What's new

Indonesia Defence Forum

R.E. Martadinata-class frigate
credit to its original uploader


kri-re-martadinata-1.jpg


kri-re-martadinata.jpg



15178280_1147043368714500_8210395606793218218_n.jpg


KRI Sultan Iskandar Muda 367 under UN mission off coast Lebanon
maxresdefault.jpg


KCR-60 fitted with AK-730
as_zpslufwen4j.jpg

thats Parchim class corvettes
 
.
02012009214_waifu2x_art_noise1_scale_tta_1.png

02012009215_waifu2x_art_noise1_scale_tta_1.png
02012009217_waifu2x_art_noise1_scale_tta_1.png
02012009221_waifu2x_art_noise1_scale_tta_1.png
heli jokowi.png


maap ya fotonya jelek ... ga sengaja pas lagi jalan jalan di stadion widya manggala krida ,kab pekalongan .... ada rame rame ternyata kunjungan pak presiden jokowi .. foto tadi jam 8 pagi , ada 3 helikopter ..
saya rebutan ngambil gambar sama emak emak ... dimana mana, emak emak selalu menang .. pokoknya ketemu emak-emak kelar hidup lu

sebenarnya itu 3 heli sudah dari kemarin ... saya kira heli nya mendarat di stadion kraton .. ternyata di widya manggala.

hari ini anak anak sd berdiri dipinggir jalan raya bojong kab.pekalongan, tidak jauh dari pasar bojong siap menyambut bapak presiden jokowi dan rombongan ..

kalau kemarin pak jokowi menghadiri maulid nabi muhammmad saw di kanzus sholawat pekalongan bersama habib lutfi .. sekarang pak jokowi dan rombongan kunjungan kerja ke kab.pekalongan dan kab.batang.
 
Last edited:
. .
Senegal to order one more CN-235 for Senegalese Navy, to be delivered in 2018

Senegal Bakal Pesan Lagi Pesawat CN-235 Buatan Indonesia
5779b3d2-851b-4b8c-88c0-633a7aab08fa_169.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Senegal akan membeli satu lagi pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI). Rencananya pesawat ini akan digunakan untuk kepentingan armada Angkatan Laut Senegal.

"Pesawat itu yang dijadwalkan tiba di Dakar pada 2018," kata Dubes RI Dakar Mansyur Pangeran seperti dikutip dari Antara, Minggu (8/1/2017).

Sebelumnya Senegal juga telah memesan pesawat CN-235 produksi PT DI tersebut. Pesanan Senegal tiba di Pusat Airforce Senegal, Dakar, setelah menempuh perjalanan panjang selama 11 hari dengan jarak lebih dari 16.000 km pada Jumat (6/1/2017) tepat pukul 14.15 waktu setempat.

Pesawat CN 235 220M Multi Purpose, pesawat kedua pesanan Pemerintah Senegal yang telah ditunggu-tunggu sejak Oktober tahun lalu itu, tiba bersama 15 crew yang terdiri atas empat pilot, yang salah satunya adalah WN Senegal, satu flight test engineer dan sepuluh mechanic.

Kedatangan pesawat yang dipiloti Kapten Esther Gayatri Saleh tersebut disambut Dubes RI Dakar Mansyur Pangeran beserta staf, Jenderal Birame Diop, Chief of Senegalese AirForce atau KSAU Senegal beserta jajaranya Pierre Baudechon, Regional Manager ADTrade Belgium bersama jajarannya dan perwakilan dari PT DI serta Indonesian MilitaryAirworthiness Authority (IMAA) yang sehari sebelumnya telah tiba di Dakar.

KSAU Senegal Jenderal Birame Diop sangat senang dengan datangnya pesawat CN-235 tersebut yang telah lama ditunggu untuk memperkuat armada angkatan udaranya.

KSAU juga menyampaikan kesan baiknya selama kunjungannya ke Indonesia saat menghadiri serah terima pesawat dari PT DI kepada AD Trade Belgium, dan pelepasan ferry flight CN-235 dari Bandung tanggal 27 Desember tahun lalu. Dalam kesempatan tersebut, KSAU Senegal berkesempatan bertemu dengan KSAU RI atas fasilitasi KBRI Dakar.

Dubes Mansyur Pangeran mengatakan, kedatangan pesawat CN-235 itu di Dakar merupakan kebanggaan sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia yang menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu memproduksi dan bersaing di bidang teklogi kedirgantaraan dengan negara-negara maju lainnya.

"Kedatangan CN-235 tersebut dapat dijadikan contoh dalam mempromosikan produk PT.DI ke tujuh negara-negara rangkapan KBRI Dakar lainnya yaitu Gambia, Guinea, Guinea Bissau, Mali, Pantai Gading,Sierra Leone dan Cabo Verde," paparnya.

Pesawat yang diterbangkan dari Bandara Husein Sastranegara Bandung, tanggal 27 Desember lalu dalam perjalanannya ke Dakar, Senegal mengambil rute ferry flight Medan, Colombo (Sri Lanka), Maldives, Karachi (Pakistan), Riyadh (Arab Saudi), Khartoum (Sudan), Ndjamena (Chad), Ouagadougou (Burkina Faso), dan Dakar.
http://bisnis.liputan6.com/read/2821006/senegal-bakal-pesan-lagi-pesawat-cn-235-buatan-indonesia
 
. .
Senegal to order one more CN-235 for Senegalese Navy, to be delivered in 2018

Senegal Bakal Pesan Lagi Pesawat CN-235 Buatan Indonesia
5779b3d2-851b-4b8c-88c0-633a7aab08fa_169.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Senegal akan membeli satu lagi pesawat CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI). Rencananya pesawat ini akan digunakan untuk kepentingan armada Angkatan Laut Senegal.

"Pesawat itu yang dijadwalkan tiba di Dakar pada 2018," kata Dubes RI Dakar Mansyur Pangeran seperti dikutip dari Antara, Minggu (8/1/2017).

Sebelumnya Senegal juga telah memesan pesawat CN-235 produksi PT DI tersebut. Pesanan Senegal tiba di Pusat Airforce Senegal, Dakar, setelah menempuh perjalanan panjang selama 11 hari dengan jarak lebih dari 16.000 km pada Jumat (6/1/2017) tepat pukul 14.15 waktu setempat.

Pesawat CN 235 220M Multi Purpose, pesawat kedua pesanan Pemerintah Senegal yang telah ditunggu-tunggu sejak Oktober tahun lalu itu, tiba bersama 15 crew yang terdiri atas empat pilot, yang salah satunya adalah WN Senegal, satu flight test engineer dan sepuluh mechanic.

Kedatangan pesawat yang dipiloti Kapten Esther Gayatri Saleh tersebut disambut Dubes RI Dakar Mansyur Pangeran beserta staf, Jenderal Birame Diop, Chief of Senegalese AirForce atau KSAU Senegal beserta jajaranya Pierre Baudechon, Regional Manager ADTrade Belgium bersama jajarannya dan perwakilan dari PT DI serta Indonesian MilitaryAirworthiness Authority (IMAA) yang sehari sebelumnya telah tiba di Dakar.

KSAU Senegal Jenderal Birame Diop sangat senang dengan datangnya pesawat CN-235 tersebut yang telah lama ditunggu untuk memperkuat armada angkatan udaranya.

KSAU juga menyampaikan kesan baiknya selama kunjungannya ke Indonesia saat menghadiri serah terima pesawat dari PT DI kepada AD Trade Belgium, dan pelepasan ferry flight CN-235 dari Bandung tanggal 27 Desember tahun lalu. Dalam kesempatan tersebut, KSAU Senegal berkesempatan bertemu dengan KSAU RI atas fasilitasi KBRI Dakar.

Dubes Mansyur Pangeran mengatakan, kedatangan pesawat CN-235 itu di Dakar merupakan kebanggaan sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia yang menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu memproduksi dan bersaing di bidang teklogi kedirgantaraan dengan negara-negara maju lainnya.

"Kedatangan CN-235 tersebut dapat dijadikan contoh dalam mempromosikan produk PT.DI ke tujuh negara-negara rangkapan KBRI Dakar lainnya yaitu Gambia, Guinea, Guinea Bissau, Mali, Pantai Gading,Sierra Leone dan Cabo Verde," paparnya.

Pesawat yang diterbangkan dari Bandara Husein Sastranegara Bandung, tanggal 27 Desember lalu dalam perjalanannya ke Dakar, Senegal mengambil rute ferry flight Medan, Colombo (Sri Lanka), Maldives, Karachi (Pakistan), Riyadh (Arab Saudi), Khartoum (Sudan), Ndjamena (Chad), Ouagadougou (Burkina Faso), dan Dakar.
http://bisnis.liputan6.com/read/2821006/senegal-bakal-pesan-lagi-pesawat-cn-235-buatan-indonesia

Lebih 'someah' negara-negara Afrika, daripada tetangga-tetangga deket.
 
. . . .
PT Dahana Ready Deliver 535 units Bom For TNI AU

aksi-jet-tempur-sukhoi-tni-au-jatuhkan-bom-dari-udara-006-nfi.jpg

bom-e1460382611691.jpg


PT Dahana (Persero) siap memasok 535 unit bom P100 Live untuk kebutuhan militer Indonesia. Bom P100 Live adalah bom pesawat udara hasil pengembangan dalam negeri yang antara lain digunakan sebagai munisi pesawat jenis Sukhoi. Munisi tersebut diproduksi bersama oleh PT Dahana (Persero) dan PT Sari Bahari.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana (Persero), Heri Heriswan, mengatakan Dahana dan Sari Bahari bekerja sama memproduksi 535 unit bom P100 Live secara bertahap.

Pengadaan bom P100 Live adalah bagian dari kontrak pengadaan senilai US$ 6,4 juta antara Dahana dengan Kementerian Pertahanan yang dibiayai lewat kredit ekspor. Kontrak tersebut juga mencakup pengadaan bom jenis OVAB 250 yang masih harus diimpor dan kesepakatan transfer teknologi produksi fuse dari Armaco, Bulgaria.

Dahana saat ini masih menunggu kontrak kredit ekspor berlaku efektif sebelum melanjutkan produksi ke tahap pengisian casing. Perjanjian berlaku efektif setelah penandatanganan perjanjian antara Kementerian Keuangan dan PT BNI (Persero).

Bahan baku berupa casing bom semua sudah siap, sekarang tinggal pengisian. Apabila kontrak efektif maka pengisian akan secepatnya dilakukan,” papar Heri, Minggu (8/1/2017).

Heri menjelaskan Indonesia adalah negara ketiga setelah Rusia dan Bulgaria yang mampu memproduksi sendiri bom untuk pesawat jenis Sukhoi.

Bom P100 Live adalah hasil pengembangan dari bom latih P100. P100 Live adalah bom kaliber 100 dengan dimensi panjang 1.100 milimeter, diameter 273 milimeter, berat 100–120 kilogram.

Tingkat kandungan dalam negeri bom tersebut sebesar 88,83%. Sari Bahari bertindak sebagai produsen casing, sedangkan Dahana bertindak sebagai produsen hulu ledak.

Heri mengatakan P100 Live buatan Indonesia bisa digunakan untuk pesawat standar NATO mapun standar Rusia. Perawatan dan penyimpanan bom produksi dalam negeri tersebut juga lebih mudah karena proses pelepasan bom tidak menggunakan bahan peledak (impulse cartridge).

Yang jelas bom buatan dalam negeri juga lebih efisien dalam proses pengiriman dan perbaikan jika dibutuhkan. Kami juga meproduksi dua bom ukuran lebih besar yaitu bom P250 dan bom P500,” kata Heri.

Heri mengatakan bom P100 buatan Indonesia juga menarik minat pemerintah negara-negara tetangga, termasuk Malaysia. Namun, dia menjelaskan ekspor produk industri strategis seperti bom P100 ke negara lain harus melalui kajian yang matang.

Beberapa negara memang berminat, tetapi harus ekstra hati-hati karena kami juga harus melindungi teknologi yang kami kembangkan,” kata Heri.

♞ Bisnis
 
.
- The SUMPIT of Dayak Tribe -

0126542131.jpg
012654241.jpg
Sumpit.jpg
SUMPIT-SENJATA-TRADISIONAL-ANDALAN-TNI.jpg
warrior.jpg
gawai-dayak-51.jpg


Since it was introduced adapted for combat missions, The Sumpit have been used in military operations GAM in Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) . Noted Battalion 600 / Raider Kalimantan able to infiltrate the area of vital objects can subvert four GAM and GAM members who were manning an outpost armed with AK-47. At that time the users of The Sumpit indeed the soldiers who come from indigenous Dayak tribe. Before becoming a member of the army they already have the ability to use Sumpit skillfully. The existence of weapons of Sumpit feels right replace the function of a silenced weapon, which is intended for close combat action or Urban warfare and are not used to the fields of assignment like forest.

The Sumpit in the form of round logs reeds along the 1.9 meters to 2.1 meters. Sumpit should be made of hard wood like ironwood, look, LANAN, rasak, or wood plepek. Diameter of Sumpit two to three centimeter hole in its middle, with a hole diameter of about one centimeter. These holes to put the darts or damek. Traditionally, if you want targeted and powerful breathing, long Sumpit should match the height of people who use it, the most important part of the blowpipe, in addition to the Sumpit rods , the bullet or the darts called damek. The Darts tapered tip, while the base of the rear there is a kind of cork and similar branches that float when darts toward the target. Toxins damek by ethnic Dayak Lundayeh called parir. Highly lethal poison that is a mixture of various sap of trees, herbs and can animals such as snakes and scorpions. Besides toxic, the advantages of this weapon compared to other Dayak typical weapon, namely the ability to hit a target within a relatively distant.

The Sumpit effective distance can reach tens of meters, depending on the capabilities of the penyumpit. In addition, this weapon is also no noise. Silent element is very important when targeting enemies and prey being careless.

http://www.indomiliter.com/sumpit-dayak-senjata-tradisional-ampuh-untuk-silent-raid/
https://en.wikipedia.org/wiki/Blowgun
https://pampangsuniaso.wordpress.com/2009/09/
 
Last edited:
. . . . .

Latest posts

Country Latest Posts

Back
Top Bottom