What's new

Indonesia Defence Forum

Selingan, jangan lupa nonton...

The-Night-Comes-For-Us-1.jpg

https://www.netflix.com/id-en/title/80148162
 
Indonesia, Jordan cooperate in the field of defence education
Sabtu, 20 Oktober 2018 17:15 WIB - 0 Views

Reporter: Antara

IMG-20181019-WA0001_1.jpg

Indonesia and Jordan, through Indonesian National Resilience Institute (Lemhanas) and Royal Defense College of Jordan (RJNDC), forged cooperation in resilience education, noted a written statement from the Indonesian Embassy in Amman received in Jakarta, Saturday. (KBRI Yordania)

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia and Jordan, through Indonesian National Resilience Institute (Lemhanas) and Royal Defense College of Jordan (RJNDC), forged cooperation in resilience education, noted a written statement from the Indonesian Embassy in Amman received in Jakarta, Saturday.

The National Defense Agency of Indonesia has signed a memorandum of understanding on Education, Training, and Strategic Studies in Defense and Security in Amman, Jordan, on October 17, 2018.

The memorandum of understanding was signed by Governor of the Indonesian National Defense Agency, Military Lieutenant General (Ret.) Agus Widjojo from the Indonesian side and RJNDC Commander Brigadier General Abdullah S. Al Shdaift from the Jordanian side.

RJNDC Commander Brig. Gen. Abdullah remarked that Jordan was keen to learn from Indonesia`s experience as a country, with thousands of islands and cultural diversity, but still able to maintain unity and security.

On the other hand, Widjojo stressed that Indonesia was also keen to take a cue from Jordan on how it maintains national security in the midst of an unstable Middle East political situation.

The signing of the memorandum of understanding aims to increase cooperation in the areas of education, training, and strategic assessment in the fields of defense and security.

This is since the governments of both nations are aware and willing to increase cooperation in these fields, especially since they had established diplomatic relations in 1950.

The signing of the memorandum of understanding was viewed as being important, as both parties deemed it necessary to conduct strategic studies on the latest regional and international issues in the fields of defense and security.

Both parties also recognize the importance of enhancing cooperation and helping one another in the implementation of education, training, and strategic studies in the fields of defense and security.

Editing by Eliswan, Otniel

Editor: Fardah Assegaf

COPYRIGHT © ANTARA 2018
 
Sentry gun bersama kemhan balitbang RI.

Koment: bakal nongkrong di anoa nih.. Tapi katanya buat UGCV (drone darat).

Peluncur RHAN 70mm ,
Peluncur Roket Pertahanan Rhan 70mm untuk di tempatkan di atas kendaraan. Peluncur di gerakkan secara otomatis (Mekatronik). Mampu menembakkan Roket Kaliber 70mm MK4 dan MK6 dengan jarak jangkau 6 km sd 10 km. Dapat digunakan sebagai subtitusi senjata tembak langsung (tembak datar) atau senjata bantuan tembakan (Lintas Lengkung).
 
Jumat 19 Oktober 2018, 12:36 WIB

Pemerintah Negosiasi Ulang Pembelian Jet Tempur KFX/IFX dengan Korsel
Yulida Medistiara - detikNews

fb8f96fe-14d5-485b-9c9c-c5c04ed3e530_169.jpeg
Foto: Grandyos Zafna
lg.php

Jakarta - Menko Polhukam Wiranto mengatakan Indonesia akan meminta negosiasi ulang terkait pengembangan pesawat tempur Korean Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX) dengan Pemerintah Korea Selatan. Negosiasi ulang itu dengan pertimbangan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.

"Ini berlanjut terus program yang multiyears, tapi dengan kondisi ekonomi nasional, maka presiden memutuskan untuk bukan membatalkan tapi renegotiate atau negosiasi ulang bagaimana posisi Indonesia bisa lebih ringan untuk masalah-masalah yang menyangkut dengan pembiayaan," kataWiranto, usai rapat koordinasi, di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jumat (19/10/2018).

Wiranto mengatakan pemerintah akan membentuk tim untuk membahas poin-poin negosiasi ulang pengembangan pesawat tersebut. Tim itu nantinya akan diketuai Wiranto sendiri.

"Tentunya ini akan berdampak kepada bagaimana agreement yang lalu yang kita sudah bicarakan. Hari ini kita merapatkan karena Presiden memperintahkan untuk Polhukam mengetuai untuk tim renegosiasi ini kepada pihak Korea Selatan," kata Wiranto.

Wiranto berharap dalam waktu setahun, pembahasan negosiasi ulang ini akan diselesaikan. Adapun beberapa poin yang akan dinegosiasikan adalah pembiayaan, ongkos produksi, alih teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual.

"Banyak hal kita bicarakan masalah kemampuan pembiayaan dari Indonesia, masalah kemungkinan prosentase-prosentase development cost sharingnya berapa, lalu cost produksinya berapa lalu alih teknologinya kepasa Indonesia bagaimana, keuntungan HKI Hak Intelektual kita bagaimana, lalu pemasarannya bagaimana. Ini banyak sekali nggak bisa dalam satu jam kita selesaikan," ujarnya.

Wiranto menjelaskan proyek kerja sama pembuatan pesawat tempur KFX/IFX ini dimulai dari riset hingga produksi. Ia menjelaskan program ini merupakan kerjasama jangka panjang.

"Beberapa waktu lalu memang kita kan ada program, itu program jangka panjang dengan suatu saat dimulai kerjasama researchnya dulu, membuat prototipenya dulu, baru produksinya," pungkasnya.
(yld/mae)

Indonesia asks for KFX / IFX cooperation to be re-negotiated on :
1. Development cost sharing percentage
2. Production cost
3. Transfer of Technology
4. Copy right share benefit
5. Marketing plan and share

Better to focus to small - medium commercial aircraft like N219 .. KFX/IFX project is too costly for Indonesia ..
 
Last edited:
S. Korea says fighter jet deal with Indonesia is on track

REUTERS
October 22, 2018 at 14:25 JST

SEOUL--South Korea said on Monday a project to develop a fighter jet with Indonesia was on track, and it will negotiate a way for Indonesia to pay its contribution, of which about $200 million (22.5 billion yen) is unpaid.

Indonesia and South Korea agreed in 2014 to develop the "KF-X" fighter jet.

The project is estimated to be worth about $7.9 billion, and Indonesia had agreed to pay 20 percent of the development costs, but a senior Indonesia official said on Friday it was seeking "lighter" financial terms.

South Korea's arms procurement agency Defense Acquisition Program Administration (DAPA) told a press briefing the project was on track.

"During the South Korea-Indonesia summit in September, it was agreed to continue developing the KF-X," the spokesman said.

"About the contribution, we plan to negotiate additionally."

The spokesman confirmed that Indonesia's unpaid contribution was about 230 billion won ($203.14 million), from between the second half of 2017 and the first half of 2018.

Indonesia's request on the financial terms of the deal comes as it is trying to support the rupiah, which is trading near a 20-year-low, and to reduce the use of foreign exchange reserves.

http://www.asahi.com/sp/ajw/articles/AJ201810220017.html
 
Turranga_new_Indonesian_armored_vehicle_2.jpg

The Turranga, manufactured by the Indonesian company PT Karya Tugas Anda (Tugasanda Group) and entered service with the ground command of the Indonesian Air Force. Bandung, October 2018 (Picture source: PT Karya Tugas Anda)
 
Indonesia to Stick to Su-35 Deal With Russia Despite Looming US Sanctions

18:16 20.10.2018

Earlier reports suggested that the deal between Moscow and Jakarta could fall under the US Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), despite attempts to secure a waiver for Indonesia.

Indonesia won't abandon its deal with Russia on Su-35 deliveries in spite of the possibility of being subjected to US sanctions, the country's defense minister, Ryamizard Ryacudu, said in an official statement on the sidelines of the ASEAN Defense Ministers' Meeting (ADMM).

"Indonesia is looking forward to receiving [the] fighter jets soon, we are very interested in this," he said.

Ryacudu added that the ministry is currently working out the details on payment procedures with the Ministries of Finance and Commerce, while all other issues have already been resolved.

Russia and Indonesia have agreed on the sale of 11 Sukhoi aircraft, with the contract valued at $1.154 billion. However, the deal could fall under CAATSA, which may lead to Washington imposing sanctions on Jakarta as a result. US Secretary of Defense James Mattis asked congressmen in August to grant a waiver to India, Indonesia and Vietnam allowing them to make deals with Russia without the threat of being subject to American sanctions. So far Washington hasn't given any guarantees that these countries will not face sanctions.

https://sputniknews.com/asia/201810201069063472-indonesia-su-35-deal-sanctions/
 
KODAM VI MULAWARMAN RANCANG PUSLATPUR MODERN, LATIHAN PERANG MODEL TENTARA NATO
22 OKTOBER 2018 DIANEKO_LC 1 KOMENTAR


Modernisasi tak bisa dielakkan. Termasuk dalam hal pembangunan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI Angkatan Darat. Menjaga kedaulatan negara adalah tugas pokok TNI, sehingga kesiapan tempur harus ditingkatkan.

Dilansir dari laman Tribun Kaltim (22/ 10), Seiring perjalanan waktu model perang pun semakin berubah. Prajurit TNI wajib dibekali latihan menghadapi ancaman, bukan lagi perang gerilya namun modern.

“Semakin lama kita harus semakin modern. Perang kita tak selamanya gerilya saja,” kata Komandan Satuan Tugas Latihan Tugas, Kolonel Inf Muhammad Yasin saat dijumpai di Puslatpur Kodam VI Mulawarman, Amborawang, Kutai Kartanegara, Kamis (19/10) lalu.

Usai melaksanakan latihan yang diikuti 460 prajurit Raider baru‑baru ini di Puslatpur Amborawang, selain melaporkan hasil latihan Kolonel Yasin juga memaparkan rancangan peningkatan sarana dan prasarana latihan kepada Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto.

“Saya paparkan Sarpraslat Modern Amborawang. Panglima merespon positif. Puslatpur kita ikuti seperti Singapura dan pusat latihan Kostrad di Cibenda, Bogor,” tuturnya.

kasad-jenderal-tni-mulyono-menyaksikan-latihan-antar-kecabangan-tni-ad-tahun-2017-di-puslatpur-baturaja-tribunnews.jpg

KASAD Jenderal TNI Mulyono menyaksikan Latihan Antar Kecabangan TNI AD tahun 2017 di Puslatpur Baturaja. (Tribunnews)
Sarpraslat Modern di Amborawang diproyeksikan dapat memfasilitasi latihan Fire Arms Training System (FATS) 300 MIL Immersive Virtual Training System. Di dalamnya terdapat sarana simulator latihan perorangan, yang mampu melakukan skenario operasi tempur bervariasi.

Dengan perlatan canggih seperti 300 derajat view menggunakan HD Screen dan 5.1 surround, Hit detection system dan recorded for AAR. Sistem latihan ini digunakan US Army dan US Marine sejak 2017.

Selain itu, Multiple Integrated Laser Engagement Systems (MILES) juga dirancang dalam Sarpraslat Modern Amborawang. Sebagai sarana latihan tempur TKT RU sampai dengan BDE Multi Korps. Prajurit dapat menggunakan laser sebagai sensor tembakan, yang dapat menimbulkan akibat sungguhan.

Model latihan ini digunakan mayoritas negara NATO, Australia, Singapura, Korea Selatan dan Jepang.

“Dapat digunakan di Jarti, Jatban dan Ranpur dalam berbagai skenario pertempuran kota,operasi khusus, penyergapan dan pertahanan. Setiap personel dan kendaraan direkam peregerakan dan tindakan yang dilakukan,” ungkapnya.

aerial-photos-of-fort-bennings-digital-multi-purpose-range-complex-and-combined-arms-collective-training-facility-taken-in-may-2011-the-dmprc-opened-in-late-2010-photo-by-mcoe-pao-ph.jpg

Aerial photos of Fort Benning’s Digital Multi-Purpose Range Complex and Combined Arms Collective Training Facility taken in May 2011. The DMPRC opened in late 2010. (Photo by MCoE PAO Photographer/U.S. Army)
Digital Multi Purpose Range Complex (DMPRC) juga termasukan pengembangan Sarpraslat modern di Amborawang. Kelengkapan sarana latihan manuver tempur multi korps, baik latihan cabang maupun gabungan. Latihan tersebut menggunakan CCTV, sasaran diam dan bergerak.

“Dikendalikan dan dimonitor dengan sistem komputerisasi. Setiap personel dan kendaraan tempur direkam pergerakan dan tindakan untuk evaluasi,” jelas Kolonel Yasin.

Rancangan modernisasi sarpraslat tersebut direncanakan selesai dalam kurun waktu 5 tahun. Dengan rencana anggaran biaya (RAB) ditaksir hingga RP 136 miliar.

Dari model site plan yang direncanakan, nantinya bakal terdapat mess VVIP, tower air, gedung serbaguna, masjid, KSA, senkom, GOR, lapangan bola, barak, ruang makan, dapur, lapangan tembak pistol, lapbak 100 hingga 300 meter, bungker, pos tinjau, jalan klas I (50%), Jalan Klas II (605) dan Jalan Klas II (100%).

Memiliki kontur geografis yang wahid, membuat kawasan Amborawang dijadikan pusat latihan tempur TNI. Seluas 724 hektare kawasan latihan tempur dikuasai Kodam di atas tanah Amborawang. “Kontur geografis memenuhi syarat, ada gunung, hutan, air gak begitu susah, ada Tahura,” tuturnya.

Ditambah, lokasi latihan tempur tersebut dekat dengan laut. Hanya 4,2 kilometer dari batas ujung, bisa dijumpai garis pantai Amborawang Laut.

Sesuai arahan, melihat pemaparan evaluasi latihan prajurit Raider pada September 2018 lalu, Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto meminta agar Puslatpur Kodam VI ditata ulang. Modernisasi jadi kata kunci.

“Kita buat yang modern. Paling mendesak ini latihan Kavaleri, Desember 2018 nanti. Yang paling utama jalur dulu, pelebaran jalan sampai laut,” katanya.

Tribun diberi kesempatan melihat proses pelebaran akses jalan yang diproyeksikan sebagai jalur tank militer. Menaiki tank AMX 13 buatan perancis tahun 1960, ditemani Kapendam VI Mulawarman Kolonel Kav Dino Martino.

amx-13-13th-cavalry-battalion-satya-lembuswana-1.jpg

AMX 13 13th cavalry battalion Satya Lembuswana (TNI AD)
Pengamatan, Tribun, akses jalan yang dilalui masih tanah. Hujan yang turun di perjalanan membuat tanah basah dan becek. Namun hal itu tak jadi masalah bagi tank untuk melintasi jalan yang sedang dilakukan pelebaran.

“Dari pantai menuju base camp itu sekitar 7,1 kilometer. Nah kalau dari sini (patok batas kawasan Puslatpur) sekitar 4,2 kilometer. Ini yang sedang kami buka sampai ke Amborawang Laut,” ujarnya.

Sesuai arahan, melihat pemaparan evaluasi latihan prajurit Raider pada September 2018 lalu, Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto meminta agar Puslatpur Kodam VI ditata ulang. Modernisasi jadi kata kunci.

“Kita buat yang modern. Paling mendesak ini latihan Kavaleri, Desember 2018 nanti. Yang paling utama jalur dulu, pelebaran jalan sampai laut,” katanya.

Tribun diberi kesempatan melihat proses pelebaran akses jalan yang diproyeksikan sebagai jalur tank militer. Menaiki tank AMX 13 buatan perancis tahun 1960, ditemani Kapendam VI Mulawarman Kolonel Kav Dino Martino.

Pengamatan, Tribun, akses jalan yang dilalui masih tanah. Hujan yang turun di perjalanan membuat tanah basah dan becek. Namun hal itu tak jadi masalah bagi tank untuk melintasi jalan yang sedang dilakukan pelebaran.

“Dari pantai menuju base camp itu sekitar 7,1 kilometer. Nah kalau dari sini (patok batas kawasan Puslatpur) sekitar 4,2 kilometer. Ini yang sedang kami buka sampai ke Amborawang Laut,” ujarnya.

Beberapa rumah warga tampak berada di pinggir jalan. Tak hanya itu, lokasi stock pile batu bara juga tak sedikit.

Mereka berada tak jauh dari akses jalan penghubung tank dari laut ke Puslatpur Kodam VI. Beberapa alat berat pun tampak nangkring dibalut garis kuning militer.

“Sekarang saya diperintah buat jalan tank ke laut. Saya kerja di wilayah 724 hektare, itu halaman saya. Begitu lewat di sana, saya pasti laksanakan ganti rugi. Wajib sesuai kesepakatan masyarakat,” katanya.

Pelebaran jalan hingga penembusan sampai Amborawang, nantinya tak berguna sebagai jalur tank saja, namun, akses tersebut juga dapat digunakan masyarakat sekitar. Dengan catatan, apabila ada latihan tempur maka warga tak diperkenankan memakai akses jalan tersebut.

“Masyarakat boleh lewat situ, tak ekslusif. Tapi kalau Latihan jangan lewat dulu, apalagi beraktivitas. Latihan paling seminggu. Kita sudah sosialiaasi tahap 1, tahap 2. Sekarang menghitung karet. Tanahnya bebaskan, karetnya kita beli. Sesuai prosedur bukan ngawur. Janhan dihembuskan tentara gak mau bayar,” ungkapnya.

aerial-photos-of-fort-bennings-digital-multi-purpose-range-complex-and-combined-arms-collective-training-facility-taken-in-may-2011-the-dmprc-opened-in-late-2010-photo-by-mcoe-pao-ph1.jpg

Aerial photos of Fort Benning’s Digital Multi-Purpose Range Complex and Combined Arms Collective Training Facility taken in May 2011. The DMPRC opened in late 2010. (Photo by MCoE PAO Photographer U.S. Army)
Fasilitas Modern

Kapendam VI Mulawarman Kolonel Kav Dino Martino, menambahkan belum ada daerah latihan tempur dimana kapal perang dapat menurunkan alutsista langsung ke darat. Di beberapa tempat ada yang bisa namun harus melintasi pemukiman warga. “Di sini bila terlaksana, langsung plong dan fokus,” katanya.

Apalagi ditunjang dengan fasilitas moderen yang saat ini tengah dirancang. Selain latihan militer juga dapat dipergunakan untuk latihan Pleton Tangkas (Ton Tangkas) prajurit. “Asops sudah ke sana (Singapura). Puslatpur mereka tapi kecil. Kita punya lahan yang lebih luas,” katanya.

“Justru itu, apabila ini jadi, Kodam lainnya bisa latihan batalyon pertempuran baik Kavalery, Armed dan Zipur. Ini akan jadi alternatif yang baik,” sambungnya.

Photo: US troops from the 2nd Cavalry Regiment take part in military exercises near Kaunas, Lithuania. (The Independent)
 
KODAM VI MULAWARMAN RANCANG PUSLATPUR MODERN, LATIHAN PERANG MODEL TENTARA NATO
22 OKTOBER 2018 DIANEKO_LC 1 KOMENTAR


Modernisasi tak bisa dielakkan. Termasuk dalam hal pembangunan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI Angkatan Darat. Menjaga kedaulatan negara adalah tugas pokok TNI, sehingga kesiapan tempur harus ditingkatkan.

Dilansir dari laman Tribun Kaltim (22/ 10), Seiring perjalanan waktu model perang pun semakin berubah. Prajurit TNI wajib dibekali latihan menghadapi ancaman, bukan lagi perang gerilya namun modern.

“Semakin lama kita harus semakin modern. Perang kita tak selamanya gerilya saja,” kata Komandan Satuan Tugas Latihan Tugas, Kolonel Inf Muhammad Yasin saat dijumpai di Puslatpur Kodam VI Mulawarman, Amborawang, Kutai Kartanegara, Kamis (19/10) lalu.

Usai melaksanakan latihan yang diikuti 460 prajurit Raider baru‑baru ini di Puslatpur Amborawang, selain melaporkan hasil latihan Kolonel Yasin juga memaparkan rancangan peningkatan sarana dan prasarana latihan kepada Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto.

“Saya paparkan Sarpraslat Modern Amborawang. Panglima merespon positif. Puslatpur kita ikuti seperti Singapura dan pusat latihan Kostrad di Cibenda, Bogor,” tuturnya.

kasad-jenderal-tni-mulyono-menyaksikan-latihan-antar-kecabangan-tni-ad-tahun-2017-di-puslatpur-baturaja-tribunnews.jpg

KASAD Jenderal TNI Mulyono menyaksikan Latihan Antar Kecabangan TNI AD tahun 2017 di Puslatpur Baturaja. (Tribunnews)
Sarpraslat Modern di Amborawang diproyeksikan dapat memfasilitasi latihan Fire Arms Training System (FATS) 300 MIL Immersive Virtual Training System. Di dalamnya terdapat sarana simulator latihan perorangan, yang mampu melakukan skenario operasi tempur bervariasi.

Dengan perlatan canggih seperti 300 derajat view menggunakan HD Screen dan 5.1 surround, Hit detection system dan recorded for AAR. Sistem latihan ini digunakan US Army dan US Marine sejak 2017.

Selain itu, Multiple Integrated Laser Engagement Systems (MILES) juga dirancang dalam Sarpraslat Modern Amborawang. Sebagai sarana latihan tempur TKT RU sampai dengan BDE Multi Korps. Prajurit dapat menggunakan laser sebagai sensor tembakan, yang dapat menimbulkan akibat sungguhan.

Model latihan ini digunakan mayoritas negara NATO, Australia, Singapura, Korea Selatan dan Jepang.

“Dapat digunakan di Jarti, Jatban dan Ranpur dalam berbagai skenario pertempuran kota,operasi khusus, penyergapan dan pertahanan. Setiap personel dan kendaraan direkam peregerakan dan tindakan yang dilakukan,” ungkapnya.

aerial-photos-of-fort-bennings-digital-multi-purpose-range-complex-and-combined-arms-collective-training-facility-taken-in-may-2011-the-dmprc-opened-in-late-2010-photo-by-mcoe-pao-ph.jpg

Aerial photos of Fort Benning’s Digital Multi-Purpose Range Complex and Combined Arms Collective Training Facility taken in May 2011. The DMPRC opened in late 2010. (Photo by MCoE PAO Photographer/U.S. Army)
Digital Multi Purpose Range Complex (DMPRC) juga termasukan pengembangan Sarpraslat modern di Amborawang. Kelengkapan sarana latihan manuver tempur multi korps, baik latihan cabang maupun gabungan. Latihan tersebut menggunakan CCTV, sasaran diam dan bergerak.

“Dikendalikan dan dimonitor dengan sistem komputerisasi. Setiap personel dan kendaraan tempur direkam pergerakan dan tindakan untuk evaluasi,” jelas Kolonel Yasin.

Rancangan modernisasi sarpraslat tersebut direncanakan selesai dalam kurun waktu 5 tahun. Dengan rencana anggaran biaya (RAB) ditaksir hingga RP 136 miliar.

Dari model site plan yang direncanakan, nantinya bakal terdapat mess VVIP, tower air, gedung serbaguna, masjid, KSA, senkom, GOR, lapangan bola, barak, ruang makan, dapur, lapangan tembak pistol, lapbak 100 hingga 300 meter, bungker, pos tinjau, jalan klas I (50%), Jalan Klas II (605) dan Jalan Klas II (100%).

Memiliki kontur geografis yang wahid, membuat kawasan Amborawang dijadikan pusat latihan tempur TNI. Seluas 724 hektare kawasan latihan tempur dikuasai Kodam di atas tanah Amborawang. “Kontur geografis memenuhi syarat, ada gunung, hutan, air gak begitu susah, ada Tahura,” tuturnya.

Ditambah, lokasi latihan tempur tersebut dekat dengan laut. Hanya 4,2 kilometer dari batas ujung, bisa dijumpai garis pantai Amborawang Laut.

Sesuai arahan, melihat pemaparan evaluasi latihan prajurit Raider pada September 2018 lalu, Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto meminta agar Puslatpur Kodam VI ditata ulang. Modernisasi jadi kata kunci.

“Kita buat yang modern. Paling mendesak ini latihan Kavaleri, Desember 2018 nanti. Yang paling utama jalur dulu, pelebaran jalan sampai laut,” katanya.

Tribun diberi kesempatan melihat proses pelebaran akses jalan yang diproyeksikan sebagai jalur tank militer. Menaiki tank AMX 13 buatan perancis tahun 1960, ditemani Kapendam VI Mulawarman Kolonel Kav Dino Martino.

amx-13-13th-cavalry-battalion-satya-lembuswana-1.jpg

AMX 13 13th cavalry battalion Satya Lembuswana (TNI AD)
Pengamatan, Tribun, akses jalan yang dilalui masih tanah. Hujan yang turun di perjalanan membuat tanah basah dan becek. Namun hal itu tak jadi masalah bagi tank untuk melintasi jalan yang sedang dilakukan pelebaran.

“Dari pantai menuju base camp itu sekitar 7,1 kilometer. Nah kalau dari sini (patok batas kawasan Puslatpur) sekitar 4,2 kilometer. Ini yang sedang kami buka sampai ke Amborawang Laut,” ujarnya.

Sesuai arahan, melihat pemaparan evaluasi latihan prajurit Raider pada September 2018 lalu, Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Subiyanto meminta agar Puslatpur Kodam VI ditata ulang. Modernisasi jadi kata kunci.

“Kita buat yang modern. Paling mendesak ini latihan Kavaleri, Desember 2018 nanti. Yang paling utama jalur dulu, pelebaran jalan sampai laut,” katanya.

Tribun diberi kesempatan melihat proses pelebaran akses jalan yang diproyeksikan sebagai jalur tank militer. Menaiki tank AMX 13 buatan perancis tahun 1960, ditemani Kapendam VI Mulawarman Kolonel Kav Dino Martino.

Pengamatan, Tribun, akses jalan yang dilalui masih tanah. Hujan yang turun di perjalanan membuat tanah basah dan becek. Namun hal itu tak jadi masalah bagi tank untuk melintasi jalan yang sedang dilakukan pelebaran.

“Dari pantai menuju base camp itu sekitar 7,1 kilometer. Nah kalau dari sini (patok batas kawasan Puslatpur) sekitar 4,2 kilometer. Ini yang sedang kami buka sampai ke Amborawang Laut,” ujarnya.

Beberapa rumah warga tampak berada di pinggir jalan. Tak hanya itu, lokasi stock pile batu bara juga tak sedikit.

Mereka berada tak jauh dari akses jalan penghubung tank dari laut ke Puslatpur Kodam VI. Beberapa alat berat pun tampak nangkring dibalut garis kuning militer.

“Sekarang saya diperintah buat jalan tank ke laut. Saya kerja di wilayah 724 hektare, itu halaman saya. Begitu lewat di sana, saya pasti laksanakan ganti rugi. Wajib sesuai kesepakatan masyarakat,” katanya.

Pelebaran jalan hingga penembusan sampai Amborawang, nantinya tak berguna sebagai jalur tank saja, namun, akses tersebut juga dapat digunakan masyarakat sekitar. Dengan catatan, apabila ada latihan tempur maka warga tak diperkenankan memakai akses jalan tersebut.

“Masyarakat boleh lewat situ, tak ekslusif. Tapi kalau Latihan jangan lewat dulu, apalagi beraktivitas. Latihan paling seminggu. Kita sudah sosialiaasi tahap 1, tahap 2. Sekarang menghitung karet. Tanahnya bebaskan, karetnya kita beli. Sesuai prosedur bukan ngawur. Janhan dihembuskan tentara gak mau bayar,” ungkapnya.

aerial-photos-of-fort-bennings-digital-multi-purpose-range-complex-and-combined-arms-collective-training-facility-taken-in-may-2011-the-dmprc-opened-in-late-2010-photo-by-mcoe-pao-ph1.jpg

Aerial photos of Fort Benning’s Digital Multi-Purpose Range Complex and Combined Arms Collective Training Facility taken in May 2011. The DMPRC opened in late 2010. (Photo by MCoE PAO Photographer U.S. Army)
Fasilitas Modern

Kapendam VI Mulawarman Kolonel Kav Dino Martino, menambahkan belum ada daerah latihan tempur dimana kapal perang dapat menurunkan alutsista langsung ke darat. Di beberapa tempat ada yang bisa namun harus melintasi pemukiman warga. “Di sini bila terlaksana, langsung plong dan fokus,” katanya.

Apalagi ditunjang dengan fasilitas moderen yang saat ini tengah dirancang. Selain latihan militer juga dapat dipergunakan untuk latihan Pleton Tangkas (Ton Tangkas) prajurit. “Asops sudah ke sana (Singapura). Puslatpur mereka tapi kecil. Kita punya lahan yang lebih luas,” katanya.

“Justru itu, apabila ini jadi, Kodam lainnya bisa latihan batalyon pertempuran baik Kavalery, Armed dan Zipur. Ini akan jadi alternatif yang baik,” sambungnya.

Photo: US troops from the 2nd Cavalry Regiment take part in military exercises near Kaunas, Lithuania. (The Independent)
Now THIS is exciting news..
 
Now it's only "Harimau" (Tiger). I think it should be Harimau Hitam (Black Tiger) to differentiate it from ww2 tank. But whatever, kaplan means Tiger in turkish.
 
Back
Top Bottom