What's new

Indonesia Defence Forum

Regarding the HAPS plan, is it safe to assume that Stratobus from Thales Alenia could be the favorite choice? as they were already chosen for the SATRIA program tho?. Or will there's still open possibility that the government will eye the like of Airbus and Google to provide it?(either airplane or blimp models).
 
Regarding the HAPS plan, is it safe to assume that Stratobus from Thales Alenia could be the favorite choice? as they were already chosen for the SATRIA program tho?. Or will there's still open possibility that the government will eye the like of Airbus and Google to provide it?(either airplane or blimp models).
Goggle loon and spaceX starlink have been selected for RI internet acces https://lancerdefense.com/2019/10/0...starlink-akan-bantu-akses-internet-indonesia/

Airbus zephyr,Thales stratobus or lockheed HAA specialized for defence purpose one of them will be selected by kemenpolhukam
 
Ss1 have a dust cover while as i have see and grab it in expo ss2 didnt have dust cover

AR based system have good modularity you can change upper so you can change caliber either 556 nato 762x39 5,45x39 etc
Ever colt le 901 can change from DMR (.308) to became assault rifle 556
we cannot mount the same dust cover in the SS-2 series because the upper receiver in SS-2 is now made of milled aluminum vs welded stamped steel in SS-1 series
if you notice the SIG 55x series and Daewoo K series rifle, they are using the same upper receiver configuration with SS-2 series, so i guess the absence of dust cover is not that much of a big deal anyway
aluminum upper receiver offers weight reduction, rust protection, serviceable and the increase in precision

mass produced rifle for ordinary soldier does not need the ability to change caliber and other gucci things
added complexity means more things that can go wrong (murphy's law)
simplicity has its own merits
 
litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-7.jpg

INDONESIA
SEMINAR SISTEM PERSENJATAAN SENTRY GUN PADA UGCV
18 OKTOBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan menyelenggarakan seminar Sistem Persenjataan Sentry Gun Pada Ranpur (Unmaned Ground Combat Vehicle) Tahap I-III TA. 2019 yang dilaksanakan di Rupatama Lantai V Gedung Ir. H. Djuanda Balitbang Kemhan, Jl. Jati No.1 Pondok Labu, Jakarta Selatan.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp.jpg


Dilansir dari laman Kemhan (17/ 10/ 2019), Acara dibuka oleh Kabalitbang Kemhan yang diwakili oleh Sesbalitbang Kemhan Brigjen TNI Abdulah Sani, dan dihadiri para pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-1.jpg


Sebagai narasumber adalah Kabid Matra Darat Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Kav R. Herdianto Nuringtyas, S.Sos., Bapak Aji Wijanarko, S.T., dari PT. Ansa Solusitama Indonesia, Bapak Indrazno Siradjudin, S.T., M.T., PhD. dari Politeknik Negeri Malang, penanggap Kasubdis Iptek Dislitbangad Kolonel Inf Iskandar dan Kaprodi Teknik Elektronika Ibu Novy Hapsari serta moderator Peneliti Madya Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Arm Harun M. Nasution, S.H., M.H.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-2.jpg


Unmanned Ground Combat Vehicle (UGCV) adalah kendaraan darat tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang secara khusus untuk misi pengintaian, pengawasan dan akuisisi target guna meningkatkan keamanan personel.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-3.jpg


UGCV adalah terobosan teknologi sistem robotik yang berada di garis depan untuk menjaga prajurit pada jarak yang aman dari tembakan musuh secara efektif.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-4.jpg


Disamping itu juga UGCV ini dapat dilengkapi dengan sistem senjata sesuai kebutuhan. Berdasarkan kebutuhan tersebut Puslitbang Alpalhan melaksanakan penelitian tentang sistem persenjataan sentry gun pada ranpur robotik.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-5.jpg


Kabalitbang Kemhan menegaskan bahwa kegiatan litbang 2019 ini adalah wadah dalam menstimulasi penguasaan core teknologi pada sistem persenjataan sentry gun dan teknologi ranpur robotik, sedangkan dari segi SDM dan fasilias sekaligus untuk mengukur kemampuan industri pertahanan nasional dalam menyelaraskan kemampuan teknologi persenjataan yang berkembang di dunia saat ini.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-7.jpg


Dalam mengawali kegiatan Litbang sentry gun pada ranpur robotik kali ini Balitbang Kemhan berkerjasama dengan PT. Ansa Solusitama Indonesia untuk turut membangun platfrom yang kita ingikan bersama dalam memenuhi kebutuhan sistem persenjataan sentry gun pada ranpur robotik nasional untuk menjaga wilayah NKRI yang cukup luas.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-6.jpg


Di akhir sambutannya, beliau mengucapkan terima kasih kepada pembicara, penanggap dan undangan yang telah meluangkan waktunya demi kepentingan bangsa dan negara.


Diharapkan Unmanned Ground Combat Vehicle (UGCV) ini pada masa mendatang dapat menjadi bagian solusi untuk pelengkap pertahanan matra darat.

All photos: Litbang Sistem Persenjataan Sentry Gun (UGCV ) Tahap 1 2019 (ansacorp)

Editor: (D.E.S)
 
COURTESY CALL DARI DELEGASI UNITED STATES SCIENCE & TECHNOLOGY
18 OKTOBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
courtesy-call-dari-delegasi-united-states-science-technology.jpg

Courtesy Call dari delegasi United States Science & Technology (Kemhan)

Sesditjen Pothan Kemhan Brigadir Jenderal TNI Aribowo Teguh Santoso, S. T., M. Sc. menerima Courtesy Call dari delegasi United States Science & Technology sebanyak 5 (lima) orang yaitu Mr. Merrick Grab, Agreement Specialist US Air Force International Affairs, Colonel Tammy Low, Deputy Science and Tech Advisor USINDOPACOM, Dr. Jeremy Knopp, US Air Force Research Laboratory Asian Office (Japan), Letcol Kate Paik, Marine Attache of The US Embassy in Jakarta, Regional Policy Defense Technology Security Agency dan Ms. Kirsty Caitlin Mclean, U.S DoD Advisor to the Ministry of Defense, FX Susetya, translator.

Pada Selasa (15/10/2019), bertempat di Rupat Ditjen Pothan Kemhan Gd. R. Soeprapto Lt.2, dihadiri oleh Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan Laksamana Pertama TNI Sri Yanto, S.T. dan staff Dittekindhan.

Dilansir dari laman Kemhan (17/ 10/ 2019), alam sambutannya Sesditjen Pothan Kemhan menyampaikan bahwa Indonesia dan Amerika Serikat merupakan negara strategic partnership yang memiliki kerja sama dalam banyak bidang, termasuk dalam bidang Industri Pertahanan. Lebih lanjut kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama yang seimbang yang akan menghasilkan riset pengembangan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan menguntungkan kedua belah pihak dalam bidang Industri Pertahanan .

Adapun perwakilan dari delegasi Amerika Serikat menyampaikan tujuan utama pertemuan ini adalah memperkenalkan US SAF/IA (Under Secretary of The Air Force/International Affairs) dengan misi membangun kerja sama bilateral khususnya kerja sama riset dan pengembangan teknologi pertahanan antara AS dan Indonesia, keamanan teknologi pertahanan, evaluasi singkat kerjasama bilateral di masa lalu dan saat ini serta harapan kerja sama yang saling menguntungkan di masa depan dalam industri pertahanan dan keamanan teknologi.

Kegiatan Courtesy Call Sesditjen Pothan dengan delegasi United States Science & Technology berjalan dengan tertib, aman dan lancar (Red Bag Datin).

Most of delegation came from air forces background
 
litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-7.jpg

INDONESIA
SEMINAR SISTEM PERSENJATAAN SENTRY GUN PADA UGCV
18 OKTOBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan menyelenggarakan seminar Sistem Persenjataan Sentry Gun Pada Ranpur (Unmaned Ground Combat Vehicle) Tahap I-III TA. 2019 yang dilaksanakan di Rupatama Lantai V Gedung Ir. H. Djuanda Balitbang Kemhan, Jl. Jati No.1 Pondok Labu, Jakarta Selatan.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp.jpg


Dilansir dari laman Kemhan (17/ 10/ 2019), Acara dibuka oleh Kabalitbang Kemhan yang diwakili oleh Sesbalitbang Kemhan Brigjen TNI Abdulah Sani, dan dihadiri para pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-1.jpg


Sebagai narasumber adalah Kabid Matra Darat Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Kav R. Herdianto Nuringtyas, S.Sos., Bapak Aji Wijanarko, S.T., dari PT. Ansa Solusitama Indonesia, Bapak Indrazno Siradjudin, S.T., M.T., PhD. dari Politeknik Negeri Malang, penanggap Kasubdis Iptek Dislitbangad Kolonel Inf Iskandar dan Kaprodi Teknik Elektronika Ibu Novy Hapsari serta moderator Peneliti Madya Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan Kolonel Arm Harun M. Nasution, S.H., M.H.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-2.jpg


Unmanned Ground Combat Vehicle (UGCV) adalah kendaraan darat tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang secara khusus untuk misi pengintaian, pengawasan dan akuisisi target guna meningkatkan keamanan personel.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-3.jpg


UGCV adalah terobosan teknologi sistem robotik yang berada di garis depan untuk menjaga prajurit pada jarak yang aman dari tembakan musuh secara efektif.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-4.jpg


Disamping itu juga UGCV ini dapat dilengkapi dengan sistem senjata sesuai kebutuhan. Berdasarkan kebutuhan tersebut Puslitbang Alpalhan melaksanakan penelitian tentang sistem persenjataan sentry gun pada ranpur robotik.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-5.jpg


Kabalitbang Kemhan menegaskan bahwa kegiatan litbang 2019 ini adalah wadah dalam menstimulasi penguasaan core teknologi pada sistem persenjataan sentry gun dan teknologi ranpur robotik, sedangkan dari segi SDM dan fasilias sekaligus untuk mengukur kemampuan industri pertahanan nasional dalam menyelaraskan kemampuan teknologi persenjataan yang berkembang di dunia saat ini.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-7.jpg


Dalam mengawali kegiatan Litbang sentry gun pada ranpur robotik kali ini Balitbang Kemhan berkerjasama dengan PT. Ansa Solusitama Indonesia untuk turut membangun platfrom yang kita ingikan bersama dalam memenuhi kebutuhan sistem persenjataan sentry gun pada ranpur robotik nasional untuk menjaga wilayah NKRI yang cukup luas.

litbang-sistem-persenjataan-sentry-gun-ugcv-tahap-1-2019-ansacorp-6.jpg


Di akhir sambutannya, beliau mengucapkan terima kasih kepada pembicara, penanggap dan undangan yang telah meluangkan waktunya demi kepentingan bangsa dan negara.


Diharapkan Unmanned Ground Combat Vehicle (UGCV) ini pada masa mendatang dapat menjadi bagian solusi untuk pelengkap pertahanan matra darat.

All photos: Litbang Sistem Persenjataan Sentry Gun (UGCV ) Tahap 1 2019 (ansacorp)

Editor: (D.E.S)

@Chestnut
 
we cannot mount the same dust cover in the SS-2 series because the upper receiver in SS-2 is now made of milled aluminum vs welded stamped steel in SS-1 series
if you notice the SIG 55x series and Daewoo K series rifle, they are using the same upper receiver configuration with SS-2 series, so i guess the absence of dust cover is not that much of a big deal anyway
aluminum upper receiver offers weight reduction, rust protection, serviceable and the increase in precision

mass produced rifle for ordinary soldier does not need the ability to change caliber and other gucci things
added complexity means more things that can go wrong (murphy's law)
simplicity has its own merits

Yes Ss2 cocking handle similiar with sig 55x. Altough there are diffrent

Ss2 :

Screenshot_20191018-102944.png
images.jpeg


Sig sg55x

I think ss2 more look like k2.
Cmiiw

I found this interseting article :
From OA LINE ID Tempo Doeloe

Kisah Gerilyawan VIETKONG Suguhi Nasi PECEL Untuk TNI Di Tengah Moncong Senjata Siap Tembak

Kiprah Pasukan Garuda sebagai pasukan perdamaian di bawah bendera TNI sudah diakui dunia. Mereka dikenal bisa mengambil hati pihak yang berkonflik. Pengalaman ini pun dirasakan oleh Pasukan Garuda V yang bertugas pada tahun 1973 hingga 1974 di Vietnam.

Salah satu perwira TNI yang bertugas di sana Letnan Dua Abu Husein. Alumnus Akabri 1970 ini bertugas dalam tim International Commision of Control and Supervision (ICCS). Komisi internasional yang bertugas mengawasi gencatan senjata antara Tentara Vietnam Selatan (AVRN) dan Tentara Vietnam Utara, termasuk di dalamnya gerilyawan Vietkong.

ICCS beranggotakan dua negara komunis, Hongaria dan Polandia. Serta dua negara nonkomunis Kanada dan Indonesia.
Dalam rangka menjalankan tugasnya Letda Abu Husein kerap mengawasi pertukaran tawanan antara ARVN dan Vietkong. Situasinya cukup menegangkan. Kedua pihak membawa senapan siap tembak. AVRN dengan M-15 dari AS sementara Vietkong menyandang AK-47 dengan bayonet terhunus. Sementara itu perwira ICCS tak diperkenankan membawa senjata.

Lucunya, para perwira Indonesia sengaja berdiskusi dengan Bahasa Sunda atau Bahasa Jawa. Hal ini agar tidak diketahui oleh perwira dari Hongaria dan Polandia yang sering tidak jelas kemauannya.

Tentara Vietkong sendiri biasanya lebih ramah terhadap perwira dari Indonesia. Mungkin karena sama-sama dari Asia dan tidak mewakili kepentingan AS.
Untuk menghormati para perwira dari Indonesia, para gerilyawan Vietcong sampai memasak masakan khusus. Nasi pecel!
"Saya sempat terpesona ketika makan siang diberi nasi pecel. Entah bagaimana mereka tahu membuat nasi pecel itu," kata Letda Abu.

Hal ini dikisahkan Abu dalam buku Mengawali Integrasi Mengusung Reformasi, Pengabdian Alumni Akabri Pertama 1970 yang diterbitkan Kata Hasta Pustaka tahun 2012.
Pengalaman Letda Abu lain yang menarik di Vietnam adalah permintaan tentara Vietnam Selatan (AVRN) untuk mengusut jembatan yang hancur karena ledakan. Padahal masing-masing sisi jembatan itu dijaga satu peleton AVRN.

Rupanya vietkong menggunakan pasukan khusus untuk menyelam di sungai. Mereka membawa bambu yang ujungnya dipasang detonator. Begitu sampai di kaki jembatan, detonator diledakkan dengan risiko si pembawa ikut tewas.

===========

I have hear that one of our UN mission in viet nam captured by VC or NVA so we exchange our personnel with a Sukarno book and Gen Nasution Pokok Gerilya

Are it is true?
 
Tank Drone (UGCV) by PT Ansa Solusitama Indonesia dengan Badan Penelitan dan Pengembangan Kementrian Pertahanan Republik Indonesia


Sentry Gun Robotik ( UGCV ) Tahap I - II


Litbang Sistem Persenjataan Sentry Gun (UGCV ) Tahap 1 2019

Sentry Gun bersama Kemhan RI
 
Last edited:
Tank Drone (UGCV) by PT Ansa Solusitama Indonesia dengan Badan Penelitan dan Pengembangan Kementrian Pertahanan Republik Indonesia


Sentry Gun Robotik ( UGCV ) Tahap I - II


Litbang Sistem Persenjataan Sentry Gun (UGCV ) Tahap 1 2019

They got a lot of potential, either to use them as mule carrier while giving limited fire support for the accompanying platoon or enlarged the systems, made the armor more hardened and give them medium range caliber weapons to support at least 20/30 mm caliber, so as they will be capable to take care a more broad type of threats including enemy soft skins vehicles, hardened positions and such from a more longer range.

either way this is a very good news and future warfare combat doctrine must be learned to absorb the lesson from conflicts in middle east

Minesweeper fleets HQ receive guest from Germany


17-APEST-c-e1571314619298.jpg
17-APEST-a-e1571314494830.jpg

Surabaya, Jakartagreater.com – TNI AL kembali mendapatkan kunjungan persahabatan dari angkatan laut negara sahabat, Jerman. Delegasi yang dipimpin oleh Komodor Manfred Grabienski mengunjungi Markas Komando Armada II, pada Kamis 17-10-2019.

Delegasi yang hadirpun menyempatkan diri untuk mengunjungi Satuan Kapal Ranjau Koarmada II (Satran), Komandan Satran Kolonel Laut (P) Bambang Kuncoro menerima langsung kedatangan delegasi AL Jerman tersebut.

17-APEST-b-e1571314539509.jpg


Usai kunjungan di Satran, delegasi AL Jerman melanjutkan kunjungan ke Museum Koarmada II, selama ini dikenal dengan nama Fleet House, untuk mengenal sejarah Koarmada II.

Kunjungan berikutnya adalah STC Kolat Koarmada II dimana rombongan diterima langsung oleh Komandan Kolat Koarmada II Kolonel Laut (P) Arif Badrudin.
 
They got a lot of potential, either to use them as mule carrier while giving limited fire support for the accompanying platoon or enlarged the systems, made the armor more hardened and give them medium range caliber weapons to support at least 20/30 mm caliber, so as they will be capable to take care a more broad type of threats including enemy soft skins vehicles, hardened positions and such from a more longer range.

either way this is a very good news and future warfare combat doctrine must be learned to absorb the lesson from conflicts in middle east
Hoping it will be something similar like SWORDS with their many variant, equipping it with 40 mm grenade launcher for infantry support alongside with tanks&ifv,sure an very well coordinated and strong firepower for the enemy
 
They got a lot of potential, either to use them as mule carrier while giving limited fire support for the accompanying platoon or enlarged the systems, made the armor more hardened and give them medium range caliber weapons to support at least 20/30 mm caliber, so as they will be capable to take care a more broad type of threats including enemy soft skins vehicles, hardened positions and such from a more longer range.

either way this is a very good news and future warfare combat doctrine must be learned to absorb the lesson from conflicts in middle east

Minesweeper fleets HQ receive guest from Germany


View attachment 584817 View attachment 584818
Surabaya, Jakartagreater.com – TNI AL kembali mendapatkan kunjungan persahabatan dari angkatan laut negara sahabat, Jerman. Delegasi yang dipimpin oleh Komodor Manfred Grabienski mengunjungi Markas Komando Armada II, pada Kamis 17-10-2019.

Delegasi yang hadirpun menyempatkan diri untuk mengunjungi Satuan Kapal Ranjau Koarmada II (Satran), Komandan Satran Kolonel Laut (P) Bambang Kuncoro menerima langsung kedatangan delegasi AL Jerman tersebut.

17-APEST-b-e1571314539509.jpg


Usai kunjungan di Satran, delegasi AL Jerman melanjutkan kunjungan ke Museum Koarmada II, selama ini dikenal dengan nama Fleet House, untuk mengenal sejarah Koarmada II.

Kunjungan berikutnya adalah STC Kolat Koarmada II dimana rombongan diterima langsung oleh Komandan Kolat Koarmada II Kolonel Laut (P) Arif Badrudin.
I agree that these ground drones could be very useful to carry supllies and even heavy support weapons like M2 and RPGs, Foot Infantry squads and platoons' firepower and logistics would be tremendously helped (not counting the drones fuel and maintenance tho :v)
 
I agree that these ground drones could be very useful to carry supllies and even heavy support weapons like M2 and RPGs, Foot Infantry squads and platoons' firepower and logistics would be tremendously helped (not counting the drones fuel and maintenance tho :v)

Should be acting as a pair, one to support the other (to carry spare battery for electric powered type, parts or maybe fuel for conventional units) , meanwhile the other one to support the rest of platoon unit. The combat doctrine should be emulated to perfected the usage of this unit and how to cope with potential problem

And in which units this type of vehicles should be operated, regular Infantry units? Mechanized infantry? Cavalry? Or special ops?
 
Should be used to scout for potential ambush and act as courier in urban warfare and operate alongside mechanized infantry.
Unit pendahulu sebelum ranpur maju.
 
Should be used to scout for potential ambush and act as courier in urban warfare and operate alongside mechanized infantry.
Unit pendahulu sebelum ranpur maju.

Tontaipur? Rupanpur?

Btw good news came in string afterall

Indonesia Wins Top Vote to Secure UN Human Rights Council Seat
Translator:
Dewi Elvia Muthiariny
Editor:
Laila Afifa
18 October 2019 08:58 WIB

United Nations Human Rights Council through voting in New York, United States, on October 17. Along with 13 other new members, it will serve as the council member starting in January 2020.

“Alhamdulillah, Indonesia is elected as the UN Human Rights Council member for the 2020-2022 period. The election has been held in NY. Indonesia earns the highest vote (174) from the Asia Pacific, surpassing Japan (165) and South Korea,” said Foreign Affairs Minister Retno Marsudi to Tempo via Whatsapp messaging, Friday, October 18.

Retno reiterates that Indonesia secures the highest vote at 174 from 193 countries of the UN members. Indonesia is the council’s founding member in the period 2006-2007 and has been elected three times, for the period of 2007-2010, 2011-2014, and 2015-2017.

“This shows that international people truly honor Indonesia’s track record and acknowledge that democracy and tolerance are assets to actively contribute to the UN Human Rights Council,” said Febrian Ruddyard as the Director-General for Multilateral Cooperation at the Foreign Ministry, in the press release today.

As announced on the UN official website un.org, 14 new members of the Human Rights Council are Armenia, Brazil, Germany, Indonesia, Japan, Libya, Marshall Islands, Mauritania, Namibia, Netherlands, Poland, Republic of Korea, Sudan and Venezuela.

The new members replace the outgoing members, namely China, Croatia, Cuba, Egypt, Hungary, Iceland, Iraq, Japan, Rwanda, Saudi Arabia, South Africa, Tunisia, and the United Kingdom.

EKA YUDHA SAPUTRA

https://en.tempo.co/read/1261171/indonesia-wins-top-vote-to-secure-un-human-rights-council-seat

This should made the live of Kuman, Wenda and cohorts more difficult, LoL. As most of the new countries join human rights council is our friend and almost none of them backstabber
 

Latest posts

Back
Top Bottom