What's new

Indonesia Defence Forum

Correct....CZ 805 BREN I spot this weapon at Indonesian Navy Special Force booth guarding by a Kopaska soldier
 

Attachments

  • 20161105_100713.jpg
    20161105_100713.jpg
    466.1 KB · Views: 65
. .
Last edited:
.
only one?... hmm. i hope there'll be another bid and others will join too. the problem with only having one contender is that there'll be no competition.
it's interesting to follow discussion involving this wargame in other forums... i always see comment such as " why would they train using these in a small island" or "wouldn't that destroy the road" etc...
imho the size and terrain of natuna besar is perfect for the army to train on... and the very fact that indonesia is and archipelago means that even transporting these babies there already provide a meaningful experiences...
 
Last edited:
.
Grave of 11 muslim sailors from Indonesia found in England.

Saturday, 12 November 2016

makam-11-muslim-pelaut-indonesia-ditemukan-di-inggris-k2nKZtev9z.jpg


The sailors were in service of Royal Dutch Navy during WW II in Europe


LIVERPOOL – Otoritas Liverpool, Inggris, menemukan makam 11 Muslim pelaut asal Indonesia yang terlupakan selama tujuh dekade. Mereka adalah pelaut yang dinilai berjasa bagi pasukan sekutu selama Perang Dunia II. Makam 11 orang tersebut akan diberikan batu nisan baru melalui sebuah seremoni.

Makam para pelaut anggota Angkatan Laut Belanda itu tersembunyi di balik pagar besar dan hamparan rumput sejak 1940. Mereka berasal dari Jawa, Sumatera, dan Bali serta menumpang kapal pembawa makanan dan bantuan lainnya ke Inggris. Mereka ditugaskan untuk memelihara ruang mesin kapal dan melanglang buana ke Amerika Serikat (AS) serta Rusia untuk mendistribusikan makanan.

Namun sesampainya di Pantai Inggris, mereka menderita sejumlah penyakit yang umum mendera para pelaut masa itu seperti tuberkulosis (TBC) dan emfisema. Salah seorang di antaranya menderita penyakit beri-beri. Sebelas orang tersebut meninggal akibat sejumlah penyakit walau sempat dilarikan ke Rumah Sakit Walton di Liverpool.

Jenazah mereka lalu dimakamkan tidak jauh dari rumah sakit, tetapi seakan terlupakan hingga 2012. Seorang pencinta sejarah lokal yang tengah menelusuri riwayat keluarganya berhasil menemukan makam tersebut. Tentara Belanda yang tersisa dari zaman itu kemudian meneliti makam dan mengonfirmasi bahwa 11 orang tersebut adalah bagian dari pasukan Negeri Tulip.

“Semua dimulai pada 2012 ketika saya menemukan jenazah nenek saya Martha Riley yang meninggal karena flu spanyol pada 1917 di kuburan tersebut. Saya kemudian meneliti lebih jauh dan menemukan kuburan terlupakan tersebut pada 2014,” ujar peneliti sejarah Vic Raffells, seperti dimuat The Guardian, Sabtu (12/11/2016).

“Sebelas orang tersebut adalah Muslim asal Indonesia. Mereka bertugas di kapal Angkatan Laut Belanda. Satu orang lagi bernama Ali Mohamed bertugas di atas Kapal SS Empire Howard milik Angkatan Laut Inggris,” sambung Raffells.

Ia kemudian menemukan dokumen yang menyatakan makam tersebut adalah milik 11 pelaut Indonesia itu. Raffells kemudian menyerahkan dokumen kepada anggota Paroki Liverpool Kapten Peter Woods yang kemudian mencari catatan mengenai 11 orang tersebut.

Pada Kamis 10 November 2016, seremoni diadakan di makam 11 orang tersebut. Lektor Liverpool Pastor Crispin Pailing memimpin seremoni tersebut. Imam Waddah Saleh dari Komunitas Abdullah Quilliam turut hadir untuk melantunkan ayat suci Alquran bagi 11 orang tersebut sesuai ajaran Islam.

Sejumlah perwakilan dari Kedutaan Besar Belanda juga hadir dalam seremoni tersebut bersama dengan Wali Kota Liverpool Roz Gladden. “Sangat menakjubkan melihat semua orang datang bersama untuk menghormati orang-orang ini. Mereka sangat pantas mendapatkan rasa hormat karena wafat untuk negara mereka, sehingga kita bisa hidup dalam perdamaian dan harmoni. Sebuah kehormatan berada di sini,” ujar Saleh. (war)

http://m.okezone.com/read/2016/11/1...m_source=wp&utm_medium=box&utm_campaign=wpbr2
 
.
only one?... hmm. i hope there'll be another bid and others will join too. the problem with only having one contender is that there'll be no competition.

This is a good news actually, we don't want to complicate the process and drag it down and further delay F5 replacement program. We need this jets yesterday. Now the only concern is how we get the best deal in our negotiation with the Russian about the price, specs, TOT and offset term for the final contract.

it's interesting to follow discussion involving this wargame in other forums... i always see comment such as " why would they train using these in a small island" or "wouldn't that destroy the road" etc... imho the size and terrain of natuna besar is perfect for the army to train on... and the very fact that indonesia is and archipelago means that even transporting these babies there already provide a meaningful experiences...
Not only that, since Indonesia is surrounded by many small islands nations, like Timor Leste and the pacifics islands countries (Vanuatu, Solomon, etc). This excercise could also act as a warning message for them to silence their mischievous thought for supporting rebel groups and separatist NGO in Indonesia. We could easily project our power to reach theirs, so behave!
 
Last edited:
.
This is a good news actually, we don't want to complicate the process and drag it down and further delay F5 replacement program. We need this jets yesterday. Now the only concern is how we get the best deal in our negotiation with the Russian about the price, specs, TOT and offset term for the final contract.
that's my main concern. The MD must put their best people on it, especially now since there are no other potential seller.

This excercise could also act as a warning message for them to silence their mischievous thought for supporting rebel groups and separatist NGO in Indonesia. We could easily project our power to reach theirs, so behave!
this is the same reason why a long time ago, when TNI just about to buy these tanks, i said that TNI should do a lot of practices with these tanks in Riau or any province in sumatera which are near malaka strait.
 
. .
MCCV: Bukan Sekedar Mobile Command Control Vehicle Bagi Drone
indomiliter | 10/11/2016 | Berita Matra Darat, Berita Update Alutsista, Dari Ruang Tempur, Drone, Truk Militer | 1 Comment
IMG_20141106_132924.jpg

Smart bus MCCV di Indo Defence 2014.

Di Indonesia sampai saat ini belum ada ransus (kendaraan khusus) commob (communication mobile) yang berperan sebagai mobile GCS (Ground Control Station) dan sekaligus sebagai ‘rumah’ bagi drone. Umumnya kedua peran tersebut digelar secara terpisah, namun perusahaan swasta nasional, PT Bhinneka Dwi Persada (BDP) punya konsep jitu dengan mengintegrasikan kemampuan commob, kendaraan komando, GCS, dan hanggar drone, semuanya dalam satu platform yang disebut MCCV (Mobile Command Control Vehicle).

Baca juga: Rajawali 350 – Rahasia Dibalik Kecanggihan Drone Helikopter Bakamla RI

PT BDP yang terkenal karena sukses memasarkan drone Rajawali 330 ke TNI AD dan drone helikopter Rajawali 350 ke Bakamla, sejatinya telah memperkenalkan konsep MCCV pada Indo Defence 2014. Saat itu MCCV diwujudkan dalam prototipe smart bus berwarna hijau dof. Konsep MCCV kemudian juga diperlihatkan dalam ajang Singapore AirShow 2016 bulan Februari lalu. Dan yang paling update di Indo Defence 2016, PT BDP kini mengemas MCCV dalam platform truk 4×4 yang dilengkapi berbagai sistem proteksi maksimal. Namun pada dasarnya konsep MCCV dapat diadaopsi di berbagai macam jenis kendaraan.

P_20161110_212523_BF.jpg

MCCV dalam platform truk. Desainnya mirip dengan truk Ganilla milik Korps Marinir TNI AL.
Baca juga: Ganilla – Kitchen Truk Marinir dengan Desain Futurisktik

Sebagai ransus, MCCV dirancang untuk berbagai macam misi, mulai dari combine operations, VIP security, hazard handling, dan special force operations. Dalam Indo Defence 2014, PT BDP menampilkan MCCV dalam wujud smart bus, karena sosoknya berupa bus berukuran besar, di dalam ruang bagasi juga dipersiapkan untuk ruang robot penjinak bom. Dalam prakteknya, MCCV dirancang dapat beroperasi taktis dan mandiri dengan koneksi langsung ke jaringan satelit (VSat).

IMG_20141106_133114.jpg

Ruang kendali drone (GCS) yang ada di dalam MCCV.
Baca juga: TOPX4-B132 – Prototipe Quadcopter UAV dari Dislitbang TNI AD

IMG_20141106_132829.jpg

Posisi ruang penyimpanan drone di bagasi bus MCCV.
Dari spesifikasi yang dirilis, MCCV dapat dilengkapi berbagai perangkat yang customized, sebut saja ada radio jammer dan multispectral camouflage net. Yang disebut terakhir menjadikan ransus MCCV punya kemampuan anti thermal sensor, anti infrared dan anti radar. Untuk MCCV yang digelar dalam wujud truk, juga dikendepankan perlindungan balistik dengan pilihan iron sheet, steel plate dan titanium. Sementara roda sudah menggunakan jenis run flat type yang sanggup menahan terjangan proyektil.

P_20160216_144734.jpg

MD4-1000 di Singapore Air Show 2016.
Bagaimana dengan kinerjanya? MCCV dirancang dengan power supply 13 kva silent dan generator dengan kapasitas 12 liter. Generator disimulasikan dapat mendukung operasi selama 3 – 5 jam. Untuk jalur komunikasi, selain satelit, MCCV mendukung interoperabilitas hingga 8 channel, mulai dari frekuensi HF, UHF, VoIP (Voice over Internet Protocol), GSM, 3G/4G dan landline. Baik MCCV dalam wujud truk dan bus, sama-sama mengandalkan drone copter jenis Microdrone MD4-1000, jenis drone yang disebut-sebut telah digunakan satuan elite di lingkungan TNI AL. (Haryo Adjie)

Baca juga: Microdrone MD4-1000 – Drone Quadcopter Pilihan Satuan Elite TNI AL
http://www.indomiliter.com/mccv-bukan-sekedar-mobile-command-control-vehicle-bagi-drone/
 
. . .
This is a good news actually, we don't want to complicate the process and drag it down and further delay F5 replacement program. We need this jets yesterday. Now the only concern is how we get the best deal in our negotiation with the Russian about the price, specs, TOT and offset term for the final contract.

Hmm, I guess by the open tender method which is through a selection process of various vendors we'll get the best price and tech. I've been around in procurement fields and I can assure you that each method has its own merits and disadvantages. Penunjukan langsung like this one is simple method yet the sole vendor has more bargaining power since he knows we depend/in dire need of his assistance. A sole vendor can set up high price and be stubborn.

Meanwhile, through open tender method vendors will compete since most times there's always auction process where they bid for the lowest price. Aside from the auction, the method usually relies on merit points scoring that judging the technology offered by each vendor and the scoring composition for technology-price is 70-30 or 80-20.

Well my experience is not that much since goverment procurement is far more complicated I believe:(.
But the point is: through open tender, we can squeeze the best price and tech out of a vendor. BUT in a special case, Penunjukan Langsung can be done in terms we are in dire need of a tech which in certain reasons could only be provided by one vendor. Yet the procurement commitee will have a hell of an effort to get the best price (the negotiation is really pain in the ar$e since the Offering Price is always far above the Owner's Estimate:D).

All I can say is if the government chose one certain vendor, they really want it badly.
 
.
Penunjukan langsung like this one is simple method yet the sole vendor has more bargaining power since he knows we depend/in dire need of his assistance. A sole vendor can set up high price and be stubborn.

We did an open tender for F5 replacement. Unfortunately, only one vendor that really interested to finally submit their bidding proposal. But why... tanyakan saja pada rumput yang bergoyang...
 
.
We did an open tender for F5 replacement. Unfortunately, only one vendor that really interested to finally submit their bidding proposal. But why... tanyakan saja pada rumput yang bergoyang...
Money talk :(
 
.
Money talk :(
I don't know really, and i don't want to assume that their decision was tampered by that kind of practice. Maybe just technicalities.

In the middle of Combat, 5 units Leopard 2RI have to undergo engine recovery process.
Dari 20 Leo yg turun di Natuna, 5 biji mesin nya jebol. Dan hanya butuh 5 jam saja untuk proses recoverynya, Good Job. - Kaskus forum -

leo.jpg

15078936_10211032309513329_8451658583418942475_n.jpg


Harsh terrain
15056271_10154316331334006_6338943914193845344_n.jpg


Parkir dulu
15085474_10154316373739006_8725481737185017233_n.jpg
 
Last edited:
.
Back
Top Bottom