What's new

Indonesia Defence Forum

Indonesian CBRN Reconnaissance Vehicle Factory Acceptance Test
26.06.2018

We have successfully concluded a FAT (Factory Acceptance Test) of another CBRN Reconnaissance Vehicle, designed for our Indonesian customer.



This is the fourth CBRN Reconnaissance Vehicle ready to be delivered to the Indonesian Ministry of Defence, as the previous deliveries took place between 2015-2017.

CBRN Reconnaissance Vehicles include equipment for detecting, identifying and sampling CBRN agents and threats in a safe, protected working environment.


https://www.environics.fi/indonesian-cbrn-reconnaissance-vehicle-factory-acceptance-test/

After Russia, Finland.
After Finland ?
Sweden (RBS 15) ?
or Denmark (Iver) ?
or Norway (additional batch of NASAMS) ?
 
.
it's a pity that pindad chose a fin-stabilised, disposable launcher system like M72 LAW for its SLT programme
fin stabilised rocket is prone to interference by cross wind, training will be expensive, because it cannot be reloaded by the operator
US army recently change their arsenal to portable recoilless rifle system (carl gustav M3), because it offers versatility in choosing the warhead type
and also it is more economical in the long run
I believe they will made a special training device for such use, something like this:
SLT%2B%2528audryliahepburn%2529%2B2955aa.jpg

SLT.jpg

1.jpg

Image14.jpg

Latihan-Menembak-Senjata-SLT-Yonif-Linud-305.jpg

SLT%2B%2528audryliahepburn%2529%2B005aaa.jpg

https://defense-studies.blogspot.com/2011/04/pindad-serahkan-prototipe-slt-latih-kal.html
-----------

Also reusable launcher going to be cheaper in the long run is not always true. They needs to be designed to be used more than once, that alone means that they gonna needs a better/stronger/heavier material just to build the launcher itself which will affect it's base price (assuming they used the same round on disposable launcher). Moreover they also need to performed check and maintenance or even dispose them after certain times of use, resulted with more cost on training (assuming they use the same launcher during training).

Other advantages of disposable launcher was their size (more compact) and weight, they tends to be lighter and cheaper than reusable ones (using one-time use material for the tube) and the soldier on the fields only need to carry them until they have been fired, they don't have to lugging a large empty tube after all their munition expended back to base. That's why disposable type are more preferred by special forces during coverts mission or soldier during long range combat mission due to the nature of their operation.
 
Last edited:
.
Both have pro and cons, and our immediate neighbours have large number of anti armor units.

Malaysia had large number of RPG 7 made in Pakistan at their disposal, thats quite concern for our newly established Armored units (mechanized infantry brigade) in which comprised mostly M113, VAB, Komodo and Anoa. Well though Indonesia Army is well known for their anti infantry (using infantry) doctrine
 
.
TNI AL Kembali Diperkuat 2 Unit Kapal Latih
Muhammad Bunga Ashab
Kamis, 29 November 2018 - 17:03 WIB
tni-al-kembali-diperkuat-2-unit-kapal-latih-Qyh.webp

Wakasal Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito mengukuhkan komandan kapal KAL Kadet V-06 dan KAL Kadet V-07. Foto/Dok Penlantamal IV
BATAM - TNI Angkatan Laut (AL) menerima dua unit Kapal Angkatan Laut (KAL) baru, yakni KAL Kadet V-06 dan KAL Kadet V-07 setelah diserahkan resmi dari PT Karimun Anugrah Sejati, Batam kepada TNI AL di Dermaga PT Karimun Anugrah Sejati, Batam, Kamis (29/112018). Dua unit KAL ini akan melengkapi jumlah kekuatan unsur-unsur yang telah dimiliki TNI AL.

Penandatangan berita acara serah terima kedua KAL tersebut disaksikan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito. Direktur PT Karimun Anugrah Sejati Jacky Sucipto menyerahkan kepada TNI AL yang diwakili Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut (Kadisadal) Laksamana Pertama TNI Prasetya Nugraha.

Selanjutnya, dari Kadisadal diserahkan kepada Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi diwakili Paban 1 renslog Kolonel Laut (T) Udyatmiko, yang kemudian diserahkan kepada Gubernur AAL Laksda TNI Muhammad Ali diwakili Wagub AAL Brigadir Jenderal (Mar) Nuri Adrianis Djatmika untuk digunakan sebagai kapal latih Taruna/Taruni AAL.

Usai pelaksanaan serah terima kedua KAL itu, kegiatan dirangkai dengan pengukuhan Komandan Kapal dalam suatu upacara dengan Inspektur Upacara (Irup) Wakasal Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, di mana Mayor Laut (P) Maladi Hanjayani dikukuhkan sebagai Komandan KAL Kadet V-06 dan Mayor Laut (P) Hariz Sandy Wibowo sebagai Komandan KAL Kadet V-07.

Wuspo Lukito mengatakan, pengadaan KAL Kadet V-06 dan Kadet V-07 merupakan salah satu kegiatan yang telah diprogramkan sesuai perencanaan strategis TNI AL guna melengkapi kekuatan unsur-unsur yang telah ada, dalam rangka mengoptimalkan pembelajaran vokasi di lingkungan Akademi Angkatan Laut (AAL).

“KAL ini terbuat dari bahan metal yang akan lebih baik dibandingkan dengan produk sebelumnya yang menggunakan bahan fibe," ujar Wakasal dalam keterangan tertulisnya.

Wakasal berharap keberadaan 2 KAL Kadet Latih ini dapat meningkatkan kualitas latihan praktek Taruna di laut dan memberikan kontribusi langsung kepada proses belajar dan latihan di AAL dalam rangka meningkatkan porsi pembelajaran praktek pada kurikulum pendidikan.

"Diharapkan seluruh Taruna akan lulus menjadi Perwira TNI AL yang terlatih, terdidik dan diperlengkapi dengan baik," ujar dia.
ADVERTISEMENT


Laksamana Bintang Tiga ini menginstruksikan kepada komandan kapal untuk senantiasa memelihara dan mengoperasikan KAL ini sebaik mungkin agar dapat berfungsi optimal sesuai fungsi asasinya dan mencapai usia pakai yang diharapkan.

KAL Latih 45 M produksi PT Karimun Anugrah Sejati merupakan KAL Khusus yang didesain dan diperuntukkan agar dapat melaksanakan tugas sebagai kapal latih Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) guna melaksanakan tugas-tugas khusus dalam mendukung Program Pelaksanaan Pendidikan (Prolakdis) AAL yaitu Pengajaran, Pelatihan dan Pengasuhan (Jarlatsuh).

Kapal Angkatan Laut ini memiliki spesifikasi panjang 48,6 meter, lebar 7,9, tinggi 4,25 meter, kecepatan maksimum 18 knot, kemampuan berlayar selama 4 hari dan diawaki oleh 23 ABK.
(rhs)

https://daerah.sindonews.com/read/1358651/194/tni-al-kembali-diperkuat-2-unit-kapal-latih-1543485793

Credit to original uploader

tni-al-luncurkan-tiga-unit-kapal-perang-di-batam-rWY.jpg
tni-al1.jpg
 
.
TNI AL Kembali Diperkuat 2 Unit Kapal Latih
Muhammad Bunga Ashab
Kamis, 29 November 2018 - 17:03 WIB
tni-al-kembali-diperkuat-2-unit-kapal-latih-Qyh.webp

Wakasal Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito mengukuhkan komandan kapal KAL Kadet V-06 dan KAL Kadet V-07. Foto/Dok Penlantamal IV
BATAM - TNI Angkatan Laut (AL) menerima dua unit Kapal Angkatan Laut (KAL) baru, yakni KAL Kadet V-06 dan KAL Kadet V-07 setelah diserahkan resmi dari PT Karimun Anugrah Sejati, Batam kepada TNI AL di Dermaga PT Karimun Anugrah Sejati, Batam, Kamis (29/112018). Dua unit KAL ini akan melengkapi jumlah kekuatan unsur-unsur yang telah dimiliki TNI AL.

Penandatangan berita acara serah terima kedua KAL tersebut disaksikan Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito. Direktur PT Karimun Anugrah Sejati Jacky Sucipto menyerahkan kepada TNI AL yang diwakili Kepala Dinas Pengadaan Angkatan Laut (Kadisadal) Laksamana Pertama TNI Prasetya Nugraha.

Selanjutnya, dari Kadisadal diserahkan kepada Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksamana Muda TNI Mulyadi diwakili Paban 1 renslog Kolonel Laut (T) Udyatmiko, yang kemudian diserahkan kepada Gubernur AAL Laksda TNI Muhammad Ali diwakili Wagub AAL Brigadir Jenderal (Mar) Nuri Adrianis Djatmika untuk digunakan sebagai kapal latih Taruna/Taruni AAL.

Usai pelaksanaan serah terima kedua KAL itu, kegiatan dirangkai dengan pengukuhan Komandan Kapal dalam suatu upacara dengan Inspektur Upacara (Irup) Wakasal Laksamana Madya TNI Wuspo Lukito, di mana Mayor Laut (P) Maladi Hanjayani dikukuhkan sebagai Komandan KAL Kadet V-06 dan Mayor Laut (P) Hariz Sandy Wibowo sebagai Komandan KAL Kadet V-07.

Wuspo Lukito mengatakan, pengadaan KAL Kadet V-06 dan Kadet V-07 merupakan salah satu kegiatan yang telah diprogramkan sesuai perencanaan strategis TNI AL guna melengkapi kekuatan unsur-unsur yang telah ada, dalam rangka mengoptimalkan pembelajaran vokasi di lingkungan Akademi Angkatan Laut (AAL).

“KAL ini terbuat dari bahan metal yang akan lebih baik dibandingkan dengan produk sebelumnya yang menggunakan bahan fibe," ujar Wakasal dalam keterangan tertulisnya.

Wakasal berharap keberadaan 2 KAL Kadet Latih ini dapat meningkatkan kualitas latihan praktek Taruna di laut dan memberikan kontribusi langsung kepada proses belajar dan latihan di AAL dalam rangka meningkatkan porsi pembelajaran praktek pada kurikulum pendidikan.

"Diharapkan seluruh Taruna akan lulus menjadi Perwira TNI AL yang terlatih, terdidik dan diperlengkapi dengan baik," ujar dia.
ADVERTISEMENT


Laksamana Bintang Tiga ini menginstruksikan kepada komandan kapal untuk senantiasa memelihara dan mengoperasikan KAL ini sebaik mungkin agar dapat berfungsi optimal sesuai fungsi asasinya dan mencapai usia pakai yang diharapkan.

KAL Latih 45 M produksi PT Karimun Anugrah Sejati merupakan KAL Khusus yang didesain dan diperuntukkan agar dapat melaksanakan tugas sebagai kapal latih Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) guna melaksanakan tugas-tugas khusus dalam mendukung Program Pelaksanaan Pendidikan (Prolakdis) AAL yaitu Pengajaran, Pelatihan dan Pengasuhan (Jarlatsuh).

Kapal Angkatan Laut ini memiliki spesifikasi panjang 48,6 meter, lebar 7,9, tinggi 4,25 meter, kecepatan maksimum 18 knot, kemampuan berlayar selama 4 hari dan diawaki oleh 23 ABK.
(rhs)

https://daerah.sindonews.com/read/1358651/194/tni-al-kembali-diperkuat-2-unit-kapal-latih-1543485793

Credit to original uploader

View attachment 523063 View attachment 523064
Nice, i like the design of the craft, very sleek and modern, next step is to develop and built a small corvette atau lngsng ke frigate?
 
. .
Kemhan Uji Sistem Kapal Tanpa Awak Tahap 2
https://jakartagreater.com/kemhan-uji-sistem-kapal-tanpa-awak-tahap-2/

Surabaya, Jakartagreater.co – Balitbang Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam hal ini yang terkait Puslitbang Iptekhan melaksanakan uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV) tahap 2 di Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya, Jawa Timur, dirilis Kemhan RI, 30/11/2018.


Uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle – USV) tahap 2 disaksikan oleh Ses Balitbang Kemhan Laksma TNI Ir. A. Budiharja Raden, Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Brigjen TNI Abdullah Sani, Komandan STTAL Laksma TNI Ir. Avando Bastari, Staf PT. Infoglobal Teknologi Semesta, dan pihak terkait.

Uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV) tahap 2 dari tim PT. Infoglobal Teknologi Semesta dan terakhir evaluasi hasil pelaksanaan uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV) tahap 2.

Pelaksanaan uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak (Unmanned Surface Vehicle/USV) tahap 2 ini adalah hasil kerjasama antara Balitbang kemhan dengan PT. Infoglobal Teknologi Semesta yang telah melaksanakan uji dinamis rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak yang ke-2.

Uji fungsi rancang bangun mission control system kapal permukaan air tanpa awak telah dilaksanakan pada tanggal 5 Nopember 2018 dan uji partial dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2018. USV merupakan sebuah wahana tanpa awak yang dioperasikan pada permukaan air. USV dikendalikan otomatis dengan memberikan perintah-perintah seperti waypoint melalui ground control.

Tujuan dari uji dinamis ini untuk mengetahui seberapa jauh fungsi dari peralatan yang sudah dipasangkan di dalam wahana maupun yang berada di dalam sistem kontrol kapal permukaan air tanpa awak (USV). USV dapat dikendalikan dan dipersenjatai dengan rudal, senapan mesin ataupun torpedo. USV bergerak secara autonomous dengan menggunakan sistem navigasi yang menggunakan algoritma waypoint dan dengan menggunakan remote control.

USV selain sebagai pengawasan juga dapat digunakan untuk kapal riset, pertahanan dan pencegahan. Pemanfaatan USV untuk menjadi kapal riset sudah dilakukan di beberapa negara, sebagian besar melakukan penelitian di sungai maupun laut lepas secara otomatis sehingga mereka hanya mengolah data yang dikirim dari USV ke ground control
.
 
. .
it's a pity that pindad chose a fin-stabilised, disposable launcher system like M72 LAW for its SLT programme
fin stabilised rocket is prone to interference by cross wind, training will be expensive, because it cannot be reloaded by the operator
US army recently change their arsenal to portable recoilless rifle system (carl gustav M3), because it offers versatility in choosing the warhead type
and also it is more economical in the long run

hahaha ... masih sehat ternyata . pak mengkom . .SR mulu . mado nikah kek nya haahaha . hilang dia.

First Flight Trials With The North sea drones STOVL-Drone

The GT38 Carbotech, a boats made by PT Lundin controls the fast ship championship in Sweden.

Carbotech GT38


jAKARTA
- Karya anak bangsa kembali mengharumkan Indonesia. Kali ini prestasi diukir anak bangsa melalui PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jawa Timur.

Tahun ini, Carbotech GT38, kapal buatan PT Lundin menguasai kejuaran kapal cepat di Swedia. Tak tanggung-tanggung, Carbotech GT38 meraih juara 1, 2, dan 4. “Carbotech GT38 berhasil mengalahkan kapal-kapal bikinan puluhan perusahaan di Eropa,” kata Manajer Logistik PR Lundin, Eko Budi di Banyuwangi, Sabtu (24/11/2018).

Di pasar luar negeri, PT Lundin menggunakan nama North Sea Boats. Tak hanya Carbotech, PT Lundin juga memproduksi sejumlah kapal lainnya. Ada Sea Rider, Combat, Penguin, X2K Special Ops RIB hingga Trimaran.

Sebagian besar pasar PT Lundin berada di luar negeri (ekspor). Tahun ini mereka mengekspor 17 kapal. Terdiri dari 15 Penguin dan 2 G7 yang diekspor ke Malaysia, Selandia Baru, dan Swedia. G7 merupakan kapal yang digunakan pasukan khusus Rusia. “Sejak berdiri, kami sudah berhasil memproduksi 278 kapal,” ujarnya


Sejumlah Negara tercatat telah menjadi klien PR Lundin, di antaranya Swedia, Rusia, Australia, Malaysia, hingga Timor Leste. Dari Indonesia di antaranya, TNI, Basarnas, serta Kementerian Perikanan dan Kelautan (KPP). Saat ini PT Lundin bekerja sama dengan Pindad membangun tank boat.

PT Lundin merupakan perusahaan pembuat kapal. Spesialisi mereka adalah kapal berbahan serat karbon dan serat gelas. Serat karbon memiliki kekuatan 4 kali lipat dari baja, namun lebih ringan. Bahan baku masih impor dari Inggris karena memiliki kualitas lebih baik.

Mengenai impor bahan baku inilah, Bea Cukai berperan penting dengan kebijakan Kawasan Berikat. Dengan adanya Kawasan Berikat ini, PT Lundin tidak perlu membayar pajak impor untuk mendatangkan bahan baku dari luar negeri.

Jika kapal sudah jadi dan diekspor, maka pajak impor tidak akan dikenakan alias bebas pajak impor. “Jika kapal tersebut dijual ke pasar lokal, nah baru pajak impor kita kenakan,” kata Kepala Subdirektorat Komunikasi dan Publikasi Ditjen Bea Cukai, Deni Surjantono saat mengunjungi PT Lundin.

Kawasan Berikat merupakan upaya Bea Cukai menumbuhkan industri di Tanah Air. Dengan adanya Kawasan Berikat ini diharapkan, pelaku industri tidak terbebani dengan pajak impor sehingga biaya produksi bisa ditekan sehingga harga bisa bersaing. Diketahui, Fungsi Bea Cukai yakni revenue collection, community protection, trade facilitation, dan industrial existen. “Banyak multiplier effect jika sebuah industri terus tumbuh dan berkembang,” ujarnya.

Misalnya, penyerapan tenaga kerja dan ekonomi sekitar tumbuh. Entah itu makanan bagi para tenaga kerja maupun suplai barang-barang lainnya. “Misalnya cat, kita masih beli di pedagang di sekitar Banyuwangi,” kata Eko. PT Lundin saat ini memiliki 140 karyawan, terdiri dari 120 pekerja dan 20 staf (dua orang ekspatriat).

Sebagai fungsi kontrol, Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KKBC) Banyuwangi juga mendirikan pos di kawasan PT Lundin. Bea Cukai mengawasi bahan baku, proses pembuatan kapal, dan ketersediaan stok. “Kami melakukan pengawasan 24 jam,” kata Kepala KKBC Banyuwangi, R Evy Suhartantyo.

https://ekbis.sindonews.com/read/13...ni-dukungan-bea-cukai-ke-pt-lundin-1543221738
 
Last edited:
.
Latihan Bantuan Tembakan - TNI testing their Network Centric Warfare in latest exercise.


Screenshot:

20181201_202729.jpg


^^ Btw did the Indonesian Marines received another batch of LVT-7 from South Korea? The above screenshot of the Indonesian Marines LVT-7s are still in the ROK camo. Or the TV network was using old footage of the LVT-7s.
 
Last edited:
.
Latihan Bantuan Tembakan - TNI testing their Network Centric Warfare in latest exercise.


Screenshot:

View attachment 523884

^^ Btw did the Indonesian Marines received another batch of LVT-7 from South Korea? The above screenshot of the Indonesian Marines LVT-7s are still in the ROK camo. Or the TV network was using old footage of the LVT-7s.
New cammo maybe
 
.
Latihan Bantuan Tembakan - TNI testing their Network Centric Warfare in latest exercise.


Screenshot:

View attachment 523884

^^ Btw did the Indonesian Marines received another batch of LVT-7 from South Korea? The above screenshot of the Indonesian Marines LVT-7s are still in the ROK camo. Or the TV network was using old footage of the LVT-7s.
Those are mash-up of several old video, the clip about marine firing LG1 105mm howitzer comes from Latgab 2014 if I recall correctly.

Also find this old pict of LVTP-7A1 '1523'
----------------

Marine's Amphibious Recon STIDD DPD (Diver Propulsion Vehicle)
 
.
.
Latihan Bantuan Tembakan - TNI testing their Network Centric Warfare in latest exercise.


Screenshot:

View attachment 523884

^^ Btw did the Indonesian Marines received another batch of LVT-7 from South Korea? The above screenshot of the Indonesian Marines LVT-7s are still in the ROK camo. Or the TV network was using old footage of the LVT-7s.
Panglima : TNI Kembangkan Sistem Network Centric Warfare Dalam Operasi Darat Gabungan

Lebih lanjut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bahwa latihan ini diselenggarakan sekaligus untuk menguji pengadaan persenjataan pada Renstra ke-II tahun 2015-2019, apakah sesuai dengan peruntukannya dan ternyata hasilnya sesuai dengan apa yang diinginkan termasuk di dalamnya adalah presisi ketepatan untuk menembak. “Untuk itu apa yang kita inginkan dalam pengadaan persenjataan di Renstra ke-II tahun 2015-2019 semuanya sudah sesuai,” ungkapnya.

“Dalam latihan tersebut, sistem interoperability yang utama karena merupakan bagian dari platform yang sedang dibangun oleh TNI yaitu Network Centric Warfare. Saat ini sedang dikembangkan dengan menggunakan bantuan satelit sehingga seluruh komunikasi kita tidak menggunakan BTS,” jelas Panglima TNI.

https://www.google.co.id/amp/s/www....ric-warfare-dalam-operasi-darat-gabungan/amp/

NCW dgn satelit
Ra1059981_g.jpg
 
Last edited:
. .
Back
Top Bottom