What's new

Indonesia Defence Forum

Stop dreaming on us having Nuclear weapon it's far more realistic for govt to create EMP, much more effective but less lethality.
the only achievable Huge area of effect EMP blast is simply by setting off nuke in Near Space Altitude .
 
Well the Sunda Empire claim they have nuke, they control UN, pentagon and NATO.
Barisan Halu.

No nuclear arms, better use conventional force but modern and integrated, kenek sanksi ekonomi kukut

SAM aja gk punya mau punya senjata nuklir wkwkwk
Ngimpi boleh aja asal ga ngganggu orang lain, Luhut aja juga ngimpi Indonesia punya nuklir kok. Lol
 
Drone Elang Hitam BPPT Ditargetkan Patroli di Natuna Tahun Depan
Reporter:
Moh Khory Alfarizi
Editor:
Erwin Prima
Rabu, 5 Februari 2020 15:25 Wib
Purwarupa PUNA MALE Elang Hitam (EH-1) yang dikembangkan BPPT saat dipamerkan di Kementerian Pertahanan, Kamis 23 Januari 2020. Drone tempur ini diklaim bisa terbang 30 jam nonstop. FOTO/DOK BPPT

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menargetkan pesawat nirawak atau drone PUNA MALE Elang Hitam akan berpatroli di Natuna, Kepulauan Riau, pada tahun 2021.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, rencana percepatan drone itu sudah dipaparkan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pada Senin, 3 Februari 2020.

Menurut Hammam, pembangunan Elang Hitam sebagai pesawat nirawak dengan kemampuan kombatan akan segera diakselerasi. “Paparan terkait penguasaan teknologi drone tersebut juga saya sampaikan selanjutnya kepada Menristek/BRIN pada agenda rapat kerja,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 Februari 2020.

Elang Hitam PUNA MALE merupakan kerja keroyokan BPPT, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri, Lapan, Institut Teknologi Bandung, TNI Angkatan Udara, serta Kementerian Pertahanan. Sosok drone Elang Hitam itu pertama kali dikeluarkan dari hanggar di kompleks PT Dirgantara Indonesia di Bandung, 30 Desember 2019.

Pekan lalu, kata Hammam, prototype PUNA Elang Hitam (EH-1), juga ditampilkan dalam Pameran Industri Pertahanan yang digelar oleh Kementerian Pertahanan. "Saat itu Presiden Jokowi bersama Menko Polhukam, Menteri Pertahanan, Kepala KSP, juga melihat langsung drone Elang Hitam buatan anak bangsa itu," ujarnya.

Drone itu dikembangkan sejak 2015 menjadi pesawat udara nirawak jenis medium altitude long endurance (PUNA MALE). Serangkaian uji dan pengembangan dijadwalkan dijalani Elang Hitam mulai tahun ini, dan ditargetkan mengantongi sertifikasi produk militer pada 2023.

"Namun, kalau ada percepatan, kita harapkan bisa tahun depan, sehingga bisa segera beroperasi, guna menjaga kedaulatan wilayah tanah air, seperti di langit Natuna, dan kawasan T3 (terluar, terdepan, tertinggal) lainnya,” tutur Hammam.

Hammam berharap, percepatan pembangunan drone Elang Hitam dapat segera terwujud. “BPPT bersama Konsorsium PUNA MALE Kombatan, siap melakukan akselerasi," tambah dia.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, untuk menjalani misi pertempuran, drone tempur itu juga akan dipersenjatai rudal. “Bareng-bareng kita punya program rudal nasional. Program roket itulah yang akan kami gabung, kami integrasikan,” kata dia, 30 Desember 2019 lalu.

Elfien mengatakan, PUNA MALE itu ditargetkan bisa menyamai drone CH-4 produksi Cina yang belum lama dimiliki oleh TNI Angkatan Udara. “Minimal harus sama, kalau bisa lebih,” kata dia.

Kendati masih harus mengembangkan Weapon System drone tempur tersebut, PT DI berencana mencoba menggunakan produk rudalnya untuk drone tempur ini. Rencananya PUNA MALE akan diintegrasikan dengan roket FFAR (Folding Fin Aerial Rocket) kaliber 70 milimeter produksi PT DI yang saat ini juga digendong pesawat tempur F-16 milik TNI AU.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
what missile should our Drone carry ?

Hellfire ? nah they were too complicated especially to allow US tech to integrate with our sista
SPIKE ? this one can be a good choice , but i think it's also hard to procure , unless Rafael have their own 3rd party child company like Elbit with their Ares .
Brimstone ? this could be the most perfect from the two missile mentioned above , Thales could help us to integrate it .
 
Drone Elang Hitam BPPT Ditargetkan Patroli di Natuna Tahun Depan
Reporter:
Moh Khory Alfarizi
Editor:
Erwin Prima
Rabu, 5 Februari 2020 15:25 Wib
Purwarupa PUNA MALE Elang Hitam (EH-1) yang dikembangkan BPPT saat dipamerkan di Kementerian Pertahanan, Kamis 23 Januari 2020. Drone tempur ini diklaim bisa terbang 30 jam nonstop. FOTO/DOK BPPT

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menargetkan pesawat nirawak atau drone PUNA MALE Elang Hitam akan berpatroli di Natuna, Kepulauan Riau, pada tahun 2021.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, rencana percepatan drone itu sudah dipaparkan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pada Senin, 3 Februari 2020.

Menurut Hammam, pembangunan Elang Hitam sebagai pesawat nirawak dengan kemampuan kombatan akan segera diakselerasi. “Paparan terkait penguasaan teknologi drone tersebut juga saya sampaikan selanjutnya kepada Menristek/BRIN pada agenda rapat kerja,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 Februari 2020.

Elang Hitam PUNA MALE merupakan kerja keroyokan BPPT, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri, Lapan, Institut Teknologi Bandung, TNI Angkatan Udara, serta Kementerian Pertahanan. Sosok drone Elang Hitam itu pertama kali dikeluarkan dari hanggar di kompleks PT Dirgantara Indonesia di Bandung, 30 Desember 2019.

Pekan lalu, kata Hammam, prototype PUNA Elang Hitam (EH-1), juga ditampilkan dalam Pameran Industri Pertahanan yang digelar oleh Kementerian Pertahanan. "Saat itu Presiden Jokowi bersama Menko Polhukam, Menteri Pertahanan, Kepala KSP, juga melihat langsung drone Elang Hitam buatan anak bangsa itu," ujarnya.

Drone itu dikembangkan sejak 2015 menjadi pesawat udara nirawak jenis medium altitude long endurance (PUNA MALE). Serangkaian uji dan pengembangan dijadwalkan dijalani Elang Hitam mulai tahun ini, dan ditargetkan mengantongi sertifikasi produk militer pada 2023.

"Namun, kalau ada percepatan, kita harapkan bisa tahun depan, sehingga bisa segera beroperasi, guna menjaga kedaulatan wilayah tanah air, seperti di langit Natuna, dan kawasan T3 (terluar, terdepan, tertinggal) lainnya,” tutur Hammam.

Hammam berharap, percepatan pembangunan drone Elang Hitam dapat segera terwujud. “BPPT bersama Konsorsium PUNA MALE Kombatan, siap melakukan akselerasi," tambah dia.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, untuk menjalani misi pertempuran, drone tempur itu juga akan dipersenjatai rudal. “Bareng-bareng kita punya program rudal nasional. Program roket itulah yang akan kami gabung, kami integrasikan,” kata dia, 30 Desember 2019 lalu.

Elfien mengatakan, PUNA MALE itu ditargetkan bisa menyamai drone CH-4 produksi Cina yang belum lama dimiliki oleh TNI Angkatan Udara. “Minimal harus sama, kalau bisa lebih,” kata dia.

Kendati masih harus mengembangkan Weapon System drone tempur tersebut, PT DI berencana mencoba menggunakan produk rudalnya untuk drone tempur ini. Rencananya PUNA MALE akan diintegrasikan dengan roket FFAR (Folding Fin Aerial Rocket) kaliber 70 milimeter produksi PT DI yang saat ini juga digendong pesawat tempur F-16 milik TNI AU.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
what missile should our Drone carry ?

Hellfire ? nah they were too complicated especially to allow US tech to integrate with our sista
SPIKE ? this one can be a good choice , but i think it's also hard to procure , unless Rafael have their own 3rd party child company like Elbit with their Ares .
Brimstone ? this could be the most perfect from the two missile mentioned above , Thales could help us to integrate it .
That's unusually quick from prototype to production model.
 
Kita juga punya tiga reaktor nuklir sih walau skalanya masih kecil dan hanya untuk riset
https://bandung.kompas.com/read/201...nuklir-yang-belum-dimanfaatkan-secara-optimal
Mrk malahan dh bikin reaktor operasional PLTN. If 2023 finish, bangladesh have nuclear energy.

Bangladesh get help from India and fuel came from russia. Likely ppl in bangladesh accept nuclear energy while in here some people that "demi rakjat ketjil" "sjw lingkoengan" dsb always said "merusak alam" meanwhile coal steam power plant also produce radioactive from coal burning.

Another power plant that more eco friendly like geothermal also they rejected. Because "meroesak alam"
If we use hydropower they resisted because "penggoesoeran utk buat wadoek" etc
(Mgkn pas dikasih pembangkit angin atau matahari yg bakalan mahal bsk pd treak2)

Mgkn kita akan ttp dgn batubara...
 
I expect our diesel powered power plant will use B100 in the future.
 
Drone Elang Hitam BPPT Ditargetkan Patroli di Natuna Tahun Depan
Reporter:
Moh Khory Alfarizi
Editor:
Erwin Prima
Rabu, 5 Februari 2020 15:25 Wib
Purwarupa PUNA MALE Elang Hitam (EH-1) yang dikembangkan BPPT saat dipamerkan di Kementerian Pertahanan, Kamis 23 Januari 2020. Drone tempur ini diklaim bisa terbang 30 jam nonstop. FOTO/DOK BPPT

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menargetkan pesawat nirawak atau drone PUNA MALE Elang Hitam akan berpatroli di Natuna, Kepulauan Riau, pada tahun 2021.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, rencana percepatan drone itu sudah dipaparkan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR pada Senin, 3 Februari 2020.

Menurut Hammam, pembangunan Elang Hitam sebagai pesawat nirawak dengan kemampuan kombatan akan segera diakselerasi. “Paparan terkait penguasaan teknologi drone tersebut juga saya sampaikan selanjutnya kepada Menristek/BRIN pada agenda rapat kerja,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 Februari 2020.

Elang Hitam PUNA MALE merupakan kerja keroyokan BPPT, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri, Lapan, Institut Teknologi Bandung, TNI Angkatan Udara, serta Kementerian Pertahanan. Sosok drone Elang Hitam itu pertama kali dikeluarkan dari hanggar di kompleks PT Dirgantara Indonesia di Bandung, 30 Desember 2019.

Pekan lalu, kata Hammam, prototype PUNA Elang Hitam (EH-1), juga ditampilkan dalam Pameran Industri Pertahanan yang digelar oleh Kementerian Pertahanan. "Saat itu Presiden Jokowi bersama Menko Polhukam, Menteri Pertahanan, Kepala KSP, juga melihat langsung drone Elang Hitam buatan anak bangsa itu," ujarnya.

Drone itu dikembangkan sejak 2015 menjadi pesawat udara nirawak jenis medium altitude long endurance (PUNA MALE). Serangkaian uji dan pengembangan dijadwalkan dijalani Elang Hitam mulai tahun ini, dan ditargetkan mengantongi sertifikasi produk militer pada 2023.

"Namun, kalau ada percepatan, kita harapkan bisa tahun depan, sehingga bisa segera beroperasi, guna menjaga kedaulatan wilayah tanah air, seperti di langit Natuna, dan kawasan T3 (terluar, terdepan, tertinggal) lainnya,” tutur Hammam.

Hammam berharap, percepatan pembangunan drone Elang Hitam dapat segera terwujud. “BPPT bersama Konsorsium PUNA MALE Kombatan, siap melakukan akselerasi," tambah dia.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Elfien Goentoro mengatakan, untuk menjalani misi pertempuran, drone tempur itu juga akan dipersenjatai rudal. “Bareng-bareng kita punya program rudal nasional. Program roket itulah yang akan kami gabung, kami integrasikan,” kata dia, 30 Desember 2019 lalu.

Elfien mengatakan, PUNA MALE itu ditargetkan bisa menyamai drone CH-4 produksi Cina yang belum lama dimiliki oleh TNI Angkatan Udara. “Minimal harus sama, kalau bisa lebih,” kata dia.

Kendati masih harus mengembangkan Weapon System drone tempur tersebut, PT DI berencana mencoba menggunakan produk rudalnya untuk drone tempur ini. Rencananya PUNA MALE akan diintegrasikan dengan roket FFAR (Folding Fin Aerial Rocket) kaliber 70 milimeter produksi PT DI yang saat ini juga digendong pesawat tempur F-16 milik TNI AU.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
what missile should our Drone carry ?

Hellfire ? nah they were too complicated especially to allow US tech to integrate with our sista
SPIKE ? this one can be a good choice , but i think it's also hard to procure , unless Rafael have their own 3rd party child company like Elbit with their Ares .
Brimstone ? this could be the most perfect from the two missile mentioned above , Thales could help us to integrate it .

Turkish made Cirit and Umtas ATGM is actually possible for the acquisition

Wamenhan Hadiri DefExpo 2020 di India
Rabu, 5 Februari 2020

Lucknow
tmp_22867-IMG-20200205-WA00111096113516.jpg
, 5 Februari 2020 – Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono menghadiri salah satu pameran industri pertahanan terbesar di dunia, DefExpo 2020 di Lucknow, India pada Rabu (5/2).

Wamenhan menghadiri pameran yang telah sebelas kali dilaksanakan oleh Kementrian Pertahanan India itu bersama Dirjen Renhan Kemhan Marsda TNI Dody Trisunu, Kabaranahan Mayjen TNI Budi Prijono, Dirtekindhan Laksma TNI Sriyanto, dan sejumlah asisten khusus Wamenhan.

Wamenhan Trenggono bergabung bersama 35 menteri pertahanan dari berbagai negara atau pejabat setingkatnya kala Perdana Menteri India Narendra Modi membuka pameran yang diikuti sekitar seribu perusahaan, dimana 165 perusahaan diantaranya dari luar India.

“Sangat strategis mengikuti kegiatan seperti DefExpo 2020 ini. Pertama, kita bisa melihat perkembangan terbaru dari industri pertahanan global. Kedua, melakukan diplomasi pertahanan dengan sejumlah negara yang potensi diajak kerjasama. Ketiga, mempromosikan industri pertahanan lokal ke global,” papar Wamenhan Trenggono disela-sela kunjungan selama pameran tersebut.

Pada
tmp_22867-IMG-20200205-WA0020-1322621789.jpg
kesempatan itu Wamenhan juga mengaku mendapatkan ilmu banyak tentang bagaimana cara India merealisasikan ambisinya menjadi salah satu pusat manufaktur pertahanan internasional dengan mengajak perusahaan-perusahaan pertahanan dunia berinvestasi di negaranya.

“Lucknow ini ibukota dari Uttar Pradesh yang merupakan negara bagian India terbesar dari segi populasi dan berhasil menjadi kawasan industri pertahanan. Kuncinya harus ada kepastian order dari Kementrian Pertahanan dan Kementrian/Lembaga Pemerintah yang lain, untuk memandirikan industri pertahanan nasional ke tingkat global,” tutupnya.

https://www.kemhan.go.id/2020/02/05/wamenhan-hadiri-defexpo-2020-di-india.html
 
Here's to hoping for us to have Nuclear Powerplant, and more hydro powerplant.

But most importantly, for our people to get better educated about these methods of cleaner energy.
 
I hope gov will use clean renewable energy like solar,hydro power and wind. Dont like nuclear is too dangerous and we stand in ring of fire earthquake will be a problem
 
I hope gov will use clean renewable energy like solar,hydro power and wind. Dont like nuclear is too dangerous and we stand in ring of fire earthquake will be a problem
the proposed MSR/LFTR are going to use barge or bulk carrier based which going to be stationed on the java northern shoreline , earthquake wont do much damage on something floating in water , and the fault line are on the other side of the island (southern shoreline are more prone to tsunami and quake rather than the northern one"Java Sea")

Solar power is actually a very little piece of output energy from the "Nuclear Power" , the Sun itself is a giant nuclear reactor .

indonesia need to progress into the atomic Era , or else we will be stuck with power shortage , high cost in automated industry and so on .
 
Last edited:
I hope gov will use clean renewable energy like solar,hydro power and wind. Dont like nuclear is too dangerous and we stand in ring of fire earthquake will be a problem
No, Nuclear is clean energy and safe. Japan, China, and America are also Nuclear powerplant country in the ring of fire.

Solar and wind energy is intermittent and Power storage in large number is not yet possible. The only feasible power plant for large scale like city is Hydro or Geothermal. But it can't cover all the Need on energy. We need Nuclear power plant to end our coal Era.
 

Latest posts

Back
Top Bottom