What's new

Indonesia Defence Forum

KF-X fighter (image : Military Factory)

(YonhapNews)

Untitled-2.jpg
 
ADEX 2017: KAI refining KFX configuration ahead of key milestones
Gareth Jennings - IHS Jane's Defence Weekly
17 October 2017


Korea Aerospace Industries (KAI) is in the process of refining the final configuration of its Korean Fighter Experimental (KFX) aircraft ahead of a number of milestones that are due in the coming months and years, Jane’s was told on 17 October.

p1643243.jpg
While the baseline twin-engined configuration for the KFX has been decided upon, the final refinements are being made ahead of upcoming design reviews. (IHS Markit /Gareth Jennings)

Speaking at the Seoul International Aerospace and Defence Exhibition (ADEX) 2017, a senior programme official said that, while the baseline twin-jet configuration has been chosen, the final refinements are now taking place ahead of a planned preliminary design review (PDR) mid next year.

“We are putting the final touches on the configuration, and plan to have a PDR in June 2018,” the official who asked not to be named said, adding that this PDR would be followed by a critical design review (CDR) in September 2019; a rollout of the first prototype in 2022; and an entry into service in 2026.

http://www.janes.com/article/74976/adex-2017-kai-refining-kfx-configuration-ahead-of-key-milestones
 
All credit to Ongen Bonaparte
Unmanned rescue boat / boat drone Poseidon-007
22448246_362066014233827_1161778631307297925_n.jpg

22489996_362912424149186_2889006946657460338_n.jpg


Firefighter drone Wino-007
19149398_314551658985263_1407466098715017506_n.jpg

19059623_314551692318593_6655075169863046610_n.jpg

Those "Pokeballs" are filled with fire retardant substance... There are videos about its effectiveness

Here we go again... OS Wifanusa amphibious drones about to take flight at Pelabuhan Ratu beach... In cooperation with Litbang TNI AD
22406466_362886814151747_3287904059156120497_n.jpg
 
laboratorium-kapal-balai-teknologi-hidrodinamika-yang-direvitalisasi-badan-pengkajian-dan-penerapan-teknologi-bppt-beritasatu.jpg

FROM INDONESIA
REVITALISASI LABORATORIUM UJI KAPAL BPPT TELAN DANA RP 110 M
18 OCTOBER 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan revitalisasi Balai Teknologi Hidrodinamika. Revitalisasi laboratorium pengujian perkapalan terbesar di Asia Tenggara ini menelan dana Rp 110 miliar.

Sejumlah peralatan Balai Teknologi Hidrodinamika yang diresmikan tahun 1995 ini telah usang, revitalisasi akan memaksimalkan fasilitas layanan pengujian model kapal dan bangunan apung dengan skala industri.

Sekretaris Utama BPPT Soni Solistia Wirawan mengatakan, BPPT memiliki visi dan layanan teknologi, salah satunya dengan revitalisasi laboratorium terbesar di Asia Tenggara ini.

“Jumlah anggaran Rp 110 miliar ini baru sebagian perbaikan belum semuanya. Tahun ini kalau kita berhasil, lab ini akan meningkatkan layanan. Sudah banyak perusahaan antre minta uji coba kapal,” katanya saat kunjungan ke Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT di Surabaya, Selasa (17/10).

Optimalisasi fasilitas Balai Teknologi Hidrodinamika ini diharapkan juga mendukung program poros maritim pemerintah.

Kepala Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT Taufiq Arif Setyanto mengungkapkan, dari anggaran Rp 110 miliar itu, Rp 90 miliar di antaranya untuk merevitalisasi pembangkit gelombang di kolam manuver seluas 35×70 meter dan simulasi berbagai gelombang laut.

“Kita harus memiliki peralatan yang presisi,” ujarnya.

Selain itu, revitalisasi juga dilakukan pada alat ukur, mesin pembuat baling-baling, desain propeller dan pengukuran poros propeller.

Selama ini banyak layanan yang tidak bisa diberikan selama beberapa tahun terakhir karena sejumlah fasilitas laboratorium yang mulai menua.

Padahal tahun 2016 tambahnya, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) balai ini mencapai Rp 8,2 miliar dari target 2,7 miliar. Layanan balai ini, sangat dibutuhkan industri minyak dan gas serta industri pertahanan.

Saat ini lanjut Taufiq, Balai Teknologi Hidrodinamika mendesain kapal kontainer 100 TEUs yang diminta Kementerian Perhubungan, kapal ikan 120 GT untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan, kapal angkut migas, patroli cepat, serta pengujian kapal selam nasional.

“Balai Teknologi Hidrodinamika juga berusaha menjadi sebuah Pusat Unggulan Iptek di bidang hidrodinamika bangunan apung,” ucapnya.

Sejak pertama kali didirikan, Balai Teknologi Hidrodinamika memiliki fasilitas pengujian yaitu kolam uji tarik (towing tank), kolam manuevering dan kanal kavitasi.

Balai ini juga dilengkapi lima fasilitas pendukung yakni ruang gambar, bengkel produksi model, mekanik, elektrik, ruang editing foto dan video.

Photo : Laboratorium Kapal Balai Teknologi Hidrodinamika, yang direvitalisasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). (BeritaSatu)

Sumber : Berita Satu
 
haven´t you posted these pics?
welcome to VN.

photo-1-1508304744377.jpg

22563786102038807326552171782846875o-1508304965935.jpg

photo-1-1508304747521.jpg

2256125710203880732535214983072691o-1508304812348.jpg

photo-3-1508304747539.jpg

photo-4-1508304747550.jpg

photo-5-1508304747560.jpg

photo-6-1508304747565.jpg

photo-8-1508304747575.jpg

photo-9-1508304747585.jpg
Indonesian naval ships visit HCM City
Two Indonesian naval Sigma-class corvette vessels docked at the Ho Chi Minh City international port on October 18, starting a four-day visit to the southern economic hub.

Aboard the two ships – KRI Sultan Hasanuddin-366 and KRI Sultan Iskandar Muda-367 – are 181 crew members, led by Lieutenant Colonel Sunmarji Minoaji.

The visit aims to boost naval cooperation between the Vietnamese and Indonesian armies as well as the navies in particular, contributing to the two countries’ strategic partnership.

While in HCM City, the Indonesian delegation will visit the municipal People’s Committee, as well as High Commands of Military Region 7 and Naval Zone 2.

They will also take part in sport activities and exchanges with young Vietnamese naval officers.

VNA

Indonesian Navy ships visit Ho Chi Minh City
Wednesday, 2017-10-18 09:03:02

Kri Sultan Iskandar Muda 367 arrives at Ho Chi Minh City’s Nha Rong Port. (Credit: VNA)

NDO – A squadron of two Indonesian navy Sigma-class guided missile frigates docked at Nha Rong Wharf in Ho Chi Minh City on October 18, beginning their four-day visit to the southern economic hub and their exchange with the Vietnam People's Navy.

The two Sigma-class corvettes, namely Kri Sultan Hasanuddin 366 and Kri Sultan Iskandar Muda 367, have 181 crew members and are led by Lieutenant Colonel Sunmarji Bimoaji, the captain of the 367 vessel.

The guided missile ships have the same specifications, with a displacement of 1,818 tonnes, measuring 90.71 m long, 13.02 m wide and have a 5.2 m draft.

The visit by the Indonesian Navy fleet aims to enhance the cooperation between the two countries' military, and the navies in particular, contributing to promoting the strategic partnership between Vietnam and Indonesia, in an in depth manner with practical benefits.

Representatives from the HCM City agencies, the Ministry of Defence, Military Region 7 Command, the Border Guard Command, and the Vietnamese Navy authorities participated in the welcoming ceremony for the Indonesian frigates.



The hosts welcome the Indonesian Navy delegation at Nha Rong Wharf. (Credit: tuoitre.vn)

At the event, Colonel Ha Xuan Xu, a representative of the Vietnam People's Navy Command in the South, conveyed his wish for a successful visit to the Indonesian side.

The colonel also expressed his hope that the friendship between the two countries' military, and the navy in particular, would be increasingly intensified following the visit.

Expressing his sincere gratitude to the hosts for a warm welcome, Captain Sumarji Bimoaji said that the visit would contribute to promoting a fine and comprehensive partnership between the two countries.

During the visit, the commanders, officers and sailors of the Indonesian Navy ships will greet the leaders of the HCM City People's Committee; visit the Military Region 7 Command and Navy Region 2 Command; and take part in sporting activities, as well as exchanges with the hosts’ young navy officers.

The visit by the Indonesian Navy fleet will last until October 21.
http://en.nhandan.org.vn/politics/item/5576902-indonesian-navy-ships-visit-ho-chi-minh-city.html
 
Denpal Palu musnahkan 525 butir granat Korea
Rabu, 18 Oktober 2017 21:25 WIB - 1.341 Views

Pewarta: Fauzi

20171018antarafoto-pemusnahan-granat-k75-korea-181017-bmz-2.jpg

Prajurit TNI AD menunjukkan granat aktif yang akan dimusnahkan di kompleks Lapangan Tembak Paneki Desa Pombewe, Biromaru, Sigi, Sulawesi Tengah, Rabu (18/10/2017). Sebanyak 525 butir granat K75 buatan Korea yang sudah berumur lebih dari 10 tahun dimusnahkan dengan cara diledakkan. (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)

Palu (ANTARA News) - Detasemen Peralatan Korem 132/Tadulako Palu, memusnahkan 525 butir granat buatan Korea tipe K75 dengan cara meledakkannya menggunakan TNT.

Kepala Penerangan Korem 132/Tadulako Palu Mayor Inf Dedi Afrizal mengemukakan di Palu, Rabu, pemusnahan itu dilakukan di sebuah tempat terpencil di Lapangan Tembak Paniki, Desa Pombewe, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, dipimpin Komandan Denpal Mayor Cpl Hutapea.

Granat buatan Korea itu dimusnahkan karena telah berusia 15 tahun dan dalam kondisi rusak berat.

Sebelum diledakkan, granat-granat tua itu ditanam dalam sebuah lubang sedalam 130 centimeter lalu diledakkan dengan menggunakan TNT secara terkendali dari jarak 150 meter.

Menurut Dedi, peledakkan 525 butir granat itu dilakukan bertahap dalam tiga sesi.

Peledakan ini dilaksanakan sesuai dengan perintah Pangdam XIII/Merdeka untuk memusnahkan bahan-bahan peledak yang telah kadaluarsa dan yang sudah berkondisi rusak berat.

Tujuannya adalah agar tidak membahayakan warga yang berada di sekitar gudang penyimpanan.

Dedi juga mengatakan bahwa pemusnahan ini sesuai dengan prosedur tetap pemeliharaan dan pengamanan bahan-bahan peledak yang sudah diatur dari komando atas dan dilaksanakan secara terencana dengan baik agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

Ia juga menjelaskan bahwa peledakan ini harus dilakukan dari jarak 150 meter dan disaksikan dari jarak aman lebih kurang satu km karena daya lontar pecahan granat sangat jauh dan mematikan.

Karenanya, ujar Dedi, peledakan ini harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dengan mengutamakan faktor keamanan.

Jauh sebelum peledakan itu, pihak Denpal sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada Polres dan Polsek serta kepala desa di sekitar lokasi Lapangan Tembak yang tujuannya utk memberitahukan dan mensosialisasikan kepada warga agar pada saat kegiatan peledakan tidak melakukan aktivitas di sekitar lokasi.

"Efek dari ledakan ini menimbulkan suara dan getaran yang masih terasa hingga radius satu kilometer," ujarnya.
Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © ANTARA 2017

hmmm 15 years old
 
Rabu, 18 Oktober 2017
Uji operasi doktrin lapangan Yonarmed roket (Pussenarmed) ★

Artileri Medan merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai kekuatan yang menjalankan fungsi serangan Artileri dan Bantuan Tembakan terhadap sasaran di darat maupun permukaan secara tepat dan kontinyu. Untuk itu Sdirdok Kodiklat TNI AD mengadakan uji operasi doktrin lapangan Yonarmed roket di bawah pimpinan Dirdok Kodiklat TNI AD Brigjen TNI Tri Juniarto, bertempat di lapangan tembak meriam Armed Batujajar Cimahi, Selasa (10/10).

Materi yang dilaksanakan dalam uji tersebut adalah Yonarmed roket melaksanakan bantuan tembakan dalam operasi serangan dan Yonarmed roket melaksanakan operasi serangan Artileri (Artileri Strike).

Bertindak selaku narasumber dalam uji materi tersebut adalah Dirbindok Pussenarmed Kolonel Arm Ahmad Mutaqin beserta para Staf Ahli dan Staf Khusus Pussenarmed Kodiklat TNI AD.

Selanjutnya Dirbindok menjelaskan tentang serangan Artileri (Artilleri Strike) yang merupakan suatu bentuk operasi tersendiri yang sangat menentukan dalam pertempuran, dimana terjadi pengerahan kekuatan Armed roket untuk menghancurkan musuh/instalasi (sasaran strategis) dari jarak yang sangat jauh dengan tembakan penghancuran, ketika pasukan sendiri masih berada dalam jarak yang aman atau belum terlibat dalam operasi secara keseluruhan yang dapat menimbulkan keuntungan bagi pasukan sendiri dan operasi selanjutnya.

Mengingat persenjataan Armed saat ini semakin canggih dan modern, maka perlu diadakan revisi pembinaan fungsi Armed ke depan”, ungkap Dirbidok kepada Dirdok Kodiklat TNI AD.

Pussenarmed
 
19575378_329945120768295_8432015078162418220_o.jpg

An Australian of 2AFDS guards Komoro airport, East Timor, alongside members of TNI-AU PASKHAS, 1999.



[/spoiler]

Back then, when I had plenty of debates with Aussies, they often mock us of running away, instead of stand and fight.

Now, after the oil dispute and spying allegations with TL.....they are quiet. Too bad, TL will run out of oil in 2020 and 90 percent of its state budget is still from oil. Meanwhile, their brothers in West Timor continue to develop in a sustainable pace.

PFGetsMoneyApr2017.gif


Good luck....
 
Last edited:
Now, after the oil dispute and spying allegations with TL.....they are quiet. Too bad, TL will run out of oil in 2020 and 90 percent of its state budget is still from oil. Meanwhile, their brothers in West Timor continue to develop in a sustainable pace.

Good luck....

Nevertheless, after 15 years of independence, Timor-Leste faces a race against time to ensure its economic future by hopefully diversifying into new industries. The government’s post-election honeymoon might not last long.

forecast.jpg


According to critics, there is “widespread discontent” among the public that families of the elite are benefiting from lucrative government contracts, while others have complained about bureaucratic hurdles.

“It’s a third world country to do business in,” Australian businessman Ed Turner told the Sydney Morning Herald, having left the country after reportedly trying to establish its national airline, Air Timor. The airline hit turbulence after quitting the previously lucrative Dili to Bali, Indonesia route in January 2017 after the authorities gave licenses to rival Indonesian carriers.

“Many people will tell you to get officials on side you have to give them girls and money,” he said. “If you don’t do that you won’t succeed… even people who do that often don’t succeed anyway.”
 
Nevertheless, after 15 years of independence, Timor-Leste faces a race against time to ensure its economic future by hopefully diversifying into new industries. The government’s post-election honeymoon might not last long.

View attachment 431932

Road situation near border crossing

TL
W1508372987128256_1.jpg


West Timor
W1508372987128256_2.jpg


Oil money is running out and they haven't achieved much
 
Last edited:
Demonstrasi AMX di Jakarta

Pesawat tempur AMX berusaha merebut hati petinggi militer di Indonesia lewat demonstrasi terbang yang berlangsung pada tanggal 22-23 November 1990 di Jakarta.

Pada tahun 1978 Dua pabrik pesawat asal Italia, Aeritalia ( insial “A”) dan Aeronautica Macchi (inisial “M”) bekerja sama untuk membuat pesawat tempur dengan kemampuan primer serang darat sebagai respon terhadap kebutuhan angkatan udara Italia untuk mencari pengganti Aeritalia G-91.

Untuk membangun pesawat tempur butuh modal besar dan beresiko tinggi, untuk itulah dicari partner kerja dan investor ketiga dari negara lain yaitu negara “X”. Brasil lewat perusahaan Embraer tertarik sehingga terbentuklah AMX International.

amx-demonstrasi-di-jakarta-1.jpg

Dua unit AMX untuk demonstrasi di Jakarta dikirim dengan pesawat kargo Boeing 747 Martin Air. Dengan bantuan crane diturunkan dari pesawat dan dan kemudian dirakit di hanggar Skatek 021.

Berkat meredanya Perang Dingin, banyak negara mulai mengalihkan anggaran militernya untuk keamanan dalam negeri sehingga membuat pasar pesawat tempur kecil berkecepatan subsonik (sehingga dari sisi operasional lebih murah daripada pesawat tempur supersonik), dapat dioperasikan di lapangan terbang sederhana di garis depan, dan berkemampuan serba guna (serang darat dan maritim dengan tugas sekunder pertahanan udara) ini sangat potensial. Ditambah lagi pemainnya tidak banyak, saingan kuat dari AMX adalah British Aerospace Hawk 100/200 yang diambil desainnya dari pesawat latih jet Hawk yang sudah lebih dulu populer.

Di benua Amerika, AMX Internasional mengincar negara tetangga Brasil yaitu Chilie dan Peru. Sedangkan di Asia, pasar Asia Tenggara sangat menjanjikan karena sedang bersiap memodernisasi armada pesawat tempur taktisnya. Filipina masuk kotak karena lebih memilih mengandalkan pangkalan militer Amerika Serikat. Sedangkan Singapura walaupun kaya telah memutuskan meningkatkan kemampuan Douglas A-4 Skyhawk-nya menjadi Super Skyhawk. Sehingga ada tiga negara tersisa di Asia Tenggara yang dianggap potensial, Malaysia, Thailand, dan Indonesia.

Di Indonesia, dua unit AMX melaksanakan demonstrasi, satu unit versi tempur, lainnya versi pesawat latih. Diangkut dengan pesawat kargo Boeing 747 Martin Air, kedua pesawat ini dirakit di Bandara Halim Perdanakusuma oleh teknisi AMX di hanggar Skatek (Skadron Teknik) 21.

Seperti biasa di setiap demonstrasi terbang, pihak AMX meminta pilot tempur berpengalaman dari TNI-AU (Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Udara) untuk ikut serta, merasakan keunggulan pesawat ini, sekaligus memberikan masukan yang berharga. Kedua pesawat lepas landas dari Halim Perdanakusuma dan melaksanakan demonstrasi terbang di atas Laut Jawa, tepatnya di atas Pulau Krakatau.

amx-demonstrasi-di-jakarta-2.jpg

Ada dua tipe AMX untuk demonstrasi di Jakarta, versi kursi tunggal AMX dan versi kursi ganda/latih AMX (T).

Tidak tanggung-tanggung, ada tiga pilot dengan pengalaman di pesawat tempur berbeda yang merasakan AMX, yaitu Letda (Letnan Dua) Fachri Adamy pilot Northrop F-5E/F Tiger II, Letda Jatmiko penerbang Skyhawk dari Skuadron 11, dan Letnan Kolonel (Letkol) Wresniwiro pilot Rockwell OV-10 Bronco. Dikutip dari Majalah Angkasa No. 3 Desember 1980, ketiga pilot memberikan respon positif khususnya pada tampilan kokpit yang lebih modern, kelincahan manuver, dan performanya saat lepas landas dan mendarat.

TNI-AU memang bersiap melakukan modernisasi dengan membeli pesawat tempur taktis sebagai pendamping General Dynamics F-16A/B Fighting Falcon yang baru saja dimiliki. Pilihannya hanya dua, AMX atau Hawk 100/200. Dibandingkan dengan Hawk 100/200, AMX sebenarnya jauh lebih unggul, sistemnya bahkan dibuat berlebihan, selain fly by wire, dipasang pula sistem konvensional hidrolik dan manual. Dapat membawa senjata lebih berat dengan kanon sudah dipasang integral dengan pesawat.

Tapi kekurangan fatalnya adalah mesin AMX yaitu Rolls Royce Spey Mk 807 produksi lisensi Italia ini boros bahan bakar, pemeliharaan lebih kompleks karena teknologinya tergolong dari era 1950-an, dan umur mesin sekitar 1.000 jam. Beda dengan Rolls Royce Mk 871 yang dipakai Hawk 100/200, lebih modern dan umur lebih panjang sampai 1.200 jam.

Di atas kertas, AMX sulit bersaing di Indonesia. Nama Hawk sudah terlanjur lekat lewat Hawk Mk.53 yang digunakan sebagai pesawat latih jet sejak tahun 1980. Pertimbangan konversinya jauh lebih mudah dari Hawk versi latih ke Hawk versi tempur. Walaupun demikian promosi gencar tetap dilakukan, selain demonstrasi terbang ini, AMX juga diiklankan hampir setiap bulan pada majalah dirgantara satu-satunya di Indonesia ini.

amx-demonstrasi-di-jakarta-3.jpg

Letda Fachri “Taurus” Adamy, pilot Tiger dari Skadron 14 TNI-AU mencoba terbang di AMX (T) dan memuji performanya saat lepas landas dan mendarat yang hanya butuh landasan pacu pendek.

Walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, AMX kalah. Hawk 100/200 yang tergolong biasa saja promosinya resmi terpilih menjadi pesawat taktis baru milik TNI-AU pada tahun 1996. Setali tiga uang, Malaysia menolak AMX dengan memilih Hawk 200. Harapan terakhir adalah Thailand yang akhirnya tidak mencetak penjualan juga.

Karena tidak laku di mana-mana, usaha terakhir adalah memodernisasinya menjadi AMX Advanced Trainer Attack. Venezuela tertarik namun karena sistemnya menggunakan buatan Amerika Serikat, justru diveto oleh legislatif Amerika Serikat yang tidak menyukai pemerintahan Venezuela. Pesawat yang dijuluki Skyhawk of The 80’s dan Mini Tornado (karena desainnya terpengaruh dari Panavia Tornado) ini akhirnya hanya laku di dua negara pembuatnya, Italia dan Brasil sekaligus menjadikannya pesawat tempur yang walaupun tergolong bagus, namun gagal dalam penjualan dan tidak populer. (Aviahistoria.com, Sejarah Penerbangan Indonesia)

Well this a sad part, after we chose Hawk they embargoed us and left the Aircraft un middle of delivery process as it is. If only we Knowing that beforehand we might chose this Amx....
 
Back
Top Bottom