What's new

Indonesia Defence Forum

Downgrade atau tidak, sebenarnya Bahasa gampangnya begini.

-Pihak manufaknur menawarkan apapun berdasarkan minat pasar, penilaian terhadapan kemampuan pembeli dan fitur tertentu.
-Jika calon pembeli tidak masalah dengan budget maka pihak manufaktur akan dengan senang hati menyiapkan sebuah produk dengan kwalitas terbaik. Tetapi sebaliknya jika calon pembeli yang di harapkan, di yakini memiliki budget yang kecil maka pihak manufaktur akan menyusuaikan produk dengan perkiraan nilai jual yang sanggup di penuhi calon pembeli.

Bukannya kita tidak mampu ya. Kita mampu koq kalau hanya nambah propeller, add on plat keramik dan menginstalasi rcws. Masalahnya TNI dalam kebutuhannya mampu gak dengan anggarannya.
 
Downgrade atau tidak, sebenarnya Bahasa gampangnya begini.

-Pihak manufaknur menawarkan apapun berdasarkan minat pasar, penilaian terhadapan kemampuan pembeli dan fitur tertentu.
-Jika calon pembeli tidak masalah dengan budget maka pihak manufaktur akan dengan senang hati menyiapkan sebuah produk dengan kwalitas terbaik. Tetapi sebaliknya jika calon pembeli yang di harapkan, di yakini memiliki budget yang kecil maka pihak manufaktur akan menyusuaikan produk dengan perkiraan nilai jual yang sanggup di penuhi calon pembeli.

Bukannya kita tidak mampu ya. Kita mampu koq kalau hanya nambah propeller, add on plat keramik dan menginstalasi rcws. Masalahnya TNI dalam kebutuhannya mampu gak dengan anggarannya.

Hmmm, not really as simple as that though. Some case, PT PINDAD or like PT PAL, made it much simpler to easying mass manufacturing and safe time construction or production to meet the deadline time set. In other case, our current technology simply doesnt reach that kind of level manufacturing.
 
decide it yourself :D

misseis-tm-e-150-02.jpg
Ah thanks, I miss that part.. Anyway, If seen from its shape it looks so identical with the mock up display, but the diameters is rather small compared with your picture, or perhaps it is just another variants??
Haissh, malah jadi penasaran euy :D
 
Hmmm, not really as simple as that though. Some case, PT PINDAD or like PT PAL, made it much simpler to easying mass manufacturing and safe time construction or production to meet the deadline time set. In other case, our current technology simply doesnt reach that kind of level manufacturing.
Dear sister, kita semua tahu kalau industri pertahanan lokal menghindari kejadian seperti nurtanio dengan gatot kacanya. Teknologi know how bisa di dapatkan dengan lobby,kerjasama,reverse engineering dan riset dan itu semua berbicara tentang dana. Masalahnya akankah kita mengambil resiko untuk membuat sesuatu yang sudah ada di pasaran dengan spesifikasi sama dan berniat menjualnya dengan calon pembeli yang kita dapat nilai kemapuannya dari budget tahunan yang mereka terima? Bukankah itu beresiko.
Kenapa tidak memilih membuat sesuatu yang sama tetapi dengan biaya lebih murah dengan pengurangan berbagai fitur yang suatu saat tentu saja bisa di tambahkan tergantung keinginan pembeli.

Seperti p2 Pakci dan Vbl. Saya tidak percaya pihak pabrikan pakci tidak mempersiapkan space khusus untuk kelak dapat mengakomodasi sebuah sistem propeller. Koreksi kalau saya salah.
 
Dear sister, kita semua tahu kalau industri pertahanan lokal menghindari kejadian seperti nurtanio dengan gatot kacanya. Teknologi know how bisa di dapatkan dengan lobby,kerjasama,reverse engineering dan riset dan itu semua berbicara tentang dana. Masalahnya akankah kita mengambil resiko untuk membuat sesuatu yang sudah ada di pasaran dengan spesifikasi sama dan berniat menjualnya dengan calon pembeli yang kita dapat nilai kemapuannya dari budget tahunan yang mereka terima? Bukankah itu beresiko.
Kenapa tidak memilih membuat sesuatu yang sama tetapi dengan biaya lebih murah dengan pengurangan berbagai fitur yang suatu saat tentu saja bisa di tambahkan tergantung keinginan pembeli.

Seperti p2 Pakci dan Vbl. Saya tidak percaya pihak pabrikan pakci tidak mempersiapkan space khusus untuk kelak dapat mengakomodasi sebuah sistem propeller. Koreksi kalau saya salah.

Kalau P2 Pakci memang bisa amfibi, tapi opsional. Saya lihat dari website SSE yg lama. Yg sekarang sudah beda.

English : P2 Pakci can become amphibious, but the ability is optional. I saw this from old SSE website.
 
Indonesia seizes Chinese fishing ship, arrests 21 crew member
  • The Jakarta Post
Jakarta | Tue, December 5, 2017 | 02:54 pm

2017_07_12_29717_1499840817._large.jpg

Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti (Antara/M Agung Rajasa)

The Maritime Affairs and Fisheries Ministry has seized Fu Yuan Yu 831, a Chinese fishing ship, and arrested its 21 crew members, who were allegedly found fishing illegally over Indonesia's eastern waters.

On board the ship were six flags of different countries suspected to have been used by the crew to deceive patrol officers.

“When we seized the ship, the crew erected the Timor-Leste flag, but when the officers checked the ships, there were five other flags,” said Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti during a press conference in Jakarta on Monday as reported by kompas.co.id.

The other flags found on board were those of China, Indonesia, Malaysia, the Philippines and Singapore.

The 21 crew members comprised nine Chinese, six Indonesians, three Myanmarese and three Vietnamese, said Susi, adding that it was suspected that the ship operated over Indonesian waters since August.

Local authorities also seized 35 tons of fish, including tiger sharks, a protected species, she added. “We have taken the ship to Kupang Port [in East Nusa Tenggara] for further investigation,” she said.

Previously, Timor-Leste maritime officials arrested 15 different Fu Yuan Yu ships.

The governments of Indonesia and Timor-Leste are coordinating to jointly investigate the incident. (bbn)

http://www.thejakartapost.com/news/...ese-fishing-ship-arrests-21-crew-members.html
 
Indonesia seizes Chinese fishing ship, arrests 21 crew member
  • The Jakarta Post
Jakarta | Tue, December 5, 2017 | 02:54 pm

2017_07_12_29717_1499840817._large.jpg

Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti (Antara/M Agung Rajasa)

The Maritime Affairs and Fisheries Ministry has seized Fu Yuan Yu 831, a Chinese fishing ship, and arrested its 21 crew members, who were allegedly found fishing illegally over Indonesia's eastern waters.

On board the ship were six flags of different countries suspected to have been used by the crew to deceive patrol officers.

“When we seized the ship, the crew erected the Timor-Leste flag, but when the officers checked the ships, there were five other flags,” said Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti during a press conference in Jakarta on Monday as reported by kompas.co.id.

The other flags found on board were those of China, Indonesia, Malaysia, the Philippines and Singapore.

The 21 crew members comprised nine Chinese, six Indonesians, three Myanmarese and three Vietnamese, said Susi, adding that it was suspected that the ship operated over Indonesian waters since August.

Local authorities also seized 35 tons of fish, including tiger sharks, a protected species, she added. “We have taken the ship to Kupang Port [in East Nusa Tenggara] for further investigation,” she said.

Previously, Timor-Leste maritime officials arrested 15 different Fu Yuan Yu ships.

The governments of Indonesia and Timor-Leste are coordinating to jointly investigate the incident. (bbn)

http://www.thejakartapost.com/news/...ese-fishing-ship-arrests-21-crew-members.html
 
ARMED AKAN DILENGKAPI DENGAN RADAR ANTI ARTILERI, UAV, GPS, LRF DAN SISTEM PENEMU SASARAN
5 DECEMBER 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT


Saat ini Artileri Medan (Armed) TNI AD telah diperkuat oleh roket MLRS Astros MK II buatan Brasil.

Roket tersebut dipamerkan pada Acara HUT ke-72 Armed di Pusdik Armed Kodiklatad, Jalan Baros, Kota Cimahi, Senin (4/12/2017).

“Diharapkan dengan adanya alutsista baru ini, Armed TNI AD semakin memperkuat integritas NKRI di mata dunia,” ujar Danpussenarmed Brigjen TNI Dwi Jati Utomo.

Ia mengatakan, Roket MLRS Astros MK II memiliki daya jangkau ke sasaran hingga 85 km dan sudah teruji ketangguhannya di berbagai medan pertempuran.

Saat ini roket tersebut sedang dalam pengembangan daya jangkau amunisi hingga 300 km.

Selain itu, menurut Brigjen Dwi Jati Utomo, di masa depan alutsista Armed akan dilengkapi dengan radar anti artileri, pesawat tanpa awak (UAV/Unmaned Aerial Vehicle), GPS (Global Position System), alat pengukur jarak otomatis (LRF/Laser Range Finder) dan sistem penemu sasaran untuk mempercepat pencarian koordinat kedudukan sasaran (INS/Inertial Navigation System).

Diharapkan dengan kemunculan teknologi di alutsista Armed dapat mewujudkan precision attack (serangan presisi), joint attack (serangan gabungan) and the missile’s role in suppressing enemy strike capabilities (peran rudal dalam menekan kemampuan serangan musuh).

“Kedatangan alutsista yang modern juga harus ditunjang dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM),” kata Brigjen Dwi Jati Utomo.

Untuk itu, pihaknya membentuk batalyon khusus untuk memegang alutsista tersebut.

Para personil diseleksi secara ketat serta diberi pelatihan di negara tempat produksi alutsista.

Tahap penerapan teknologi alutsista terbaru memang membutuhkan proses.

“Tidak mudah untuk transfer teknologi dan pengetahuan, namun kita terus berupaya mewujudkannya sebagai prajurit Armed yang modern, cerdas dan tangguh,” katanya.

Photo : Roket MLRS Astros MK II Buatan Brasil milik Armed TNI AD, di Pusdik Armed Kodiklatad, Jalan Baros, Kota Cimahi, Senin (4/12/2017). (Tribun Jabar)

Sumber : Tribun Jabar


Well in short, there is plan to established new strategic regiment consist of modern short range ballistic missiles capable to suppress and strike enemy defenses from long range and giving the artillery corps an edge among their peers.

Either it will be Astros with AT V cruise missile or other systems like Chinese WS 43
 
ARMED AKAN DILENGKAPI DENGAN RADAR ANTI ARTILERI, UAV, GPS, LRF DAN SISTEM PENEMU SASARAN
5 DECEMBER 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT


Saat ini Artileri Medan (Armed) TNI AD telah diperkuat oleh roket MLRS Astros MK II buatan Brasil.

Roket tersebut dipamerkan pada Acara HUT ke-72 Armed di Pusdik Armed Kodiklatad, Jalan Baros, Kota Cimahi, Senin (4/12/2017).

“Diharapkan dengan adanya alutsista baru ini, Armed TNI AD semakin memperkuat integritas NKRI di mata dunia,” ujar Danpussenarmed Brigjen TNI Dwi Jati Utomo.

Ia mengatakan, Roket MLRS Astros MK II memiliki daya jangkau ke sasaran hingga 85 km dan sudah teruji ketangguhannya di berbagai medan pertempuran.

Saat ini roket tersebut sedang dalam pengembangan daya jangkau amunisi hingga 300 km.

Selain itu, menurut Brigjen Dwi Jati Utomo, di masa depan alutsista Armed akan dilengkapi dengan radar anti artileri, pesawat tanpa awak (UAV/Unmaned Aerial Vehicle), GPS (Global Position System), alat pengukur jarak otomatis (LRF/Laser Range Finder) dan sistem penemu sasaran untuk mempercepat pencarian koordinat kedudukan sasaran (INS/Inertial Navigation System).

Diharapkan dengan kemunculan teknologi di alutsista Armed dapat mewujudkan precision attack (serangan presisi), joint attack (serangan gabungan) and the missile’s role in suppressing enemy strike capabilities (peran rudal dalam menekan kemampuan serangan musuh).

“Kedatangan alutsista yang modern juga harus ditunjang dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM),” kata Brigjen Dwi Jati Utomo.

Untuk itu, pihaknya membentuk batalyon khusus untuk memegang alutsista tersebut.

Para personil diseleksi secara ketat serta diberi pelatihan di negara tempat produksi alutsista.

Tahap penerapan teknologi alutsista terbaru memang membutuhkan proses.

“Tidak mudah untuk transfer teknologi dan pengetahuan, namun kita terus berupaya mewujudkannya sebagai prajurit Armed yang modern, cerdas dan tangguh,” katanya.

Photo : Roket MLRS Astros MK II Buatan Brasil milik Armed TNI AD, di Pusdik Armed Kodiklatad, Jalan Baros, Kota Cimahi, Senin (4/12/2017). (Tribun Jabar)

Sumber : Tribun Jabar


Well in short, there is plan to established new strategic regiment consist of modern short range ballistic missiles capable to suppress and strike enemy defenses from long range and giving the artillery corps an edge among their peers.

Either it will be Astros with AT V cruise missile or other systems like Chinese WS 43
Ballistic missile..?? I doubt that.....as long as i remember our government are always reluctant to equip the army with that kind of missile for "regional stability"
 
Well no one can imagine that Indonesia would be getting the Apache Attack Helicopter. Not only Indonesia is getting the Apache but it is getting the latest and most advanced "Echo" variant AH-64E Guardian.

Indonesia will be the first country in SE Asia that operates the AH-64E Guardian and the 3rd country in Asia Pacific after Taiwan and South Korea.
 
Back
Top Bottom