What's new

Indonesia Defence Forum

whether there are other candidates besides NASAMS.. ?? SPYDER maybe

NASAMS, BUK M/PANTSYR but i think HQ series will win
^^^
The Indonesian Air Force shortlisted four candidates for it's Medium Range Air Defense in the 2nd Minimum Essential Forces (MEF) Acquisition Programme 2015 - 2019. The four candidates are:

- Kongsberg & Raytheon NASAMS
- CPMIEC LY-80
- Norinco SkyDragon 50
- CASIC FK-3 Flying King-3

http://defense-studies.blogspot.co.id/2016/05/perencanaan-pertahanan-udara-korpaskhas.html?m=1
 
^^^
The Indonesian Air Force shortlisted four candidates for it's Medium Range Air Defense in the 2nd Minimum Essential Forces (MEF) Acquisition Programme 2015 - 2019. The four candidates are:

- Kongsberg & Raytheon NASAMS
- CPMIEC LY-80
- Norinco SkyDragon 50
- CASIC FK-3 Flying King-3

http://defense-studies.blogspot.co.id/2016/05/perencanaan-pertahanan-udara-korpaskhas.html?m=1

I still vote for S300 or S400...since its detterent effect is very high.
At least, a special deployment for guarding our capital city and vvi installation.

The best weapons is will never be used. :cheers:
 
I still vote for S300 or S400...since its detterent effect is very high.
At least, a special deployment for guarding our capital city and vvi installation.

The best weapons is will never be used. :cheers:
Those four candidates are for Medium Range Air Defense. The S300/S400 are Long Range Air Defense.
 
Those four candidates are for Medium Range Air Defense. The S300/S400 are Long Range Air Defense.

upss i missed that.
thanks for correction.

then i vote nasams for IA merad, since our defense asset mostly from western/nato, will be more easy to integrated between platform.
 
Submarine facility are critical and high technological scope.
Sure and tight building are more important than fast but lower quality.
Can do both...thats hapiness for indo people.
 
05_kapal_pkr.jpg

Pkr 331
(Thejakartapost)

Submarine facility ready November this year as schedule..
 
PTDI will Produce Drone that can carry Missile
Saingi AS dan China, PTDI Rancang Drone yang Bisa Tembakkan Roket

01dbef4a-0f79-406b-9ab8-df99d053f3a8_169.jpg


Pengembangan drone atau pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tak berhenti sampai di Wulung. PTDI sedang merancang drone yang memiliki kemampuan dan ukuran lebih besar.

Drone tersebut masuk kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE). PTTA jenis ini mengikuti drone sekelas buatan Amerika Serikat (AS), MQ-1 Predator dan China, CH-4. Dengan kemampuan serupa, PTDI akan merancang drone yang dilengkapi sistem persenjataan.

Artinya, drone tersebut bisa dilengkapi roket untuk misi perang. Drone jenis direncanakan bisa membawa 2 sampai 4 unit roket.

"Jadi kita rencana buat drone yang mirip dengan drone buatan Amerika dan China. Drone ini nantinya dilengkapi senjata," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P. Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).

Drone sejenis seperti MQ-1 Predator biasa dipakai oleh AS untuk menjalankan misi di Irak hingga Afganistan. Lanjut Bona, PTDI sekarang sedang masuk tahap preliminary design untuk pengembangan MALE.

"Tahun depan masuk detail design dan prototype, kemudian uji terbang baru bisa dilakukan pada tahun 2018," tambahnya.

01ddfd06-6480-4227-b6be-3d16cbd313cc_43.jpg


Hingga saat ini, PTDI belum memberi nama drone yang dirancang ini. Meski demikian, PTDI telah memiliki gambaran tentang kemampuan dan bentuk dari drone kelas MALE ini.

Nantinya, drone ini mampu terbang dengan ketinggian maksimal 23.000 kaki dan radius terbang dari pusat kendali ialah 250 kilometer (km). Saat menjalankan misi, drone jenis ini bisa terbang non stop selama 24 jam.

"Saat ini dirancang mampu terbang 24 jam di udara karena didesain untuk jaga perbatasan terluar yang jauh," tambahnya.

Sejalan dengan pengembangan drone jenis MALE, PTDI juga sedang melakukan pembuatan roket untuk mendukung operasional drone. Roket jenis ini dirancang mampu menembak sasaran dengan radius efektif 5-6 km.

"Senjatanya masih open, tapi kita rencanakan yang dibuat oleh PTDI yakni RD 702. RD 702 ini bisa menembak dengan radius 5-6 km," sebutnya.

from kaskus (finance detik)
 
PTDI will Produce Drone that can carry Missile
Saingi AS dan China, PTDI Rancang Drone yang Bisa Tembakkan Roket

01dbef4a-0f79-406b-9ab8-df99d053f3a8_169.jpg


Pengembangan drone atau pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tak berhenti sampai di Wulung. PTDI sedang merancang drone yang memiliki kemampuan dan ukuran lebih besar.

Drone tersebut masuk kelas Medium Altitude Long Endurance (MALE). PTTA jenis ini mengikuti drone sekelas buatan Amerika Serikat (AS), MQ-1 Predator dan China, CH-4. Dengan kemampuan serupa, PTDI akan merancang drone yang dilengkapi sistem persenjataan.

Artinya, drone tersebut bisa dilengkapi roket untuk misi perang. Drone jenis direncanakan bisa membawa 2 sampai 4 unit roket.

"Jadi kita rencana buat drone yang mirip dengan drone buatan Amerika dan China. Drone ini nantinya dilengkapi senjata," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P. Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).

Drone sejenis seperti MQ-1 Predator biasa dipakai oleh AS untuk menjalankan misi di Irak hingga Afganistan. Lanjut Bona, PTDI sekarang sedang masuk tahap preliminary design untuk pengembangan MALE.

"Tahun depan masuk detail design dan prototype, kemudian uji terbang baru bisa dilakukan pada tahun 2018," tambahnya.

01ddfd06-6480-4227-b6be-3d16cbd313cc_43.jpg


Hingga saat ini, PTDI belum memberi nama drone yang dirancang ini. Meski demikian, PTDI telah memiliki gambaran tentang kemampuan dan bentuk dari drone kelas MALE ini.

Nantinya, drone ini mampu terbang dengan ketinggian maksimal 23.000 kaki dan radius terbang dari pusat kendali ialah 250 kilometer (km). Saat menjalankan misi, drone jenis ini bisa terbang non stop selama 24 jam.

"Saat ini dirancang mampu terbang 24 jam di udara karena didesain untuk jaga perbatasan terluar yang jauh," tambahnya.

Sejalan dengan pengembangan drone jenis MALE, PTDI juga sedang melakukan pembuatan roket untuk mendukung operasional drone. Roket jenis ini dirancang mampu menembak sasaran dengan radius efektif 5-6 km.

"Senjatanya masih open, tapi kita rencanakan yang dibuat oleh PTDI yakni RD 702. RD 702 ini bisa menembak dengan radius 5-6 km," sebutnya.

from kaskus (finance detik)

Speaking of, has joint research on MALE UAV with China seen any realization?
 
516321_620.jpg


Tuesday, 30 August, 2016 | 09:32 WIB

Govt Has 3 Weeks to Revise Satellite Budget: the House

TEMPO.CO, Jakarta - Deputy Head of the Defense Commission, TB Hasanuddin, said that the House of Representative has given the government three weeks to reevaluate the details of the defense satellite since the US$849 million price tag is deemed utterly expensive.

Hasanuddin said the government and the DPR will sit and discuss the budget for the satellite. "We need to look at some cheaper parts," he said Monday, August 29, 2016.

He added that the budget can be less than US$849 million. He believes that it can be US$650 million or less.

"The function, range, and needs were not clear. There was no detailed coordination with the armed force," he said.

He added that the commission has a team specifically monitoring the satellite provision. "The basic price is US$400 million. We might not need some of the add-ons. we hope it will not exceed US$650 million," he said.

AHMAD FAIZ

http://en.tempo.co/read/news/2016/0...-3-Weeks-to-Revise-Satellite-Budget-the-House
 
Tumpukan Limbah Sampah di Areal PT PAL Terbakar . Sumber Detik.

Surabaya - Kebakaran terjadi di areal PT PAL Surabaya. Namun kebakaran tersebut tak membawa dampak berarti karena yang terbakar hanyalah material sampah.

Kepala Humas PT PAL Bayu Witjaksono mengatakan bahwa kebakaan terjadi di antara dok Pare-Pare milik PT PAL dan dok Jayamahe milik Angkatan Laut.

"Jadi kebakarannya di atas laut," ujar Bayu kepada wartawan, Selasa (30/8/2016).

Bayu mengatakan, saat itu memang ada proses perbaikan kapal di dok Pare-Pare. Percikan api las tanpa di sengaja jatuh mengenai tumpukan sampah bercampur minyak yang tercecer di laut. Karena itulah api kemudian berkobar.

Yang terlihat kemudian adalah api dengan asap hitam pekat membumbung tinggi. Petugas PMK kemudian diterjunkan dan dalam waktu sekitar 20 menit, api bisa dipadamkan.
741d86c8-4cc1-4c88-bee4-9e8bd27d6ad9.jpg

Bayu sendiri merasa heran dengan kebakaran ini karena pihaknya setiap hari telah melakukan prosedur pembersihan terkait limbah dan sampah yang ada. Namun banyaknya limbah minyak yang ada tak bisa dipungkiri menyebabkan adanya kebakaran.

"Ini kan cekungan, makanya limbah dan sampahnya numpuk," kata Bayu.

Bayu mengaku tak ada yang dirugikan, terlebih PT PAL, dalam kejadian ini. "PT PAL hanya kehilangan waktu beberapa menit. Dan tak ada kerugian material yang signifikan," tandas Bayu. (fat/iwd)
 
516321_620.jpg


Tuesday, 30 August, 2016 | 09:32 WIB

Govt Has 3 Weeks to Revise Satellite Budget: the House

TEMPO.CO, Jakarta - Deputy Head of the Defense Commission, TB Hasanuddin, said that the House of Representative has given the government three weeks to reevaluate the details of the defense satellite since the US$849 million price tag is deemed utterly expensive.

Hasanuddin said the government and the DPR will sit and discuss the budget for the satellite. "We need to look at some cheaper parts," he said Monday, August 29, 2016.

He added that the budget can be less than US$849 million. He believes that it can be US$650 million or less.

"The function, range, and needs were not clear. There was no detailed coordination with the armed force," he said.

He added that the commission has a team specifically monitoring the satellite provision. "The basic price is US$400 million. We might not need some of the add-ons. we hope it will not exceed US$650 million," he said.

AHMAD FAIZ

Flipping Hell!!

Did they compare the price of military sattelite with the price of commercial one?
 

Country Latest Posts

Back
Top Bottom