What's new

Indonesia Defence Forum

You know this @ardezzo shit is fervent defender of HTI and PKS kind of orgs along with islamist faction at Syrian civ war. His posting in kaskus been known for long

FYI, I don't like HTI, because they simply daydreamers. But I don't want injustice to be done to them just because I don't like them.

And PKS? There's a lot of accusation towards them, which is funny because the accusation are denied each others.
For example: the leftist accuse PKS as wahhabis, while the wahhabis accuse them as leftist LOL

Yes I support the Syrian revolutionary groups (not ISIS), because they fought against Hitler kind of leader, dictator and mass murderer. I don't know if you support that kind of people mado, did you?
 
First of all, Logam, Ahmad Heryawan is from PKS, I don't know which part of your statement I should deny. Make it clear.

Second of all, to both of you, the opposition and the rest of the MP are trying their best so that the terrorism law still abide "Human Rights". That's what going the biggest different between us and that terrorist; that we respect human rights.

ISA law ignore human rights, it's been abused for years by the Malaysian government to suppress critics. We don't want that to happen in Indonesia, no one does.

We want our law enforcement to bring safety and security to the people not the opposite, not another form of terror by the law enforcement. It already happened during Soeharto era and it begin to happen again.

For example: I you check the social media there is recent video of an Islamic school student are forced to empty his bags under gunpoint just because he wear Islamic clothing? COME ON! Where are we? West Bank?

Goenawan Mohamad, supporter of Jokowi already voice his complaint about this. Is he support ISIS too? No, that's because he know that such act is counter productive.

Not human rights thing, but syar'i law on UU antiterorism LOL

may bad i'm jooking silent riders is good for me, come out suddenly just for opinion behalf of my political idea side... my bad

Not human rights thing, but syar'i law on UU antiterorism LOL

may bad i'm jooking silent riders is good for me, come out suddenly just for opinion behalf of my political idea side... my bad

I tell you how you know what the RUU draft are u see it by your self? how you can say is about human rights problem that postpone all of the decision? gerindra said is abput military envolvement, and some said its againts human rights to envolve military. Dan yg paling penting DRAFT RUU itu rahasia negara (DOKUMEN NEGARA) cuma pansus yg tahu apalagi pansusnya tertutup, situ kalau ngomong point yg diperdebatkan itu berarti situ membocorkan rahasia negara, mau ikut diciduk membocorkan rahasia negara?

balik ja ke obrolan non politis situ juga siapa yg dituduh leftis tu harus jelas kalau nga mau dikatakan wahabis

kembali ke laptop!
 
Last edited:
RUU Anti terorisme is open to public, like any other legislation. There are many reasons why it's late legalizing it. even the president own party PDIP, didn't agree on some of the article. So does other party, not just limited to PKS.
 
RUU Anti terorisme is open to public, like any other legislation. There are many reasons why it's late legalizing it. even the president own party PDIP, didn't agree on some of the article. So does other party, not just limited to PKS.
Baru tahu semua pansus terbuka sorry setahu saya pansus komisi 1 pertahanan dan keamnan terutama pembahasan RUU itu tertutup bukan pansus model yg adhock lainnya
http://politik.rmol.co/read/2018/05...utup,-PDIP-Salahkan-Gerindra,-PAN-Dan-Nasdem-

dah deh drpd debat nda paham jangan debat kusir balik ke laptop woe

saya tambahkan dlm editan

https://parlemen.net/?p=441

pembahasan RUU dan sampai ditetapkan ada beberapa tahapan, naskah draft akademik itu publik bisa lihat tapi kalau sudah masuk dalam pembahasan beda lagi.
 
Last edited:
boeing-737-200-tni-au-di-lanud-sultan-hasanuddin-photov2.jpg

INDONESIA
INDONESIA BUTUH PESAWAT INTAI BARU
15 MEI 2018 DIANEKO_LC 18 KOMENTAR
Dalam rangka mendukung Indonesia menjadi poros maritim dunia, maka diperlukan pembaharuan Alutsista pengintaian udara.

Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin, Kolonel Pnb Benny Arfan, mengungkapkan bahwa konsep pengintaian udara sangatlah mendukung kegiatan operasional di darat maupun laut atau maritim.

“Karakteristik udara adalah memayungi, kita tidak bisa beroperasi di media udara tanpa melihat yang terjadi di media darat maupun media maritim itulah konsep kita, makanya kita terapkan konsep air surveillance yang meng-cover semuanya,” ungkapnya dalam diskusi ‘Studi Ekskursi Media Tentang Keamanan Maritim’ di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/5).

Benny mengatakan bahwa pesawat intai yang dimiliki TNI AU saat ini sebenarnya sudah sangat tua, apalagi jenis Boeing 737-200. Pesawat tersebut sudah berusia hampir 40 tahun sejak pertama kali terbang di langit Indonesia yakni sekitar tahun 1982.

“Perlu saya sampaikan memang kita mengoperasikan pesawat intai strategis yang sudah cukup tua, sangat tua bahkan,” ujarnya.

Namun meskipun demikian, Benny menegaskan, saat ini pesawat intai tersebut masih dalam keadaan yang prima. Bahkan, pesawat intai tersebut pernah mendapatkan sertifikat penghargaan dari Boeing dengan predikat ‘zero accident for 30 years operation without any single accident’.

“Namun yang jadi masalah adalah mission system, kemampuan radar, kemampuan kamera, infra red, communication link, itu yang harus kita upgrade,” katanya.

Benny menjelaskan, ada tiga platform dalam hal pengintaian udara. Pertama adalah menggunakan Satelit, Kedua Pesawat Drone/Unmaned Aerial Vehicle, dan Ketiga Pesawat Intai.

Menurut Benny, negara-negara maju seperti Amerika, China, Rusia dan Jerman menggunakan ketiganya. Sedangkan negara berkembang telah menggunakan pesawat intai yang lebih moderen dan canggih dibanding Indonesia.

“Yang menggunakan UAV dewasa ini adalah Singapura, Australia, India. Mereka juga menggunakan pesawat intai P8 Poseidon,” ungkapnya, sebagaimana dilansir dari laman Akurat (14/ 05).
 
Delapan heli tempur Apache resmi bergabung dengan TNI AD

Rabu, 16 Mei 2018 10:18 WIB

20180104antarafoto-helikopter-11apache-penerbad-040118-tom-1.jpg

Dokumentasi - Danpuspenerbad Mayjen TNI Besar Harto Karyawan berada di dalam helikopter AH-64 Apache, di Markas Skadron 11/Serbu Penerbad Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2018). Sebanyak tiga helikopter AH-64 Apache telah berada di Skadron 11/Serbu Penerbad sejak pertengahan Desember 2017 untuk memperkuat armada tempur Penerbad dan akan menyusul lima helikopter sejenis lainnya yang dijadwalkan tiba pada tahun ini. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

Semarang (ANTARA News) - TNI Angkatan Darat menerima delapan unit helikopter serang AH-64E Apache buatan Amerika Serikat di Semarang, hari ini.

Delapan Apache ini secara simbolis diserahkan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kepada Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang diwakili Aslog Panglima TNI Laksda TNI Bambang Nariyono di Pangkalan Udara Utama TNI Angkatan Darat Ahmad Yani, Semarang.

Diserahkan pula Sertifikat Kelaikan Udara Militer heli ini dari Kepala Pusat Kelaikan Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat.

Penandatangan naskah berita acara serah terima kedelapan unit Apache ini dilakukan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Asisten Logsitik Panglima TNI, Asisten Logistik Kasad, dan Danpusnerbad disaksikan Menteri Pertahanan, Kasad dan Wakil Kepala Perwakilan Permerintah Amerika Serikat.

Menutup rangkaian acara ini, dilakukan pentasbihan secara simbolis oleh Ryamizard, Aslog Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut dan Ketua Komisi I DPR RI, dengan menyiramkan air kembang ke badan pesawat disertai pemberian nomor registrasi Apache.

Pembelian kedelapan heli ini termasuk program Foreign Military Sales (FMS) untuk menjamin kesiapan alutsista secara maksimal.

Ryamizard menyhebut Apache sebagai heli serang berteknologi tinggi dan tercanggih saat ini. "Dengan masuknya delapan unit Apache ini, diharapkan mampu memberikan efek gentar dan memaksimalkan penjagaan kedaulatan negara," kata dia.

"Kepada TNI saya minta untuk mempelajari pengoperasian Apache agar dapat digunakan maksimal dan dijaga agar masa pakainya dapat lebih lama," sambung dia.

Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Erin Elizabeth McKee mengatakan AS sangat bangga dapat mendukung modernisasi alat utama sistem persenjataan Indonesia.

"Kami berharap pengadaan Apache oleh angkatan bersenjata Indonesia dapat mendukung komitmen kedua negara untuk mewujudkan stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan," kata Erin.

https://www.antaranews.com/berita/710294/delapan-heli-tempur-apache-resmi-bergabung-dengan-tni-ad

Summary: 8 AH-64E Apache helicopter officially handed over to Indonesian Army.
 
The formation of new cavalry company unit within Mulawarman teritorial area command, East Kalimantan

KODAM MULAWARMAN LAHIRKAN KOMPI KAVALERI-13/MACAN TUTUL CAKTI
15 MEI 2018 DIANEKO_LC 2 KOMENTAR
pangdam-vi-mlw-mayjen-tni-subiyanto-resmikan-satuan-kompi-kavaleri-13-macan-tutul-cakti-di-jalan-soekarno-hatta-km-28-kabupaten-kutai-kartanegara-pada-selasa-1505-tribun-kaltim.jpg

Pangdam VI/Mlw Mayjen TNI Subiyanto resmikan Satuan Kompi Kavaleri-13/Macan Tutul Cakti di Jalan Soekarno Hatta Km 28, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Selasa, (15/ 05). (Tribun Kaltim)

Pada Selasa (15/ 05) telah lahir satuan baru Kompi Kavaleri-13/Macan Tutul Cakti Kodam VI/Mulawarman di wilayah Kalimantan Timur.


Pembentukan satuan kompi baru itu merupakan upaya penataan gelar satuan TNI AD melalui rencana pengembangan gelar satuan.

Latar belakang pembentukan dikarenakan kebutuhan utama dalam menjaga negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Menyikapi dan menyiasati berbagai kemungkinan ancaman ke depan yang semakin berat dan kompleks.”

Hal itu disampaikan oleh Pangdam VI/Mlw Mayjen TNI Subiyanto saat memimpin upacara peresmian Kompi Kavaleri-13/Macan Tutul Cakti Kodam VI/Mulawarman yang berlangsung di lapangan Kompi-13/Macan Tutul Cakti Jalan Soekarno Hatta Km 28, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Selasa, (15/ 05).

Dalam kesempatan tersebut Pangdam VI/Mlw menyampaikan bahwa sesuai tugas pokoknya satuan Kavaleri bertugas melaksanakan pertempuran darat jarak dekat dengan memper-gunakan alat peralatan gerak cepat.

Serta memakai cara dan lapis baja sebagai alat peralatan utama baik dalam tugas Operasi Militer untuk Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Pangdam menjelaskan, Satuan Kompi Kavaleri-13/Macan Tutul Cakti sebagai satuan operasional baru yang dilengkapi alutsista Ranpur Panser.

Berkat kehebatan itu, tentu saja diharapkan dapat menambah kemampuan jajaran Kodam VI/ Mulawarman, bisa tunaikan tugas secara maksimal dan semakin profesional.

“Mampu melaksanakan tugas pokoknya menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah Kalimantan Timur,” tuturnya.

Sebagai satuan yang memiliki Kendaraan Lapis Baja Panser, maka satuan dituntut memiliki mobilitas yang tinggi dalam mendukung tugas pokok Kodam VI/Mulawarman.

Pangdam pun meminta kepada para prajurit Satuan Kompi Kavaleri-13/Macan Tutul Cakti supaya segera menyesuaikan diri dengan masyarakat di sekitar wilayah satuan.

“Menyatu bersama rakyat ada ikatan kuat dari rakyat untuk rakyat,” tuturnya, sebagaimana dikutip dari laman Tribun Kaltim (15/ 05).
 
Delapan heli tempur Apache resmi bergabung dengan TNI AD

Rabu, 16 Mei 2018 10:18 WIB

20180104antarafoto-helikopter-11apache-penerbad-040118-tom-1.jpg

Dokumentasi - Danpuspenerbad Mayjen TNI Besar Harto Karyawan berada di dalam helikopter AH-64 Apache, di Markas Skadron 11/Serbu Penerbad Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/1/2018). Sebanyak tiga helikopter AH-64 Apache telah berada di Skadron 11/Serbu Penerbad sejak pertengahan Desember 2017 untuk memperkuat armada tempur Penerbad dan akan menyusul lima helikopter sejenis lainnya yang dijadwalkan tiba pada tahun ini. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

Semarang (ANTARA News) - TNI Angkatan Darat menerima delapan unit helikopter serang AH-64E Apache buatan Amerika Serikat di Semarang, hari ini.

Delapan Apache ini secara simbolis diserahkan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kepada Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang diwakili Aslog Panglima TNI Laksda TNI Bambang Nariyono di Pangkalan Udara Utama TNI Angkatan Darat Ahmad Yani, Semarang.

Diserahkan pula Sertifikat Kelaikan Udara Militer heli ini dari Kepala Pusat Kelaikan Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan kepada Komandan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat.

Penandatangan naskah berita acara serah terima kedelapan unit Apache ini dilakukan oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Asisten Logsitik Panglima TNI, Asisten Logistik Kasad, dan Danpusnerbad disaksikan Menteri Pertahanan, Kasad dan Wakil Kepala Perwakilan Permerintah Amerika Serikat.

Menutup rangkaian acara ini, dilakukan pentasbihan secara simbolis oleh Ryamizard, Aslog Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Laut dan Ketua Komisi I DPR RI, dengan menyiramkan air kembang ke badan pesawat disertai pemberian nomor registrasi Apache.

Pembelian kedelapan heli ini termasuk program Foreign Military Sales (FMS) untuk menjamin kesiapan alutsista secara maksimal.

Ryamizard menyhebut Apache sebagai heli serang berteknologi tinggi dan tercanggih saat ini. "Dengan masuknya delapan unit Apache ini, diharapkan mampu memberikan efek gentar dan memaksimalkan penjagaan kedaulatan negara," kata dia.

"Kepada TNI saya minta untuk mempelajari pengoperasian Apache agar dapat digunakan maksimal dan dijaga agar masa pakainya dapat lebih lama," sambung dia.

Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Erin Elizabeth McKee mengatakan AS sangat bangga dapat mendukung modernisasi alat utama sistem persenjataan Indonesia.

"Kami berharap pengadaan Apache oleh angkatan bersenjata Indonesia dapat mendukung komitmen kedua negara untuk mewujudkan stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan," kata Erin.

https://www.antaranews.com/berita/710294/delapan-heli-tempur-apache-resmi-bergabung-dengan-tni-ad

Summary: 8 AH-64E Apache helicopter officially handed over to Indonesian Army.
The ceremony with a fly-pass by AH-64E Apache Guardians, Bell 412EPs, Mi-17V5 and Mi-35P Hind.

 
Last edited:
Baru tahu semua pansus terbuka sorry setahu saya pansus komisi 1 pertahanan dan keamnan terutama pembahasan RUU itu tertutup bukan pansus model yg adhock lainnya
http://politik.rmol.co/read/2018/05...utup,-PDIP-Salahkan-Gerindra,-PAN-Dan-Nasdem-

dah deh drpd debat nda paham jangan debat kusir balik ke laptop woe

saya tambahkan dlm editan

https://parlemen.net/?p=441

pembahasan RUU dan sampai ditetapkan ada beberapa tahapan, naskah draft akademik itu publik bisa lihat tapi kalau sudah masuk dalam pembahasan beda lagi.

Gak usah baper, Dari awal aku cuma ngasih info kalau rancangan RUU terbuka untuk publik. Di link anda kasih sendiri membuktikan itu, saya gak pernah bahas soal pembahasannya. pembahasan memang mayoritas tertutup. di awal anda membahas soal RUU, ya saya kasih info soal RUU bukan soal pembahasan atau pansusnya. tapi di postingan selanjutnya anda malah ngomong soal pansusnya.

Saya cuma mau menyampaikan kalau RUU terorisme gak jadi2 bukan cuma karena soal pasal HAM, atau PKS saja, karena kalau cuma gara2 1 partai seharusnya cepat selesainya karena tinggal voting suara mayoritas lgs beres. IMHO yang jadi masalah itu memang kinerja keseluruhan DPR yang memang gak bagus, karena banyak RUU yang sampai skrg gak selesai2. RUU terorisme itu hanya puncak gunung es saja.
 
Gak usah baper, Dari awal aku cuma ngasih info kalau rancangan RUU terbuka untuk publik. Di link anda kasih sendiri membuktikan itu, saya gak pernah bahas soal pembahasannya. pembahasan memang mayoritas tertutup. di awal anda membahas soal RUU, ya saya kasih info soal RUU bukan soal pembahasan atau pansusnya. tapi di postingan selanjutnya anda malah ngomong soal pansusnya.

Saya cuma mau menyampaikan kalau RUU terorisme gak jadi2 bukan cuma karena soal pasal HAM, atau PKS saja, karena kalau cuma gara2 1 partai seharusnya cepat selesainya karena tinggal voting suara mayoritas lgs beres. IMHO yang jadi masalah itu memang kinerja keseluruhan DPR yang memang gak bagus, karena banyak RUU yang sampai skrg gak selesai2. RUU terorisme itu hanya puncak gunung es saja.
LOL ok siiiiiaaapppp wkkkkk
ngopi duyu kaka, dikasih tahu mayah mayah
 
Back
Top Bottom