What's new

Indonesia Defence Forum

Indonesian Air Force Paskhas took delivery of P2 Commando Armored Vehicle from PT Sentra Surya Ekajaya. The vehilce to be allocated to Satbravo 90.

Posted on March 23, 2017

Serah Terima Ranpur P2 Commando Di Wing I Paskhas

DSC_8256.jpg


Jakarta (23/03). Bertempat di depan ruang loby Markas Wing I Paskhas dilaksanakan proses serah terima Ranpur jenis P2 Commando dari PT SSE kepada Kementrian Pertahanan RI yang diwakili oleh Komandan Korpaskhas Marsekal Muda TNI T. Seto Purnomo. Rabu (22/03).

Korpaskhas kembali diperkuat dengan rantis (kendaraan taktis) lapis baja 4×4. Setelah sebelumnya menggunakan rantis jip lapis baja DMV-30 T/A, kini Paskhas dalam proses untuk mendapatkan P2 Commando 4×4, rantis lapis baja produksi PT Sentra Surya Ekajaya (SSE) yang akan dialokasikan ke Satbravo ‘90.

Dalam kegiatan tersebut, Komandan Korpaskhas beserta staf mengecek secara fisik kondisi ranpur P2 Commando. Kemudian dilanjutkan dengan prosesi serah terima di ruang loby Mawing I Paskhas.

Adapun yang hadir dalam acara serah terima tersebut Wadankorpaskhas Marsma TNI Yudi Bustami, Ir Korpaskhas, Asren Korpaskhas, Danwing I Paskhas, Dansatbravo ’90 Paskhas, Danyonko 461 Paskhas, Danyonko 467 Paskhas serta Dirut PT. SSE (Sentra Surya Ekajaya).

http://paskhas.mil.id/berita/serah-terima-ranpur-p2-commando-di-wing-i-paskhas
 
.
LIMA 2017: Japan looking to expand scope of defence co-operation with Indonesia
Michele Capeleto, Langkawi - IHS Jane's Defence Weekly
23 March 2017

imgonline-com-ua-HUEXfjYZvdFXshI.jpg

(c) husni ibrahim n_2017


Japan is reportedly at an advanced discussion stage with Indonesia to promote further defence co-operation between the two countries.

Speaking with Jane's at Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition (LIMA) on 21 March 2017, the deputy director of Japan's Acquisition, Technology & Logistics Agency (ATLA), Hideharu Yoshio, suggested that "discussions are well ahead with Indonesia to expand the scope of defence co-operation between the two countries".

"One of ATLA's missions is to strengthen defence equipment and technology co-operation with other countries, bearing in mind the Three Principles that inform the transfer of technology from Japan."

"We are currently holding negotiations regarding the transfer of defence technology and equipment with five countries in the region: Malaysia, the Philippines, Thailand, Vietnam, and Indonesia."


janes
 
. . . .
oke ini terakhir Kali saya meluruskan analis indomiliter.. Kali ini tentang brahmos A ( rudal khusus su30mki).. masih baru dipost

1. Brahmos A menghajar sasaran 300 km dikatakan OTHT menurut penulis indomiliter...

ini salah

over horizon radar kapal dan pesawat itu beda .. su30 mki mampu terbang ketinggian 17.300 meter berhubung membawa brahmos A hanya max 9000 meter peluncurannya.. Sedangkan targetnya (kapal) tingginya 15 meter dari permukaan laut ( biasanya frigate sekitar itu ) kalo dihitung pakai aplikasi radar horizon hasilnya 407 km . Itu artinya jangkauan brahmos 300 km belum OTHT ..

Dulu Saya gara2 bicara irbis E jangkauan 400 km dituduh penganut bumi datar oleh fans gripen di kaskus .. Ya saya maklumin saja beliau belum paham hitungan radar horizon ... Su35 itu mampu terbang tinggi 18.000 meter artinya horizonnya luas untuk deteksi target bawah (kapal) kalau dihitung radar horizonnya 569 km ..apalagi target di depan (pesawat).

2.brahmos A maksimal diluncurkan ketinggian 9 km tapi dibawahnya ditulis akan terbang setinggi 14 km apabila jarak sasaran ratusan KM

Jelas salah

Mampu setinggi 14 km itu kalau diluncurkan lewat kapal bukan pesawat sedangkan versi dari pesawat max setinggi 9 km karena MKI keberatan.. Brahmos A itu tipe fire and forget alias tanpa bimbingan datalink dari radar pesawat .. Dia turun untuk keakuratan mengenai sasarannya.. Dia tidak naik keatas lagi karena memang diluncurkan dari pesawat sudah ada bonus ketambahan kecepatan karena terkena gravitasi bumi beda kalau di kapal dia akan naik ke atas .. rudal didesign naik ini maksudnya menambah kecepatan rudal dari 2,8 mach menjadi 3 mach saat turun dan energi kinetiknya menghantam kapal lebih besar.. Bukan untuk menambah jangkauan rudal .. Kalau ingin menambah jangkauan rudal sayapnya dipanjangkan dan kecepatannya dikurangi menjadi 880 km per jam bukan 2 mach ( 680 meter per detik) nanti seperti tomahawk bisa 1000 km

3. Brahmos A akan di kembangkan 500 km tapi kendalanya kendali rudal butuh navigasi berbasis satelit

Salah

Navigasi berbasis satelit itu sejenis GPS ..Glonas.. Beideu..
GPS ini tambahan keakuratan sasaran saat fase midcourse mendampingi INS.. Bukan di fase terminal mendampingi radar homingnya

Ingat su30mki itu bisa setinggi 9000 meter kalau bawa brahmos A kalau dihitung radar horizonnya 407 km kalau target dibawah setinggi 15 meter ( frigate) berarti yang dibutuhkan itu datalink radar dari pesawat lain

Sebenarnya kendalanya bisa tidak india menurunkan 2 mach (680 meter per detik )menjadi 800 km per jam ? Bukan perkara mudah lho .. Nanti akan merubah design nozel

Saya sering mengkoreksi indomiliter ini karena prihatin masih ada saja di formil kaskus koment

-Amraam fire and forget
-PESA lebih buruk dari pada AESA dari segi teknis.. Dikira PESA itu tidak ada modul
-RWR bisa mengetahui posisi lawan
- manpad dipasang di drone ... Kaget ..dikira manpad terbang keatas tidak bisa dipasang di drone

Itu semua kan gara gara informasi sesat

Kalau ingin menjadi penulis blog analisis militer khususnya fighter..frigate..drone..kapal selam..rudal..radar. Saya sarankan belajar dahulu setelah menguasai barulah nulis
 
.
Army develops mechatronics mortar

Research and Development Laboratory of the Indonesian Army is developing a Mechatronics 81 mm mortar that can be placed in tactical vehicles, such as Anoa Panzer.

mekatronik81b.jpg


"This is a collaboration with researchers from the Institute of Technology Surabaya," Head of Laboratory, Lieutenant Colonel. Simon P. Kamlasi said here, Thursday.

The mechatronics 81mm mortar can be operated automatically with DC motor from the electrical system of the vehicle. The elevation and traverse angles can be fully adjusted using an electric control from a control panel system based on a laptop.

mekatronik-81a.png


Mechatronics 81mm mortar controller Software has been equipped with a ballistic computer system to measure distance and targets coordinates tailored to the types of projectiles and charges, resulting in accurate shooting.

Most of the control functions can even be operated from Android-based smartphones via WiFi connection so that shooting can be done remotely from outside the vehicle.

The mechatronics mortar is a second generation, which in 2015 the laboratory had developed mechatronics mortar. "This second generation is better than the first one," Simon said.

He mentioned, mechatronics 81 mm mortars which made in 2016 is still a prototype, and has not been mass-produced because it needs improvement.

"We expect by 2018 the mortar will have been certified by the Armys Research and Development Division and can be mass-produced, and directly installed in tactical vehicles, like Anoa Panzer," he said.

Spesifikasi Mekatronik Mortir 81mm
  • Dimensi : 150x220x170cm
  • Panjang laras : 150cm
  • Lebar laras : 50cm
  • Traversi : 14o kiri-kanan
  • Elevasi : 45o s/d 82o
  • Berat : 700kg
  • Daya : Arus DC 100 watt (standby)/ 2.200 watt (pengoperasian)
http://www.antaranews.com/en/news/110107/army-develops-mechatronics-mortar
 
.
Screen Shot 2017-03-24 at 12.30.03 PM.png

ada yang menarik dari vidio LIMA 2017 ini, pihak malaysia menyantumkan kalau kita sedang memesan 4 Kapal Selam dari Korea (pojok kanan bawah) :what:.

 
.
Army develops mechatronics mortar

Research and Development Laboratory of the Indonesian Army is developing a Mechatronics 81 mm mortar that can be placed in tactical vehicles, such as Anoa Panzer.

mekatronik81b.jpg


"This is a collaboration with researchers from the Institute of Technology Surabaya," Head of Laboratory, Lieutenant Colonel. Simon P. Kamlasi said here, Thursday.

The mechatronics 81mm mortar can be operated automatically with DC motor from the electrical system of the vehicle. The elevation and traverse angles can be fully adjusted using an electric control from a control panel system based on a laptop.

mekatronik-81a.png


Mechatronics 81mm mortar controller Software has been equipped with a ballistic computer system to measure distance and targets coordinates tailored to the types of projectiles and charges, resulting in accurate shooting.

Most of the control functions can even be operated from Android-based smartphones via WiFi connection so that shooting can be done remotely from outside the vehicle.

The mechatronics mortar is a second generation, which in 2015 the laboratory had developed mechatronics mortar. "This second generation is better than the first one," Simon said.

He mentioned, mechatronics 81 mm mortars which made in 2016 is still a prototype, and has not been mass-produced because it needs improvement.

"We expect by 2018 the mortar will have been certified by the Armys Research and Development Division and can be mass-produced, and directly installed in tactical vehicles, like Anoa Panzer," he said.

Spesifikasi Mekatronik Mortir 81mm
  • Dimensi : 150x220x170cm
  • Panjang laras : 150cm
  • Lebar laras : 50cm
  • Traversi : 14o kiri-kanan
  • Elevasi : 45o s/d 82o
  • Berat : 700kg
  • Daya : Arus DC 100 watt (standby)/ 2.200 watt (pengoperasian)
http://www.antaranews.com/en/news/110107/army-develops-mechatronics-mortar

dont like the idea using Android apps, they are vulnerable against hacking
 
.
dont like the idea using Android apps, they are vulnerable against hacking

I think they are just trying out some cheap and simple solution for development purpose. Later they can build a secured remote station to do the job.
 
.
I think they are just trying out some cheap and simple solution for development purpose. Later they can build a secured remote station to do the job.

radar and sensor is the only choice....
 
. . .
155 Papuan armed group sympathizers that used to live in mountainous jungle, surrender and pledge loyalty to the Unitary State of the Republic of Indonesia. They hope Govt could provide them with housing and protection.

Sebanyak 155 orang simpatisan kelompok bersenjata di Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, 'turun gunung'. Mereka kemudian menyatakan kesetiaannya pada Republik Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat lewat keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (24/3/2017). Disebutkan, pihak tentara melakukan pendekatan manusiawi untuk mengajak mereka bergabung dengan Indonesia.

c80e7a93-b41b-4b01-8b0b-bf97d363ebfa.jpg


155 Orang itu termasuk Utaringgen Telenggen. Mereka turun gunung dan mendatangi Markas Koramil Sinak pada 15 Maret pukul 14.30 WIT, didampingi Pendeta Zakarias Tabuni. Pada Senin (20/3), ratusan orang itu kemudian mendatangi acara peresmian Kantor Kas BPD Papua. Di situ ada Bupati Puncak Jaya Wilem Wandik.

ad1237b5-ec0c-4de9-b552-46bd1768f404.jpg


Dalam acara itu, Wilem memberi sehelai bendera Merah Putih ke Utaringggen Telenggen dan 154 simpatisan kelompok bersenjata itu. Kini ratusan orang itu benar-benar kembali ke pangkuan pihak Indonesia. Namun mereka meminta aspirasi mereka dipenuhi.

Aspirasi mereka adalah mendapatkan rumah honai yang layak dan sehat, juga meminta jaminan keamanan dari TNI dan Polri karena masih terancam dengan kelompok bersenjata pimpinan Lekagak Telenggen dan Gombanik Telenggen. Mereka adalah orang-orang dari Kampung Weni dan Kampung Rumagi Distrik Mageabume, Puncak Jaya.

https://news.detik.com/berita/d-345...kelompok-bersenjata-di-papua-menyerahkan-diri
 
Last edited:
.
155 Papuan armed group sympathizers that used to live in mountainous jungle, surrender and pledge loyalty to the Unitary State of the Republic of Indonesia. They hope Govt could provide them with housing and protection.

Sebanyak 155 orang simpatisan kelompok bersenjata di Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, 'turun gunung'. Mereka kemudian menyatakan kesetiaannya pada Republik Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat lewat keterangan tertulis yang diterima detikcom, Jumat (24/3/2017). Disebutkan, pihak tentara melakukan pendekatan manusiawi untuk mengajak mereka bergabung dengan Indonesia.

c80e7a93-b41b-4b01-8b0b-bf97d363ebfa.jpg


155 Orang itu termasuk Utaringgen Telenggen. Mereka turun gunung dan mendatangi Markas Koramil Sinak pada 15 Maret pukul 14.30 WIT, didampingi Pendeta Zakarias Tabuni. Pada Senin (20/3), ratusan orang itu kemudian mendatangi acara peresmian Kantor Kas BPD Papua. Di situ ada Bupati Puncak Jaya Wilem Wandik.

ad1237b5-ec0c-4de9-b552-46bd1768f404.jpg


Dalam acara itu, Wilem memberi sehelai bendera Merah Putih ke Utaringggen Telenggen dan 154 simpatisan kelompok bersenjata itu. Kini ratusan orang itu benar-benar kembali ke pangkuan pihak Indonesia. Namun mereka meminta aspirasi mereka dipenuhi.

Aspirasi mereka adalah mendapatkan rumah honai yang layak dan sehat, juga meminta jaminan keamanan dari TNI dan Polri karena masih terancam dengan kelompok bersenjata pimpinan Lekagak Telenggen dan Gombanik Telenggen. Mereka adalah orang-orang dari Kampung Weni dan Kampung Rumagi Distrik Mageabume, Puncak Jaya.

https://news.detik.com/berita/d-345...kelompok-bersenjata-di-papua-menyerahkan-diri
Welcome home.....brothers..
 
.

Latest posts

Country Latest Posts

Back
Top Bottom