What's new

Indonesia Defence Forum

For Indonesian folks

-----------------------------------------------------------------------------------------
Selasa, 08 September 2015
14:13 WIB

JAKARTA. PT INTI (Persero) mengungkapkan kekecewaannya karena tidak dilibatkan dalam proyek pengadaan radar Kementerian Pertahanan (Kemhan). Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT INTI Endang Yuliawaty menyayangkan keputusan pemerintah yang lebih memilih perusahaan swasta asing ketimbang BUMN.

an open tender.

The project value is huge.

Ane salah satu 'alumni' PT. Inti gan,... walaupun sempat cuma 1 bulan disana .... :coffee:
 
F-16C With two maverick missiles...
@ori photographer
2015-12-28_08.49.46.jpg
 
Ane salah satu 'alumni' PT. Inti gan,... walaupun sempat cuma 1 bulan disana .... :coffee:

Lah ....di Prancis ngapain...? Ngambil Master....?

Cuman I bulan, nyusah nyusahin HRD aja itu namanya.....he he
 
Three Officers Killed, Rifles Stolen in Attack on Papua Police Precinct

03700893-1024x680.jpg

Jakarta. Three police officers in the restive province of Papua were killed by suspected separatists on Sunday evening after armed men attacked their precinct, the National Police confirmed.

National Police chief Gen. Badrodin Haiti said the Sinak subdistrict precinct in Papua's Puncak district was attacked by a barrage of gunfire at 8.45 p.m. on Sunday.

Three police officers manning the station were killed in the incident and another officer wounded, the four-star general continued.

"The shots came from the back of the police precinct," Badrodin said at his office on Monday.

Several assailants then broke in to the headquarters' armory, stealing seven assault riffles and a crate of ammunition.

They fled after dozens of soldiers from a nearby military station arrived as back-up.

Badrodin identified the killed officers as First Brig. Ridho, Second Brig. Arman and Second Brig. Ilham. The fourth officer, First Brig. Dimara was shot in the arm and is now being treated for his injury.

"We are conducting an investigation [to identify the assailants]," the general said, adding that communication with the remote precinct is difficult.

The attack came ahead of President Joko Widodo's visit to Papua, which has seen low level insurgency against Indonesian security officials since Indonesia annexed the resource-rich province in the 1960s.

Joko is scheduled to travel to Merauke – on the province's border with Papua New Guinea – on Tuesday and Wamena in the central highland area on Wednesday, before traveling to neighboring West Papua province.

As of Monday morning there has not been any changes to the president's planned visit, said Papua Police spokesman Sr. Comr. Patrige Renwarin.
 
Innalillah, Musibah akhir tahun. Harus diusut nih kasus :angry:

Telah terjadi penyerangan terhadap polsek sinak Papua oleh OTK pd 27desember 2015 pkl 20.30 WIT.
Terdengar beberapa kali tembakan dari honai dari atas polsek Selanjutnya ada yg menyerang ke dalam polsek.

kerugian materil
1. Ak 47 2pck
2. Moser 3pck
3. Ss1 2pck
4. MU 1peti

Kerugian pers 3 orang meninggal
1. Brptu ridho
2. Bripda arman
3. Bripda ilham

2 orang selamat terkena tembak di tangan
1. Briptu suma
2. Bripda rian

Info Sementara jenazah berada di koramil di urus oleh anggota 751 dan koramil

3 Polisi Tewas di Papua Diserang Sipil Bersenjata, KSAD

Mabes Polri: Dua Anggota Polsek Sinak Papua yang Luka Masih

Three Officers Killed, Rifles Stolen in Attack on Papua Police Precinct

03700893-1024x680.jpg

Jakarta. Three police officers in the restive province of Papua were killed by suspected separatists on Sunday evening after armed men attacked their precinct, the National Police confirmed.

National Police chief Gen. Badrodin Haiti said the Sinak subdistrict precinct in Papua's Puncak district was attacked by a barrage of gunfire at 8.45 p.m. on Sunday.

Three police officers manning the station were killed in the incident and another officer wounded, the four-star general continued.

"The shots came from the back of the police precinct," Badrodin said at his office on Monday.

Several assailants then broke in to the headquarters' armory, stealing seven assault riffles and a crate of ammunition.

They fled after dozens of soldiers from a nearby military station arrived as back-up.

Badrodin identified the killed officers as First Brig. Ridho, Second Brig. Arman and Second Brig. Ilham. The fourth officer, First Brig. Dimara was shot in the arm and is now being treated for his injury.

"We are conducting an investigation [to identify the assailants]," the general said, adding that communication with the remote precinct is difficult.

The attack came ahead of President Joko Widodo's visit to Papua, which has seen low level insurgency against Indonesian security officials since Indonesia annexed the resource-rich province in the 1960s.

Joko is scheduled to travel to Merauke – on the province's border with Papua New Guinea – on Tuesday and Wamena in the central highland area on Wednesday, before traveling to neighboring West Papua province.

As of Monday morning there has not been any changes to the president's planned visit, said Papua Police spokesman Sr. Comr. Patrige Renwarin.
:angry:
 
Last edited:
we are too focused against some religions terrorists, this kind of separatist act of terrorism must be cleaned for good
 
Mungkin sebiknya untuk daerah2 rawan konflik, pos2 polisi dan militer diberi proteksi khusus, jadi kalau diserang bisa memberi perlawanan yang mematikan atau paling enggak ada safe room yang nggak bisa diterobos untuk tempat berlindung juga tempat memanggil batuan.

Butuh perhatian lebih dari pengambil kebijakan. Kok kayaknya biasa2 aja penanganannya, selalu reaktif, dan bermodal waspada aja.
 
Last edited:
Mungkin sebiknya untuk daerah2 rawan konflik, pos2 polisi dan militer diberi proteksi khusus, jadi kalau diserang bisa memberi perlawanan yang mematikan atau paling enggak ada safe room yang nggak bisa diterobos untuk tempat berlindung juga tempat memanggil batuan.

Butuh perhatian lebih dari pengambil kebijakan. Kok kayaknya biasa2 aja penanganannya, selalu reaktif, dan bermodal waspada aja.

dianggap daerah aman, karena selama ini gak ada serangan di daerah itu, beda dengan daerah distrik Lani.....
Jumlah personal jaga juga sangat kurang itu. Delapan orang saja..... makanya itu tero nyerang polsek gak nyerang Koramil yang jumlah personelnya lebih besar.


Tapi kedepannya akan dipasang sentry wards dan pos-pos jaga disekeliling. Anjing penjaga sangat vital disini perannya....
 
dianggap daerah aman, karena selama ini gak ada serangan di daerah itu, beda dengan daerah distrik Lani..... Jumlah personal jaga juga sangat kurang itu. Delapan orang saja..... makanya itu tero nyerang polsek gak nyerang Koramil yang jumlah personelnya lebih besar. Tapi kedepannya akan dipasang sentry wards dan pos-pos jaga disekeliling. Anjing penjaga sangat vital disini perannya....

Masih di wilayah puncak jaya kan, memang rawan ambush dan penyerangan disitu. Baiknya semua pos polisi & TNI di distrik ini di upgrade pengamanannya. Biayanya gak seberapa, nyawa yang jadi taruhan.


Kalo modelnya begini, pantes aja abis pas diserang..
1429840855_IMG_2079.JPG



Solusinya bisa juga diperbanyak bullet-proof outpost atau sentry box di wilayah2 rawan konflik.
ed09e1cf-9ed8-406b-8b8f-2db2e4660eec-large.jpeg


bullet_resist_main2.jpg
 
Last edited:
dianggap daerah aman, karena selama ini gak ada serangan di daerah itu, beda dengan daerah distrik Lani.....
Jumlah personal jaga juga sangat kurang itu. Delapan orang saja..... makanya itu tero nyerang polsek gak nyerang Koramil yang jumlah personelnya lebih besar.


Tapi kedepannya akan dipasang sentry wards dan pos-pos jaga disekeliling. Anjing penjaga sangat vital disini perannya....
Serangan yg cukup berani, koramil cuma berjarak 150 meter dari polsek dan posko yonif 714 cuma 500 meter dari situ - sesuai berita ada keterlibatan 'orang dalam' - warga lokal yg bekerja jadi pesuruh di polsek masuk bersama kelompok penyerang.
Serangan ini sudah direncanakan matang dan sudah diperhitungkan respon bantuan dari unit militer terdekat. Berbeda dengan perang melawan teroris yg umumnya individu2 terisolir dan punya kelompok ekslusif dalam masyarakat, perang lawan separatis kondisinya mirip Aceh dulu, sulit bedakan mana milisi mana masyarakat lokal. Kalo dijadikan "teroris" maka isu ini akan jadi isu internasional seperti yg diharapkan OPM, Mereka harus tetap dianggap "sipil bersenjata" a.k.a Bandit untuk menghilangkan kredibilitas mereka sebagai 'separatis' a.k.a "Freedom Fighter" yg mendapat simpati masyarakat internasional khususnya LSM2 Eropa.
 
Perlu dicari strategi agar "sipil bersenjata" yang menyamar andai sekalipun bisa masuk dengan tanpa terdeteksi tetap tidak bisa keluar hidup-hidup setelah menyerang. Ayo difikir bagaimana caranya...
 
Last edited:

Country Latest Posts

Back
Top Bottom