What's new

Indonesia Defence Forum

LAH.......... :cheesy::cheesy::cheesy::cheesy::cheesy::cheesy::cheesy:blunder lagi ?? intervensi jepang ??
KSAL Bantah TNI AL Incar Kapal Iver Huitfeldt
Senin 16 Nov 2020 13:07 WIB
Red: Erik Purnama Putra

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono bersama Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Suhartono di Mako Marinir Kwitang, Jakpus, Senin (16/11).


Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono bersama Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Suhartono di Mako Marinir Kwitang, Jakpus, Senin (16/11).
Foto: Penerangan Marinir
Menurut KSAL, Korps Marinir TNI AL selalu hadir untuk NKRI!
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Marinir juga menjadi momentum untuk meremajakan alat utama sistem senjata (alutsista). Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, mengatakan, modernisasi alutsista menjadi salah satu perhatiannya ketika menjadi orang nomor satu di TNI AL.

Menurut Yudo, salah satu kendaraan yang mendesak untuk diremajakan adalah tank Marinir dan beberapa jenis kapal perang RI (KRI), yang usianya sudah sangat tua.

"Tank amfibi, alut utama, dan KRI kita ajukan ke Kemhan. Modernisasi alutsista dan peralatan merupakan kewenangan Kemhan," kata Yudo usai menghadiri perayaan HUT ke-75 Marinir di Markas Korps Marinir Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (16/11). Hadir pula dalam peringatan HUT tersebut, yaitu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Yudo berbicara kepada wartawan didampingi Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Suhartono dan Wakil Dankormar Brigjen (Mar) Nur Alamsyah. Menurut Yudo, semua kebutuhan alutsista TNI AL sudah dikaji dan diserahkan kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Disinggung tentang kabar TNI AL mengincar, dan bahkan tertarik untuk membeli kapal Iver Huitfeldt, Yudo membantahnya. Hingga kini, Markas Besar AL (Mabesal) belum pernah mengajukan pembelian KRI jenis itu kepada Kemenhan.

Dia menjelaskan, setiap spesifikasi alutsista yang diinginkan TNI AL semuanya diserahkan ke Kemenhan untuk diproses atau dibeli. "Belum (diajukan)," kata Yudo singkat.

Kapal buatan Denmark sepanjang 138,7 meter dan lebar 19,8 meter tersebut termasuk jenis kelas berat, yang belum dipunyai TNI AL. Kapal korvet yang dimiliki TNI AL sekarang yang paling modern adalah KRI Bung Tomo, John Lie, dan Usman-Harun, yang masing-masing memiliki panjang 89,9 meter.


Dalam pidatonya ketika menjadi inspektur upacara, Yudo mengatakan, keberadaan Marinir sangat dicintai dan disukai masyarakat. Untuk itu, ia berpesan agar prajurit Marinir tetap profesional dan humas dalam menjalankan tugas operasi militer (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP).

Mantan Panglima Kogabwilhan I itu menyinggung, selaras dengan karakter kekuatan TNI AL dalam doktrin Jalesvea Jayamahe, hakikat keberadaan Korps Marinir sebagai pasukan pendarat menuntut kecepatan respon, daya gerak, dan daay gempur yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugas, baik selam masa damai, krisis, dan masa perang.

"Korps Marinir TNI AL selalu hadir untuk NKRI, di saat kedaulatan negara ini terancam, Marinir hadir. Saat situasi tak terkendali, Marinir hadir menengahi. Jadi wajar saja apabila di benak rakyat pimpinan bangsa ini apabila negara ini dalam ancaman, satu jawabannya, kerahkan Marinir!" ucap Yudo.


Dalam acara itu, Korps Marinir juga menerima kado indah berupa Gending “Gati Marinir” dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Gending tersebut diserahkan langsung Sri Sultan kepada Dankormar Mayjen Marinir Suhartono pada acara Syukuran peringatan HUT ke-75 Korps Marinir yang digelar di Graha Marinir, Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun, Kwitang, Senim.

Gati Marinir adalah gending yang mempunyai laras pelog dan pathet barang, dengan jenis kendhangan ladrang sabrangan. Kata Marinir mengacu pada keberadaan tentara yang berhubungan dengan samudra/air. Gending tersebut dalam satu ulihan terdiri empat gongan, yaitu dua gongan pada bagian umpak dan dua gongan pada bagian ngelik.

Sebenarnya kalimat lagu dalam gending tersebut hanya ada dua macam setiap satu ulihan. Namun, setiap satu gongan pada bagian umpak dan ngelik diulang sebanyak dua kali. Setelah permainan sampai pada bagian paling akhir, kemudian diulang mulai dari bagian awal lagi. Demikian dimainkan secara berulang-ulang sesuai kebutuhan.

Sri Sultan berkesempatan hadir dalam acara syukuran peringatan HUT ke-75 Kormar usai pelaksanaan upacara militer, dengan inspektur upacara KSAL dan Komandan Upacara Kolonel (Mar) Danuri, yang sehari-hari menjabat Asisten Operasi Pasmar 1 Jakarta.

https://republika.co.id/berita/qjvl08484/ksal-bantah-tni-al-incar-kapal-iver-huitfeldt
From webinar few weeks ago (the one that implied they want P8). I think they said they want frigates that can do intelligence gathering to the area they pass.

Iver can't do that?
Huh? Bung Tomo class are the most advance combatant in our Navy? Not even martadinata class? (edit: oh, he's talking about corvettes, ok gw yg salah paham)
Sorry, I don't understand what you mean.

First of all, why do you use deals for brand NEW jets of Typhoon T3B/4 and Shornet, to compare to our potential deal of USED Austrian Typhoon T1?

Second of all, that project to reduce operating cost is for all RAF's Typhoons including T1 (they still operate maybe 50 or something until now). The project is not for brand new Typhoon only. So if MoD eventually choose to buy this USED Austrian T1, maybe we can somehow ask Airbus/RAF/TyTAN if they can share their method so we can copy the way they do it for our own Typhoon T1.

Last but not least, I said it already more than couple months ago. There'll be more than 60 USED Typhoons T1 for sale soon. I could be wrong on the number, but the point is that if we decided to buy and somehow successfully manage to operate this Austrian T1 (never mind with the lower operating cost), there'll be more USED T1 jets (more upgraded version) available if we intend to expand the fleet cheaply.

So nobody's talking about buying Typhoon T3B/4 here man. At least not yet. Or perhaps you read somewhere that's actually what MoD wants? Pls share it here.
If T1 is the one you are suggesting, I'll say No..
Procuring a lot of old T1 mean lessen the chance for AU to procure and operate mature AESA platforms (I said "mature" here because I don't think KFX's radar to be mature enough). Kapan belajarnya kalau gitu...
 
Last edited:
If T1 is the one you are suggesting, I'll say No..
Procuring a lot of old T1 mean lessen the chance for AU to procure and operate mature AESA platforms (I said "mature" here because I don't KFX's radar to be mature enough). Kapan belajarnya kalau gitu...

Dude, if it's up to me I want Typhoon with the latest radar that they claim can detect F-35 from some distance:laugh: but do we have money?

Also from MoD perspective, we have interim needs. T1s can provide that until MEF 2024. Whether MoD want to expand it to more than 15, I don't know, we'll see.
 
LAH.......... :cheesy::cheesy::cheesy::cheesy::cheesy::cheesy::cheesy:blunder lagi ?? intervensi jepang ??
KSAL Bantah TNI AL Incar Kapal Iver Huitfeldt
Senin 16 Nov 2020 13:07 WIB
Red: Erik Purnama Putra

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono bersama Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Suhartono di Mako Marinir Kwitang, Jakpus, Senin (16/11).


Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono bersama Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Suhartono di Mako Marinir Kwitang, Jakpus, Senin (16/11).
Foto: Penerangan Marinir
Menurut KSAL, Korps Marinir TNI AL selalu hadir untuk NKRI!
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 Marinir juga menjadi momentum untuk meremajakan alat utama sistem senjata (alutsista). Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, mengatakan, modernisasi alutsista menjadi salah satu perhatiannya ketika menjadi orang nomor satu di TNI AL.

Menurut Yudo, salah satu kendaraan yang mendesak untuk diremajakan adalah tank Marinir dan beberapa jenis kapal perang RI (KRI), yang usianya sudah sangat tua.

"Tank amfibi, alut utama, dan KRI kita ajukan ke Kemhan. Modernisasi alutsista dan peralatan merupakan kewenangan Kemhan," kata Yudo usai menghadiri perayaan HUT ke-75 Marinir di Markas Korps Marinir Kwitang, Jakarta Pusat, Senin (16/11). Hadir pula dalam peringatan HUT tersebut, yaitu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Yudo berbicara kepada wartawan didampingi Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Suhartono dan Wakil Dankormar Brigjen (Mar) Nur Alamsyah. Menurut Yudo, semua kebutuhan alutsista TNI AL sudah dikaji dan diserahkan kepada Kementerian Pertahanan (Kemenhan).

Disinggung tentang kabar TNI AL mengincar, dan bahkan tertarik untuk membeli kapal Iver Huitfeldt, Yudo membantahnya. Hingga kini, Markas Besar AL (Mabesal) belum pernah mengajukan pembelian KRI jenis itu kepada Kemenhan.

Dia menjelaskan, setiap spesifikasi alutsista yang diinginkan TNI AL semuanya diserahkan ke Kemenhan untuk diproses atau dibeli. "Belum (diajukan)," kata Yudo singkat.

Kapal buatan Denmark sepanjang 138,7 meter dan lebar 19,8 meter tersebut termasuk jenis kelas berat, yang belum dipunyai TNI AL. Kapal korvet yang dimiliki TNI AL sekarang yang paling modern adalah KRI Bung Tomo, John Lie, dan Usman-Harun, yang masing-masing memiliki panjang 89,9 meter.


Dalam pidatonya ketika menjadi inspektur upacara, Yudo mengatakan, keberadaan Marinir sangat dicintai dan disukai masyarakat. Untuk itu, ia berpesan agar prajurit Marinir tetap profesional dan humas dalam menjalankan tugas operasi militer (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP).

Mantan Panglima Kogabwilhan I itu menyinggung, selaras dengan karakter kekuatan TNI AL dalam doktrin Jalesvea Jayamahe, hakikat keberadaan Korps Marinir sebagai pasukan pendarat menuntut kecepatan respon, daya gerak, dan daay gempur yang tinggi dalam melaksanakan tugas-tugas, baik selam masa damai, krisis, dan masa perang.

"Korps Marinir TNI AL selalu hadir untuk NKRI, di saat kedaulatan negara ini terancam, Marinir hadir. Saat situasi tak terkendali, Marinir hadir menengahi. Jadi wajar saja apabila di benak rakyat pimpinan bangsa ini apabila negara ini dalam ancaman, satu jawabannya, kerahkan Marinir!" ucap Yudo.


Dalam acara itu, Korps Marinir juga menerima kado indah berupa Gending “Gati Marinir” dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X. Gending tersebut diserahkan langsung Sri Sultan kepada Dankormar Mayjen Marinir Suhartono pada acara Syukuran peringatan HUT ke-75 Korps Marinir yang digelar di Graha Marinir, Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun, Kwitang, Senim.

Gati Marinir adalah gending yang mempunyai laras pelog dan pathet barang, dengan jenis kendhangan ladrang sabrangan. Kata Marinir mengacu pada keberadaan tentara yang berhubungan dengan samudra/air. Gending tersebut dalam satu ulihan terdiri empat gongan, yaitu dua gongan pada bagian umpak dan dua gongan pada bagian ngelik.

Sebenarnya kalimat lagu dalam gending tersebut hanya ada dua macam setiap satu ulihan. Namun, setiap satu gongan pada bagian umpak dan ngelik diulang sebanyak dua kali. Setelah permainan sampai pada bagian paling akhir, kemudian diulang mulai dari bagian awal lagi. Demikian dimainkan secara berulang-ulang sesuai kebutuhan.

Sri Sultan berkesempatan hadir dalam acara syukuran peringatan HUT ke-75 Kormar usai pelaksanaan upacara militer, dengan inspektur upacara KSAL dan Komandan Upacara Kolonel (Mar) Danuri, yang sehari-hari menjabat Asisten Operasi Pasmar 1 Jakarta.

https://republika.co.id/berita/qjvl08484/ksal-bantah-tni-al-incar-kapal-iver-huitfeldt

it doesn't matter, we can defeat lioning gangs with kcr 40, remember the men behind the gun motto
 
Taruna AAL lkuti Latihan Yudha Kridha 20 di Perairan Laut Natuna
14 November 2020 Pelopor Wiratama
WhatsApp-Image-2020-11-14-at-19.16.01-1.jpeg


Laut Natuna, PW: Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat IV Angkatan ke-66 yang tengah melaksanakan latihan Jalayudha 2020 bertemu dengan Satlat Kartika Jala Krida 2020 Taruna AAL Tingkat III Angkatan ke-67 dan melaksanakan latihan bersama di perairan Laut Natuna, Sabtu (14/11).
Menurut Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada I, Laksamana TNI Pertama TNI Dato Rusman S.N., S.E., M.Si. latihan bersama ini dinamakan Latihan Yudha Kridha 20.
WhatsApp-Image-2020-11-14-at-19.16.01.jpeg
Latihan ini dilaksanakan sesaat setelah KRI Bima Suci-945 (salah satu unsur dijajaran Satban Koarmada II) yang membawa Satlat Kartika Jala Krida 2020 bertolak dari dermaga TNI AL Faslabuh Selat Lampa Ranai, Kabupaten Natuna menuju Tarakan, Kalimantan Timur.
Sedangkan Satlat Jalayudha 2020 Taruna AAL Tingkat IV onboard di unsur-unsur jajaran Satkor Koarmada I yakni KRI Bung Tomo-357 dan KRI John Lie-358 yang tengah mengikuti Operasi Alur Samudera 20 yang digelar Guspurla Koarmada I.
Latihan tersebut dipimpin langsung Danguspurla Koarmada I Laksma TNI Dato Rusman S.N yang onboard di KRI Bung Tomo-357.
Latihan diawali dengan Communication Check dimana Komandan KRI John Lie-358 sebagai Officer Conducting Serial (OCS) yang akan mengendalikan semua jaring komunikasi radio dan melaksanakan pencocokan waktu.
Kemudian dilanjutkan dengan Departure Harbour berturut-turut KRI John Lie-358-KRI Bima Suci dan KRI Bung Tomo-357. Setelah keluar dari pelabuhan seluruh unsur-unsur melaksanakan latihan Mine Field Transit (MFT).
MFT lanjutnya, yaitu suatu prosedur melewati medan ranjau atau proses penuntunan melewati alur terobos pada medan ranjau yang dilakukan oleh kapal penuntun yakni KRI John Lie-358 dan kapal-kapal yg dituntun demi keamanan dan keselamatan personel dan kapal itu sendiri.
Setelah itu, Latihan berlanjut dengan Boat Transfer, dimana KRI Bung Tomo-357 melaksanakan boat transfer personel Guspurla dari KRI John Lie-358.
Selain itu tambah Danguspurla, Serial latihan lainnya yaitu Tactical manouvering (Tacman) dimana semua unsur melaksanakan manuvra taktis kecepatan 8 knots dengan berbagai formasi yang telah ditentukan oleh OCS.
Latihan Damage Control Exercise (DCEX) menjadi latihan lanjutan, yaitu latihan penanggulangan bahaya kebakaran di masing-masing unsur yang disekenariokan kebakaran terjadi di haluan kapal.
Kemudian juga dilaksanakan latihan pembekalan di laut Replenishment at Sea Approach (RASAP) dimana KRI Bima Suci sebagai delivering ship atau kapal pemberi sedangkan KRI John Lie-358 dan KRI Bung Tomo-357 sebagai receiving ship atau kapal penerima barang.
Kegiatan latihan diakhiri dengan flag hoist atau latihan isyarat bendera, flashex atau latihan isyarat lampu, dan publish exercise dimana OCS memberikan pertanyaan berupa persoalan-persoalan yang harus dijawab oleh unsur-unsur lainnya.
Komandan Guspurla Koarmada I Laksma TNI Dato Rusman S.N. menyampaikan rasa bangga dan apresiasi yang tinggi kepada para yuniornya, Taruna-Taruni AAL Angkatan ke-66 dan 67 yang tergabung dalam Satlat Jalayudha dan KJK 2020 dapat turut serta dalam mengikuti semua serial latihan dengan aman dan lancar.
Sementara itu Palaklat KJK 2020 Letkol Laut (P) Aris Dianto, M.Han. mengatakan dengan adanya serial latihan ini dapat memberikan gambaran sesungguhnya kepada para Taruna-Taruni AAL yang sedang mengikuti pelayaran astronomi program KJK KRI Bima Suci berbagai latihan yang sering dilaksanakan oleh unsur-unsur kombatan.
“Melalui latihan ini diharapkan para Taruna bisa mengetahui situasi yang bakal terjadi bila terjun di penugasan nantinya,” ungkapnya.
 
nek saiki ga jelas blas, niate wis ra apik mergo ra eling rakyat kabeh was was covid. Jaluk momentum ekonomi elek? hadehhh......

Lah yo kui jenenge syahwat kekuasaan. Wes ngono momentum resesi ekonomi + pagebluk ngene ancen cocok gawe mbentuk opini negatif. Lagian onok tach pejabat seng peduli karo COVID-19? Soko pejabat seng paling pucuk atas dewe yoch ora ngelakoni protokol kesehatan lek pas ga onok wartawan seng moto2x, masio kadang karo staff e diposting ndek account resmi (mungkin staff e ora sadar saking arogan e staff juga). Aku seng urip nang daerah koloni Indonesia keadaan ne malah luweh ruwet tenan, padahal iki jek nang suroboyo aku, ga isok mbayangke ruwet e luar jowo koyok opo.

LAH.......... :cheesy::cheesy::cheesy::cheesy::cheesy::cheesy::cheesy:blunder lagi ?? intervensi jepang ??
KSAL Bantah TNI AL Incar Kapal Iver Huitfeldt

lah bukannya yg akan diambil memang bukan Iver tapi ini (video dibawah). Bukan iver khan itu

Setelah keluar dari pelabuhan seluruh unsur-unsur melaksanakan latihan Mine Field Transit (MFT).
MFT lanjutnya, yaitu suatu prosedur melewati medan ranjau atau proses penuntunan melewati alur terobos pada medan ranjau yang dilakukan oleh kapal penuntun yakni KRI John Lie-358 dan kapal-kapal yg dituntun demi keamanan dan keselamatan personel dan kapal itu sendiri.

IMO from tactical perspective any minefield that can be detected is more worrisome than the one that can't be detected
 
just in case anybody is interested


one of the clause proposed by china, is the ban on ASEAN nations to conduct naval exercise with the following nations.:
1.USA
2.Japan
3.India
4.Australia

basically Quad countries.

yall know where this lead to....
 
Hmmm....
Instead of Japan lobby.
I think "damen-is-da-besss" mind set that is still too strong here.
just in case anybody is interested


one of the clause proposed by china, is the ban on ASEAN nations to conduct naval exercise with the following nations.:
1.USA
2.Japan
3.India
4.Australia

basically Quad countries.

yall know where this lead to....
Singapore, Malaysia, Philippines, and Vietnam definitely will object that.

Klo pak de sih....
Ga tau lagi ya...:drag:
 
Last edited:
Bukan koneksi. Itu emang sumbernya ga bisa dibuka pakai cara "biasa".
:ashamed:

WTF is "cara biasa"? Ga paham dech saya (serius). Itu posting biasa aja kok. Buka nya juga biasa aja selama browser nya ga bermasalah
 
Last edited:
Di browser biasa ga keluar mas.
Harus usaha dikit.

Ini browser sasya juga biasa aja cuma pakai Mozila Firefox kadang saya pakai Microsoft Edge. Malah HP yg saya pakai buat konek nternet HP jadul keluaran tahun 2013. Koneksi internet juga biasa2x aja. Yang penting itu beli pulsa, itu yg paling penting. Kalau koneksi internet misalnya numpang WiFi di warkop atau tukang baso / tukang nasgor keliling yach pasti aja ada masalah
 
If we need to choose then which one is the best choice for us, 30FFM or downgraded iver?
 
Simple, what is cheaper and a less risky design to undertake?

Even with the 30FFM hull it still wouldn't be considered even marginally better if all the sub-systems are still the same.

Consider this, the Israeli's Navy Sa'ar 6 is on paper a corvette, but outmatches the capabilities and firepower of larger conventional frigate being operated by other navies.
 
Last edited:
Back
Top Bottom