What's new

Indonesia Defence Forum

It looks like the F/A-18C/D jets that the Finnish Air Force (Ilmavoimat) want to replace, all are upgraded already through their MLU program in 2012-2016.

Wonder if we'd be interested in this. There's plenty of them, total of 62 jets (55 F/A-18C and 7 F/A-18D).

Apart from the fact that we don't need to upgrade, as a twin-engine bird F/A-18 also has attractive CPFH of around $11000 (Chestnut data).

I suppose we're still lacking around 80 jets to reach MEF 2024 target, and maybe around 200 jets to reach ideal posture (cmiiw).

If we intend to switch the majority of our $5.6 billion budget for SU-35 and F-16V to execute the interim program, this could be useful. Along with 50 F-16 A/B from Norway, and EF Typhoon.

So the interim line up will be :

- 50 F-16 A/B from Norway. Free but need upgrade.

- 60 F/A-18C/D from Finland. Need to buy but no need to upgrade

- 30-50 (?) EF Typhoon from Austria and probably Germany/Italy. 115 Tranche 1 jets are all upgraded to Block 5 (not sure about the Austrian ones). Need to buy and do some upgrade.

link : https://ilmavoimat.fi/documents/195...orce+Fact+Sheet+-+FA-18CD+Hornet+(JAN+18).pdf


their replacement still on study, but can mod do like to austria?
 

their replacement still on study, but can mod do like to austria?
Austrian sales of used Typhoons to Indo also require approval from the Consortium
 
Hmm , the thing/ CCG was come not long after their defense minister was coming in indonesia right ?? It was kind of big stick diplomacy they are playing try to coerce/intimidate us or simply the lack or coordination on their side political of things ??
I was under the same impression as you. Not to mention their flotilla destro/frigate/supply ship passing thru malaka straight right after their meeting with Prabowo and luhut. Its either the meeting ended up badly or they are playing the sinteron game.

From reading the news I think its the first one most likely to be the case.
 
I was under the same impression as you. Not to mention their flotilla destro/frigate/supply ship passing thru malaka straight right after their meeting with Prabowo and luhut. Its either the meeting ended up badly or they are playing the sinteron game.

From reading the news I think its the first one most likely to be the case.

Well , whatever play that is they are cooking . Threat and intimidation would never play well for our nation physche . We would simply lashed out with more agressivity and ferociously . We were just that stubborn and borderlines idiotic in that way that even 100 years of devastating debts for armament and equipment will be taken without hesitation just to spite everyone that lashing in on us . And that worries me . Because i simply refuse to believe that CCP would not recognize such a basic mentality of our people that would hamper their future effort in south sea in such a big way.

**After all these years i still don't know how to take for our masses's blatant ignorances and laid back attitude as blessing or a curse .
 
It looks like the F/A-18C/D jets that the Finnish Air Force (Ilmavoimat) want to replace, all are upgraded already through their MLU program in 2012-2016.

Wonder if we'd be interested in this. There's plenty of them, total of 62 jets (55 F/A-18C and 7 F/A-18D).

Apart from the fact that we don't need to upgrade, as a twin-engine bird F/A-18 also has attractive CPFH of around $11000 (Chestnut data).

I suppose we're still lacking around 80 jets to reach MEF 2024 target, and maybe around 200 jets to reach ideal posture (cmiiw).

If we intend to switch the majority of our $5.6 billion budget for SU-35 and F-16V to execute the interim program, this could be useful. Along with 50 F-16 A/B from Norway, and EF Typhoon.

So the interim line up will be :

- 50 F-16 A/B from Norway. Free but need upgrade.

- 60 F/A-18C/D from Finland. Need to buy but no need to upgrade

- 30-50 (?) EF Typhoon from Austria and probably Germany/Italy. 115 Tranche 1 jets are all upgraded to Block 5 (not sure about the Austrian ones). Need to buy and do some upgrade.

link : https://ilmavoimat.fi/documents/1951206/2016308/Finnish+Air+Force+Fact+Sheet+-+FA-18CD+Hornet+(JAN+18).pdf/6eb2f056-12a1-4182-ae1a-3705e8a25b47/Finnish+Air+Force+Fact+Sheet+-+FA-18CD+Hornet+(JAN+18).pdf


I really don't agree introducing unfamiliar airframes especially when its for an interim solution. Interim solutions should be cheap but also quick and easy to introduce, I'm not sure about the level of familiarity between the Hornet and the existing Vipers we have despite both being US jets in the same class.
 
Apart from the fact that we don't need to upgrade, as a twin-engine bird F/A-18 also has attractive CPFH of around $11000 (Chestnut data).
Keep in mind that number is for the Super Hornet. It could possibly be a lot more considering the Legacy Hornets have been out of production for awhile now.
 
Indonesian navy proposes for submarine rescue vessel
20200914_001523.jpg
 
Speaking of submarines, any updates about our plan to build our own Midget Submarine? I believe we had this plan since SBY era.

Could be useful for our interim needs to counter China's fleet in Natuna. Cheap, stealthy, deadly, and can be used to deploy mine as well.
 
Indigenous midget submarine won't be the best interim solution since we never build one of such thing, and to have combat capability such as launching torpedo and deploying mine.

You want to buy seken submarine for interim solution.
 
Indigenous midget submarine won't be the best interim solution since we never build one of such thing, and to have combat capability such as launching torpedo and deploying mine.

You want to buy seken submarine for interim solution.

This old news said that private shipyard in Batam started production of midget submarine in September 2017.

==================================


Tak Lama Lagi Indonesia Produksi Kapal Selam Mini

Koran Sindo
Minggu, 30 Juli 2017 - 10:23 WIB

Tak Lama Lagi Indonesia Produksi Kapal Selam Mini


JAKARTA - tak lama lagi Indonesia akan memproduksi kapal selam mini. Produksi sendiri akan mulai dilakukan September mendatang.

Kapal selam ini merupakan hasil produksi galangan kapal PT Palindo Marine Shipyard Batam. Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah memesan satu unit untuk menambah alutsista (alat utama sistem pertahanan).

Kehadiran kapal selam mini ini tentu bukan hanya melengkapi keberadaan kapal selam yang sudah dimiliki TNI AL, termasuk KRI Nagapasa 403 atau Changbogo Class yang segera dikirim dari Korea Selatan, tapi juga memiliki posisi penting dalam strategi pertahanan.

Kapal selama mini ini dinilai cocok dengan kondisi perairan Indonesia. Pengamat militer Conny Rahakundini Bakrie mengakui nilai strategis kapal selam mini ini. Menurut dia, kondisi alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) sebagian besar tidak bisa dilalui kapal selam besar. "Pas dengan kondisi Indonesia. Kecil dan lincah. Untuk ALKI barat dan tengah pas menggunakan kapal selam mini karena lautnya tidak terlalu dalam," ujar Conny kemarin.

Diharapkan kapal selam ini menjadi proyek serius termasuk menjadikan kapal selam mini ini memiliki kemampuan stealth. Dengan kemampuan ini, kapal selam mini tidak akan terdeteksi radar.

"Ini juga bisa menjadi pemacu untuk kita mengembangkan energi mini nuklir sebagai bahan bakar karena energi nuklir kan terbarukan," Conny dia.

Rencana ini mengemuka ke publik pada pekan ini setelah Satuan Kapal Selam (Satsel) Hiu Kencana yang bermarkas di Armada Timur Surabaya mengunggah rencana besar tersebut ke media sosial.

Selain Palindo sebagai pabrikan, perancangan kapal juga melibat Balitbang Kementerian Pertahanan, Universitas Indonesia, ITS Surabaya, dan Balai Hidrodinamika- BPPT. Desain kapal selam mini ini sudah dipamerkan pada Indo Denfence 2016. Berdasar informasi yang beredar, kapal selam yang memiliki panjang 22 meter dan lebar 3 meter ini mampu menyelam pada kedalaman 150 meter.

Kecepatan maksimal kapal selam ini mencapai 10 knot. Adapun bobot kapal selam saat menyelam yakni 127,1 ton dan memiliki endurance selama enam hari dan dapat regenerasi udara selama tiga hari. Untuk bodi, kapal selam ini akan menggunakan bahan baja HY-80 22mm. Baja ini berjenis high-tensile alloy steel yang memang biasa digunakan untuk membuat hull atau badan kapal selam.

Untuk material ini, PT Krakatau- Posco sudah diminta untuk memasoknya. Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyebut rencana pembangunan kapal selam mini sebagai bagian upaya memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sesuai dengan minimum essential force (MEF) tahap kedua 2015- 2019.

Kemhan menyebut ini sebagai kapal selam kelas menengah (midget submarine). Namun, kapal selam dengan bobot di bawah 500 ton masih dikategorikan kapal selam mini. "(Pembuatan) belum. Kita beberapa waktu lalu baru saja melihat galangan kapal di Batam, apakah sudah memenuhi standar internasional atau tidak.

Jadi masih menunggu. Ini baru pertama kali (pembuatan kapal selam menengah). Semua luar biasa di Batam," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskompublik) Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiarto. (Sucipto/Tita Anga)

link : https://nasional.sindonews.com/berita/1225303/14/tak-lama-lagi-indonesia-produksi-kapal-selam-mini
 
This old news said that private shipyard in Batam started production of midget submarine in September 2017.

==================================


Tak Lama Lagi Indonesia Produksi Kapal Selam Mini

Koran Sindo
Minggu, 30 Juli 2017 - 10:23 WIB

Tak Lama Lagi Indonesia Produksi Kapal Selam Mini


JAKARTA - tak lama lagi Indonesia akan memproduksi kapal selam mini. Produksi sendiri akan mulai dilakukan September mendatang.

Kapal selam ini merupakan hasil produksi galangan kapal PT Palindo Marine Shipyard Batam. Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah memesan satu unit untuk menambah alutsista (alat utama sistem pertahanan).

Kehadiran kapal selam mini ini tentu bukan hanya melengkapi keberadaan kapal selam yang sudah dimiliki TNI AL, termasuk KRI Nagapasa 403 atau Changbogo Class yang segera dikirim dari Korea Selatan, tapi juga memiliki posisi penting dalam strategi pertahanan.

Kapal selama mini ini dinilai cocok dengan kondisi perairan Indonesia. Pengamat militer Conny Rahakundini Bakrie mengakui nilai strategis kapal selam mini ini. Menurut dia, kondisi alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) sebagian besar tidak bisa dilalui kapal selam besar. "Pas dengan kondisi Indonesia. Kecil dan lincah. Untuk ALKI barat dan tengah pas menggunakan kapal selam mini karena lautnya tidak terlalu dalam," ujar Conny kemarin.

Diharapkan kapal selam ini menjadi proyek serius termasuk menjadikan kapal selam mini ini memiliki kemampuan stealth. Dengan kemampuan ini, kapal selam mini tidak akan terdeteksi radar.

"Ini juga bisa menjadi pemacu untuk kita mengembangkan energi mini nuklir sebagai bahan bakar karena energi nuklir kan terbarukan," Conny dia.

Rencana ini mengemuka ke publik pada pekan ini setelah Satuan Kapal Selam (Satsel) Hiu Kencana yang bermarkas di Armada Timur Surabaya mengunggah rencana besar tersebut ke media sosial.

Selain Palindo sebagai pabrikan, perancangan kapal juga melibat Balitbang Kementerian Pertahanan, Universitas Indonesia, ITS Surabaya, dan Balai Hidrodinamika- BPPT. Desain kapal selam mini ini sudah dipamerkan pada Indo Denfence 2016. Berdasar informasi yang beredar, kapal selam yang memiliki panjang 22 meter dan lebar 3 meter ini mampu menyelam pada kedalaman 150 meter.

Kecepatan maksimal kapal selam ini mencapai 10 knot. Adapun bobot kapal selam saat menyelam yakni 127,1 ton dan memiliki endurance selama enam hari dan dapat regenerasi udara selama tiga hari. Untuk bodi, kapal selam ini akan menggunakan bahan baja HY-80 22mm. Baja ini berjenis high-tensile alloy steel yang memang biasa digunakan untuk membuat hull atau badan kapal selam.

Untuk material ini, PT Krakatau- Posco sudah diminta untuk memasoknya. Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyebut rencana pembangunan kapal selam mini sebagai bagian upaya memenuhi kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sesuai dengan minimum essential force (MEF) tahap kedua 2015- 2019.

Kemhan menyebut ini sebagai kapal selam kelas menengah (midget submarine). Namun, kapal selam dengan bobot di bawah 500 ton masih dikategorikan kapal selam mini. "(Pembuatan) belum. Kita beberapa waktu lalu baru saja melihat galangan kapal di Batam, apakah sudah memenuhi standar internasional atau tidak.

Jadi masih menunggu. Ini baru pertama kali (pembuatan kapal selam menengah). Semua luar biasa di Batam," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskompublik) Kemhan Brigjen TNI Totok Sugiarto. (Sucipto/Tita Anga)

link : https://nasional.sindonews.com/berita/1225303/14/tak-lama-lagi-indonesia-produksi-kapal-selam-mini
Gotta admit this is likely going into another "1001 prototype" things
 
Back
Top Bottom