What's new

Indonesia Defence Forum

Yeah, not a serious defence news.
But it okay to get a little bit of laugh isn't it?

don't know if it is hoax or not, but if it's true it is understandable. Most of today China armed forces recruits is coming from One Child Policy era. They are little princes and princesses from their respective families, so if they are dying in battle some family line in China will ended. The same can't be said with US armed forces and India for many reasons.
 
Kemhan Jepang Kunjungi PT PAL Indonesia
24 September 2020


Site visit Delegasi ATLA Kemhan Jepang di Work Site PT PAL Indonesia (Persero) (photo : PAL)

Surabaya - Pada 23 September 2020, 10.20 WIB. Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia (Persero) Turitan Indaryo didampingi Direktur Rekayasa Umum, Pemeliharaan dan Perbaikan Sutrisno menyambut hangat kunjungan Direktur Acquisition Technology and Logistic (ATLA) Kementerian Pertahanan Jepang Rear Admiral Hoshi Naoya pada Rabu, 23 September 2020.


TNI AL mengoperasikan kapal logistik KRI Multatuli 561 buatan galangan kapal IHI Corporation, Jepang (photo : Koarmatim)

Direktur Pembangunan Kapal dalam sambutannya yang disampaikan langsung menggunakan Bahasa Jepang menyatakan selamat datang dan kebanggaan atas kunjungan Rear Admiral Hoshi Naoya beserta rombongan. Sementara Rear Admiral Hoshi Naoya dalam sambutannya menyatakan apresiasi dan rasa terimakasih atas kesempatan yang diberikan guna menilik potensi kerjasama yang dapat dilakukan antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Jepang. Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut adalah Atase Pertahanan Jepang di Indonesia dan delegasi industri maritim Jepang.

Dalam pertemuan yang penuh keakraban Direktur Pembangunan Kapal menyampaikan profil serta produk-produk yang menjadi unggulan PT PAL Indonesia (Persero) seperti Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter, varian Offshore Patrol Vessel (OPV), varian Kapal Landing Platform Dock (LPD), Kapal Selam Nagapasa Class hingga kemampuan desain dan persenjataan produk Alutsista PT PAL Indonesia (Persero). Pada kesempatan tersebut juga dilakukan paparan profil dan produk dari Industri Maritim Jepang.


TNI AL mengoperasikan kapal pendarat amfibi KRI Teluk Amboina 503 buatan galangan kapal Sasebo Heavy Industries, Jepang (photo : TribunNews)

Pada kesempatan wawancara sebelum melaksanakan kunjungan lapangan, Rear Admiral Hoshi Naoya berharap agar kerjasama antara Indonesia dengan Jepang dapat berlanjut di kemudian hari.

Kunjungan diakhiri dengan site visit di Fasilitas ProduksiPT PAL Indonesia (Persero).

(PAL)
 
Yon Raider 100 Border Security assignment in PNG RI Border found firearms spare part and munition during routine check in

EilvUcGWsAAm_i7.jpeg
EilvUJyXsAEqNdX.jpeg
EilvT7hX0AA9bRi.jpeg
EilvTuMX0AEqu3a.jpeg
 
the president are mandating to buy local stuff , yet our paramilitary cops still buying this kind of thing from foreign source ....
1600928090419.png
1600928101188.png

1600928166500.png
 
Kemhan Jepang Kunjungi PT PAL Indonesia
24 September 2020


Site visit Delegasi ATLA Kemhan Jepang di Work Site PT PAL Indonesia (Persero) (photo : PAL)

Surabaya - Pada 23 September 2020, 10.20 WIB. Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia (Persero) Turitan Indaryo didampingi Direktur Rekayasa Umum, Pemeliharaan dan Perbaikan Sutrisno menyambut hangat kunjungan Direktur Acquisition Technology and Logistic (ATLA) Kementerian Pertahanan Jepang Rear Admiral Hoshi Naoya pada Rabu, 23 September 2020.


TNI AL mengoperasikan kapal logistik KRI Multatuli 561 buatan galangan kapal IHI Corporation, Jepang (photo : Koarmatim)

Direktur Pembangunan Kapal dalam sambutannya yang disampaikan langsung menggunakan Bahasa Jepang menyatakan selamat datang dan kebanggaan atas kunjungan Rear Admiral Hoshi Naoya beserta rombongan. Sementara Rear Admiral Hoshi Naoya dalam sambutannya menyatakan apresiasi dan rasa terimakasih atas kesempatan yang diberikan guna menilik potensi kerjasama yang dapat dilakukan antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Jepang. Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut adalah Atase Pertahanan Jepang di Indonesia dan delegasi industri maritim Jepang.

Dalam pertemuan yang penuh keakraban Direktur Pembangunan Kapal menyampaikan profil serta produk-produk yang menjadi unggulan PT PAL Indonesia (Persero) seperti Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter, varian Offshore Patrol Vessel (OPV), varian Kapal Landing Platform Dock (LPD), Kapal Selam Nagapasa Class hingga kemampuan desain dan persenjataan produk Alutsista PT PAL Indonesia (Persero). Pada kesempatan tersebut juga dilakukan paparan profil dan produk dari Industri Maritim Jepang.


TNI AL mengoperasikan kapal pendarat amfibi KRI Teluk Amboina 503 buatan galangan kapal Sasebo Heavy Industries, Jepang (photo : TribunNews)

Pada kesempatan wawancara sebelum melaksanakan kunjungan lapangan, Rear Admiral Hoshi Naoya berharap agar kerjasama antara Indonesia dengan Jepang dapat berlanjut di kemudian hari.

Kunjungan diakhiri dengan site visit di Fasilitas ProduksiPT PAL Indonesia (Persero).

(PAL)
To make things hotter, our MoD actually interested on Soryu & Izumo class
 
Make sense and understandable that the US unwilling to commit/sold the F-35 to us, if we look the position of our government concerning China

Its not just our position, we're technically not ready for F-35's either, realistically and rationally the TNI-AU would only be ready for them by 2030's or end of 2020's at the earliest. The gap from operating our current 4th gen F-16's and Su-30's immediately to a full fledged 5th gen F-35 is too big of a technological leap, not saying its impossible but the learning curve would be both too expensive as well as having an effect on our overall readiness. The US side has repeatedly signalled that if Indonesia wants F-35's its better to get latest F-16's first.
 
Its not just our position, we're technically not ready for F-35's either, realistically and rationally the TNI-AU would only be ready for them by 2030's or end of 2020's at the earliest. The gap from operating our current 4th gen F-16's and Su-30's immediately to a full fledged 5th gen F-35 is too big of a technological leap, not saying its impossible but the learning curve would be both too expensive as well as having an effect on our overall readiness. The US side has repeatedly signalled that if Indonesia wants F-35's its better to get latest F-16's first.
Let's get both then. (12 f35 & 32 f16v perhaps)
With long queue of f35 production now, we'll get our first unit in 5 years anyway.
 
To make things hotter, our MoD actually interested on Soryu & Izumo class
Do they realize how expensive japanese weaponry are??
That soryu, newly build or second ?
 
Last edited:
Back
Top Bottom