What's new

Indonesia Defence Forum

Startegic Plan Airforce on 2015-2019

Airforce will buy:

8 Fighter gen 4.5
5b75abda109942be784a954fbfaed1fc.jpg


4 Heavy Aircraft
BN-II474_4spcra_P_20150509093920.jpg


4 MultiPurpose planes
Be200-1.jpg


2 Multirole planes
17.-a330-mrtt-refuelling-f-16.jpg


2 AEW&C planes
c295-winglets-ffb.jpg


and more radar ...

Kasau Sampaikan Pandangan Kebijakan TNI AU Pada Rakornas PPAU

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S,IP memberikan penyampaian pandangan tentang Pembangunan dan Kebijakan TNI AU ke depan kepada peserta Rapat Koordinasi Nasional Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara (PPAU) di Gedung Sabang Merauke Akademi Angkatan Udara, Selasa (25/4).

Kegiatan penyampaian pandangan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Badan Pengurus Pusat PPAU Marsekal Purn Djoko Suyanto beserta seluruh pengurus pusat dan Rakornas PPAU yang berjumlah 200 orang, para Asisten Kasau, para Pejabat Mabesau, Pejabat AAU dan Lanud Adisutjipto, para siswa Sekbang serta Taruna Taruni AAU.

Dalam Penyampaian Pandangan tersebut Kasau menyampaikan bahwa membangun suatu negara, membangun ekonomi, membangun teknik, membangun pertahanan adalah pertama tama, dan tahap utamanya adalah membangun jiwa. Mencermati hal tersebut, jiwa prajurit penjaga dirgantara bukan hanya pintar tapi harus dilandasi dengan jiwa ksatria, militan, loyal dan professional, yang dirangkum sebagai jiwa Airmanship.

“Dilandasi Jiwa Ksatria, Militan, Loyal dan Professional, TNI Angkatan Udara Bersama Rakyat Siap Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,“ tegasnya.

Kasau juga menambahkan bahwa saat ini, wilayah udara bukan lagi lahan kosong yang tidak bermakna, melainkan menjadi bagian wilayah yang sangat menentukan bagi kedaulatan suatu negara, kepentingan nasional dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

Pada pembangunan Renstra Tahun 2015-2019 akan ada penambahan beberapa alutsista diantaranya 8 Pesawat Pengganti F5, 4 Pesawat Angkut Berat, 4 Pesawat Multi Purpose, 2 Pesawat Jet Multirole, 2 Pesawat AE W&C serta penambahan beberapa radar.

Bercermin dari hal tersebut, TNI Angkatan Udara perlu ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional dengan mencanangkan tol udara, sehingga penetapan satu harga diseluruh Indonesia bisa terwujud. Itulah makna TNI Angkatan Udara bersama rakyat yang kehadirannya bisa dirasakan secara langsung, baik dalam aspek pertahanan maupun pembangunan untuk kesejahteraan bangsa.

Selain itu TNI AU juga terus mendukung kebijakan nawacita yaitu mengenai kebijakan Indonesia sebagai poros maritim dunia yaitu Pertama Menghadirkan Kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. Kedua Membuat pemerintahan dengan tata kelola yang bersih, efektif dan efisien, demokratis dan terpercaya, yang Ketiga Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Untuk itu Kasau sangat berharap PPAU selaku senior dan sesepuh TNI AU terus membrikan support dan saran untuk kemajuan TNI AU di masa mendatang karena sejatinya Jiwa seorang Tentara dan penjaga Dirgantara akan selalu ada dalam setiap sanubari insan dirgantara, pungkasnya.

Acara Rakornas PPAU akan berlangsung selama 2 hari yaitu tanggal 25-26 April 2017 di AAU, dan diawali dengan kegiatan Gowes dari Purnawirawan AAU sejumlah 20 orang yang ditempuh selama 3 hari sejauh 600 km dari Jakarta ke Jogja dan kegiatan Makan siang Kasau beserta seluruh peserta Rakornas PPAU dan para Pejabat Lanud dan AAU.

⚓ TNI AU
 
^^^
MIG is not offer any plane in Indonesia ...

From news always mention 4 candidates .. which is SU35, F16 block 60, Typhoons and Saab gripen.

But what i read, user prefer Su35 or F16 as substitute for old F5 Tiger ....

Why not going for Rafale? Malaysia will have them at least in the future you could share parts/support for same platform. It's way better than F-16/Typhoons/Saab etc... and equivalent in task as a Su-35 ...
 
Why not going for Rafale? Malaysia will have them at least in the future you could share parts/support for same platform. It's way better than F-16/Typhoons/Saab etc... and equivalent in task as a Su-35 ...

i dont think so, TNI AU will go for mix of hi med and low cost fighter. Hi will be filled with Flanker family, medium as workhorse fighter will be filled with F16 and low will be filled with ground attacker/light fighter in class of Super Tucano and F/A 50.
 
i dont think so, TNI AU will go for mix of hi med and low cost fighter. Hi will be filled with Flanker family, medium as workhorse fighter will be filled with F16 and low will be filled with ground attacker/light fighter in class of Super Tucano and F/A 50.

Well F-16 are great plane , but for tomorrow it's not. The Indo version is an old block... . I understand that $ is the main purpose in the reshaping of the fleet, but They need to think of Tomorrow. As for the Su-35, I agree it's a good plane for his own category.

F-16 are cheap this day, mostly those C/D ones and it's a good investment for Indo today... but in the long term those F-16 gonna cost you more ( Speaking about Upgrades) than buying a new fleet of new aircrafts( like rafale)

In the End it's just my opinion. Indonesia can afford to buy Rafales with few squadron, and therefore building a High tech fighters fleet while being mix usage , after all ,Rafale is a good Combo btw F-16 and Su-35... (One plane to do it all...)
 
Well F-16 are great plane , but for tomorrow it's not. The Indo version is an old block... . I understand that $ is the main purpose in the reshaping of the fleet, but They need to think of Tomorrow. As for the Su-35, I agree it's a good plane for his own category.

F-16 are cheap this day, mostly those C/D ones and it's a good investment for Indo today... but in the long term those F-16 gonna cost you more ( Speaking about Upgrades) than buying a new fleet of new aircrafts( like rafale)

In the End it's just my opinion. Indonesia can afford to buy Rafales with few squadron, and therefore building a High tech fighters fleet while being mix usage , after all ,Rafale is a good Combo btw F-16 and Su-35... (One plane to do it all...)
For the future, Indonesia gonna produce our own fighter plane along with south korea on project KFX/IFX
 
F-5 Replacement molor truss

now i'm only interested with the tanker n aew.
With A330 Multi Role Tanker Transport, now f-16 can be refueled.
 
i dont think so, TNI AU will go for mix of hi med and low cost fighter. Hi will be filled with Flanker family, medium as workhorse fighter will be filled with F16 and low will be filled with ground attacker/light fighter in class of Super Tucano and F/A 50.
sis mado do you have any email addres, sorry to butter, i like to send an email to you... thanks... sorry i'm not so good using forum features to communicate
 
TMPDOODLE1493365089543.jpg

Surabaya - TNI AL kembali memesan kapal Landing Platform Deck (LPD) ke PT PAL. Kapal LPD ke-3 yang dipesan TNI AL ini direncanakan akan digarap dan selesai dalam waktu 23 bulan.

"Terima kasih kepada TNI AL yang telah mempercayakan pembuatan kapalnya ke kami," ujar Dirut PT PAL Budiman Saleh dalam sambutannya pada acara Ceremony of First Steel Cutting Kapal Landing Platform Dock (W000298) di bengkel fabrikasi divisi kapal niaga PT PAL Surabaya, Jumat (28/4/2017).

Untuk pembuatan kapal LPD, kata Budiman, PT PAL memang telah mempunyai pengalaman. Sebelumnya PT PAL telah menerima dan menyelesaikan pesanan kapal LPD juga dari TNI AL yakni KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593.

Kapal LPD ketiga pesanan TNI AL ini dipesan TNI AL melalui kontrak dengan nomor TR/03/02-49/I/2017/Disadal pada 11 Januari 2017. First Steel Cutting atau pemotongan plat pertama ini, kata Budiman, maju dua bulan lebih awal. Kapal ini direncanakan selesai dalam waktu 23 bulan.

"Ini adalah penyemangat bagi kami untuk menyelesaikan lebih cepat. Dan kami menyambut untuk pesanan selanjutnya," tandas Budiman.

Asisten Logistik KASAL Laksamana Muda TNI Mulyadi yang melakukan first steel cutting mengatakan bahwa pemilihan PT PAL untuk menggarap kapal LPD berkaca pada kebehasilan PT PAL dalam melakukan penggarapan kapal sejenis sebelumnya. Selain itu, TNI AL juga mendorong kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan industri nasional.

"Kemampuan PT PAL harus kita pelihara. Agar tak tergantung negara lain, (pesanan) harus kita beri terus. Kalau tak ada order, maka kemampuan akan menurun," ujar Mulyadi.

Pembangunan kapal LPD menurut Mulyadi juga masuk dalam rencana strategis jangka panjang dalam rangka pemenuhan kekuatan persenjataan. Selain untuk kepentingan militer, LPD juga bisa digunakan untuk membantu masyarakat seperti menyalurkan bantuan dan misi kemanusiaan.

PT PAL Mulai Garap Kapal LPD Pesanan TNI ALFoto: Imam Wahyudinata

Mengenai first steel cutting yang maju dua bulan lebih awal, Mulyadi mengapresiasinya. Yang penting kapal juga harus selesai dua bulan lebih awal dari target 23 bulan yang ditentukan.

"Start-nya maju dua bulan, mudah-mudahan finish-nya dua bulan juga sebelum delivery. Saya guyoni, kalau terlambat saya denda, tapi kalau nggak ya Alhamdulillah, tapi nggak ada pertambahan nilai," gurau Mulyadi.

Mengenai kasus KPK yang menjerat dirut PT PAL sebelumnya, Mulyadi mengatakan bahwa itu tidak ada hubungannya dengan TNI AL. Itu hanyalah sedikit ujian untuk PT PAL agar terus berbenah.

"Itu nggak ada hubungannya dengan AL. Itu sedikit tersandung. Organisasi harus tetap jalan. Dirutnya juga sudah ada yang baru," tandas Mulyadi.

Spesifikasi kapal LPD yang dipesan TNI AL adalah sebagai berikut, panjang 124 meter, lebar 21 meter, kecepatan maksimal 16 knot, bobot penuh 7.200 ton, digerakkan dengan 2 mesin setara 3.900 HP, mampu mengangkut pasukan beserta crew sebanyak 771 personel, mampu menampung 3 helikopter, mampu membawa 4 kapal yakni 2 jenis kapal pengangkut Pasukan dan batalyon dan 2 kapal pengangkut pasukan patroli militer.

https://finance.detik.com/read/2017...6/pt-pal-mulai-garap-kapal-lpd-pesanan-tni-al

LPD no 3???:what:

IMG_20170428_143655.jpg
 

Country Latest Posts

Back
Top Bottom