What's new

Indonesia Defence Forum

Indonesia in pursuit of exports in emerging markets
Jon Grevatt - Jane's Defence Weekly
10 January 2018
Indonesia is pursuing new defence export opportunities in Senegal and Laos as part of its expanding efforts to penetrate emerging international defence markets.

Indonesia’s state-run Antara news agency reported on 10 January that Senegal is looking to procure an additional CN-235 transport aircraft as well as unspecified naval vessels while other local reports said Laos had expressed interest in acquiring firearms and ammunition.

The Senegalese Air Force has already procured three CN235 Series 200 aircraft – manufactured under licence from Airbus by PT Dirgantara Indonesia (PTDI) – with the last of these platforms delivered in December 2017.

Citing an official from the Indonesian Embassy in Dakar, Senegal, the Antara news agency said the West African country now wanted to procure a fourth aircraft as well as ships for military applications from Indonesian shipbuilder PT PAL.

http://www.janes.com/article/76975/indonesia-in-pursuit-of-exports-in-emerging-markets
 
Indonesian Air Force Su-35 contract next week.

Minggu Depan Menteri Pertahanan Akan Tanda Tangani Kontrak Pembelian Sukhoi

Kamis, 11 Januari 2018 17:45 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan dalam waktu dekat Indonesia akan menandatangani kontrak pembelian pesawat tempur Sukhoi menggantikan unit F-5E yang sudah tidak difungsikan.

Dalam konferensi pers di sela Rapat Pimpinan di Kemenhan bersama Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto di Jakarta Pusat, Kamis (11/1/2018), Ryamizard mengatakan tanda tangan kontrak akan dilangsungkan minggu depan.

“Kalau tidak minggu ini, minggu depan kita akan tanda tangan kontrak untuk datangkan 11 pesawat tempur Sukhoi yang baru. Minggu lalu berkas sudah siap dan penandatanganan akan dilakukan di sini,” ujar Ryamizard.

Lebih lanjut, Ryamizard mengatakan nilai kontrak untuk mendatangkan 11 unit pesawat Sukhoi itu senilai 1.140 juta USD.

“Itu sudah sesuai UU No 16 Tahun 2012, transfer of technology (ToT), dan imbal dagang. Nilai kontraknya mencapai 1.140 juta USD karena unit pesawatnya bisa langsung menembak,” pungkasnya.

Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto juga membenarkan yang disampaikan Menhan.

“Penambahan berikutnya 11 unit Sukhoi untun menggantikan F-5E yang sudah 1,5 tahun tak bisa digunakan. Akan segera tanda tangan kontrak,” jelas Panglima TNI.

http://m.tribunnews.com/nasional/20...n-akan-tanda-tangani-kontrak-pembelian-sukhoi
 
For now 6 ships......but there are plans to increase the number in the immidiate future

Last i heard, we gonna add 3 heavy frigates to the fleet.. so, the light frigate project might stop at 4 or 6 units.
 
Sneak peek of CN235-220 Maritime Patrol Aircraft interior

26322296_316251952227585_5868218180211572736_n.jpg

26069086_160317287929833_7249268865610285056_n.jpg

26286539_520518974994112_2132364066037956608_n.jpg

26158470_1556793797769992_4422154355809976320_n.jpg
 
KCR-60M INDONESIA KEHILANGAN KEMAMPUAN SERANG RUDAL
10 JANUARY 2018 DIANEKO_LC 8 COMMENTS
TNI-AL telah melepaskan peluncur rudal dari KCR-60M miliknya, KRI Sampari – 628 merupakan bagian dari rencana Angkatan Laut untuk menyusun kembali kemampuan kapal perang kelas serang cepat.

Kapal tersebut selesai menjalani pembaharuan oleh perusahaan galangan kapal milik negara PT PAL pada tanggal 21 Desember 2017. Kini telah dipasang sebuah close-in weapon system (CIWS)Type 630 buatan China di atas tiang tumpuan di posisi buritan dimana dahulu merupakan tempat untuk membawa RHIB. Senjata ini merupakan versi Cina dari AK-630 kaliber 30 mm, yang dikembangkan oleh Rusia, dan dipasarkan oleh China Shipbuilding Trading Co.

Dengan demikian, RHIB KRI Sampari – 628 sekarang telah dipindahkan sedikit ke depan menempati ruang yang sebelumnya dipasang dengan peluncur rudal diagonal. Peluncur ini dimaksudkan untuk menyediakan kapsul dengan kemampuan rudal anti-kapal, dan mampu menembakan rudal seperti C-705 buatan China.

Indonesia mengoperasikan tiga kapal perang jenis KCR-60M yang ditugaskan antara bulan Mei dan September tahun 2014, dan saat ini sedang membangun kapal keempat dengan tipe sejenis.

Platform 59,8 m ini didukung oleh dua mesin diesel MTU 20V 4000M73L, dan dapat mencapai kecepatan tertinggi 28 kt dan kisaran standar 2.400 mil (4.444 km) pada 20 kt, sebagaimana dilansir dari Jane’s (09/01).
 
**** condensat case of BP MIGAS, made me piss off. 35 T, almost 3 billion US dollar. You can bought large scale modernization to TNI with this kind of money.
 
**** condensat case of BP MIGAS, made me piss off. 35 T, almost 3 billion US dollar. You can bought large scale modernization to TNI with this kind of money.

It's not a lost cause.. thanks GOD, police has seized more than IDR 32 trillion from the suspect accounts.


Kerugian Kasus Kondensat Capai Rp 35 Triliun, Terbesar untuk Penyelamatan Uang Negara

Kasus dugaan korupsi penjualan kondensat oleh PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang juga melibatkan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), menjadi sorotan publik karena nilai kerugian negaranya.

Berdasarkan penghitungan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), negara dirugikan sebesar 2,716 miliar dollar AS. Jika dikonversi ke rupiah, nilainya sekitar Rp 35 triliun.

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Agung Setya mengatakan, nilai tersebut terbesar sepanjang sejarah penghitungan kerugian negara oleh BPK.

"Kalau berdasarkan informasi BPK, memang baru kali ini ada penyelamatan kerugian negara sebesar lebih dari Rp 32 triliun," ujar Agung Setya, Senin (8/1/2018).

Penyidik menyita Rp 32 triliun yang diperoleh dari beberapa rekening tersangka yang diblokir. Selain itu, ada pula rekening lain yang mendapat keuntungan sekitar Rp 140 miliar. Penyidik Bareskrim Polri juga menyita kilang minyak milik TPPI di Tuban, Jawa Timur, senilai Rp 600 miliar.

"Kerugiannya Rp 35 triliun. Itu artinya masih ada selisih yang terus harus kami kejar," kata Agung.

Agung mengakui penanganan kasus kondensat rumit. Sebab, korupsi dilakukan di area perminyakan. Umumnya, kasus yang ditangani polisi berkaitan dengan proyek dan pengadaan barang.

Pada awal penanganan perkara, kata Agung, banyak pihak yang melirik untuk menangani kasu sini.

"Ada juga yang sampai ingin menggeser pidananya menjadi perdata. Tapi kami temukan kuncinya bahwa kasus ini tidak ada kontraknya," kata dia.

Kejaksaan menyatakan bahwa kasus dugaan korupsi kondensat ini telah lengkap dan tinggal menunggu pelimpahan dari penyidik.

Polisi memisahkan berkas perkara menjadi dua. Berkas pertama terdiri dari dua tersangka, yaitu mantan Kepala BP Migas, Raden Priyono; dan mantan Deputi Finansial Ekonomi dan Pemasaran BP Migas, Djoko Harsono.

Sementara, berkas kedua untuk tersangka mantan Presiden Direktur PT TPPI, Honggo Wendratmo.

Pengusutan perkara dugaan korupsi melalui penjualan kondensat sudah dilakukan Bareskrim Polri sejak 2015. Korupsi itu melibatkan SKK Migas (dulu bernama BP Migas), PT TPPI, dan Kementerian ESDM. Penyidik menemukan sejumlah dugaan tindak pidana.

Pertama, yakni penunjukan langsung PT TPPI oleh SKK Migas untuk menjual kondensat. Kedua, PT TPPI telah melanggar kebijakan wakil presiden untuk menjual kondensat ke Pertamina. TPPI justru menjualnya ke perusahaan lain.

Penyidik juga menemukan bahwa meski kontrak kerja sama SKK Migas dengan PT TPPI ditandatangani pada Maret 2009, tetapi PT TPPI sudah menerima kondensat dari BP Migas sejak Januari 2009 untuk dijual.

Komitmen awal kontrak kerja mereka adalah memproduksi bahan bakar untuk dijual Pertamina. Namun, PT TPPI mengolahnya menjadi LPG.

Selain itu, PT TPPI juga diduga tidak menyerahkan hasil penjualan kondensat ke kas negara.

http://nasional.kompas.com/read/201...pai-rp-35-triliun-terbesar-untuk-penyelamatan
 
Back
Top Bottom