What's new

Indonesia Defence Forum

thousands of Mimika people watching Indonesian Army Kostrad Paradrops

trjn.jpg


photo_2015-11-19_18-50-35.jpg
 
Early generation of Densus 88

0befdd05.jpg


b483a007.jpg


bf94ad2a.jpg


31b5f0a8.jpg


8ab260ac.jpg


c1a7491d.jpg


7545d285.jpg


note that their equipment had been provided with the best available stuff at the times
During the early days, D88AT was formed with dilemma, the most capable AT unit in our inventory was Kopassus but in early 2000's our red beret still living under the shadow East Timor campaign and human right accusation. The new government still struggle to reform the TNI so assigning Military SF doing anti-terror crackdown in civilian environment would be counter-productive to the government effort and will create more liabilities in international point of view. So we use available and feasible asset we have which is police tactical unit (Gegana Brimob).
 
PPRC TNI Hancurkan Musuh di Pulau Morotai
Details
Created on Wednesday, 18 November 2015 10:20
Written by penkostrad
pprc%20tni%2017-1115%204.jpg


Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI menghancurkan musuh di Pulau Morotai pada saat simulasi latihan lapangan PPRC TNI tahun 2015, yang disaksikan langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersama para Asisten Panglima TNI di dampingi Direktur Latihan (Dirlat) Mayjen TNI Dedi Kusnadi Thamim serta warga masyarakat di sekitar daerah latihan, Selasa (17/11/2015).

morotai.jpg

Dalam simulasi latihan tersebut, pertempuran diawali dengan pendaratan 1 Kompi Marinir yang berhasil melakukan perebutan secara cepat Dermaga Umum dan Dermaga Ferry dari tangan musuh. Selanjutnya, KRI Makassar menurunkan kendaraan tempur, Landing Craft Utility (LCU) dan Kendaraan Taktis Gultor ditengah laut. Bersamaan dengan itu, dua Tim Intai Amfibi (Taifib) melaksanakan pertempuran laut dengan musuh yang berada di Pulau Dok dan berhasil membebaskan sandera yang ada dipulau tersebut, serta membawa sandera menuju Dermaga Umum.

Sementara itu di Bandara Leo Watimena, lima buah Hercules menerjunkan 520 Prajurit TNI Satuan Lintas Udara Pasukan Pemukul Reaksi Cepat, dilanjutkan dengan empat buah CN-295 yang menerjunkan 170 Prajurit Paskhas untuk menghancurkan musuh yang telah menguasai Bandara. Bandara berhasil direbut, dikuasai dan diduduki PPRC TNI setelah terjadi pertempuran hebat dengan pihak musuh. Ditempat terpisah, PPRC TNI juga berhasil membebaskan sandera yang ditawan di Kantor Bupati Morotai dan membawa sandera tersebut ketempat aman.

Latihan PPRC TNI yang melibatkan 3.155 personel Prajurit TNI, mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari masyarakat sekitar daerah latihan. Itu semua bisa dilihat dari semangat warga masyarakat yang sejak pagi hari sudah berdiri disepanjang jalan dan tempat-tempat yang dijadikan daerah latihan oleh Pasukan Pemukul Reaksi Cepat.

Alutsista yang dikerahkan dalam latihan ini yaitu unsur TNI AD, diantaranya tiga unit mobil dan empat unit motor kendaraan taktis pasukan khusus. Unsur TNI AL, diantaranya satu unit Class Sigma, satu unit Class Parchim, satu unit LPD, satu unit Patkamla, empat unit Sea Raider, dua unit Helly Bell, tiga puluh unit Perahu Karet, dua unit LVT- 7, dua unit RM Grad dan dua unit BMP. Unsur TNI AU, diantaranya satu unit C-212, dua unit Sukhoi, dua unit T-50, sembilan unit C-130, enam unit CN-295, satu unit Helly SAR dan satu unit Helly NAS 332.

Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
 
SATGAS PAM RAHWAN PAPUA DAN PAPUA BARAT YONIF RAIDER 509/BY KOSTRAD TIBA DI PAPUA BARAT
Details
Created on Monday, 09 November 2015 07:25
Written by penkostrad
UCAPAN-SELAMAT.jpg


Kostrad(9/11). Kasrem 171/PVT Kolonel Inf R. Agus Abdurrauf, memimpin upacara penyambutan Satgas Pam Rahwan Yonif Raider 509/BY Kostrad oleh Danlantamal yang di wakili oleh As Ops Letkol Laut (P) Baharuddin,para Kasi Korem 171/PVT, para Dansat dan Ka Balak Aju jajaran Korem 171/PVT, bertempat di dermaga Pelabuhan Pelni Sorong-Papua Barat, Sabtu (7/11).

Satgas Pam Rahwan Yonif Raider 509/BY yang dipimpin langsung oleh Danyonif Raider 509/BY Mayor Inf Beny Setiyanto, akan menggantikan Satgas Pam Rahwan Yonif Linud 303/SSM yang sudah bertugas selama + 11 bulan di wilayah Korem 171/PVT.

Dalam sambutan Kasrem 171/PVT Kolonel Inf R. Agus Abdurrauf mengatakan bahwa tugas yang akan diemban ke depan tidaklah ringan, namun tidak perlu takut dan ragu, karena tugas adalah kehormatan yang harus dijunjung tinggi. Oleh karena itu laksanakan tugas dengan rasa tanggung jawab dan selalu pedomani Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI serta Perintah Harian Panglima Kodam XVII/Cenderawasih. Menghadapi tantangan yang berat ini, prajurit Yonif Raider 509/BY tidak boleh menjadi surut dan menyerah pada keadaan, tetapi tetap tegar dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya serta senantiasa berupaya untuk dapat membantu mengatasi kesulitan rakyat sekitarnya.

509%20tiba%20di%20papua%209-11-15.jpg


Di daerah ini terdapat beberapa satuan organik, baik dari unsur TNI maupun dari unsur Polri. Oleh karenanya, setiap Prajurit harus mampu bekerjasama dengan semua pihak dan hindari terjadinya benturan-benturan dalam tugas di lapangan, yang dapat menggiring prajurit terpancing untuk melakukan tindakan-tindakan di luar prosedur. Apabila ada kesulitan di lapangan, segera laporkan kepada atasan, sehingga dapat diambil tindakan secara cepat dan tepat, sesuai ketentuan yang berlaku, jangan melakukan tindakan sendiri-sendiri karena dapat berakibat fatal. Disisi lain, adat istiadat dan budaya masyarakat di Daerah ini sangat beragam, sehingga menuntut kehati-hatian Prajurit dalam bertindak di lapangan. Hindari tindakan-tindakan yang dapat melukai dan menyakiti hati rakyat.
 
Of course TNI AU will buy that weapon, this is the reason of why we buy F 16 C/D block 52 ID right.....?
 
Of course TNI AU will buy that weapon, this is the reason of why we buy F 16 C/D block 52 ID right.....?

Not will... but the news stated that we already purchased the missile and waiting for delivery? That's what i want to confirm.
 
During the early days, D88AT was formed with dilemma, the most capable AT unit in our inventory was Kopassus but in early 2000's our red beret still living under the shadow East Timor campaign and human right accusation. The new government still struggle to reform the TNI so assigning Military SF doing anti-terror crackdown in civilian environment would be counter-productive to the government effort and will create more liabilities in international point of view. So we use available and feasible asset we have which is police tactical unit (Gegana Brimob).
Thanks for the explanations, and i will not take jakarta greater as my source of information. Just waiting for DCSA notification release, as we requested brand new type of AMRAAM through FMS programme.

Nl8zP7P.jpg

FPU of oerlikon skyshield credit to decodemore
 

Latest posts

Back
Top Bottom