What's new

Indonesia Defence Forum

https://www.kemhan.go.id/balitbang/wp-content/uploads/2019/12/PAPARAN-1.-KAPUS-IPTEK-1.pdf

found some interesting article , our mindef actually considering thorium reactor for "Propulsi Alutsista" , it was planned for 2024 that the construction for mini plant reactor was finished . hope everything goes as planned

upload_2019-12-22_22-3-10.png
 
https://www.kemhan.go.id/balitbang/wp-content/uploads/2019/12/PAPARAN-1.-KAPUS-IPTEK-1.pdf

found some interesting article , our mindef actually considering thorium reactor for "Propulsi Alutsista" , it was planned for 2024 that the construction for mini plant reactor was finished . hope everything goes as planned

Using molten salt reactor (which is what ThorCon build for Indonesia) for propulsion is borderline daydreaming. The miniaturization of the reactor is still far away from practically deployable. Any kind of propulsion application require higher grade fuel in typically PWR (Pressurized Water Reactor) due to their simplicity of operation and size. For example the fuel use in USN naval reactor are typically enriched between 85% - 90% (near weapon grade)
 
Tadinya kami kira juga seperti yang Anda maksud, namun menurut sumber yang bisa dipercaya, ternyata itu F-16 A Block15, boleh jadi itu yang belum di upgrade, sehingga belum ada antena IFF di depan kokpitnya Ciri khas pembeda F-16 A dan C (Block52ID) bisa dilihat pada sisi bagian bawah sayap vertikalnya, dimana F-16 A terlihat lebih “kurus” dan pipih —>

That is their comment about that. Some poster believe it is f16C/D but admin said have source stated that is f16A
"Tadinya kami kira juga seperti yang Anda maksud, namun menurut sumber yang bisa dipercaya, ternyata itu F-16 A Block15, boleh jadi itu yang belum di upgrade, sehingga belum ada antena IFF di depan kokpitnya. Ciri khas pembeda F-16 A dan C (Block52ID) bisa dilihat pada sisi bagian bawah sayap vertikalnya, dimana F-16 A terlihat lebih “kurus” dan pipih."

^^^ The Admin is comparing to the vertical fin with drag chute which the F-16C/Ds when the batches arrived are not equipped with any drag chute. A vertical fin with drag chute doesn't mean it is always a F-16A/B OCU. And the Admin saying the F-16A/B might be the one that is not yet upgraded is just pure speculation. Its like the Admin is trying to say that TNI-AU has 2 types of F-16 with the same serial number. The fact is in the serial number TS-1640 which is a F-16C. Why would a F-16A/B that is not been upgraded being fitted with a Sniper ATP Pod?

From previous news the Sniper ATP Pod was intended for the F-16A/B. Don't know why it is being fitted on a F-16C though.

Anyway this is like the KCR-60 missile or no missile saga all over again speculating on a picture. Lol.
 
Last edited:
Menhan RI Lakukan Kunjungan Kehormatan Kepada Menhan Jepang
Minggu, 22 Desember 2019

Ichigaya
tmp_5417-IMG-20191220-WA0029-334476632.jpg
,Jepang – Menteri Pertahanan Republik Indonesia H. Prabowo Subianto melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Jepang H.E. Taro Kono, Jumat (20/12) di kantor Kementerian Pertahanan Jepang, Ichigaya, Tokyo.

Kunjungan ini dalam rangka mempererat dan meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia dan Jepang yang sudah terjalin baik. Tiba di kantor Kemhan Jepang, Menhan RI disambut oleh Menhan Jepang melalui Upacara Jajar Kehormatan.

Sebelumnya, Menhan RI pada kesempatan tersebut berkesepatan meninjau Pantung Jenderal Sudirman yang berada di halaman kompleks kantor Kemhan Jepang.

Keberadaan Patung Jenderal Sudirman tersebut menjadi simbol eratnya hubungan kerjasama Indonesia dan Jepang terutama di bidang pertahanan. Dalam kunjungan ini, selanjutnya Menhan RI dan Menhan Jepang melakukan pertemuan bilateral guna membahas peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara yang lebih konkrit dan saling menguntungkan.

Lebih lanjut Menhan RI mengatakan, Jepang merupakan negara yang sangat dekat dan penting bagi Indonesia, karena Jepang telah banyak terlibat dalam pembangunan Indonesia selama ini. “Indonesia sangat berharap kerjasama pertahanan yang lebih riil dimasa yang akan datang, karena Jepang adalah sahabat kuat dan penting bagi Indonesia selama ini”, tutur Menhan RI.

Postur pertahanan Indonesia adalah postur pertahanan defensif yang berdasar kepada pertahanan teritorial. Hal inilah yang mendasari keinginan Indonesia untuk membangun kerjasama pertahanan dengan negara-negara lain di kawasan, termasuk dengan Jepang.

Menhan RI menyampaikan, 20 tahun lalu bertemu dengan Menhan saat itu dan merintis pengiriman Kadet Akademi Militer Indonesia untuk belajar di National Defence Academy (NDA) Jepang. Menhan RI menyampaikan merasa sangat puas, karena para lulusan NDA Jepang telah menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam kedinasan di TNI.

Sementara itu, Menhan Jepang menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan dan meningkatkan kerjasama pertahanan antara Jepang dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Jepang ingin mendorong kerjasama praktis seperti latihan bersama, kerjasama peralatan pertahanan dan kerjasama lainnya di bidang pertahanan.

Menhan Jepang menyampaikan, Jepang menghargai kepempimpinan Indonesia dalam memformulasikan pandangan ASEAN dalam konsep Indo Pasifik dan mengungkapkan kemungkinan sinergitas antara Jepang dengan negara-negara ASEAN dalam kesamaan konsep free and open Indo Pasifik dan Asean Outlook.

Jepang juga sangat mengerti bahwa saat ini Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dalam disaster response dan memperkuat pertahanan pulau-pulau terluar seperti hanya penguatan pertahanan di Pulau Natuna.

Indonesia
tmp_5417-IMG-20191220-WA0028-195019618.jpg
dan Jepang memiliki kesamaan sebagai negara maritim dengan banyak potensi terjadinya bencana alam. Untuk itu, Jepang telah berbagi segala pengalaman dan keahlian di bidang penanggulangan bencana, melalui berbagi program seperti kebijakan, dialog dan kerjasama antar Angkatan Bersenjata kedua negara.

Jepang dan Indonesia telah melaksanakan kerjasama pertahanan khususnya dalam program-program HA/DR (Humanitarian Assistance and Disaster Relief) antara lain dengan memulai seminar HA/DR di Jakarta pada bulan November 2019. Program tersebut direncanakan akan dilaksanakan untuk tiga tahun kedepan .

Selain itu pada Bulan Februari 2020, Jepang telah merencanakan mengundang perwira-perwira TNI dalam Seminar di JGSDF Northern Army dalam latihan penanganan bencana khususnya latihan antara JSDF ( The Japan Self-Defense Forces) dengan tentara Amerika Serikat sehingga even ini diharapakan dapat memberi gambaran hal yang bisa dilaksanakan antara TNI dan JSDF dalam penanganan bencana. “Jepang terus berupaya bertukar pikiran untuk mewujudkan kerjasama dengan Indonesia kearah yang lebih konkrit”, ungkap Menhan Jepang.

https://www.kemhan.go.id/2019/12/22/menhan-ri-lakukan-kunjungan-kehormatan-kepada-menhan-jepang.html

Baru ngeh, Pak Sjafrie Sjamsudin dipake lagi ama pak Prabowo di kemenhan, Dia orang yang banyak ngerti soal MEF dan salah satu yang paling aktif di era pak Poernomo sebagai Wamenhan.
 
"Tadinya kami kira juga seperti yang Anda maksud, namun menurut sumber yang bisa dipercaya, ternyata itu F-16 A Block15, boleh jadi itu yang belum di upgrade, sehingga belum ada antena IFF di depan kokpitnya. Ciri khas pembeda F-16 A dan C (Block52ID) bisa dilihat pada sisi bagian bawah sayap vertikalnya, dimana F-16 A terlihat lebih “kurus” dan pipih."

^^^ The Admin is comparing to the vertical fin with drag chute which the F-16C/Ds when the batches arrived are not equipped with any drag chute. A vertical fin with drag chute doesn't mean it is always a F-16A/B OCU. And the Admin saying the F-16A/B might be the one that is not yet upgraded is just pure speculation. Its like the Admin is trying to say that TNI-AU has 2 types of F-16 with the same serial number. The fact is in the serial number TS-1640 which is a F-16C. Why would a F-16A/B that is not been upgraded being fitted with a Sniper ATP Pod?

From previous news the Sniper ATP Pod was intended for the F-16A/B. Don't know why it is being fitted on a F-16C though.

Anyway this is like the KCR-60 missile or no missile saga all over again speculating on a picture. Lol.
Because those 6 sniper pod originally intended for 52ID. They are already fitted to carry one.
Jadi kalau 52id emang dari sononya bisa bawa, ngapain terpaku cuma pasang di A/B eMLU.
Ini cuma masalah orang yang biasanya kasih info bocoran A1 salah tulis, dan orang2 di internet membesar-besarkan, itu doang...
Jelas2 itu F-16c.
 
"Tadinya kami kira juga seperti yang Anda maksud, namun menurut sumber yang bisa dipercaya, ternyata itu F-16 A Block15, boleh jadi itu yang belum di upgrade, sehingga belum ada antena IFF di depan kokpitnya. Ciri khas pembeda F-16 A dan C (Block52ID) bisa dilihat pada sisi bagian bawah sayap vertikalnya, dimana F-16 A terlihat lebih “kurus” dan pipih."

^^^ The Admin is comparing to the vertical fin with drag chute which the F-16C/Ds when the batches arrived are not equipped with any drag chute. A vertical fin with drag chute doesn't mean it is always a F-16A/B OCU. And the Admin saying the F-16A/B might be the one that is not yet upgraded is just pure speculation. Its like the Admin is trying to say that TNI-AU has 2 types of F-16 with the same serial number. The fact is in the serial number TS-1640 which is a F-16C. Why would a F-16A/B that is not been upgraded being fitted with a Sniper ATP Pod?

From previous news the Sniper ATP Pod was intended for the F-16A/B. Don't know why it is being fitted on a F-16C though.

Anyway this is like the KCR-60 missile or no missile saga all over again speculating on a picture. Lol.
The admin wasn't talking about the drag chute, he's talking about the base of the vertical fin
Externally, the F-16C is almost identical to the F-16A. The only significant external difference is the introduction on the F-16C of an enlarged triangular base or "island" on the rear fuselage leading up to the vertical fin, with a small blade antenna protruding upward from it. This extra space was originally intended to house the Westinghouse/ITT AN/ALQ-165 ASPJ (Airborne Self-Protection Jammer) that is used on Navy aircraft. The USAFs ASPJ program became mired in controversy in 1989-90, followed by the USAF's withdrawal from the project in January 1990. As a result, the ASPJ was never fitted in USAF F-16s.
Source: http://www.f-16.net/f-16_versions_article5.html

Look at the base of the vertical fin

017224a784bac661acc30fef31bf9ef6.jpg

compare with the one on that you linked

87190_1571195892.jpg

Tadinya kami kira juga seperti yang Anda maksud, namun menurut sumber yang bisa dipercaya, ternyata itu F-16 A Block15, boleh jadi itu yang belum di upgrade, sehingga belum ada antena IFF di depan kokpitnya Ciri khas pembeda F-16 A dan C (Block52ID) bisa dilihat pada sisi bagian bawah sayap vertikalnya, dimana F-16 A terlihat lebih “kurus” dan pipih —>

That is their comment about that. Some poster believe it is f16C/D but admin said have source stated that is f16A
Mungkin kah TS-1640 ini spare F-16A yang di ambil dari AMARG? Bukan dari Peace Bima Sena I. Indonesia dulu kan kabarnya ambil 30 airframe dan 28 engine dari AMARG, 24 airframce di upgrade ke 52RI dan 6 "spare", makanya registrasi F-16 bisa sampai ke digit TS-164x.

The DSCA says that the modernization would cost an estimated $750 million, including associated equipment, parts, training and logistical support. The deal will also include six additional F-16s that will be used purely for spares, comprising four Block 25s and two Block 15s. These are in addition to the 24 operational F-16s, making a total of 30 aircraft in the deal, while the package will also include refurbish of 28 engines, including four spares.
https://airforcesmonthly.keypublish...sia-nears-acquisition-of-24-f-16cd-block-25s/

Menhan RI Lakukan Kunjungan Kehormatan Kepada Menhan Jepang
Minggu, 22 Desember 2019

Ichigaya
tmp_5417-IMG-20191220-WA0029-334476632.jpg
,Jepang – Menteri Pertahanan Republik Indonesia H. Prabowo Subianto melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Jepang H.E. Taro Kono, Jumat (20/12) di kantor Kementerian Pertahanan Jepang, Ichigaya, Tokyo.

Kunjungan ini dalam rangka mempererat dan meningkatkan kerjasama pertahanan Indonesia dan Jepang yang sudah terjalin baik. Tiba di kantor Kemhan Jepang, Menhan RI disambut oleh Menhan Jepang melalui Upacara Jajar Kehormatan.

Sebelumnya, Menhan RI pada kesempatan tersebut berkesepatan meninjau Pantung Jenderal Sudirman yang berada di halaman kompleks kantor Kemhan Jepang.

Keberadaan Patung Jenderal Sudirman tersebut menjadi simbol eratnya hubungan kerjasama Indonesia dan Jepang terutama di bidang pertahanan. Dalam kunjungan ini, selanjutnya Menhan RI dan Menhan Jepang melakukan pertemuan bilateral guna membahas peningkatan kerjasama pertahanan kedua negara yang lebih konkrit dan saling menguntungkan.

Lebih lanjut Menhan RI mengatakan, Jepang merupakan negara yang sangat dekat dan penting bagi Indonesia, karena Jepang telah banyak terlibat dalam pembangunan Indonesia selama ini. “Indonesia sangat berharap kerjasama pertahanan yang lebih riil dimasa yang akan datang, karena Jepang adalah sahabat kuat dan penting bagi Indonesia selama ini”, tutur Menhan RI.

Postur pertahanan Indonesia adalah postur pertahanan defensif yang berdasar kepada pertahanan teritorial. Hal inilah yang mendasari keinginan Indonesia untuk membangun kerjasama pertahanan dengan negara-negara lain di kawasan, termasuk dengan Jepang.

Menhan RI menyampaikan, 20 tahun lalu bertemu dengan Menhan saat itu dan merintis pengiriman Kadet Akademi Militer Indonesia untuk belajar di National Defence Academy (NDA) Jepang. Menhan RI menyampaikan merasa sangat puas, karena para lulusan NDA Jepang telah menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam kedinasan di TNI.

Sementara itu, Menhan Jepang menyampaikan keinginannya untuk melanjutkan dan meningkatkan kerjasama pertahanan antara Jepang dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Jepang ingin mendorong kerjasama praktis seperti latihan bersama, kerjasama peralatan pertahanan dan kerjasama lainnya di bidang pertahanan.

Menhan Jepang menyampaikan, Jepang menghargai kepempimpinan Indonesia dalam memformulasikan pandangan ASEAN dalam konsep Indo Pasifik dan mengungkapkan kemungkinan sinergitas antara Jepang dengan negara-negara ASEAN dalam kesamaan konsep free and open Indo Pasifik dan Asean Outlook.

Jepang juga sangat mengerti bahwa saat ini Indonesia terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dalam disaster response dan memperkuat pertahanan pulau-pulau terluar seperti hanya penguatan pertahanan di Pulau Natuna.

Indonesia
tmp_5417-IMG-20191220-WA0028-195019618.jpg
dan Jepang memiliki kesamaan sebagai negara maritim dengan banyak potensi terjadinya bencana alam. Untuk itu, Jepang telah berbagi segala pengalaman dan keahlian di bidang penanggulangan bencana, melalui berbagi program seperti kebijakan, dialog dan kerjasama antar Angkatan Bersenjata kedua negara.

Jepang dan Indonesia telah melaksanakan kerjasama pertahanan khususnya dalam program-program HA/DR (Humanitarian Assistance and Disaster Relief) antara lain dengan memulai seminar HA/DR di Jakarta pada bulan November 2019. Program tersebut direncanakan akan dilaksanakan untuk tiga tahun kedepan .

Selain itu pada Bulan Februari 2020, Jepang telah merencanakan mengundang perwira-perwira TNI dalam Seminar di JGSDF Northern Army dalam latihan penanganan bencana khususnya latihan antara JSDF ( The Japan Self-Defense Forces) dengan tentara Amerika Serikat sehingga even ini diharapakan dapat memberi gambaran hal yang bisa dilaksanakan antara TNI dan JSDF dalam penanganan bencana. “Jepang terus berupaya bertukar pikiran untuk mewujudkan kerjasama dengan Indonesia kearah yang lebih konkrit”, ungkap Menhan Jepang.

https://www.kemhan.go.id/2019/12/22/menhan-ri-lakukan-kunjungan-kehormatan-kepada-menhan-jepang.html

Baru ngeh, Pak Sjafrie Sjamsudin dipake lagi ama pak Prabowo di kemenhan, Dia orang yang banyak ngerti soal MEF dan salah satu yang paling aktif di era pak Poernomo sebagai Wamenhan.
Wah welcome back pak SS! Semoga bisa tambah lancar progress MEF dengan adanya beliau
 
Last edited:
Mungkin kah TS-1640 ini spare F-16A yang di ambil dari AMARG? Bukan dari Peace Bima Sena I. Indonesia dulu kan kabarnya ambil 30 airframe dan 28 engine dari AMARG, 24 airframce di upgrade ke 52RI dan 6 "spare", makanya registrasi F-16 bisa sampai ke digit TS-164x.

Sorry, jd mskdnya ada 2 pesawat dgb nomer 1640? Sori agak lag ga nyanbung soal ini wkkwkwk
 
79891924_872772266459462_490443981977550848_n.jpg


holy shit , enlarged tankboat with Kongsberg NSM AShM could actually become houbei class v2.0 .
 
Sorry, jd mskdnya ada 2 pesawat dgb nomer 1640? Sori agak lag ga nyanbung soal ini wkkwkwk
wkwkwkw tenang boss ku, di sini memang tempat sama2 bingung. Jadi maksudnya, apakah ada kemungkinan 1640 itu memang F-16 seri A? Bukan F-16C, karena memang ada 2 seri A yang di ambil dari AMARG, yang 28 lagi block 25, yang 24 lalu di up grade ke Block 52RI. Mungkin sebenarnya kita tuh punya F-16 42 unit, 12 unit dari Peace Bima Sena I, 30 unit Peace Bima Sena II, di kurang 3 (atau 4?) yang jatuh/rusak.

79891924_872772266459462_490443981977550848_n.jpg


holy shit , enlarged tankboat with Kongsberg NSM AShM could actually become houbei class v2.0 .
This is made more sense than the gun. IF what they really want is a coastal fire support platform then they should go with indirect/direct firing capable mortar system like Nemo.

are they still handcrafted ? litbang really need to provide them with CNC Machinery , for persistent and accurate product quality .
Ideally, but I doubt it at this stage. Didn't someone posted in here before the quote from the project manager that this project is underfunded?
 
This is made more sense than the gun. IF what they really want is a coastal fire support platform then they should go with indirect/direct firing capable mortar system like Nemo.

if this thing going to be produced , they should bear the KRI name of the previous Komar class fleet .
 

Latest posts

Back
Top Bottom