What's new

Indonesia Defence Forum

Teman nya Mi-35 gimana infonya om ?
15030956879_7d3fc5221d_o.jpg
 
ssv-philippine-jpg.289537


Comparing Banjarmasin, Tarlac, Makassar & Dr. Soeharso class LPD
banjarmasin.jpg
KRISurabaya08.jpg
KRI_dr_Soeharso_990.jpg
ssv-philippine.jpg


Klo TNI AL mau bikin LPD lagi, model bridgenya, kapasitas dok and hangar helikopter sebisa mungkin dibuat mengacu pada desain Banjarmasin class. Untuk radar mast, kapasitas angkut personil, Angkut kendaraan tempur dibuat mengacu pada Tarlac class.
 
Last edited:
Beberapa ga kuku mo taruh disini... serremoii..., cek langsung aja di link bawah.. ye...

Indonesian National Revolution Photos the Dutch Army Didn't Want You to See

873e45b417e329e52debea81c76f9583.jpg

Desired: Dutch soldiers from the V-brigade entering the city. In the foreground the conscript soldier M.A.P. de Lange sits in a way that the sun reflects on the gleaming bayonet, at the request of the photographer. Solo, Central Java, December 21 1948. (T.Schilling, DLC, NA). All photos courtesy of the Resistance

7812afe950e0a50e855d1d0f5b1ea628.jpg

Undesired: Yogyakarta, Central Java, in early January 1949. Major General Dr. Simons, head of the Military Medical Corps, visits wounded Dutch soldiers. Doctor dr. Karamoy stands at a Dutch soldier with gunshot wounds. The series negatives were deliberately scratched so they would be unfit for publication. The Army Information Service didn’t want any photographs of wounded and fallen Dutch soldiers in the media. (From Krieken, DLC, NA)

7494361c7dfbe2a16d69a6e0a49f17f6.jpg

Desired: Soldiers on guard while broken rails are restored by Indonesians. (South Sumatra, Baturadja, November 1947. (J. Zijlstra, collection L. Zweers)

5c22587aa397b704d6a6c5e71dfeac88.jpg

Desired: The landing of an amphibious vehicle with Dutch marines, Pasir Putih, north coast of East Java, July 21, 1947. The image recalls the landing of the Allied Liberators on the coast of Normandy at D-Day. Original caption: "The men storming ashore to establish a bridgehead on the beach. No opposition is offered." (H. Wilmar Spaarnestad Photo, NA)

more at:

http://thecreatorsproject.vice.com/blog/unreleased-indonesian-national-revolution-pics

 
Any timeline for the arrival of the Indonesian Apaches brothers? I can't wait to see them flying above jungle canopy.
 
Any timeline for the arrival of the Indonesian Apaches brothers? I can't wait to see them flying above jungle canopy.

Starting from this year until 2018. The helicopter (AH 64 E (Apache Guardian) has naval attack capability so we intend to put them in Natuna island which is in South China Sea area.

-----------------------------------------------------------------------------------------

AH-64E

AH-64E Apache Guardian

Formerly known as AH-64D Block III, in 2012, it was redesignated as AH-64E Guardian to represent its increased capabilities.[263][264][265]The AH-64E features improved digital connectivity, the Joint Tactical Information Distribution System, more powerful T700-GE-701D engines with upgraded face gear transmission to accommodate more power,[266] capability to control unmanned aerial vehicle (UAVs), fullIFR capability, and improved landing gear.[267][268] New composite rotor blades, which successfully completed testing in 2004, increase cruise speed, climb rate, and payload capacity.[269] Deliveries began in November 2011.[270] Full-rate production was approved on 24 October 2012,[271] with 634 AH-64Ds to be upgraded to AH-64E standard and production of 56 new-build AH-64Es to start in 2019/20.[272]Changes in production lots 4 through 6 shall include a cognitive decision aiding system, new self-diagnostic abilities, and Link-16 data-links. The updated Longbow radar has an oversea capacity, potentially enabling naval strikes; an AESA radar is under consideration.[273] The E model is to be fit for maritime operations.[274] The Army has expressed a desire to add extended-range fuel tanks to the AH-64E to further increase range and endurance.[129] AH-64Es are to have the L-3 Communications MUM-TX datalink installed in place of two previous counterparts, it communicates on C, D, L, and Ku frequency bands to transmit and receive data and video with all Army UAVs.[275]

https://en.wikipedia.org/wiki/Boeing_AH-64_Apache
 
Last edited:
Agree!

Air Force, Ministry Clash over Halim's High Speed Train

http://en.tempo.co/read/news/2016/0...e-Ministry-Clash-over-Halims-High-Speed-Train

ssv-philippine-jpg.289537


Comparing Banjarmasin, Tarlac, Makassar & Dr. Soeharso class LPD
View attachment 289596 View attachment 289594 View attachment 289595 View attachment 289598

Klo TNI AL mau bikin LPD lagi, model bridgenya, kapasitas dok and hangar helikopter sebisa mungkin dibuat mengacu pada desain Banjarmasin class. Untuk radar mast, kapasitas angkut personil, Angkut kendaraan tempur dibuat mengacu pada Tarlac class.

Yap memang desain banjarmasin dengan jendela sipit dan punya 3 deck buat heli lebih cakep...

I mean just like this photo, which another type can't do this
IMG~285.jpg
 
Agree! Yap memang desain banjarmasin dengan jendela sipit dan punya 3 deck buat heli lebih cakep...I mean just like this photo, which another type can't do this
View attachment 289624

Ngarep supaya 2 LPD yang akan datang mengakomodasi kelebihan2 Banjarmasin + Tarlac class. 5 heli (3+2), daya angkut prajurit & officer >600, Bridge & radar mast desain mengikuti kaidah kapal kombatan, untuk itu panjangnya harus lebih dari 125 meter, mungkin sekitar 140 meter. PAL pasti bisa klo TNI AL mau.

Jangan sampai kalah sama PSDKP, udah mau bikin kapal survailance 140 meter :)
https://defence.pk/threads/indonesi...mese-fishing-boat.347154/page-39#post-8107031

Btw, pengerjaan LPD peru berjalan lambat, padahal keel laying udah dari 2013.
sima lpd.jpg
 
Last edited:
Indonesian Air Force and Australian Air Force have training together in Kupang, NTT 2015 August


 
Indonesia Bakal Tuan Rumah Simposium Angkatan Laut Pasifik Barat
[ Indonesia will be hosting Western Pacific Naval Symposium 2016 ]

Jan 26, 2016, 14:18 WIB

f153af62c439de60dbc0fd7c09dc7b83f.jpeg


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – TNI Angkatan Laut menyelenggarakan simposium berskala internasional bertajuk Western Pacific Naval Symposium (WPNS) 2016 yang berarti Simposium Angkatan Laut Pasifik Barat tahun 2016, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (26/1/2016).

Simposium tahunan yang telah dibuka secara resmi oleh Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (Asops KSAL) Laksamana Muda TNI Ari Soedewo, atas nama Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi ini, diikuti sedikitnya 27 negara sahabat.

Antara lain: Amerika Serikat, Australia, Brunei Darussalam, China, Chile, Colombia, Filipina, Indonesia, Inggris, Jepang, Korea Selatan, Kamboja, Kanada, Malaysia, Papua Nugini, Perancis, Peru, Rusia, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Tonga, Vietnam, Bangladesh, India, Mexico, dan Pakistan.

Asops KSAL dalam sambutannya mengatakan, dalam beberapa dekade yang lalu, tuntutan akan pentingnya keamanan maritim meningkat secara signifikan.

Hal ini ditandai dengan timbulnya berbagai macam tantangan maritim di laut, sehingga mendorong munculnya berbagai studi strategis untuk mengidentifikasi permasalahan serta menemukan solusi yang terbaik.

Para ahli dan praktisi telah menguraikan definisi keamanan maritim itu terdiri dari tiga aspek, yaitu keamanan laut, keselamatan laut dan lingkungan laut.

Kemudian dari aspek-aspek ini kita dapat menentukan ancaman maritim secara menyeluruh.

Untuk meningkatkan keamanan maritim, lanjutnya, strategi yang umumnya dilakukan oleh negara-negara kawasan adalah meningkatkan kemitraaan untuk mengatasi setiap permasalahan secara bersama-sama.

Menurutnya, semua negara menyadari realita bahwa tantangan-tantangan tersebut tidak dapat dipecahkan sendiri.

Oleh karena itu, pada tahun 1987 yang lalu, para pendahulu kita secara bersama-sama telah meletakkan gagasan mendasar tentang kemitraan maritim dikawasan ini yang dinamakan western pacific naval symposium.

Dan pada tahun ini, TNI AL sebagai tuan rumah penyelenggaraan WPNS yang ke-15 mengambil tema "maritime partnership for stability in the western pacific region".

Laksamana Muda TNI Ari Soedewo juga meyakini bahwa WPNS ini merupakan salah satu forum terpenting untuk mengimplementasikan kemitraan maritim di kawasan.

Untuk mendukung kemitraan ini, pihaknya akan membangun pondasi yang kuat, yaitu kepercayaan, baik kepercayaan antar negara, maupun antar Angkatan Laut.

"Kunci untuk membangun sebuah kepercayaan pada dasarnya terletak pada manusianya itu sendiri, termasuk kita yang hadir di sini. Saya yakin bahwa kita semua memiliki komitmen yang kuat untuk meraih kepercayaan dan bekerja sama untuk kepentingan bersama secara damai dan saling menguntungkan," kata Asops Kasal.

Simposium berskala internasional ini diselenggarakan untuk meningkatkan dan menjaga keamanan di wilayah Perairan Pacific Barat, mempersiapkan materi diskusi WPNS ke-15 yang akan berlangsung di Kota Padang, Sumatra Barat, pada April mendatang serta mendengar laporan kesiapan Negara Chile sebagai tuan rumah WPNS Workshop pada tahun 2017.

http://www.huntnews.id/p/detail/1e7...&channel=tag_headlines&chncat=tags_indonesian


+++

KRI Usman Harun Lepaskan Tembakan ke Pulau Gundul
[ (Exercise) KRI USMAN HARUN shoot at empty island ]

Jan 26, 2016

82e022bf046b2f9d20ab72a359617bf4f.jpeg


Ditulis oleh : Dispen Armatim

TRIBUNNERS - Dalam rangka pelayaran untuk mengikuti kegiatan International Fleet Review (IFR) di Visakhapatnam India, Kapal tipe MRLF (Multi Role Light Fregate) KRI Usman Harun (USH) - 359 yang dikomandani Kolonel Laut (P) Heri Tri Wibowo,berkesempatan melaksanakan pengecekan uji kelaikan alat serta fasilitas jaringan sistem kendali senjata KRI USH-359, Laut Jawa, Sabtu (23/01/2016)

Uji kemampuan KRI USH-359 sukses melakukan latihan penembakan dengan target sasaran Pulau Gundul yang terletak di Laut Jawa.

Penembakan dilakukan meriam Kal 76 mm dari haluan dengan jarak tembak sejauh 5 Nm, sebanyak 10 butir Amunisi peluru.

Sedangkan meriam Kal 30 mm menembak dengan jarak tembak 1,5 NM sebanyak 51 butir Amunisi peluru.

Latihan itu guna meningkatkan profesionalitas keterampilan prajurit dalam menembak secara manual.

Selain itu dilaksanakan penembakan dengan Meriam Kal 12,7 mm dengan sasaran bidik Killer Tomato berjarak 1500 Yard. Sebanyak 200 butir Amunisi peluru berhasil ditembakan.

Menurut Komandan KRI USH-359, Kolonel Laut (P) Tri Wibowo, kegiatan yang dilakukan merupakan bentuk persiapan dalam mendukung Satgas operasi pelayaran IFR (International Fleet Review) 2016 di India.

Serta persiapan melaksanakan latihan bersama dengan Angkatan Laut Australia, Her Majesty Australian (HMS) Darwin-04 dan Angkatan Laut Vietnam, VPN Dinh Tien Hoang-011, selepas dari pangkalan aju Lantamal I Belawan dan meninggalkan Indonesia, selanjutnya akan bertemu di laut Andaman/Lautan India untuk melakukan latihan bersama di sepanjang perjalanan menuju Visakhapatnam India.

http://www.huntnews.id/p/detail/b47...&channel=tag_headlines&chncat=tags_indonesian
 
Yeah.. we still need lots of work.. but our strongest strength is the spirit, we never over dependent on tools. In our history we have won against better armed enemies. We got our independence by fighting. Just because our inventory is lacking doesn't mean we are weak.
 
Strong for a Muslim nation i reckon, but yeah you are right they do need too upgrade more but currently i'd consider them pretty powerful.

Thanks, yup we will do the modernization in step by step basis inshaALLAH, the modernization that will also hopefully help not only our Armed Force, but also to reform our economic structure by making our strategic industries big enough ( that in return become competitive enough/ by boosting their R&D and economic scale ) to compete in both military and civilian product in global market.

This aim has been included into our new defense white paper just recently. Economic condition is a very essential factor in determining one nation military strength as well, and not merely about military equipment and others. As many Indonesian economist are now worried that too many import from high tech product will hurt our currency. Because of that, our strategic industries ( many of them have both defense and civilian product) become our backbone for achieving that goal.

This strategy in the long term will potentially benefit both our economy and Military strength in a great scale, in which cannot be achieved by using short sight kind of policy. And we also have huge potency to achieve the goal since our strategic industries have been developed since 70's 80's and 90's. Adding that with our already big economy and free trade within ASEAN region that reveal so much economic gain ahead that we can potentially get.

So it will be so fool and wasting policy if we dont prioritize our domestic industries for military procurement and wait them mature enough before we can actually talk about numbers in which @Zarvan try to suggest. During the process there are many economic matters that need money and attention like infrastructure project and also our R&D project in both civilian and military sector.
 
Last edited:
Back
Top Bottom