MM40 Block III, TNI AL sebenarnya masih memiliki rudal jarak jauh yang bisa menghantam sasaran pada jarak 400 km, yakni rudal SS-N-26 Yakhont buatan Rusia."
https://intisari.grid.id/read/03932...al-perang-inggris-di-perang-falkland?page=all
 
Well if its means Indonesian can breach US security wall and getting data on anti indonesia senator to get rid of them its a worthy Trade

That is not how things work in the industry. NOTE my usage of the term "industry".

Personally I don't see anything significant the Russian could share in cyber technologies other than training. Even that I highly doubt their practical value.
 
That is not how things work in the industry. NOTE my usage of the term "industry".

Personally I don't see anything significant the Russian could share in cyber technologies other than training. Even that I highly doubt their practical value.

Still Russian can offer more for their experiences in this field, cyber security is a must for country who had a lot of complex adversary like them. Just price the worth...
 
kinda confused on where to put this news, LIPI (indonesia research agency) proposed 110 million US dollar for two new research ships. Well for a country as small as Singkies, they dont have to spend millions US dollar to explore their own country nor they need it, but for country as large as us, as diverse as us in geography challenge , it is a must so we must secure billion US dollar just for research and exploration alone, not to mention repairing thousands kilos border area and build up so many industrial center and must contend with logistick and government affair issue.

LIPI: Indonesia akan kelola 12 kapal riset untuk eksplorasi kelautan
Selasa, 10 September 2019 23:52 WIB

WhatsApp-Image-2019-09-10-at-23.39.39.jpeg

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko (kiri) saat ditemui di Gedung Mina Bahari Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta, Selasa. (Mentari Dwi Gayati)

Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menargetkan Indonesia akan mengelola 10-12 armada kapal riset yang akan digunakan untuk mengeksplorasi seluruh perairan nasional.

Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menjelaskan pengadaan kapal riset nasional ini merupakan salah satu infrastruktur mendasar setelah LIPI diminta menjadi pemimpin untuk Konsorsium Riset Samudra.

"Kita akan mengelola armada kapal riset Nasional kurang lebih 10-12 kapal sehingga kita memiliki kapasitas untuk mengeksplorasi seluruh perairan, termasuk di luar zona ekonomi eksklusif," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko di Gedung Mina Bahari Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta, Selasa.

Baca juga: LIPI targetkan dua jenis kapal riset dengan 110 juta dolar AS

Tri Handoko memaparkan bahwa Indonesia memang telah memiliki banyak kapal riset, namun tersebar di sejumlah kementerian/lembaga pemerintah. Selain itu, umumnya kapal riset tersebut memiliki waktu layar yang terlalu pendek. Idealnya, kapal riset berlayar minimal 300 hari dalam setahun.

Selain itu, kapal riset yang ada belum mampu memetakan seluruh perairan Nasional. Hal itu menyebabkan peletakan sensor untuk mitigasi bencana tsunami sulit dilakukan karena data perairan yang belum lengkap.

Baca juga: BPPT usulkan revitalisasi pelabuhan khusus kapal riset

Ada pun pengadaan kapal pada fase pertama sebanyak dua kapal riset yang ditargetkan mulai tender pada 2020. Pengadaan kapal riset ini memakan biaya sebesar 110 juta dolar AS dengan dua sumber dana, yakni pendanaan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dan pinjaman luar negeri.

Nantinya, kapal riset ini tidak akan dikelola oleh LIPI, melainkan oleh pihak swasta agar tetap menjaga mutu dan kualitas sesuai standar global, tanpa membebani APBN.

"Kapal Riset Samudra ini akan dikelola secara profesional, bukan lagi oleh LIPI, sehingga tidak membebani APBN untuk biaya operasional dan perawatan, tapi di sisi lain juga menjaga mutu dan kualitas kapal sesuai standar global," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga menggandeng LIPI untuk peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan memperkuat riset kelautan.

Nota kesepahaman tersebut mencakup penelitian, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi; pertukaran dan pemanfaatan data serta informasi; serta pemanfaatan sarana dan prasarana.

https://m.antaranews.com/berita/105...lola-12-kapal-riset-untuk-eksplorasi-kelautan

LIPI targetkan dua jenis kapal riset dengan 110 juta dolar AS
Senin, 22 April 2019 23:21 WIB

WhatsApp-Image-2019-04-22-at-23.13.00.jpeg

Ketua LIPI Laksana Tri Handoko (kiri) berbicara dalam pertemuan dengan awak media "Riset untuk optimalisasi Potensi Laut Indonesia" di Kapal Baruna Jaya, Zachman Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (22/04/2019). (ANTARA News/Martha Herlinawati Simanjuntak)

Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menargetkan minimal dua jenis kapal riset dengan dana sebesar 110 juta dolar Amerika Serikat yakni kapal riset samudera (ocean-going vessel) sepanjang 70-an meter dan kapal untuk menjelajah pesisir dan pulau-pulau dengan yang lebih kecil.

"Kita akan mengadakan kapal baru yang sudah 'secure' (aman) anggarannya. Insya Allah kita akan tanda tangani tahun ini juga dan bisa dilelang di akhir tahun ini juga sehingga bisa dibangun mulai tahun depan, diharapkan 2022 sudah bisa didatangkan," kata Ketua LIPI Laksana Tri Handoko dalam pertemuan dengan awak media "Riset untuk optimalisasi Potensi Laut Indonesia" di Kapal Baruna Jaya, Zachman Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (22/4).

Handoko menuturkan melalui Konsorsium Riset Samudera yang dibentuk pada 2017, maka salah satu sasarannya adalah pembangunan infrastruktur riset yang utamanya pengadaan kapal riset dan fasilitas pendukungnya.

Fasilitas pendukung tersebut antara lain dermaga khusus kapal riset di daerah Banjir Kanal Timur, gudang penyimpanan dan perawatan kapal.

Rencananya dermaga kapal riset dan fasilitasnya bisa menjadi eduwisata berbasis riset maritim, dan ada semacam museum visual, serta menghidupkan taman mangrove.

Dia menuturkan pihaknya menggunakan pinjaman (soft loan) dari bank pembangunan Perancis untuk mendanai pembangunan kapal.

Selain itu, untuk sejumlah fasilitas pendukung seperti dermaga kapal riset, maka dana akan diperoleh melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Dia berharap dari KPBU tersebut, ada tambahan dana Rp1-2 triliun untuk membangun fasilitas pendukung sehingga pendanaan infrastruktur riset tidak murni seluruhnya dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara.

Saat ini, pihaknya sedang melakukan negosiasi dengan pihak Perancis agar dengan dana 110 juta dolar AS setidaknya dapat memproduksi tiga kapal.

"Jadi kita akan merencanakan memiliki kapal riset sepanjang 75 meter," ujarnya.

Selain pembangunan kapal riset dan instrumen pendukung, pengembangan sumber daya manusia juga didorong.

Dia mengatakan kerja sama pengadaan kapal riset dengan pihak Perancis juga diharapkan meliputi pengembangan sumber daya manusia dalam setiap tahapan produksi kapal, manajemen bisnis, pengoperasian kapal, pengelolaan kapal dan fasilitas pendukungnya.

"Kita akan mulai pengembangan sumber daya manusia tahun depan," tuturnya.

Dengan adanya kapal riset tersebut, maka Indonesia semakin mampu untuk bersaing dengan negara-negara lain.

Kapal riset itu akan digunakan untuk berbagai tujuan misalnya penilaian stok biota laut seperti ikan, riset laut dalam, dan pemetaan batimetri dan eksplorasi tambang.

"Indonesia belum mempunyai peta batimetri secara utuh," ujarnya.

Kapal riset juga akan dilengkapi dengan instrumen permanen dan fasilitas lain yang dapat digunakan oleh berbagai kementerian dan lembaga.

https://m.antaranews.com/berita/840676/lipi-targetkan-dua-jenis-kapal-riset-dengan-110-juta-dolar-as
Great info, Im all in for any research activities we are going to do. It will both give us great info for defence, economy, etc. Tho I couldnt understand how swasta is going to be involved in it, unclear on how we going to finance it without having apbn involved. Regardless, its a good effort and I hope its going to be materialized :D

All Hail to Chinook!! :bounce::bounce:
 
When will we contract more apache and chinook? Apa sebelum akhir tahun kayak pola2 belanja tni kita awal tahun-pertengahan-akhir? Btw, is it likely for our armed to purchase caesar 8x8/m109? And would our army purchase additional leopard? Since our tni dilarang beli hibah apa akan beli varian 2a7?
 
Inna lillahi wa inna Ilayhi rojiun..with a deepest condelence.. R.I.P bapak H.Prof.Burhanuddin Jusuf Habibie..an Indonesia 3rd President
 
Back
Top Bottom