What's new

Indonesia Defence Forum

South Korea, Indonesia pledge to expand industrial ties
Jon Grevatt - IHS Jane's Defence Industry
03 August 2017
Indonesia and South Korea have pledged to expand defence industrial collaboration, with a view to meeting the requirements of the Indonesian Armed Forces.

The Indonesian Ministry of Defence (MoD) said in a statement on 1 August that opportunities to expand collaboration exist in several areas particularly naval shipbuilding and military aerospace.

The statement was issued following a meeting in Seoul between South Korean defence minister Song Young-moo and his Indonesian counterpart Ryamizard Ryacudu.

Want to read more? For analysis on this article and access to all our insight content, please enquire about our subscription options: ihs.com/contact

http://www.janes.com/article/72843/south-korea-indonesia-pledge-to-expand-industrial-ties
 
Sea Platforms
Indonesia to acquire acoustic underwater monitors with eye on possible foreign submarine incursions
Ridzwan Rahmat - IHS Jane's Navy International

02 August 2017


To deter foreign submarines from sailing undetected in Indonesian waters, the government is looking to install fixed underwater acoustic monitors at several locations across the archipelago, Rear Admiral Aan Kurnia, commander of the Indonesian Navy’s (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut, or TNI-AL) Western Fleet, told local reporters on 31 July.

The monitors will be similar to the sound surveillance system (SOSUS) that utilises a chain of very-low-frequency (VLF) listening posts, said the admiral. A location that is being considered for a pilot project is the Sunda Strait, which runs between the main Indonesian islands of Java and Sumatra, he added.

Want to read more? For analysis on this article and access to all our insight content, please enquire about our subscription options: ihs.com/contact

http://www.janes.com/article/72804/...-eye-on-possible-foreign-submarine-incursions

Elements%2Bof%2BPLAN%2527s%2BSOSUS%2Bnetwork.jpg
 
JALUR KA LEWAT MALINAU UNTUK DROPING LOGISTIK, PASUKAN DAN ALUTSISTA
3 AUGUST 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT


Sebagai salah satu kabupaten perbatasan di Indonesia, Kabupaten Malinau memiliki peran strategis dalam bidang pertahanan dan keamanan. Masih banyaknya daerah perbatasan yang tidak tersentuh oleh pembangunan, membuat Kementrian Pertahanan (Kemhan) memasukan jalur rute Kereta Api (KA) di Malinau.

Hal ini tampak dari kunjungan, Kepala Bidang (Kabid) Wiliyah Pertahanan Kemhan RI, Kol Arh Budi Setiawan beserta rombongan ke Malinau. Kunjungan tersebut digunakan oleh Kemhan, untuk melihat kondisi Malinau sekaligus meminta data terkait jalur perbatasan Indonesia-Malaysia di Malinau.

Selain itu, Kol Budi, menyampaikan presentasi soal pembangunan jalur rel KA, pada Selasa (1/8), pukul 10.00 WITA, di Ruang Intulun, Kantor Bupati Malinau.

“Sebenarnya, kita tidak membangun rel KA. Kita hanya mendompleng program pembangunan tersebut untuk kepentingan pertahanan Indonesia di daerah perbatasan. Dan Malinau, merupakan salah satu daerah perbatasan kita yang harus mendapat perhatian penting. Terlebih, sama dengan daerah perbatasan lainnya, daerah perbatasan Malinau belum sepenuhnya tersentuh pembangunan,” ujarnya.

Seluruh data yang didapat dari Pemkab Malinau, ungkap Kol Budi, akan diolah kembali di Pusat Penelitian dan Pengembangan Strategi Pertahanan (Puslitbangstrahan) Badan Pelatihan dan Pengembangan (Balitbang) Kemhan RI. Ujung dari pengolahan data tersebut, akan berbentuk buku dan disampaikan langsung kepada Menteri Pertahanan dan Presiden RI.

“Program ini, merupakan program Nawacita Presiden Joko Widodo. Program ini sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga tahun 2019. Salah satunya, adalah melaksanakan pembangunan di daerah perbatasan untuk kepentingan Hankam. Pada intinya, pembangunan jalur KA ini untuk kepentingan kesejahteraan dan perekonomian rakyat,” tuturnya.

Melihat sisi lainnya, Kol Budi menyatakan, pandangan tersebut beda dengan pandangan Kemhan. Jalur KA, ditegaskan olehnya, dapat menjadi sebuah dukungan besar untuk memperkuat daerah perbatasan. Droping pasukan, logistik dan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) bisa menggunakan jalur KA sebagai sarana transportasi utama.

“Tetap saja, kita juga memiliki kelemahan dalam sisi-sisi lainnya. Seperti halnya anggaran. Kebanyakan, anggaran kita habis digunakan untuk operasional saja. Nah, dengan adanya jalur KA ini akan mempermudah dan sekaligus banyak berhemat. Segala jenis pengangkutan, akan lebih mudah menggunakan KA ketimbang harus menggunakan pesawat dan jenis transportasi lainnya,” jalasnya.

Ditanyakan soal rute jalur KA yang akan dibangun, Kol Budi mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya masih belum mengetahui pasti soal jalur KA yang akan dibangun di Malinau. Namun, Kol Budi menyatakan, pembangunan jalur KA akan dilakukan dari Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Selatan (Kalsel), Kalimantan Timur (Kaltim) hingga Kalimantan Utara (Kaltara).

“Jadi, ada pembangunan dengan skala prioritas dan tambahan. Untuk wilayah Kaltara masuk dalam tambahan. Skala prioritas dari Kalbar, Kalsel dan Kaltim. Untuk jalurnya sendiri, mulai dari Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Samarinda, Berau, Tanjung Selor, Kabupaten Tana Tidung (KTT) dan Malinau,” tandasnya. (*)

Harapkan Segera Terlaksana
KEBUTUHAN jalur transportasi di daerah perbatasan pedalaman dapat dikatakan sangat penting. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Malinau, Hendris Damus menyambut baik rencana pembangunan jalur KA di Malinau. Ini merupakan jawaban yang selama ini sangat ditunggu-tunggu masyarakat Malinau di daerah perbatasan dan pedalaman.

“Semoga saja segera terealisasi. Ini merupakan langkah kongkrit negara untuk membuka keterisolasian daerah. Dengan membuka jalur KA, maka akan membuka jalur perekonomian sehingga membawa kesejahteraan bagi masyarakat kita di sana. Kita tahu sendiri, bahwa daerah perbatasan dan pedalaman sangat terbatas dalam sektor pembangun dalam bidang apapun. Dan langkah ini, merupakan jawabannya,” ungkapnya.

Sesuai dengan data, Hendris menyampaikan, panjang perbatasan negara yang berada di Malianu sepanjang 502 kilometer yang membentang di sepanjang 4 kecamatan perbatasan di Malinau, yakni Kecamatan Bahau Hulu, Pujungan, Kayan Selatan dan Kayan Hulu dan memiliki daerah penyangga perbatasan. Seperti, Kecamatan Sungai Boh dan Kayan Hilir.

“Nah, pembangunan di 6 kecamatan itu sudah mulai membaik. Tinggal, bagaimana negara langsung turun tangan dalam menambah pembangunan di daerah-daerah itu. Tentunya, dengan pembangunan perbatasan yang juga ditetapkan menjadi beranda depan negara akan menaikan harkat martabat negara kita di mata negara tetangga,” tandasnya.

Photo : Jalur Rel Kereta Api (Istimewa)

Sumber : Tribun Kaltim

Dropping troops, logistics and heavy weaponry by rail all the way from Central Cities like Balikpapan, Kutai, Pontianak. The possibility to invade Malaysia is very open :devil:
 
yg keren radar indera mx4 buatan kita ..kalo dipasang di PKR itu bisa menembak reptor lho..

1.asal ditambahi T/R vertikal jadi 3D
2. Di dongakkan ke atas
3.radar smart s dimatikan
4. nunggu ESM .. Gelombang reptor masuk dan melihat reptor di indera mx4 yg jangkauannya 55km
5. ditunggu jarak 10km
6. Hidupkan smart s .. Tembak pakai MICA .. Pilotnya akan kaget ..sensor radiasi bunyi tapi sudah telat menghindar
MICA lebih cepat dari pada reptor. Untuk menghidar itu hitungannya detik ... Pilot yg kaget akan gugup

Kalau dijelasin secara detail teknis puanjang
intinya yg bikin mengecoh itu powernya indera mx4 yg cuma 5 watt .. Rwr akan menganggap sipil ..kmd ga akan diteruskan ke IFF.. Radar x band reptor itu sulit kalo objeknya jauh banget apalagi design kotak2 siluman yg peka ya L band .. Akhirnya kan pespur yg pakai radar x band ngandelin RWR .. Pilot juga ga akan tengok ke bawah terus .. Wong sudah ada sensor diatas tadi .. Semua pilot mah Percaya aja sama sensor

Barat bukan berarti ga bisa buat radar seperti diatas .. Cuma beda doktrin .. Mereka kan ofensif .. Kita bertahan aktif .. Harus di kembangkan lagi .
 
yg keren radar indera mx4 buatan kita ..kalo dipasang di PKR itu bisa menembak reptor lho..

1.asal ditambahi T/R vertikal jadi 3D
2. Di dongakkan ke atas
3.radar smart s dimatikan
4. nunggu ESM .. Gelombang reptor masuk dan melihat reptor di indera mx4 yg jangkauannya 55km
5. ditunggu jarak 10km
6. Hidupkan smart s .. Tembak pakai MICA .. Pilotnya akan kaget ..sensor radiasi bunyi tapi sudah telat menghindar
MICA lebih cepat dari pada reptor. Untuk menghidar itu hitungannya detik ... Pilot yg kaget akan gugup

Kalau dijelasin secara detail teknis puanjang
intinya yg bikin mengecoh itu powernya indera mx4 yg cuma 5 watt .. Rwr akan menganggap sipil ..kmd ga akan diteruskan ke IFF.. Radar x band reptor itu sulit kalo objeknya jauh banget apalagi design kotak2 siluman yg peka ya L band .. Akhirnya kan pespur yg pakai radar x band ngandelin RWR .. Pilot juga ga akan tengok ke bawah terus .. Wong sudah ada sensor diatas tadi .. Semua pilot mah Percaya aja sama sensor

Barat bukan berarti ga bisa buat radar seperti diatas .. Cuma beda doktrin .. Mereka kan ofensif .. Kita bertahan aktif .. Harus di kembangkan lagi .


Itu official atau pendapat anda? Memang iya radar ini bisa meng-guide missile misil menuju sasaran? VERA buatan republik Ceko saja pakai sensor pasif, saya tidak yakin bisa meng-guide misil. Tidak tahu kalau ERA (keluaran baru tahun 2012), ada sistem aktifnya atau gimana tapi VERA dan ERA gak boleh diekspor ke luar NATO oleh samiri.
 
Tryout Weibel MR2 Radar detected Singapore Aircraft
Ujicoba Radar Baru Satradar Congot, Pesawat Singapura Terpantau

03 Agustus 2017

berita_415086_800x600_Radar_212.jpg

Radar Weibel MR2 - primary radar Satradar 215 TNI AU (photo : RRI)

KULONPROGO, suaramerdeka.com – Radar baru Weibel MR2 di Satradar TNI AU 215 Congot di Jangkaran, Temon, Kulonprogo dilakukan ujicoba, Selasa (1/8). Dalam ujicoba yang disaksikan oleh Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas), Marsda TNI Yuyu Sutisna tersebut, radar berfungsi baik. Bahkan berhasil memantau pesawat Singapura yang lewat.

Marsda TNI Yuyu Sutisna mengatakan, ujicoba sudah mulai dilakukan sejak seminggu lalu. Ada pun ujicoba Selasa (1/8), dilakukan dengan menuntun atau meng-guide pesawat tempur yang diterbangkan dari Lanud Iswahyudi, Magetan. Pesawat tersebut terbang sampai sejauh 150 naute mil ke selatan dan ternyata penangkapan radar baru tersebut masih bagus.

“Dua kali kami lakukan, pagi tadi dan siang ini. Hasilnya cukup memuaskan,” kata Marsda TNI Yuyu Sutisna.

Bahkan dalam ujicoba itu, juga berhasil memantau pesawat Singapura yang lewat.

“Tadi waktu ujicoba, di selatan ada tiga tadi pesawat Singapore lewat menuju Australia, semua bisa terpantau dengan baik,” ungkapnya.

Marsda TNI Yuyu Sutisna memaparkan, sejalan dengan pembangunan bandara internasional di Kulonprogo, Kepala Staf Angkatan Udara atas izin Panglima TNI memberikan kebijakan untuk mengganti radar lama yang ada di Satradar Congot. Radar yang lama merupakan buatan tahun 1960-an, sehingga sudah tidak begitu efektif.

“Pada intinya TNI Angkatan Udara siap memback-up dengan pembangunan bandara di Kulonprogo ini untuk mengawasi ruang udaranya,” tuturnya.

berita_418988_800x600_Radar_KP1.jpg

Radar MSSR 2000 - secondary radar Satradar 215 TNI AU (photo : RRI)

Radar baru juga digunakan untuk pemantauan sekolah penerbang, sekolah instruktur penerbang, serta sekolah navigator yang ada di Lanud Adisutjipto Yogyakarta, untuk melihat situasi ruang udara latihan mereka. Radar baru bahkan juga bisa mengcover tiga per empat daerah latihan Lanud Iswahyudi dan 50 persen daerah latihan Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang.

“Kota-kota jelas, Semarang, Jogja, Bandung wilayah selatan, Cirebon ke selatan semua bisa tercover dari sini. Sejauh dari sini 240 nautical mill atau kurang lebih 450 km dari titik ini kami bisa memantau,” paparnya.

Terkait kerawanan infiltrasi di wilayah selatan Jawa, Yuyu Sutisna menambahkan, pihaknya melakukan antisipasi. Karena wilayah selatan merupakan perairan terbuka dan sering juga kapal induk lewat, serta kapal-kapal dagang yang membawa helicopter.

“Kami melakukan pengawasan seperti itu di wilayah selatan ini. Tapi kita tahu, wilayah selatan ini terbuka, kita harus betul-betul antisipasi adanya infiltrasi dan sebagainya, sejauh ini belum ada,” imbuhnya.

Di wilayah Jawa sendiri ada tiga radar, yakni di Pelabuhan Ratu, di Satradar Congot, serta di Ngliyep di selatan Malang.

Sebelumnya, Komandan Satradar TNI AU 215 Congot, Mayor Lek Joko Dwi Maryanto mengatakan, keberadaan radar baru tersebut sangat penting untuk pertahanan udara dan mengamankan perbatasan laut mau pun udara. Apalagi Indonesia di sisi selatan berbatasan dengan Australia. Radar tersebut bisa mendeteksi infiltrasi atau pesawat yang dengan sengaja terbang melewati batas wilayah udara NKRI dengan mematikan transponder.

(Suara Merdeka)

Kurang sreg, Mobile radar yg dijadiin statis :D Beli seumprit dan kudu pake secondary radar. Ribet
 
Itu official atau pendapat anda? Memang iya radar ini bisa meng-guide missile misil menuju sasaran? VERA buatan republik Ceko saja pakai sensor pasif, saya tidak yakin bisa meng-guide misil. Tidak tahu kalau ERA (keluaran baru tahun 2012), ada sistem aktifnya atau gimana tapi VERA dan ERA gak boleh diekspor ke luar NATO oleh samiri.
Kalo pemahaman saya berdasarkan tulisan bung rondo di atas, yang nge-guide bukannya Smart-S...?
 
PUPR Borong Ekskavator Buatan Pindad
Arif Budianto
Jum'at 4 Agustus 2017 - 10:57 WIB
pupr-borong-ekskavator-buatan-pindad-uxg.jpg


BANDUNG - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) borong 22 ekskavator buatan PT Pindad (Persero), Pindad Excava 200. Kontrak pembelian ekskavator bukanlah kali pertama, sebelumnya pada 2016 Kementerian PUPR pernah juga membeli ekskavator buatan Pindad sebanyak 57 unit.

"Tidak ada spesifikasi khusus, tapi Pindad Excava 200 untuk Kementerian PU Pera dibuat berwarna kuning, itu sesuai permintaan mereka," terang Dirut PT Pindad Abraham Mose dalam keterangan resminya, Jumat (4/8/2017).

Kesepakatan pembelian produk ekskavator buatan dalam negeri itu diteken oleh Direktur Produk Bisnis Industrial PT Pindad Bobby A. Sumardiyat dan PPK Bahan dan Peralatan Jembatan Direktorat Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU Pera Yana Astuti di Jakarta pada Kamis, (3/8).

Abraham Mose mengaku mengapresiasi dukungan dan kepercayaan Kementerian PUPR dalam menggunakan produk alat berat buatan dalam negeri. “Terimakasih atas kepercayaan dan dukungan Kementerian PUPR yang secara bertahap membeli Pindad Excava 200 di tengah banyaknya produk sejenis dari luar negeri," jelas dia.

Lebih lanjut Ia mengklaim, kualitas ekskavator buatan Pindad sangat baik, dapat diandalkan dan tidak kalah dengan produk buatan negara lain. Kelebihan ekskavator kelas 20 ton ini di antaranya telah menerapkan control system yang baik.

Dari sisi mesin, alat berat itu telah mempunyai spesifikasi engine lebih besar (127 kW), struktur lebih kokoh termasuk spesifikasi bucket untuk Heavy Duty dan digunakannya sistem floating pin yang biasanya hanya terdapat pada ekskavator kelas 40 ton ke atas.

Pindad Excava 200 ini telah mengantongi standar SNI dan juga telah ditayangkan di e-katalog LKPP untuk memudahkan proses pemesanan. "Produk kami ini telah melalui proses litbang, studi banding dan mengakomodir masukan dari pengguna serta telah dilakukan pengujian di area tambang," paparnya.
(akr)

Source: Sindonews

PUPR ministry buys 22 Pindad-made excavator.
Anyone here know how many Excs Pindad have produced?
 
President Moon stresses his goal to cultivate deeper relationship with Indonesia and ASEAN
ARIRANG NEWS

Published on Aug 2, 2017
문재인 대통령, 휴가 중 인도네시아 국방 장관 접견

President Moon Jae-in had to put his five-day vacation on hold to meet with Indonesian Defense Minister Ryamizard Ryacudu, who's in the nation to attend a ceremony celebrating the first delivery of a Korea-made submarine to the Indonesian Navy.

According to the top office, they discussed greater cooperation in the defense industry. "President Moon said he wants this cooperation in the defense industry to develop into technical and educational cooperation between the two countries as well."

The liberal leader also brought up his goal of cultivating a deeper relationship with ASEAN countries and Indonesia, to the level of Seoul's ties to four key neighbors -- the U.S., China, Japan, and Russia.
 
yg keren radar indera mx4 buatan kita ..kalo dipasang di PKR itu bisa menembak reptor lho..

1.asal ditambahi T/R vertikal jadi 3D
2. Di dongakkan ke atas
3.radar smart s dimatikan
4. nunggu ESM .. Gelombang reptor masuk dan melihat reptor di indera mx4 yg jangkauannya 55km
5. ditunggu jarak 10km
6. Hidupkan smart s .. Tembak pakai MICA .. Pilotnya akan kaget ..sensor radiasi bunyi tapi sudah telat menghindar
MICA lebih cepat dari pada reptor. Untuk menghidar itu hitungannya detik ... Pilot yg kaget akan gugup

Kalau dijelasin secara detail teknis puanjang
intinya yg bikin mengecoh itu powernya indera mx4 yg cuma 5 watt .. Rwr akan menganggap sipil ..kmd ga akan diteruskan ke IFF.. Radar x band reptor itu sulit kalo objeknya jauh banget apalagi design kotak2 siluman yg peka ya L band .. Akhirnya kan pespur yg pakai radar x band ngandelin RWR .. Pilot juga ga akan tengok ke bawah terus .. Wong sudah ada sensor diatas tadi .. Semua pilot mah Percaya aja sama sensor

Barat bukan berarti ga bisa buat radar seperti diatas .. Cuma beda doktrin .. Mereka kan ofensif .. Kita bertahan aktif .. Harus di kembangkan lagi .
Not a chance mate.....sorry
 
Pesawat Tempur Ditempatkan Permanen di NTT



✈ Pada 2022T50i Golden Eagle TNI AU [TNI AU]

Markas Besar TNI Angkatan Udara (TNI-AU) menargetkan pada 2022 sudah bisa menempatkan satu skuadron pesawat tempur secara permanen di Lanud El Tari Kupang, kata Komandan Lanud El Tari Kupang Kolonel Penerbang (Pnb) Ronny Moningka di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Penempatan satu skuadron pesawat tempur di markas Lanud El Tari ini nantinya akan bersamaan dengan kenaikan tipe Lanud tersebut dari tipe B ke tipe A," kata dia di sela-sela kegiatan Coffe Morning bersama sejumlah wartawan di Kupang, Jumat (4/8).

Ia menjelaskan menyambut perubahan tipe Lanud dan akan didatangkannya satu skuadron pesawat tempur tersebut maka saat ini Lanud El Tari terus berbenah. Hal tersebut terbukti dengan kembali dibangunnya satu hangar khusus parkir bagi pesawat tempur yang nantinya akan ditempatkan di Lanud tersebut.

"Saat ini, masih terus dilakukan pembangunan secara bertahap. Dan, setiap tahun akan selalu ada pembangunan untuk mendukung perubahan tipe tersebut dan sekaligus penempatan pesawat-pesawat tempur di sini (Lanud El Tari)," kata dia.

Penempatan permanen pesawat tempur itu dilakukan mengingat NTT merupakan daerah perbatasan yang berbatasan dengan Australia dan Republik Demokrat Timor Leste. Artinya, penempatan tersebut berkaitan dengan alasan pertahanan keamanan negara.

Terkait pesawat tempur jenis mana yang akan ditempatkan setelah berubah tipe, ia mengatakan, akan menempatkan pesawat-pesawat tempur sesuai dengan radius operasi di wilayah NTT. Hingga saat ini, ada tiga pesawat tempur jenis T-50i dan satu helikopter tempur yang tengah diparkir di hangar Markas Lanud El Tari Kupang.

Kehadiran tiga pesawat tempur buatan Korea Selatan dan satu helikopter tempur tersebut adalah dalam rangka mengamanakn wilayah perbatasan Indonesia di NTT sekaligus mengelar kegiatan Kilat Badik 17 dan operasi lintas Cenderawasih. "Proses pengamanan ini akan dilakukan hingga Kamis (24/8) nanti, baru kemudian tiga pesawat ini akan kembali ke markasnya di Lanud Iswahjudi," kata dia.

Dalam sehari, pengawasan yang dilakukan oleh tiga pesawat tempur itu sendiri dilakukan selama tiga kali dan waktunya tergantung dari para pilotnya. [ant]

Republika
 
Rostec: memorandum on bilateral trade under a contract sale of Su-35 airplanes to Indonesia

Moscow, Russia - The list of goods will be negotiated by the members a working group appointed by the parties in accordance with the agreement

(WAPA) - State-owned Rostec Corporation and the Indonesia owned Enterprises State Trading company, PT.PPI signed a memorandum on cooperation. The document was signed by Deputy CEO Igor Zavyalov on behalf of Rostec and Export Import Senior Advisor Andi Killang Pakkanna Malaka on behalf of Indonesia owned Enterprises State Trading company, PT.PPI. The signing ceremony was attended by Gleb Nikitin, Deputy Minister for Industry and Trade of the Russian Federation, and Director General for International Trade Negotiation Iman Pambagyo of the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia.

The memorandum provides for cooperation in the implementation of the bilateral trade program under the contract for the sale of Su-35 multipurpose fighter airplanes to Indonesia.

To support the export of Indonesian goods, Rostec has agreed to proceed with a bilateral trade program as part of its obligations under the above contract. The Russian party will have the right to choose Indonesian goods and manufacturers to act as trading partners. The agreement is structured to promote the increase in the export of the most advanced goods produced by Indonesian companies to Russia. The list of goods will be negotiated by the members a working group appointed by the parties in accordance with the agreement.

The Su-35 is a Russian multidimensional fighter with a phased array antenna and thrust-vectoring engines. The fighter has the maximum speed of 2,500 km/h and the range of 3,400 km with a fighting range of nearly 1,600 km. It carries a 30 mm gun and has 12 hardpoints to carry a combination of bombs and missiles.

http://www.avionews.com/index.php?corpo=see_news_home.php&news_id=1206289&pagina_chiamante=index.php
 
Back
Top Bottom