What's new

Indonesia Defence Forum

HMAS Arunta and Sirius arrived in surabaya for New Horizon exercise
IMG_20191121_060536.jpg
IMG_20191121_060533.jpg
IMG_20191121_060531.jpg
IMG_20191121_060538.jpg
 
Menhan Prabowo Tertarik Beli Rudal dan Radar Swedia
Danu Damarjati - detikNews
Halaman 1 dari 2


92cad559-9bed-43af-bd05-18cf9988878a.jpeg
Prabowo Subianto dan Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro (Dok. KBRI Stockholm)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merespons penjajakan kerja sama sektor pertahanan antara Indonesia dan Swedia. Prabowo tertarik dengan rudal bikinan negara di Eropa utara itu.

"Saya tertarik dengan teknologi sistem pertahanannya, khususnya rudal dan radar." ujar Menteri Prabowo, seperti dilansir siaran pers KBRI Stockholm, Kamis (21/11/2019).

Baca juga: Prabowo Terima Kunjungan Menhan Ghana, Jajaki Kerja Sama Pertahanan

Hal itu dinyatakan Prabowo setelah bertemu dengan Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro. Mereka menjajaki peningkatan kerja sama sektor pertahanan RI-Swedia, antara lain dalam bidang pertahanan maritim, industri, teknologi, pendidikan pertahanan, penanggulangan terorisme, pasukan perdamaian, hingga kerja sama dan pelayanan kesehatan militer.

Nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) peningkatan kerja sama itu sebenarnya sudah diteken kedua negara pada 2016. Namun DPR RI belum juga meratifikasi nota kesepahaman itu.

Baca juga: Prabowo Bertemu Dubes India Bahas Kerja Sama Pertahanan-Stabilitas Kawasan

"Indonesia memerlukan pemenuhan kebutuhan persyaratan yang telah disepakati kedua belah pihak, yaitu adanya alih teknologi dan penggunaan bahan-bahan produk lokal. Swedia juga menjanjikan peluang job creation bagi Indonesia." ujar Dubes Bagas.
 
Menhan Prabowo Tertarik Beli Rudal dan Radar Swedia
Danu Damarjati - detikNews
Halaman 1 dari 2


92cad559-9bed-43af-bd05-18cf9988878a.jpeg
Prabowo Subianto dan Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro (Dok. KBRI Stockholm)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merespons penjajakan kerja sama sektor pertahanan antara Indonesia dan Swedia. Prabowo tertarik dengan rudal bikinan negara di Eropa utara itu.

"Saya tertarik dengan teknologi sistem pertahanannya, khususnya rudal dan radar." ujar Menteri Prabowo, seperti dilansir siaran pers KBRI Stockholm, Kamis (21/11/2019).

Baca juga: Prabowo Terima Kunjungan Menhan Ghana, Jajaki Kerja Sama Pertahanan

Hal itu dinyatakan Prabowo setelah bertemu dengan Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro. Mereka menjajaki peningkatan kerja sama sektor pertahanan RI-Swedia, antara lain dalam bidang pertahanan maritim, industri, teknologi, pendidikan pertahanan, penanggulangan terorisme, pasukan perdamaian, hingga kerja sama dan pelayanan kesehatan militer.

Nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) peningkatan kerja sama itu sebenarnya sudah diteken kedua negara pada 2016. Namun DPR RI belum juga meratifikasi nota kesepahaman itu.

Baca juga: Prabowo Bertemu Dubes India Bahas Kerja Sama Pertahanan-Stabilitas Kawasan

"Indonesia memerlukan pemenuhan kebutuhan persyaratan yang telah disepakati kedua belah pihak, yaitu adanya alih teknologi dan penggunaan bahan-bahan produk lokal. Swedia juga menjanjikan peluang job creation bagi Indonesia." ujar Dubes Bagas.
giraffe 8A and Sea Giraffe AMB (For our ship) please , the "rudal" probably is RBS-70 or NLAW , not really expecting other than that , well if somehow RBS-15 also get considered , that's going to give our KCR some Teeth .
 
I want TOT for carl gustav recoilless rifle.
Our infantry will have more biting power.
 
Persetan ama yang di ig

Btw so the composite have rocket arty cannon arty and cavalery aspect?
Like a mechanized infantry but have more firepower?
basically that's the thing, all combined

i wonder is there any customer going to bought those guns and ammo, if that's a thing it was a revolutionary especially for the ammo since not so many company make a polymer cased bullet, and for 7.62 nato it's quite great velocity, and i wonder how much grain the bullet weight, if it's lighter i wouldn't hope too much but if it's a heavier grain bullet, it was great, considering it would be a great replacement in the future, Good penetrating round and have a higher damage.

Screenshot_20191121-180218~2.png
what i noticed is that there's amount of space and joystick, what's that supposed to mean, are these more like multipurpose UGCV?
 
Last edited:
Menhan Prabowo Tertarik Beli Rudal dan Radar Swedia
Danu Damarjati - detikNews
Halaman 1 dari 2


92cad559-9bed-43af-bd05-18cf9988878a.jpeg
Prabowo Subianto dan Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro (Dok. KBRI Stockholm)
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto merespons penjajakan kerja sama sektor pertahanan antara Indonesia dan Swedia. Prabowo tertarik dengan rudal bikinan negara di Eropa utara itu.

"Saya tertarik dengan teknologi sistem pertahanannya, khususnya rudal dan radar." ujar Menteri Prabowo, seperti dilansir siaran pers KBRI Stockholm, Kamis (21/11/2019).

Baca juga: Prabowo Terima Kunjungan Menhan Ghana, Jajaki Kerja Sama Pertahanan

Hal itu dinyatakan Prabowo setelah bertemu dengan Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro. Mereka menjajaki peningkatan kerja sama sektor pertahanan RI-Swedia, antara lain dalam bidang pertahanan maritim, industri, teknologi, pendidikan pertahanan, penanggulangan terorisme, pasukan perdamaian, hingga kerja sama dan pelayanan kesehatan militer.

Nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) peningkatan kerja sama itu sebenarnya sudah diteken kedua negara pada 2016. Namun DPR RI belum juga meratifikasi nota kesepahaman itu.

Baca juga: Prabowo Bertemu Dubes India Bahas Kerja Sama Pertahanan-Stabilitas Kawasan

"Indonesia memerlukan pemenuhan kebutuhan persyaratan yang telah disepakati kedua belah pihak, yaitu adanya alih teknologi dan penggunaan bahan-bahan produk lokal. Swedia juga menjanjikan peluang job creation bagi Indonesia." ujar Dubes Bagas.
Sign for bamse procurement for army air defence and rbs 15 gungnir for naval defense system?
 
Last edited:
rbs-15-mk2-based-mobile-fmv.jpg

INDONESIA
RI – SWEDIA JAJAKI PENINGKATAN KERJA SAMA DI SEKTOR PERTAHANAN
21 NOVEMBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
Dubes RI untuk Swedia, Bagas Hapsoro melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto pada tanggal 21 November 2019, di Jakarta.

Dilansir dari laman web KBRI Stockholm (21/ 11/ 2019), Tujuan utama pertemuan untuk menjajaki peningkatan kerja sama sektor pertahanan RI-Swedia, antara lain dalam bidang pertahanan maritim; industri, teknologi, dan pendidikan pertahanan; terorisme; pasukan perdamaian; hingga kerja sama dan pelayanan kesehatan militer.

Indonesia dan Swedia telah menyepakati agar MoU tentang Kerja Sama Dalam Bidang Pertahanan yang telah ditandatangani kedua Menhan RI dan Swedia pada Desember 2016 segera dilaksanakan. Namun demikian supaya perjanjian tersebut dapat diimplementasikan, perlu diratifikasi oleh DPR-RI terlebih dahulu.

“Indonesia memerlukan pemenuhan kebutuhan persyaratan yang telah disepakati kedua belah pihak, yaitu adanya alih teknologi dan penggunaan bahan-bahan produk lokal. Swedia juga menjanjikan peluang job creation bagi Indonesia.” ujar Dubes Bagas.

Menteri Prabowo menyatakan bahwa untuk MoU, akan segera diselesaikan ratifikasinya. Beliau juga menyatakan kekagumannya atas inovasi dan teknologi pertahanan Swedia. “Saya tertarik dengan teknologi sistem pertahanannya, khususnya rudal dan radar.” ujar Menteri Prabowo.

“Saya juga ingin seluruh taruna kita belajar ke luar negeri, agar pemahaman tentang pertahanannya meningkat, juga kemampuan bahasanya. Saya yakin tentara-tentara kita akan jauh lebih unggul dibanding negara lain.” tambah Menteri Prabowo.

mock-up-kapal-trimaran-kri-klewang-ii-imf.jpg

Mock up kapal trimaran KRI Klewang II (IMF)
Kerjasama Pertahanan sebagaimana tertuang dalam MoU tahun 2016 juga memberikan kesempatan bagi RI untuk bisa melihat dan mempelajari kemajuan teknologi Swedia. Pemerintah Indonesia mengharapkan adanya migrasi teknologi dari Swedia ke Indonesia di masa mendatang.

Program ini merupakan bagian dari kerja sama yang mapan antara Swedia dan Indonesia yang bertujuan untuk memperkuat dan mengembangkan kerjasama dalam iptek, dan inovasi. Sasarannya adalah untuk meningkatkan ekosistem inovasi nasional di Indonesia.

“Tujuan dari MoU tersebut utamanya adalah untuk membagikan pengalaman (knowledge sharing) dan untuk bekerjasama yang lebih erat dalam teknologi canggih.” tambah Dubes Bagas.

INDONESIA
UJI DINAMIS RADAR PASIF SERTA GUIDANCE SYSTEM DAN SEEKER DI SATUAN RADAR 211 TANJUNG KAIT
21 NOVEMBER 2019 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
uji-dinamis-radar-pasif-serta-guidance-system-dan-seeker-di-satuan-radar-211-tanjung-kait.jpeg

Uji Dinamis Radar Pasif serta Guidance System dan Seeker di Satuan Radar 211 Tanjung Kait. (Kemhan)

Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan melaksanakan uji dinamis Radar Pasif serta Guidance system dan seeker di Satuan Radar 211 Tanjung Kait Kosekhanudnas I, Banten.

Dilansir dari laman web Kemhan (21/ 11/ 2019), Kegiatan diawali paparan oleh Kabid Matra Udara Puslitbang Alpalhan selanjutnya sambutan oleh Kabalitbang Kemhan Dr. Anne Kusmayati, pembacaan doa, dilanjutkan uji dinamis Radar Pasif serta Guidance system dan seeker dari tim PT. LAPI ITB Bandung, terakhir evaluasi hasil pelaksanaan uji dinamis Radar Pasif serta Guidance system dan seeker.

Pelaksanaan uji dinamis Radar Pasif tahap III – III ini adalah hasil kerjasama antara Balitbang Kemhan dengan PT. LAPI ITB Bandung yang telah melaksanakan uji dinamis yang ke-3.

Dalam pelaksanaannya, pada uji dinamis tahap III ini sudah menghasilkan satu sistem Radar Pasif dengan menitikberatkan pada pembuatan 2 remote station dengan semua kelengkapannya, seperti mobil pengangkut double cabin, serta peningkatan sensitivitas antena, LNA, peningkatan kemampuan DSP, RPU serta display. Dan juga pengembangan tower mask untuk antena remote station. Pengintegrasian data untuk satu sistem radar pasif dilakukan dengan pengiriman data dari 3 remote sistem ke master station, sehingga data dapat ditampilkan di display master station.

Sedangkan pelaksanaan uji dinamis Guidance System dan Seeker untuk Missile tahap I – III ini adalah hasil kerjasama antara Balitbang Kemhan dengan PT. LAPI ITB Bandung yang melaksanakan uji dinamis yang ke-1.

Dalam pelaksanaannya, litbang Guidance System dan Seeker untuk Missile merupakan tindak lanjut akan kebutuhan sistem Guidance dan Seeker Manpads, juga upaya dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan pertahanan negara secara mandiri yang semakin meningkat baik kebutuhan maupun penggunaannya.

Selain itu litbang Guidance System dan Seeker untuk Missile dapat mendukung litbang lainnya seperti litbang Rudal/ Missile yang merupakan salah satu program dalam PRN (Prioritas Riset Nasional).

Editor: (D.E.S)
 
I want TOT for carl gustav recoilless rifle.
Our infantry will have more biting power.

Dont know but in many source we have licenses carl gustav mk2 (barang kuno)
Idk but if we get tot for NLAW i am very happy to hear that. Simple ATGM or infantry for commando

Dunno but i like so much the concept of NLAW.
 
Hingga November, PAL Indonesia Bukukan Kontrak Rp 8,7 Triliun

22 November 2019



PT PAL terus aktif memasarkan kapal LPD ke sejumlah negara ASEAN (image : PAL)

Jakarta: PT PAL Indonesia (Persero) telah membukukan kontrak hingga November 2019 sebesar Rp8,7 triliun.

Kinerja perseroan pun meningkat signifikan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Adapun kenaikan perolehan order atau kontrak yang tercatat di 2016 sebesar Rp1,1 triliun meningkat menjadi Rp2,2 triliun di 2017 dan Rp4,1 triliun di 2018.

Mengutip keterangan tertulisnya, Rabu, 20 November 2019, hal ini menunjukkan keseriusan dan komitmen manajemen dalam pemenuhan on quality, on time, dan right price terhadap produk dan jasa perusahaan.

Keberhasilan tersebut ditunjang dengan strategi pengembangan produk unggulan dan pasar yang lebih berorientasi pada pelanggan, serta dukungan restrukturisasi di bidang finansial dan teknologi informasi.

Di samping itu, manajemen juga secara aktif merevitalisasi sarana dan prasarana, serta melakukan transformasi di bidang human capital.

Keberhasilan pembukuan kontrak ini berimbas pada kenaikan penjualan perusahaan. Akhir 2016 tercatat penjualan sebesar Rp683 miliar, meningkat dua kali lipat menjadi Rp1,250 triliun pada 2017, dan kembali naik menjadi Rp1,582 triliun pada akhir 2018.

Kenaikan perolehan kontrak tersebut juga berdampak positif pada menguatnya kondisi cash flow perusahaan yang diproyeksikan sebesar Rp906,5 miliar pada akhir 2019.

Proyeksi cash flow ke depan menunjukkan likuiditas yang sangat baik, hal ini terlihat dari aliran kas yang diterima oleh perusahaan saat ini dan proyeksi lima tahun ke depan menampilkan angka positif.

Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu untuk membiayai kebutuhan operasional perusahaan, pembayaran pinjaman jangka pendek, dan pinjaman jangka panjang.

Sebagai perusahaan yang sahamnya 100 persen dimiliki oleh negara, PAL Indonesia harus membukukan keuntungan di samping berperan sebagai agent of development. Kinerja PAL Indonesia terpantau membukukan kerugian akibat beban masa lalu, di 2017 sebesar Rp45,3 miliar dan meningkat menjadi Rp304,1 miliar di 2018.

Hal tersebut terjadi sama sekali bukan disebabkan oleh operasional perusahaan, namun kerugian itu dipengaruhi oleh beban bunga pinjaman restrukturisasi yang diakibatkan oleh pinjaman di tahun 2005 hingga 2010.

Pembiayaan tersebut menjadi bermasalah akibat proyek terminasi pada kontrak kapal yang diperoleh diantara tahun tersebut. Adapun terminasi terjadi dikarenakan masalah eksternal di luar kontrol PAL Indonesia seperti naiknya harga bahan baku baja dunia pada 2008, serta kerugian yang disebabkan beban pajak tangguhan.

Sementara beban bunga pinjaman yang harus ditanggung rata-rata mencapai Rp82 miliar per tahun, sedangkan pajak tangguhan akibat rugi fiskal yang harus dibuku rata-rata sekitar Rp58 miliar per tahun selama tiga tahun terakhir sebagai penangguhan pajak pada periode lima tahun yang lalu yang jatuh tempo saat ini.

Khusus untuk 2018, kontribusi terbesar adalah kerugian kurs bersih senilai Rp136 miliar akibat pelemahan nilai tukar rupiah.

Adapun kinerja PAL Indonesia di akhir 2019 (prognosa), kerugian tahun berjalan diproyeksikan dapat ditekan menjadi Rp26,3 miliar dari Rp304,1 miliar. Bahkan di luar beban-beban non operasional di atas, laba usaha sejak 2017 menunjukkan hasil yang positif, dan diproyeksikan mencapai Rp26,0 miliar pada akhir 2019.

Pencapaian PAL Indonesia sebagai perusahaan konstruksi di bidang industri maritim dan energi berkelas dunia menunjukan tren yang positif dengan diperolehnya beberapa kontrak baru.

PAL Indonesia memiliki kapabilitas membangun berbagai jenis kapal perang kombatan antara lain kapal cepat rudal, offshore patrol vessel, light frigate, kapal selam, landing platform dock, kapal bantu rumah sakit, dan pembangkit listrik terapung/BMPP serta bangunan lepas pantai/offshore platform.

Berdasarkan penjelasan dan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perusahaan memiliki kelangsungan usaha (going concern) yang sangat baik termasuk pada pergerakan laba usaha yang meningkat, sehingga memberikan jaminan bahwa perusahaan mampu membiayai pelaksanaan proyek dengan baik dan menyelesaikan tepat waktu dan tepat mutu.

(Medcom)
 
Back
Top Bottom