What's new

Indonesia Defence Forum

Based from its recent article Pindad confirmed that the Medium Tank protection level is STANAG 5.

WhatsApp_Image_2017-10-06_at_1.38_.03_PM_.jpeg

WhatsApp_Image_2017-10-06_at_1.38_.00_PM_.jpeg


Senin, 09 Okt 2017 /

Medium Tank Diperkenalkan Pada HUT TNI KE-72 Di Cilegon

Untuk pertama kalinya, Pindad menampilkan prototipe medium tank hasil pengembangan bersama dengan FNSS Turki dalam perayaan HUT TNI ke-72 pada 5 Oktober 2017 di Dermaga Indah Kiat, Cilegon. Presiden RI, Joko Widodo dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyaksikan langsung penampilan perdana medium tank dan kendaraan tempur buatan Pindad lainnya pada sesi Alutsista Demo/Defile. Tema peringatan HUT TNI tahun ini adalah “Bersama Rakyat TNI Kuat”.

Direktur Utama Pindad, Abraham Mose mengatakan kehadiran medium tank merupakan bukti kemampuan industri pertahanan dalam negeri yang mampu bersaing serta merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan alutsista secara mandiri.

“Dengan bangga kami tampilkan medium tank pertama karya anak negeri hasil pengembangan Bersama FNSS, Turki. Kehadiran medium tank ini menunjukan bahwa industri pertahanan dalam negeri sangat mampu untuk menghasilkan produk inovatif berteknologi tinggi dalam mendukung kemandirian alutsista menjaga kedaulatan NKRI,” ujar Abraham.

Proyek medium tank merupakan program pemerintah yang termasuk pada 7 pengembangan strategis Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan kemampuan BUMNIS agar dapat bersaing dengan industri pertahanan luar negeri. Desain medium tank dibuat sesuai dengan kriteria kebutuhan dari pengguna, didasarkan pada strategi pertempuran modern dimana kemudahan mobilisasi dari medium tank ini menjadi salah satu keunggulan di samping kemampuannya sendiri.

Medium tank rancangan Pindad dan FNSS memiliki kemampuan pertahanan balistik dan anti ancaman ranjau terkini. Medium tank generasi terbaru ini dilengkapi dengan kemampuan daya gempur yang luas mulai dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antar kendaraan tempur.

Medium Tank memiliki spesifikasi: berbobot maksimal 35 ton, mempunyai power 20 HP/ton, kecepatan maksimal 70 km/jam, dapat menampung 3 orang kru yang terdiri dari Komandan, penembak, dan pengemudi, serta memiliki senjata utama turret kaliber105 mm yang mmiliki daya hancur besar.

Medium tank dilengkapi dengan berbagai teknologi terbaru, seperti sistem kewaspadaan mandiri,hunter killer system, perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi level 5. Turret medium tank memiliki mekanisme autoloader, dengan 12 butir peluru di turet dan 30 butir peluru cadangan di dalam pool.

Turut serta tampil dalam alutsista demo adalah Kendaraan Tempur Anoa, Panser Badak, Komodo Mistral serta Anoa Amphibious yang beratraksi melakukan manuver dan membentuk formasi di lautan bersama kendaraan ampfibi lainnya.

Senjata buatan Pindad seperti SS1 dan SS2 berbagai varian yang digunakan oleh masing-masing kesatuan juga terlihat dalam parade pasukan yang diikuti oleh 5.932 orang.

Tentunya merupakan suatu kehormatan dimana Pindad dapat berpartisipasi langsung dalam perayaan HUT TNI ke-72 ini. Semoga TNI semakin solid dan mampu menjaga kedaulatan NKRI serta mewujudkan cita-cita nasional, “Bersama Rakyat TNI Kuat”. (Ryan)

https://pindad.com/medium-tank-diperkenalkan-pada-hut-tni-ke72-di-cilegon
 
TNI Berencana Perkuat Pertahanan Udara di Wilayah Timur

10 Oktober 2017



Rencana penempatan skadron udara tempur TNI AU (image : IMF)

TIMIKA | TNI berencana meningkatkan pertahanan Negara di wilayah Indonesia Timur. Termasuk penempatan markas alat utama sistem senjata (Alutsista) pertahanan udara dan darat di Timika, Papua.

Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yadi Indrayadi Sutanandika mengatakan, pertahanan udara di seluruh wilayah NKRI harus tercover untuk mengawasi berbagai ancaman kedaulatan Negara.

"Antisipasi dari kemungkinan ancaman yang datang, termasuk kemungkinan adanya pelanggaran kedaulatan Negara di udara bisa termonitor, dan martabat kita jangan sampai dikecilkan," tegas Yadi Indrayadi di Timika, Minggu (8/10).

Saat ini TNI AU sudah memiliki empat satuan radar di kawasan Indonesia timur, yaitu satuan radar 242 Biak, satuan radar 244 Merauke, satuan radar 243 Timika, dan satuan radar 245 Saumlaki Maluku Tenggara Barat.

Penempatan alutsista pertahanan udara, kata Yadi, harus didukung berbagai fasilitas, diantaranya gudang amunisi, gudang bom, gudang roket, peluru kendali, alat transportasi, dan sebagainya.

"Apabila nanti memang secara lengkap diperlukan, maka fasilitas itu yang perlu dibangun. Kita juga harus bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Pertamina maupun kegiatan usaha masyarakat di sekitarnya," jelas Yadi.

Jenderal bintang dua ini menambahkan, bahwa kekuatan TNI dalam menjaga kedaulatan Negara menggunakan sistem pertahanan rakyat semesta. Semua elemen masyarakat adalah kekuatan TNI dengan moto "bersama rakyat TNI kuat".

"Siapa saja bisa mendukung dalam pelaksanaan operasi prajurit TNI. Termasuk wartawan adalah kekuatan terdepan dalam perang informasi untuk kedaulatan Negara," pungkasnya.

Satuan Arhanud TNI AD

Sebelumnya, TNI AD berencana akan membangun Satuan Detasemen Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) di Timika pada 2018 mendatang. Kemudian, TNI AU berencana menempatkan pesawat tempur di Pangkalan Udara Utama Biak.

Komandan Kodim 1710 Mimika, Letnan Kolonel (Inf) Windarto, mengatakan pembangunan markas artileri penghancur sasaran di udara tersebut merupakan program Mabes TNI untuk memperkuat pertahanan negara di seluruh wilayah Indonesia.

“Satuan Detasemen Arhanud ini untuk membantu kekuatan pertahanan. Untuk Papua rencananya akan dibangun di Timika, Biak, dan Merauke,” kata Windarto pada bulan Mei lalu.

Selain itu, perkuatan pertahanan Negara yang diprogramkan mulai tahun 2017-2021 ini juga meliputi peningkatan satuan kewilayaan maupun satuan tempur dengan membangun pangkalan baru di seluruh wilayah titik rawan.

Divisi III Kostrad

Mabes TNI Angkatan Darat tahun ini membangun Markas Brigade Infanteri (Brigif) Kostrad di Desa Motilango, Kecamatan Anggrek, Provinsi Gorontalo, yang diharapkan menjadi embrio dari Divisi III Kostrad di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Tidak itu saja, perkuatan pertahanan juga dilakukan dengan meningkatkan kekuatan seluruh satuan yang ada. Seperti peningkatan detasemen menjadi batalyon, kemudian batalyon menjadi brigade, yang nantinya akan diikuti penambahan jumlah pasukan.

“Begitupun Kodim sebagai satuan teritorial juga ada (penambahan pasukan). Itu program dari tahun 2017 sampai 2021 dilakukan secara bertahap,” kata Windarto.

Windarto menambahkan, saat ini banyak negara lain menginginkan Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu potensi ancaman, yaitu penambahan pasukan Amerika di sejumlah kawasan perbatasan kepulauan Indonesia, seperti di Natuna, Filipina, hingga Timur-Timur.

“Inilah harus kita waspadai. TNI sekarang mulai mengorganisir kekuatan dalam arti melihat posisi mana yang menjadi titik rawan, sehingga disitu akan dibuat pangkalan baru,” pungkasnya.

(SeputarPapua)
 
PT PINDAD TARGETKAN PRODUKSI 275 JUTA BUTIR AMUNISI
10 OCTOBER 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT
peletakkan-batu-pertama-perluasan-pabrik-amunisi-mtvn.jpg

Peletakkan batu pertama perluasan pabrik amunisi. (MTVN)

Perusahaan produsen senjata dalam negeri, PT Pindad (Persero), melakukan perluasan pabrik yang berlokasi di Malang. Dengan perluasan pabrik itu PT Pindad menargetkan produksi 275 juta butir amunisi pertahun.

“Dengan adanya pabrik baru ini kami berharap produksi amunisi kaliber kecil PT Pindad naik menjadi 275 juta butir pertahun,” ujar Direktur utama PT Pindad, Abraham Mose di acara groundbreaking perluasan pabrik munisi PT Pindad, Turen, Malang, Jawa Timur, Senin 9 Oktober 2017.

Abraham mengungkapkan, saat ini PT Pindad baru mampu memproduksi amunisi kaliber kecil sekitar 165 juta butir pertahun. Jumlah itu jauh lebih kecil dari amunisi yang dibutuhkan TNI dan Polri, maupun kebutuhan lain seperti latihan dan olahraga.

Dia menambahkan, ekspansi pabrik amunisi kaliber kecil ini bukan hanya meluaskan bangunan pabrik, tetapi juga pengadaan 40 unit mesin produksi baru. Perluasan pabrik menelan biaya hingga Rp400 miliar dari total Rp700 miliar dana Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan pemerintah kepada PT Pindad.

“Perluasan yang hari ini kita resmikan menggunakan dana PMN yang diberikan pemerintah. Ini adalah bentuk pertanggungjawaban PT Pindad,” imbuh Abraham.

Perluasan pabrik PT Pindad ditargetkan rampung dan bisa dioperasikan pada awal tahun 2019. Meski kapasitas produksi nantinya bisa ditingkatkan menjadi 275 juta butir amunisi pertahun, kata Abraham, jumlah itu tetap belum bisa memenuhi kebutuhan amunisi bagi TNI, Polri dan kebutuhan lain yang mencapai dua sampai tiga kali lipatnya.

“Kebutuhan itu besar sekali, sehingga kita masih perlukan kerja sama berupa strategic partnership dengan beberapa negara lain. Saat ini sedang kita kaji untuk kerja sama dengan Ceko, Kanada, dan Cina. Tapi sekali lagi ini masih dalam tahap kajian,” pungkas Abraham.

Sumber : Metrotvnews

PT Pindad only will be capable to supply at least 165 to 275 millions munition pieces from various small caliber. Thats mean around 165-275 pieces for every armed personnel to be spent every year. The rest of their need still will be imported from aboard.
 
Pindad breaks ground on new weapons factory

State-owned weapons manufacturer PT Pindad has started construction on its new munition factory in the Turen district of Malang, East Java, to meet domestic demands, particularly from the Indonesian Military and the National Police.

IMG-20171009-WA003.jpg


Pindad currently exports 10-15 percent of its products.

The company has invested Rp 400 billion (US$29.59 million) in the new factory, located on a 4,000-square-meter plot. The investment is part of Pindad's Rp 700 billion capital injection fund from the state budget.

Pindad president director Abraham Mose said the company planned to increase production capacity from its current 165 million munitions per year to 275 million munitions per year by 2019.

“We need to cooperate [with other parties] to meet the demand to fulfill stores, sports, military needs, police needs,” Abraham said during the ground-breaking ceremony on Monday in Malang.

He said the company was still reviewing several countries, including Canada, the Czech Republic and China as possible partners to help boost production.

As for the remaining Rp 300 billion, Abraham said the company would use the fund to purchase new, more sophisticated machinery to produce large-caliber weaponry and to improve product quality.

Pindad is also developing its industry products unit for manufacturing equipment such as escalators, generators and tractors, to increase revenues to Rp 2.7 trillion this year from Rp 2.3 trillion in 2016. (bbn)

http://www.thejakartapost.com/news/2017/10/11/pindad-breaks-ground-on-new-weapons-factory.html
 
Medium Tank Buatan Pindad Banyak Dilirik Negara Asing
prototipe-medium-tank-yang-dipamerkan-di-fasilitas-divisi-munisi-pt-pindad-persero_20171009_201411.jpg

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Medium Tank buatan PT Pindad banyak diminati negara asing.

Sejak diperkenalkan pertama kali pada HUT TNI ke-72 di Cilegon, Banten, sudah ada pemesan sebanyak 100 unit.

"Sudah ada peminat dari luar. Dari dalam saja sudah cukup banyak. Waktu kemarin launching kan pak menteri (Menhan) sempat ngomong kurang lebih awal aja, sudah 100 unit," kata Direktur Utama PT Pindad Persero, Abraham Mose, di Malang, Jawa Timur, Senin (9/10/2017).

Pembuatan Medium Tank merupakan kerjasama antara Republik Indonesia dengan Turki.

"Jadi 50 persennya itu kita membangun sendiri, kemudian Turki membangun sendiri, tapi engineer di Turki bantu membangun," kata Direktur Teknologi dan Suplai PT.Pindad Persero, Ade Bagdja.

Nanti, saat test engineer, Turki akan ikut di Indonesia, sehingga produk tersebut menjadi hasil pengembangan PT Pindad.

"Tetapi begitu kita bicara mass product itu sudah menjadi produk Pindad," ujarnya.

Lanjutnya, selain di Indonesia sudah banyak negara regional lain yang sudah bertanya tentang medium Tank.

"Selain indonesia, negara regional lain juga berminat sudah bertanya itu, karena mereka sudah mendengar pemberitaan hasil produk medium tank kita. Awalnya seratus tapi kebutuhannya jauh lebih banyak," ujar Ade.

Meski telah diminati negara lain, ia tak ingin membocorkan lebih lanjut negara-negara mana saja yang sudah melirik medium Tank.

Menurutnya, pemenuhan medium Tank di Indonesia saja belum terpenuhi.

"Iya normalnya menunggu, tapi yang jelas mereka sudah lihat unjuk kerja dari medium tank kita dan mereka sudah melihat niat baik dari pemerintah kita. Kalau sudah gini kalau pesan belakangan ya dapatnya belakangan. Kita kan nanti akan optimalkan," ujar Ade.

Sebelumnya menjual ke luar negeri, Medium Tank harus melewati beberapa fase dalam proses sertifikasi.

Medium tank di akhir 2017 atau awal 2018 akan diuji seluruhnya.

"Uji mobilitas termasuk uji tembak bagus apa tidak. Setelah itu beres baru tahap sertifikasi. Sertifikasi itu sebuah persayaratan kalau sebuah produk bisa digunakan dan bisa dibeli oleh TNI," kata Ade.

Ditambahkannya, medium Tank pertama kali dikembangkan sejak tahun 2014 dan diharapkan pertengahan 2018 sudah melengkapi dokumen sertifikasi.

"Harapannya pertengahan 2018 kita sudah punya semua dokumen. Untuk pemesanan dilakukan 2018 dan deliverynya dilakukan 2019," kata Ade.

Medium Tank merupakan tank berkapasitas 3 orang dengan berat 35 Ton, kecepatan 70 km/jam, memakai teknologi sistem kewaspadaan mandiri, Hunter killer System, battle management System, proteksi level 5.

http://www.tribunnews.com/nasional/...n-pindad-banyak-dilirik-negara-asing?page=all
 
Indonesia, Russia sign military-technology protocol accord
Jon Grevatt - IHS Jane's Defence Industry
12 October 2017
Key Points
  • A new agreement has been signed to facilitate technology transfers and joint production
  • Accord is expected to support Indonesia’s planned procurement of Su-35 fighters
Indonesia and Russia have signed a military-technical protocol accord to strengthen defence industrial ties between the two countries, the Ministry of Defence (MoD) in Jakarta said on 11 October.

The MoD said the agreement, which followed two days of military-technical discussions between defence officials from the two countries, is intended to facilitate greater levels of technology collaboration in line with Indonesian procurement legislation – called Law 16 – that calls for local involvement in all defence procurement programmes.

Want to read more? For analysis on this article and access to all our insight content, please enquire about our subscription options ihs.com/contact




To read the full article, Client Login
(127 of 507 words)

Finally
 
Indonesia looks to consolidate procurement rules
Jon Grevatt - IHS Jane's Defence Industry
10 October 2017
The Indonesian Ministry of Defence (MoD) said on 9 October that it will review its defence procurement procedures with a view to introducing a consolidated policy. The aim is to simplify processes and enhance transparency, it said.

The MoD said the review is necessary in light of “different perceptions” about defence acquisition processes in the country, which has resulted in “misunderstandings in various institutions”.

It added, “Therefore, the government will soon conduct an assessment and a re-arrangement of various procurement regulations under a single policy.”

The MoD made the announcement following Indonesian customs authorities’ decision to block a recent import of firearms and ammunition destined for the Indonesian police force due to what was claimed as incorrect paperwork.

Want to read more? For analysis on this article and access to all our insight content, please enquire about our subscription options ihs.com/contact
 

Latest posts

Back
Top Bottom