What's new

Indonesia Defence Forum

Damn he is soo lucky, mudah2an jangan lagi ada yg lepas rompi ma helm pada saat bertugas didaerah panas
Dan jangan lagi patroli pakai mobil bak terbuka didaerah konflik, rawan disanggong musuh, ingat pengalaman paskhas di aceh yg dicegat saat di mobil bak terbuka oleh gam
 
Damn he is soo lucky, mudah2an jangan lagi ada yg lepas rompi ma helm pada saat bertugas didaerah panas

You do realize that wearing plate carrier (especially lvl IV) in tropical environment is not only extremely HOT but also HEAVY right?!

However I strongly agree with the need to always wear sufficient ballistic protection, however the plate carrier need to be made from moisture wicking & breathable fabrics such as those from Under Armour HeatGear®, Invista CoolMax®, or Potomac Field APF™, etc That way wearing plate carrier (along with the plates) will alleviate the risk of of getting heat-stroke for the wearer.
 
Paspampres, while in Afghanistan

35971878_1847341308621638_8085535191830888448_o.jpg
35800791_1847341338621635_4658707251664519168_o.jpg


Credit to original owner

35796052_1847273598628409_3494136764958769152_o.jpg
 
hr-3601-airbus-helicopters-as365-n3-dauphin-indonesia-national-search-and-rescue-1.jpg

INDONESIA
TNI AL SIAP BERANGKATKAN HELIKOPTER DAUPHIN AS-365 N3+ HR-3601 UNTUK MISI MTF UNIFIL
21 JUNI 2018 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
Maritim Task Force (MTF) Unifil merupakan salah satu tugas TNI AL untuk mendukung misi perdamaian di bawah PBB sebagai langkah politik strategis Pemerintahan negara Republik Indonesia untuk ikut serta dalam mendukung perdamaian dunia di Lebanon.

Pada awalnya untuk mewujudkan misi turut serta dalam mendukung ketertiban dunia, Indonesia telah mengirimkan Pasukan penjaga Perdamaian PBB pertama kalinya pada tanggal 8 Januari 1957 ke Mesir.

Kemudian seiring dengan perjalanan waktu, dalam meneruskan misi perdamaian dunia, tepatnya pada tanggal 18 April 2009 TNI Angkatan Laut telah mulai mengambil bagian pada misi perdamaian dunia melalui Maritime Task Force (MTF) Unifil XXVIII-A di bawah Commander Task Force (CTF) 448 di Lebanon dengan mengirimkan KRI Dipenogoro-365, dimana pada saat itu dilengkapi dengan Helikopter Bolkow-105 Nv-414 sebagai unsur Senjata Armada terpadu yang melekat dengan KRI, sebagaimana dilansir dari laman TNI AL (19/ 06).

Namun seiring dengan perjalan waktu, dalam menjalankan misi tersebut PBB menuntut helikopter yang beroperasi untuk menjalankan misi MTF tersebut harus sesuai dengan standar kualifikasi PBB. Sehingga dalam rangka memenuhi standar kualifikasi tersebut, TNI Angkatan Laut tidak lagi dapat mengirim helikopter jenis BO-105, karena menurut penilaian PBB helikopter tersebut sudah tidak sesuai dengan standar yang dipersayaratkan.

Untuk itu TNI AL menyiapkan helikopter DAUPHIN AS-365 N3+ HR-3601 sebagai penggantinya.

Hal ini merupakan wujud keseriusan dan komitmen dari Indonesia untuk memberikan yang terbaik bagi PBB. Namun demikian untuk dapat menilai apakah helikopter yang disiapkan oleh TNI AL memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh PBB, maka PBB mengirimkan delegasinya untuk menilai secara langsung kesiapan helikopter tersebut di Puspenerbal melalui kegiatan Pre Deployment Visit atau PDV.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat Mako Puspenerbal yang dihadiri oleh Waasops Kasal, Komandan Puspenerbal dan jajaran, perwakilan dari Mabes TNI serta Mr. Martin Lopez Gomez sebagai delegasi dari PBB yang akan menilai kesiapan helikopter DAUPHIN AS-365 N3+ HR-3601 dan memberikan rekomendasi penilaiannya secara profesional ke MTF UNIFIL PBB.

Sesuai dengan standar yang dipersyaratkan oleh PBB bahwa helikopter DAUPHIN AS-365 N3+ HR-3601 yang akan Onboard di KRI Hasanudin telah dilengkapi dengan 17 peralatan sehingga memiliki 12 kemampuan sebagai berikut:

  1. Mampu beroperasi di siang dan malam hari;
  2. Pengamatan siang hari dan malam hari
  3. Berkontribusi dalam menentukan gambaran situasi udara;
  4. Melaksanakan operasi dengan kapal-kapal MTF yang lain
  5. Mampu melaksanakan evakuasi medis dan angkutan udara;
  6. Mampu melaksanakan angkut ringan pasukan maupun logistik.
  7. Mampu melaksanakan dukungan udara
  8. Mampu melaksanakan pencarian dan pertolongan;
  9. Mampu melaksanakan penerbangan intrument pada siang dan malam hari
  10. Mampu melaksanakan penghindaran darurat
  11. Dilengkapi dengan Transponder mode C dan S
  12. Mampu melaksanakan penerbangan minimal 2 jam per hari.
Photo: HR-3601 – Airbus Helicopters AS365 N3+ Dauphin – Indonesia – National Search and Rescue (Jet Photos)
 
You do realize that wearing plate carrier (especially lvl IV) in tropical environment is not only extremely HOT but also HEAVY right?!

However I strongly agree with the need to always wear sufficient ballistic protection, however the plate carrier need to be made from moisture wicking & breathable fabrics such as those from Under Armour HeatGear®, Invista CoolMax®, or Potomac Field APF™, etc That way wearing plate carrier (along with the plates) will alleviate the risk of of getting heat-stroke for the wearer.
Yes i do sir, i know that story since DOM time. So that will be our goverments responsibility to provide our army with better equipment to minimise casualty
 
hr-3601-airbus-helicopters-as365-n3-dauphin-indonesia-national-search-and-rescue-1.jpg

INDONESIA
TNI AL SIAP BERANGKATKAN HELIKOPTER DAUPHIN AS-365 N3+ HR-3601 UNTUK MISI MTF UNIFIL
21 JUNI 2018 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
Maritim Task Force (MTF) Unifil merupakan salah satu tugas TNI AL untuk mendukung misi perdamaian di bawah PBB sebagai langkah politik strategis Pemerintahan negara Republik Indonesia untuk ikut serta dalam mendukung perdamaian dunia di Lebanon.

Pada awalnya untuk mewujudkan misi turut serta dalam mendukung ketertiban dunia, Indonesia telah mengirimkan Pasukan penjaga Perdamaian PBB pertama kalinya pada tanggal 8 Januari 1957 ke Mesir.

Kemudian seiring dengan perjalanan waktu, dalam meneruskan misi perdamaian dunia, tepatnya pada tanggal 18 April 2009 TNI Angkatan Laut telah mulai mengambil bagian pada misi perdamaian dunia melalui Maritime Task Force (MTF) Unifil XXVIII-A di bawah Commander Task Force (CTF) 448 di Lebanon dengan mengirimkan KRI Dipenogoro-365, dimana pada saat itu dilengkapi dengan Helikopter Bolkow-105 Nv-414 sebagai unsur Senjata Armada terpadu yang melekat dengan KRI, sebagaimana dilansir dari laman TNI AL (19/ 06).

Namun seiring dengan perjalan waktu, dalam menjalankan misi tersebut PBB menuntut helikopter yang beroperasi untuk menjalankan misi MTF tersebut harus sesuai dengan standar kualifikasi PBB. Sehingga dalam rangka memenuhi standar kualifikasi tersebut, TNI Angkatan Laut tidak lagi dapat mengirim helikopter jenis BO-105, karena menurut penilaian PBB helikopter tersebut sudah tidak sesuai dengan standar yang dipersayaratkan.

Untuk itu TNI AL menyiapkan helikopter DAUPHIN AS-365 N3+ HR-3601 sebagai penggantinya.

Hal ini merupakan wujud keseriusan dan komitmen dari Indonesia untuk memberikan yang terbaik bagi PBB. Namun demikian untuk dapat menilai apakah helikopter yang disiapkan oleh TNI AL memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh PBB, maka PBB mengirimkan delegasinya untuk menilai secara langsung kesiapan helikopter tersebut di Puspenerbal melalui kegiatan Pre Deployment Visit atau PDV.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang Rapat Mako Puspenerbal yang dihadiri oleh Waasops Kasal, Komandan Puspenerbal dan jajaran, perwakilan dari Mabes TNI serta Mr. Martin Lopez Gomez sebagai delegasi dari PBB yang akan menilai kesiapan helikopter DAUPHIN AS-365 N3+ HR-3601 dan memberikan rekomendasi penilaiannya secara profesional ke MTF UNIFIL PBB.

Sesuai dengan standar yang dipersyaratkan oleh PBB bahwa helikopter DAUPHIN AS-365 N3+ HR-3601 yang akan Onboard di KRI Hasanudin telah dilengkapi dengan 17 peralatan sehingga memiliki 12 kemampuan sebagai berikut:

  1. Mampu beroperasi di siang dan malam hari;
  2. Pengamatan siang hari dan malam hari
  3. Berkontribusi dalam menentukan gambaran situasi udara;
  4. Melaksanakan operasi dengan kapal-kapal MTF yang lain
  5. Mampu melaksanakan evakuasi medis dan angkutan udara;
  6. Mampu melaksanakan angkut ringan pasukan maupun logistik.
  7. Mampu melaksanakan dukungan udara
  8. Mampu melaksanakan pencarian dan pertolongan;
  9. Mampu melaksanakan penerbangan intrument pada siang dan malam hari
  10. Mampu melaksanakan penghindaran darurat
  11. Dilengkapi dengan Transponder mode C dan S
  12. Mampu melaksanakan penerbangan minimal 2 jam per hari.
Photo: HR-3601 – Airbus Helicopters AS365 N3+ Dauphin – Indonesia – National Search and Rescue (Jet Photos)
Punya TNI AL bukannya Panther ya....kok yang dikirim versi sipilnya?
 
Journalists banned from trial of Thamrin bombings` defendant
Jumat, 22 Juni 2018 15:47 WIB - 0 Views

Reporter: Anita Permata Dewi

20180525360.jpg

Police on high alert when the car carrying Thamrin bomb convict Aman Abdurrahman alias Oman Rochman was passing South Jakarta District Court. (ANTARA/Galih Pradipta)

Jakarta (ANTARA News) - Journalists reporting on the verdict on accused Oman Rahman involved in the Thamrin bombing in 2016 were banned from the main courtroom in the South Jakarta district court where the trial proceedings were ongoing.

Reporters were only allowed to follow the proceedings from outside the courtroom.

The judge of the South Jakarta district court read out the verdict on the defendant Oman Rahman during the proceedings that began since 8:30 a.m. local time.

It was revealed that he had been awarded a death penalty by the judges of the South Jakarta district court after being charged with the same punishment by the prosecutors in May.

The prosecutors believed that it is a just penalty to be imposed on the defendant after considering the statements from witnesses and experts along with several gathered evidences, including the defendant`s own writings.

Rahman was accused of being involved in several terrorism incidents, including the Thamrin bombing, Oikumene church bombing in Samarinda, Kampung Melayu bombing in Jakarta, as well as the attacks in Bima, West Nusa Tenggara, and in the North Sumatra Police headquarters.

Rahman was believed to be the mastermind behind all terrorist attacks.

Rahman was due to be released from prison in August 2017 after spending nine years behind bars for his involvement in military trainings conducted by the Jamaah Islamiyah in the Jalin mountains of Aceh Besar Sub-district back in 2010.

However, in August 18, 2017, he was named a suspect in the Thamrin bombings and was charged under Law Number 15 of 2003 on eradication of terrorism crimes.




Editor: Otniel Tamindael

COPYRIGHT © ANTARA 2018
 
Indonesian navy operates sonar scanner to investigate lake Toba incident
Sabtu, 23 Juni 2018 10:32 WIB - 0 Views

Reporter: antara

kelengkapan-kapal-pencarian-km-sinar-bangun.jpg

Head of National SAR Agency Vice Marshal M Syaugi (second right) examines the motor vessel used to search KM Sinar Bangun in Lake Toba, Simalungun, North Sumatra, Friday (22/6/2018). (ANTARA PHOTO/Irsan Mulyadi)

Simalungun, N Sumatra (ANTARA News) - The Indonesian Navy began operating a sonar scanner to search for the Sinar Bangun motorboat that sank in the waters of Lake Toba, North Sumatra Province.

After the team`s departure from Tigaras Port, Simalungun District on Friday, Search and Rescue Team Coordinator Marine Lieutenant Colonel Syamsul Sitohang stated that it had received the sonar scanner from the Navy Headquarters.

The tool will be used in the waters of Lake Toba starting 7:30 a.m. local time until 6 p.m. local time.

Utilization of special equipment aims to identify material at the bottom of the lake, including the position of the Sinar Bangun motorboat.

These tools are expected to locate the lost vessel and its passengers, who may have died.

He added that in accordance with the results of the meeting, search and rescue processes of the passengers of KM Sinar Bangun will be conducted in two sectors.

Sector A covers the waters and outskirts of the lake adjacent to Simalungun, while Sector B is spread across the waters closer to Samosir Island.

However, the depth of Lake Toba is one of the main problems, as it is considered quite deep.

"Earlier checks indicated that the depth of the lake is some 400 to 500 meters," he revealed.

According to records, KM Sinar Bangun, which carried a hundred passengers, had reportedly sunk in the waters of Lake Toba, between Simanindo Sub-district, Samosir District, and Tigaras Village, Dolok Pardamean Sub-district, Simalungun District, North Sumatra Province, on Monday at around 5:30 p.m. local time.

Currently, the joint team has found 19 survivors and three dead.

Reported by Irwan Arfa
(T.KR-TQA/INE)
(T.SYS/B/KR-BSR/O001)
Editor: Heru Purwanto

COPYRIGHT © ANTARA 2018
 
#BridgesofFriendship Indian Naval Ships Shakti and Kamorta of #IndianNavy's Eastern Fleet under Command of Rear Admiral Dinesh K Tripathi, Flag Officer Commanding Eastern Fleet are on a visit to Makassar, Indonesia as part of the Fleet's deployment to Western Pacific and South East Asia. Upon arrival, the ships were received in a traditional manner by the Indonesian Navy.
35922856_667601766928020_2699893468209086464_o.jpg
35898667_667601776928019_30075147712987136_o.jpg
36027126_667601530261377_6464471322930970624_o.jpg
35987560_667601556928041_8437486458700300288_n.jpg
 

Latest posts

Back
Top Bottom