What's new

Indonesia Defence Forum

Sigma Corvette #Rimpac2016


DPN1.jpg
DPN.jpg
 
Indonesia 'speaks Chinese' in South China Sea
Indonesia’s stance on the South China Sea issue may not be well understood by some, but in the Natuna waters, Indonesia is using the same language as China in the Paracels, with different standpoints. The former has the UN Convention on the Law of the Sea as its foundation; the latter relies on history and occupation since 1974.

2016_07_04_7512_1467566766._large.jpg


By using the same language as China, Indonesia believes that China understands that Jakarta has the same determination as Beijing in protecting its sovereign rights. With the backing of the rule of law, Jakarta is speaking “Chinese” to Beijing in the Natuna waters.

readmore: http://www.thejakartapost.com/academia/2016/07/18/indonesia-speaks-chinese-in-south-china-sea.html
 
Senin, 18 Juli 2016 - 15:55 wib

Pindad Siap Akuisisi Perusahaan Asing
pindad-siap-akuisisi-perusahaan-asing-ZYLVAQuM2A.jpg

Ilustrasi: (Foto: Okezone)

BANDUNG - PT Pindad (Persero) segera mengakuisisi sebuah perusahaan industri pertahanan di salah satu negara Eropa dalam waktu dekat. Rencana pembelian perusahaan industri pertahanan tersebut untuk melakukan pengembangan teknologi tinggi.

“Mengakuisisi perusahaan asing tidak hanya melulu soal bisnis semata. Tapi juga percepatan teknologi tinggi dan suplly chain yang mereka miliki, bisa menjadi kekuatan baru untuk menggenjot kualitas produk kita agar semakin bersaing di industri pertahanan internasional,” kata Silmy.

Dia mengatakan, proses akusisi perusahaan asing ini diharapkan sudah bisa selesai dalam waktu satu tahun. Menurut dia, pendanaan untuk pembelian perusahaan tersebut akan menggunakan biaya dari profit Pindad atau pinjaman bank.

Menurut Silmy, untuk mengembangkan industri pertahanan dari sisi ekonomi, maka Indonesia harus mampu melakukan terobosan yang menghasilkan produk berbasis teknologi tinggi. Untuk itu, penelitian dan teknologi yang mumpuni sangat menentukan ppsisi Indonesia di bidang kekuatan ekonominya 20 tahun mendatang.

“Jika ingin Indonesia kekuatan ekonominya berada di rangking ke-4 atau 5 pada, maka harus bisa menghasilkan produk dari industri berbasis teknologi tinggi. Tanpa hal tersebut, maka belum tentu Indo nesia bisa mencapai angka itu,” tegasnya.

Karena itu, pembelian sebuah perusahaan industri pertahanan dinilai perlu untuk melakukan percepatan ilmu produk berbasis teknologi tinggi dan bisnis industri pertahanan. Meski secara intelectual right-nya berada di negara tersebut, namun setidaknya kata Silmy, pihaknya bisa belajar sistem yang mereka miliki, belajar soal budaya bekerjanya, dan secara otomatis bisa menguasai juga marketnya.

Dia menyebutkan, pembelian perusahaan asing merupakan hal yang lumrah dalam melakukan percepatan teknologi industri. Hal serupa pun pernah dilakukan India dengan membeli brand otomotif Land Rover. Indonesia, kata Silmy, pun harus melakukan lompatan serupa.

Dalam melakukan percepatan pengembangan industri, supply chain menjadi salah satu faktor yang sangat penting. Dengan mengakusisi perusahaan asing, maka Indonesia mendapatkan keuntungan yang banyak. Salah satunya, selain supply chain perusahaan tersebut diketahui, marketnya pun bisa dikuasai juga.

Sejauh ini, kata Silmy, peluang bisnis industri pertahanan Indonesia cukup terbuka terhadap persaingan dunia. Pindad diklaimnya sudah mampu menghasilkan produk militer maupun nonmiliter yang mampu bersaing dan diakui industri pertahanan internasional.

“Kalau bersaing secara sehat dan head to head untuk jenis SS kita beranilah,” ujarnya.

(dni)
http://economy.okezone.com/read/2016/07/18/320/1440627/pindad-siap-akuisisi-perusahaan-asing
 
Indonesia begins sea trials of first SIGMA 10514 frigate
Ridzwan Rahmat, Singapore - IHS Jane's Defence Weekly
18 July 2016


1635139_-_main.jpg

Raden Eddy Martadinata seen here in March 2016 alongside PT PAL's shipyard in Surabaya. Source: IHS/Ridzwan Rahmat
Key Points
  • Indonesia has begun sea trials of its most complex indigenously assembled warship to date
  • The platform is on track to be delivered to the Indonesian Navy in January 2017
Indonesian state-owned shipbuilder PT PAL has begun sea trials of the country's first SIGMA 10514 Perusak Kawal Rudal (PKR) guided-missile frigate on order for the Indonesian Navy (Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Laut, or TNI-AL).

The vessel, which will be the future KRI Raden Eddy Martadinata (331), began its sea trials in the week starting 11 July in waters off Ujung, Surabaya. The trials included a speed test, a crash stop test, and turning manoeuvres, the company told IHS Jane'son 18 July.

Raden Eddy Martadinata was launched by PT PAL on 18 January at the company's shipyard in Surabaya. The frigate is one of two platforms being constructed jointly by Dutch shipbuilder Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) and PT PAL under a contract signed with the Indonesian Ministry of Defence in June 2012.

According to specifications provided by PT PAL, the PKR frigate has a standard displacement of approximately 2,400 tonnes, can accommodate a crew of 120, and it can hold a 10-tonne helicopter on its flight deck. The platform has a top speed of 28 kt, a maximum range of 5,000 n miles at 14 kt, and a standard range of 4,000 n miles at 18 kt.

Raden Eddy Martadinata 's weapons include an Oto Melara 76 mm main gun, launchers for MBDA MM40 Exocet Block II anti-ship missiles, six (two triple) Eurotorp B515 torpedo launchers, the Rheinmetall Defence Millennium 35 mm close-in weapon system, and a 12-cell vertical launch system that can deploy the MBDA VL-MICA surface-to-air missiles.

The weapon systems will be completed with a modified version of Thales' TACTICOS combat management system.

The platform is on track for delivery to the TNI-AL in January 2017, said PT PAL.

Want to read more? For analysis on this article and access to all our insi
 
TrackTek - England ?
Sloboda - Serbia ?
Kerametal - Slovakia ?
DMD Group - Slovakia ?

which companies in the acquisition PINDAD?
 

TrackTek - England ?
Sloboda - Serbia ?
Kerametal - Slovakia ?
DMD Group - Slovakia ?

which companies in the acquisition PINDAD?
Peluang Kerjasama Pertahanan dengan Belarusia
Jumat, 29 April 2016

63915Menhan-Kunker-ke-Belarusia-300x168.jpg


Belarusia, DMC – Setelah melakukan lawatan ke Rusia, Menhan RI Ryamizard Ryacudu melanjutkan kunjungan kerjanya ke Belarusia dan melakukan pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Kamis (28/4), di kantor Kepresidenan Belarusia. Kunjungan Menhan RI ke Belarusia untuk yang pertama kalinya ini memenuhi undangan Pemerintah Belarusia yang disampaikan Dubes Belarusia untuk Indonesia He. Mr. Vladimir Lopato Zagorsky ketika menunjungi Kemhan RI beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan tersebut Presiden Belarusia menyampaikan kepada Menhan RI keinginan pemerintah Belarusia untuk meningkatkan kerjasama pertahanan dengan Indonesia dan membuka peluang kerjasama di bidang industri pertahanan dengan investasi pembukaan pabrik peralatan militer di Indonesia yang akan dipasarkan di kawasan ASEAN.

Pada kesempatan tersebut Presiden Belarusia juga menawarkan kepada pemerintah Indonesia sejumlah alutsista produksi Belarusia termasuk didalamnya alih teknologi (transfer of technology) dalam pembuatannya. Selain itu juga dimungkinkan untuk melakukanjoint production dengan harapan kedua negara dapat saling mendorong kerjasama industri pertahanan yang lebih erat di masa depan yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian kedua negara.

Menanggapi hal tersebut, Menhan RI mengucapkan terima kasih atas undangan pemerintah Belarusia yang diberikan kepadanya untuk melakukan lawatan ke Belarusia dengan harapan melalui kunjungan ini akan memberi peluang kedua negara untuk dapat lebih meningkatkan kerjasama pertahanan.

Menhan RI menyambut baik keinginan pemerintah Belarusia untuk menjalin kerjasama di bidang industri pertahanan dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi kedua negara.

Selama melakukan kunjungan kerja ke Belarusia, Menhan RI mendapat kesempatan untuk mengunjungi beberapa fasilitas atau instalasi militer yang ada di Belarusia. Turut mendampingi Menhan dalam kunjungan tersebut diantaranya Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, M.B.A. dan Kepala Baranahan Kemhan Laksda TNI Leonardi. (ERA)


btw industri nya belarus apaan ya?
 
Peluang Kerjasama Pertahanan dengan Belarusia
Jumat, 29 April 2016

63915Menhan-Kunker-ke-Belarusia-300x168.jpg


Belarusia, DMC – Setelah melakukan lawatan ke Rusia, Menhan RI Ryamizard Ryacudu melanjutkan kunjungan kerjanya ke Belarusia dan melakukan pertemuan dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Kamis (28/4), di kantor Kepresidenan Belarusia. Kunjungan Menhan RI ke Belarusia untuk yang pertama kalinya ini memenuhi undangan Pemerintah Belarusia yang disampaikan Dubes Belarusia untuk Indonesia He. Mr. Vladimir Lopato Zagorsky ketika menunjungi Kemhan RI beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan tersebut Presiden Belarusia menyampaikan kepada Menhan RI keinginan pemerintah Belarusia untuk meningkatkan kerjasama pertahanan dengan Indonesia dan membuka peluang kerjasama di bidang industri pertahanan dengan investasi pembukaan pabrik peralatan militer di Indonesia yang akan dipasarkan di kawasan ASEAN.

Pada kesempatan tersebut Presiden Belarusia juga menawarkan kepada pemerintah Indonesia sejumlah alutsista produksi Belarusia termasuk didalamnya alih teknologi (transfer of technology) dalam pembuatannya. Selain itu juga dimungkinkan untuk melakukanjoint production dengan harapan kedua negara dapat saling mendorong kerjasama industri pertahanan yang lebih erat di masa depan yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian kedua negara.

Menanggapi hal tersebut, Menhan RI mengucapkan terima kasih atas undangan pemerintah Belarusia yang diberikan kepadanya untuk melakukan lawatan ke Belarusia dengan harapan melalui kunjungan ini akan memberi peluang kedua negara untuk dapat lebih meningkatkan kerjasama pertahanan.

Menhan RI menyambut baik keinginan pemerintah Belarusia untuk menjalin kerjasama di bidang industri pertahanan dalam rangka untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi kedua negara.

Selama melakukan kunjungan kerja ke Belarusia, Menhan RI mendapat kesempatan untuk mengunjungi beberapa fasilitas atau instalasi militer yang ada di Belarusia. Turut mendampingi Menhan dalam kunjungan tersebut diantaranya Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, M.B.A. dan Kepala Baranahan Kemhan Laksda TNI Leonardi. (ERA)


btw industri nya belarus apaan ya?

Belarus bisa buat hampir semua barang yang diproduksi sama Uni Sovyet....
 
TrackTek - England ? Sloboda - Serbia ? Kerametal - Slovakia ?
DMD Group - Slovakia ? which companies in the acquisition PINDAD?

Kalo dari berita bulan kemaren Pindad ada penjajakan kerjasama sama MetalEksport-S, Polandia.
Pindad menjajaki peluang kerja sama dengan perusahaan penyedia alutsista dunia dari Polandia yaitu MetalExport-S. Hal ini dibicarakan oleh Direktur Pindad, Ade Bagdja dengan Direktur MetalExport-S, Karina Kopec serta disaksikan oleh Asisten Deputi Bidang Industri Strategis Kementerian BUMN, Bagya Mulyanto di sela-sela acara Balt Military Expo 2016 yang diselenggarakan di Amber Expo, Gdanks, Polandia.
http://finance.detik.com/read/2016/...pesawat-made-in-ri-curi-perhatian-di-polandia
 
lucu baca post di Vietnam thread, militer yg isinya relic dr Vietnam war omdo soal jd yg terkuat di Asean. Tank yg isinya cuman kaleng macem T54 dan T62 yg jelas udah pernah di bully sama Israel pake AMX 13, Apcnya aja isinya Btr 60, ifv nya bmp 1 doangan.
 
you mean this sentences from a member's comment on Vietnam thread @madokafc "Our army fears no country in SE Asia. Even their armies are united, they have little chance. We can take on hightec armies of Japan and Korea. Our biggest concern is China. She is our major security threat." :coffee:

ECA Group awarded a contract for the supply of a sonar laboratory to the Indonesian Navy

indonesia-sonar-062016_2.jpg


ECA Group has been awarded a contract to a supply a sonar laboratory to the Indonesian Navy. The sonar laboratory is a PC based solution for the training of sonar operators using ECA Group sonar simulation system.

ECA Group sonar simulator has already been validated in the past year by customer Navy operators, who have expressed their appreciation for the extreme reliability and realism of the solution. ECA Group sonar simulation system is based on the principle of the internationally approved sonar theories.

Sonar operators can be trained in underwater and surface vessel detection, classification and identification in a virtualized environment with the same characteristics of the real operational area, such as: background noise, the bottom surface reverberation, the climatic and meteorological conditions and all the conditions that effect the sound propagation in a specific geographic area, chosen by the customer.

Navy instructors, using the user-friendly interface of our instructor software can configure realistic scenarios with increasing difficulties in order to train sonar operator from the basic to advanced level.

indonesia-sonar-062016_1.jpg


Tactical table with sonar console in the background
http://www.ecagroup.com/en/business...tract-supply-sonar-laboratory-indonesian-navy
 
Back
Top Bottom