What's new

Indonesia Defence Forum

Perkuat Pertahanan Udara, TNI AU Pasang Radar dengan Radius 550 Km

KULONPROGO - TNI Angkatan Udara akan mengganti radar yang terpasang di Satradar TNI AU 215, Congot, Kabupaten Kulonprogo. Peralatan militer tersebut nantinya akan diganti dengan radar Weibel buatan Inggris untuk mendukung sistem pertahanan nasional.

weibel radar system from Danish

FCRO_on_a_ship.jpg


Weibel-Portable%2BRadar.jpg
 
IMG-20170720-WA0212.jpg


IMG-20170720-WA0213.jpg


IMG-20170720-WA0214.jpg


IMG-20170720-WA0216.jpg


Radar Weibel

One more to come for Natuna

"Radar ini baru satu-satunya di Indonesia, nanti ada penambahan satu radar lagi yang akan ditempatkan di Tanjung Datuk Natuna, untuk mengantisipasi ancaman keamanan wilayah Laut Cina Selatan dan Singapura. Jadi ada dua radar baru, satu disini dan satunya di Natuna. Kalau total yang ada 20 radar lama, dengan penambahan ini Indonesia menjadi 22 radar," terang Mayor Lek Joko Dwi Maryanto.
 
Satradar Congot dilengkapi Radar Weibel buatan Denmark
Kamis, 20 Juli 2017 21:46 WIB
Pewarta: Oleh Sutarmi


Kulon Progo (Antara Jogja) - Markas Satuan Radar 215 Congot TNI AU di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilengkapi dengan radar Weibel buatan Denmark pada 2014 seharga Rp 190 miliar.

"Hari ini kami kedatangan radar baru, yakni radar jenis Weibel. Hari ini datang dari Jakarta melalui jalur darat," kata Komandan Satradar 215 Congot TNI AU Mayor Lek Joko Dwi Maryanto di Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan radar Weibel diangkut dengan armada kontainer besar-besar yang dikawal POM Mabes TNI AU dan Korlantas Polri dari Jakarta ke Kulon Progo.

"Radar ini merupakan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) kita. Kami diberi tanggung jawab mengoperasikan radar baru di Indonesia. Radar ini menggunakan teknologi terbaru, buatan 2014," katanya.

Joko mengatakan radar jenis Weibel tersebut memiliki dua sistem deteksi, yakni Primary Surveillance Radar (PSR) dan Secondary Surveillance Radar (SSR).

Menurutnya, PSR berfungsi menangkap dan mengidentifikasi target bergerak di wilayah udara yang terbang tanpa transponder dengan jarak sejauh 300 kilometer dari radius melingkar.

"Dari sini, PSR dapat memantau hingga Madiun (Jawa Timur) dan Jawa Barat," kata dia.

Ia menjelaskan tugas satuannya adalah pengamanan perbatasan, khususnya perbatasan wilayah laut dan udara.

"Ancaman kita adalah infiltrasi dari sektor udara yang menggunakan pesawat dengan cara mematikan transponder," katanya.

Sementara sistem SSR bisa memantau semua media bergerak yang memakai transpoder dengan dengan jarak jangkau 550 kilometer.

"Alat ini akan langsung dipasang dan langsung dapat difungsikan. Namun, menunggu masa uji coba, radar lama tetap difungsikan. Kalau sudah selesai dan siap beroperasi maka radar lama baru akan kami turunkan," katanya.

Menurut dia, radar Weibel sangat mendukung proyek pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). Wilayah selatan dinilainya sangat riskan dengan adanya bandara baru ini.

"Kami bisa mengantisipasi itu karena Satradar 215 Congot menjadi penjaga keamanan angkasa dan laut selatan," katanya.

(U.KR-STR)
 
inspektorat-jendral-kementerian-pertahanan-berkesempatan-meninjau-proses-pembangunan-kapal-selam-peremajaan-kri-mahalayati-serta-melakukan-peninjauan-ke-kapal-frigate-pkr-105-dan-melak1.jpg

FROM INDONESIA
KEMENHAN VERIFIKASI PEMINDAHAN TIGA BUMN INDUSTRI PERTAHANAN
21 JULY 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT
Tim Aset dan Data Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang bertugas memverifikasi pemindahan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Provinsi Lampung, mulai bekerja. Ketiga BUMN yang akan dipindahkan ke Lampung tersebut yakni PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL Indonesia.

Melalui surat nomor B/1011/VII/2017/DJPOT tertanggal 17 Juli 2017, Kemenhan menginformasikan kepada Direktur Utama ketiga BUMN tersebut membantu Tim Aset dan Data memverifikasi rencana pemindahan tersebut ke Lampung. Surat ber tersebut menyebutkan dasar kerja Tim Aset dan Data Kemenhan yakni rencana relokasi pabrik/industri BUMN ke Lampung. Lalu, disposisi Menteri Pertahanan kepada Dirjen Pothan untuk mengkaji kemungkinan permindahan ketiga BUMN tersebut ke Lampung.

PT Pindad merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer berpusat di Bandung, Jawa Barat dan Malang, Jawa Timur. Kemudian, PT Dirgantara Indonesia (DI) industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di Asia Tenggara, berpusat di Bandung, sedangkan PT PAL memproduksi kapal perang dan kapal niaga, jasa perbaikan, pemeliharaan kapal, dan rekayasa yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur.

Pada surat yang ditekan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Pothan), Brigjen TNI Sunaryo itu, juga disebutkan Tim Aset dan Data memverifikasi data kondisi aset perusahaan, sumber daya manusia, dan infrastruktur pendukung. Masukan tersebut diperlukan sebagai self assesmen terkait analisa keuntungan dan kerugian (advantage/disadventage) terkait rencana relokasi tersebut ke Lampung.

Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo menyambut baik langkah Kemenhan tersebut. Menurut Ridho, Pemerintah Provinsi Lampung sejak awal melobi pusat untuk memanfaat potensi maritim Lampung sebagai rekokasi industri pertahanan. “Banyak lokasi yang kita tawarkan. Salah satunya Kawasan Industri Maritim (KIM) Tanggamus,” kata Gubernur.

Menurut Gubernur, KIM merupakan perwujudan kekuatan maritim Lampung. Untuk itu, Gubernur Ridho ingin mewujudkan KIM secepat mungkin. “Target ini sudah lama menjadi wacana dan secepat mungkin diwujudkan. Saat ini Tanggamus masuk perencanaan tiga kawasan industri marintim dalam agenda pemerintah pusat untuk percepatan pembangunan ekonomi Indonesia khususnya Provinsi Lampung,” kata Gubernur Ridho.

Photo Ilustrasi : Inspektorat Jendral Kementerian Pertahanan, berkesempatan meninjau proses pembangunan kapal selam, peremajaan KRI Mahalayati serta melakukan peninjauan ke Kapal Frigate PKR-105 dan melakukan blusukan kebagian bagian kapal tersebut. (PT PAL)

Sumber : Lampung Pro

KEMHAN DAN KKIP TINJAU FASILITAS GALANGAN KAPAL PEMBUAT KAPAL BCM TNI AL
21 JULY 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT
sekjen-kunjungan-pt-batamec-batam-kemhan.jpg

Sekjen kunjungan PT Batamec Batam (Kemhan)

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Dr. Widodo didampingi Inspektur Jenderal (Irjen) Kemhan Letjen TNI Agus Sutomo bersama beberapa pejabat Kemhan dan juga Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melakukan kunjungan ke perusahaan galangan kapal swasta nasional di Batam, PT Batamec Shipyard, Kamis (20/7).

Kunjungan ini dalam rangka melihat secara langsung fasilitas dan kapabilitas atau kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan galangan kapal swasta nasional tersebut yang saat ini juga sedang mengerjakan pembuatan kapal tanker atau kapal Bantu Cair Minyak (BCM) pesanan dari TNI Angkatan Laut.

Kunjungan Sekjen Kemhan beserta rombongan diterima langsung oleh Direktur PT Batamec Shipyard Mulyono Adi yang didampingi oleh Vice President PT Batamec Shipyard Heronimus dan juga karyawan lainnnya. Kunjungan didahului dengan pemaparan oleh pihak PT Batamec Shipyard dilanjutkan dengan peninjauan secara langsung ke fasilitas produksi yang dimiliki galangan kapal tersebut.

Sekjen Kemhan dalam kesempatan tersebut mengatakan, kunjungan ini dalam rangka ingin melihat secara lansung fasilitas dan kemampuan PT Batamec Shipyard. Karena PT Batamec Shipyard sudah cukup lama bekerjasama dengan Kemhan dan TNI, bahkan saat ini sedang proses satu buah kapal BCM yang kontraknya pada awal 2017. Sebelumnya, PT Batamec Shipyard juga overhaul beberapa KRI dan ini menunjukan sudah cukup lama.

Lebih lanjut Sekjen Kemhan mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan kapal terkait kebijakan pemerintah saat ini mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan juga kebijakan modernisasi kekuatan Alutsista TNI AL, maka tidak mungkin hal tersebut dapat dipenuhi dan dikerjakan oleh PT PAL atau BUMN lainnya, akan tetapi harus menggandeng juga seluruh industri galangan kapal dalam negeri.

“Dari konsekuensi tersebut, untuk itu Kemhan dan TNI berupaya proaktif untuk selalu melihat galangan kapal mana yang potensial dan memiliki kemampuan produksi guna memenuhi kebutuhan Alutsista TNI AL”, jelas Sekjen Kemhan.

Sementara itu, Direktur PT Batamec Shipyard mengampaikan ucapan terima kasih atas kesempatannya dikunjungi oleh Kemhan dan KKIP. Menurutnya hal ini merupakan suatu kehormatan bagi seluruh jajaran PT Batamec Shipyard.

Melalui kunjungan ini, Lebih lanjut pihaknya berharap kepada Kemhan selaku pembina industri strategis dalam negeri akan dapat mengenal lebih jauh dan dapat melihat langsung fasilitas dan kapabilitas yang ada dan juga kapal-kapal yang telah sukses dibangun oleh PT Batamec Shipyard.

Selain itu, lebih lanjut PT Batamec Shipyard juga berharap mendapatkan sumbang saran dan masukan dari Kemhan dan KKIP untuk kemajuan yang lebih baik kedepan, sehingga PT Batamec Shipyard yang juga sebagai bagian dari anak bangsa dapat turut berpartisipasi dapat meningkatkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri guna memenuhi kebutuhan Alutsista TNI.

Sumber : Pen Kemhan
 
inspektorat-jendral-kementerian-pertahanan-berkesempatan-meninjau-proses-pembangunan-kapal-selam-peremajaan-kri-mahalayati-serta-melakukan-peninjauan-ke-kapal-frigate-pkr-105-dan-melak1.jpg

FROM INDONESIA
KEMENHAN VERIFIKASI PEMINDAHAN TIGA BUMN INDUSTRI PERTAHANAN
21 JULY 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT
Tim Aset dan Data Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang bertugas memverifikasi pemindahan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke Provinsi Lampung, mulai bekerja. Ketiga BUMN yang akan dipindahkan ke Lampung tersebut yakni PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT PAL Indonesia.

Melalui surat nomor B/1011/VII/2017/DJPOT tertanggal 17 Juli 2017, Kemenhan menginformasikan kepada Direktur Utama ketiga BUMN tersebut membantu Tim Aset dan Data memverifikasi rencana pemindahan tersebut ke Lampung. Surat ber tersebut menyebutkan dasar kerja Tim Aset dan Data Kemenhan yakni rencana relokasi pabrik/industri BUMN ke Lampung. Lalu, disposisi Menteri Pertahanan kepada Dirjen Pothan untuk mengkaji kemungkinan permindahan ketiga BUMN tersebut ke Lampung.

PT Pindad merupakan perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam pembuatan produk militer berpusat di Bandung, Jawa Barat dan Malang, Jawa Timur. Kemudian, PT Dirgantara Indonesia (DI) industri pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di Asia Tenggara, berpusat di Bandung, sedangkan PT PAL memproduksi kapal perang dan kapal niaga, jasa perbaikan, pemeliharaan kapal, dan rekayasa yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur.

Pada surat yang ditekan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan (Pothan), Brigjen TNI Sunaryo itu, juga disebutkan Tim Aset dan Data memverifikasi data kondisi aset perusahaan, sumber daya manusia, dan infrastruktur pendukung. Masukan tersebut diperlukan sebagai self assesmen terkait analisa keuntungan dan kerugian (advantage/disadventage) terkait rencana relokasi tersebut ke Lampung.

Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo menyambut baik langkah Kemenhan tersebut. Menurut Ridho, Pemerintah Provinsi Lampung sejak awal melobi pusat untuk memanfaat potensi maritim Lampung sebagai rekokasi industri pertahanan. “Banyak lokasi yang kita tawarkan. Salah satunya Kawasan Industri Maritim (KIM) Tanggamus,” kata Gubernur.

Menurut Gubernur, KIM merupakan perwujudan kekuatan maritim Lampung. Untuk itu, Gubernur Ridho ingin mewujudkan KIM secepat mungkin. “Target ini sudah lama menjadi wacana dan secepat mungkin diwujudkan. Saat ini Tanggamus masuk perencanaan tiga kawasan industri marintim dalam agenda pemerintah pusat untuk percepatan pembangunan ekonomi Indonesia khususnya Provinsi Lampung,” kata Gubernur Ridho.

Photo Ilustrasi : Inspektorat Jendral Kementerian Pertahanan, berkesempatan meninjau proses pembangunan kapal selam, peremajaan KRI Mahalayati serta melakukan peninjauan ke Kapal Frigate PKR-105 dan melakukan blusukan kebagian bagian kapal tersebut. (PT PAL)

Sumber : Lampung Pro

KEMHAN DAN KKIP TINJAU FASILITAS GALANGAN KAPAL PEMBUAT KAPAL BCM TNI AL
21 JULY 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT
sekjen-kunjungan-pt-batamec-batam-kemhan.jpg

Sekjen kunjungan PT Batamec Batam (Kemhan)

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Dr. Widodo didampingi Inspektur Jenderal (Irjen) Kemhan Letjen TNI Agus Sutomo bersama beberapa pejabat Kemhan dan juga Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melakukan kunjungan ke perusahaan galangan kapal swasta nasional di Batam, PT Batamec Shipyard, Kamis (20/7).

Kunjungan ini dalam rangka melihat secara langsung fasilitas dan kapabilitas atau kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan galangan kapal swasta nasional tersebut yang saat ini juga sedang mengerjakan pembuatan kapal tanker atau kapal Bantu Cair Minyak (BCM) pesanan dari TNI Angkatan Laut.

Kunjungan Sekjen Kemhan beserta rombongan diterima langsung oleh Direktur PT Batamec Shipyard Mulyono Adi yang didampingi oleh Vice President PT Batamec Shipyard Heronimus dan juga karyawan lainnnya. Kunjungan didahului dengan pemaparan oleh pihak PT Batamec Shipyard dilanjutkan dengan peninjauan secara langsung ke fasilitas produksi yang dimiliki galangan kapal tersebut.

Sekjen Kemhan dalam kesempatan tersebut mengatakan, kunjungan ini dalam rangka ingin melihat secara lansung fasilitas dan kemampuan PT Batamec Shipyard. Karena PT Batamec Shipyard sudah cukup lama bekerjasama dengan Kemhan dan TNI, bahkan saat ini sedang proses satu buah kapal BCM yang kontraknya pada awal 2017. Sebelumnya, PT Batamec Shipyard juga overhaul beberapa KRI dan ini menunjukan sudah cukup lama.

Lebih lanjut Sekjen Kemhan mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan kapal terkait kebijakan pemerintah saat ini mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia dan juga kebijakan modernisasi kekuatan Alutsista TNI AL, maka tidak mungkin hal tersebut dapat dipenuhi dan dikerjakan oleh PT PAL atau BUMN lainnya, akan tetapi harus menggandeng juga seluruh industri galangan kapal dalam negeri.

“Dari konsekuensi tersebut, untuk itu Kemhan dan TNI berupaya proaktif untuk selalu melihat galangan kapal mana yang potensial dan memiliki kemampuan produksi guna memenuhi kebutuhan Alutsista TNI AL”, jelas Sekjen Kemhan.

Sementara itu, Direktur PT Batamec Shipyard mengampaikan ucapan terima kasih atas kesempatannya dikunjungi oleh Kemhan dan KKIP. Menurutnya hal ini merupakan suatu kehormatan bagi seluruh jajaran PT Batamec Shipyard.

Melalui kunjungan ini, Lebih lanjut pihaknya berharap kepada Kemhan selaku pembina industri strategis dalam negeri akan dapat mengenal lebih jauh dan dapat melihat langsung fasilitas dan kapabilitas yang ada dan juga kapal-kapal yang telah sukses dibangun oleh PT Batamec Shipyard.

Selain itu, lebih lanjut PT Batamec Shipyard juga berharap mendapatkan sumbang saran dan masukan dari Kemhan dan KKIP untuk kemajuan yang lebih baik kedepan, sehingga PT Batamec Shipyard yang juga sebagai bagian dari anak bangsa dapat turut berpartisipasi dapat meningkatkan kemampuan industri pertahanan dalam negeri guna memenuhi kebutuhan Alutsista TNI.

Sumber : Pen Kemhan

Why moved? Why not build new facility?

In my opinion new facilities should be :
Pindad : Kalimantan, because land border, of course
PT. DI : Sulawesi, because it is in the center of the country
PT. Pal : Eastern (Papua) or Western (Sumatera) part of Indonesia. Papua would be OK, to spread industrialization. Beside that not many shipbuilding exist in Papua.

With the new facilities, production capability would be enhanced, and if one facilities happen to be attacked, there will be another facility still up and running.

As for facility in Lampung all I think is : Dont put your egg in 1 basket (In this case : 3 different defense company in 1 same province)
 
Last edited:
Why moved? Why not build new facility?

In my opinion new facilities should be :
Pindad : Kalimantan, because land border, of course
PT. DI : Sulawesi, because it is in the center of the country
PT. Pal : Eastern (Papua) or Western (Sumatera) part of Indonesia. Papua would be OK, to spread industrialization. Beside that not many shipbuilding exist in Papua.

With the new facilities, production capability would be enhanced, and if one facilities happen to be attacked, there will be another facility still up and running.

As for facility in Lampung all I think is : Dont put your egg in 1 basket (In this case : 3 different defense company in 1 same province)

what would be moved is their HQ, design center, built new production facilities and research center, meanwhile most of the production facilities still at their current place
 
Megawati impikan kejayaan kekuatan militer Indonesia
Jumat, 21 Juli 2017 21:49 WIB - 1.212 Views

Pewarta: Syaiful Hakim

20170607203.jpg

Megawati Soekarnoputri. (ANTARA /Rosa Panggabean )

Jakarta (ANTARA News) - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengimpikan kejayaan kembali kekuatan militer Indonesia sebagaimana pernah terjadi pada masa pemerintahan Presiden Soekarno di mana Indonesia dikenal sebagai negara paling kuat di belahan bumi bagian selatan.

"Sudah saatnya kita rancang kedaulatan dan keberdikarian angkatan perang Indonesia agar disegani kembali di dunia internasional," kata Megawati saat memberikan pembekalan kepada 437 calon perwira TNI di Aula Gatot Subroto, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.

Di sisi lain, Megawati mengingatkan bahwa tantangan dan ancaman yang dihadapi sekarang ini semakin kompleks, yang tidak cukup dihadapi dengan peralatan militer.

Perkembangan modern telah menyeret negara-negara pada suatu kondisi peperangan yang tidak kasat mata yang dikenal dengan istilah "proxy war". Perang modern ini adalah sebuah ujian berat, tidak hanya bagi TNI, tetapi juga terhadap seluruh elemen bangsa.

"Kita menghadapi kejahatan keuangan internasional, perdagangan manusia, peredaran narkotika, serta terorisme yang melibatkan lintas negara," katanya.

Menurut Megawati, tujuan utama perang tidak langsung itu sama, yakni mencoba memecah belah bangsa dan menguasai Indonesia yang begitu kaya.

"Mereka (asing) yang berkolaborasi dengan para penjual bangsa, akan terus memperlemah kedaulatan politik, ekonomi, dan sistem sosial kita. Menghadapi ancaman tersebut maka kita tidak hanya berjuang mewujudkan TNI sebagai tentara rakyat dengan alutsista modern," katanya.

Sebab, lanjut Megawati, senjata modern bukanlah hal utama. Sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa membuktikan bahwa senjata yang paling hebat adalah semangat perjuangan dan komitmen total bagi bangsa dan negara Indonesia.

"Hal ini juga ditegaskan oleh Bung Karno pada saat peresmian Lembaga Pertahanan Nasional pada 20 Mei 1965.

"Asal semangat berkobar dan bersatu, kita bisa menundukkan musuh paling hebat sekalipun. Persatuan rakyat adalah senjata yang sehebat-hebatnya," kata Megawati mengutip pidato Bung Karno.

Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) juga mengingatkan bahwa perang ideologi juga masih terus terjadi untuk menggantikan Pancasila.

Oleh karena itu, kata dia, sangat penting untuk membumikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan itu merupakan tugas bersama.

"Pembumian Pancasila ini sangatlah penting guna mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," katanya.

Dengan Pancasila, pemerintahan negara Republik Indonesia memiliki tanggung jawab melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

"Tugas ini memerlukan kekuatan pertahanan yang solid, dengan TNI sebagai tulang punggung utama," ucapnya.

Di hadapan Megawati, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo meminta kepada Komisi I DPR RI untuk mendesak pemerintah agar mempercepat pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) berupa kapal selam kilo class dan pesawat jenis Sukhoi SU-35 untuk TNI Angkatan Udara.

"Mudah-mudahan Komisi I DPR bergerak cepat menekan Kementerian Pertahanan mempercepat pengadaan kapal selam dan Sukhoi," ujar Gatot.

Ia pun mengapresiasi Megawati Soekarnoputri saat menjadi presiden yang berani membeli pesawat dan senjata dari Rusia meskipun kondisi Indonesia saat itu tengah kritis lantaran diembargo Amerika Serikat.

"Hasilnya kita ditakuti karena punya Sukhoi. Semoga ini dapat memacu Komisi I untuk mempercepat (pengadaan) sehingga angkatan darat, udara, dan laut dapat hebat seperti dulu," tegas Gatot.

(T.S037/S024)
Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © ANTARA 2017
 
Megawati impikan kejayaan kekuatan militer Indonesia
Jumat, 21 Juli 2017 21:49 WIB - 1.212 Views

Pewarta: Syaiful Hakim

20170607203.jpg

Megawati Soekarnoputri. (ANTARA /Rosa Panggabean )

Jakarta (ANTARA News) - Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengimpikan kejayaan kembali kekuatan militer Indonesia sebagaimana pernah terjadi pada masa pemerintahan Presiden Soekarno di mana Indonesia dikenal sebagai negara paling kuat di belahan bumi bagian selatan.

"Sudah saatnya kita rancang kedaulatan dan keberdikarian angkatan perang Indonesia agar disegani kembali di dunia internasional," kata Megawati saat memberikan pembekalan kepada 437 calon perwira TNI di Aula Gatot Subroto, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat.

Di sisi lain, Megawati mengingatkan bahwa tantangan dan ancaman yang dihadapi sekarang ini semakin kompleks, yang tidak cukup dihadapi dengan peralatan militer.

Perkembangan modern telah menyeret negara-negara pada suatu kondisi peperangan yang tidak kasat mata yang dikenal dengan istilah "proxy war". Perang modern ini adalah sebuah ujian berat, tidak hanya bagi TNI, tetapi juga terhadap seluruh elemen bangsa.

"Kita menghadapi kejahatan keuangan internasional, perdagangan manusia, peredaran narkotika, serta terorisme yang melibatkan lintas negara," katanya.

Menurut Megawati, tujuan utama perang tidak langsung itu sama, yakni mencoba memecah belah bangsa dan menguasai Indonesia yang begitu kaya.

"Mereka (asing) yang berkolaborasi dengan para penjual bangsa, akan terus memperlemah kedaulatan politik, ekonomi, dan sistem sosial kita. Menghadapi ancaman tersebut maka kita tidak hanya berjuang mewujudkan TNI sebagai tentara rakyat dengan alutsista modern," katanya.

Sebab, lanjut Megawati, senjata modern bukanlah hal utama. Sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa membuktikan bahwa senjata yang paling hebat adalah semangat perjuangan dan komitmen total bagi bangsa dan negara Indonesia.

"Hal ini juga ditegaskan oleh Bung Karno pada saat peresmian Lembaga Pertahanan Nasional pada 20 Mei 1965.

"Asal semangat berkobar dan bersatu, kita bisa menundukkan musuh paling hebat sekalipun. Persatuan rakyat adalah senjata yang sehebat-hebatnya," kata Megawati mengutip pidato Bung Karno.

Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) juga mengingatkan bahwa perang ideologi juga masih terus terjadi untuk menggantikan Pancasila.

Oleh karena itu, kata dia, sangat penting untuk membumikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan itu merupakan tugas bersama.

"Pembumian Pancasila ini sangatlah penting guna mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," katanya.

Dengan Pancasila, pemerintahan negara Republik Indonesia memiliki tanggung jawab melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

"Tugas ini memerlukan kekuatan pertahanan yang solid, dengan TNI sebagai tulang punggung utama," ucapnya.

Di hadapan Megawati, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo meminta kepada Komisi I DPR RI untuk mendesak pemerintah agar mempercepat pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) berupa kapal selam kilo class dan pesawat jenis Sukhoi SU-35 untuk TNI Angkatan Udara.

"Mudah-mudahan Komisi I DPR bergerak cepat menekan Kementerian Pertahanan mempercepat pengadaan kapal selam dan Sukhoi," ujar Gatot.

Ia pun mengapresiasi Megawati Soekarnoputri saat menjadi presiden yang berani membeli pesawat dan senjata dari Rusia meskipun kondisi Indonesia saat itu tengah kritis lantaran diembargo Amerika Serikat.

"Hasilnya kita ditakuti karena punya Sukhoi. Semoga ini dapat memacu Komisi I untuk mempercepat (pengadaan) sehingga angkatan darat, udara, dan laut dapat hebat seperti dulu," tegas Gatot.

(T.S037/S024)
Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © ANTARA 2017
wow, kilo class will come...

Jakarta - TNI Commander General Gatot Nurmantyo hopes the House of Representatives Commission I and Defense Minister Ryamizard Ryacudu immediately discussed the purchase of the Sukhoi 35 and Russia's Kilo Class submarines. The goal is for the TNI can have modern armaments.

"Hopefully with this Commission I can press the defense minister, so that Sukhoi 35 and class kilo ships can be realized together air and naval forces," said General Gatot Nurmantyo in the debriefing event attended by Commission I of the House of Representatives TNI, Cilangkap, East Jakarta, on Friday (7/21/2017).

In the event, was also present President of the 5th President Megawati Soekarnoputri. The PDIP also briefly provided briefings to prospective teenage military officers at the same event.

According to General Gatot, F5 Tiger aircraft owned by Indonesia can not fly. Moreover, the purchase of Sukhoi 35 and Kilo Class submarines is already the Minimum Essential Force (MEF) program plan, but the purchase of the aircraft has yet to materialize.

"Aircraft F5 Tiger can not fly, we have launched the Sukhoi 35 in 1.5 years of program until now there is no while there is a commission I," said Gatot.

In addition, Gatot said South Korea and Vietnam have also purchased the Kilo Class submarine. But Indonesia does not have the submarine.

"Even now, South Korea is buying a kilo-class ship, and Vietnam is now brave on the border because it has a class kilo submarine, and hopefully it will trigger and trigger the commission 1 representative," said the 4-star general.

"And now it's like Mrs. Mega said that we should immediately buy the main tool in weapon system that can increase the capability of TNI, and hopefully in the near future we will soon exist because it has long been empty," said Gatot.
(Fai / elz)
detik
 
Last edited:
Why moved? Why not build new facility?

In my opinion new facilities should be :
Pindad : Kalimantan, because land border, of course
PT. DI : Sulawesi, because it is in the center of the country
PT. Pal : Eastern (Papua) or Western (Sumatera) part of Indonesia. Papua would be OK, to spread industrialization. Beside that not many shipbuilding exist in Papua.

With the new facilities, production capability would be enhanced, and if one facilities happen to be attacked, there will be another facility still up and running.

As for facility in Lampung all I think is : Dont put your egg in 1 basket (In this case : 3 different defense company in 1 same province)
Not enough space i guess, pindad and DI are located on a crowded area, that's make expansion hard to do, especially for DI, i guess new location in lampung are not on the same area for DI, Pindad And Pal, i my self support this idea
 
Reporter: Hendra Friana
July 21st, 2017 reads normal 1 minute

TNI Commander: "Air Force is now the most severe condition"


The TNI commander called the condition of the TNI AU alutsista currently at its worst, in contrast to President Megawati Soekarnoputri's administration.

Tirto.id - In the presence of the 5th President Megawati Soekarnoputri, TNI Commander General Gatot Nurmantyo criticized the alutsista policy in the government today.

According to General Gatot condition of Air Force alutsista (AU) Indonesia is now the worst in the history of the Unitary State of the Republic of Indonesia stands. According to him, it is because the procurement of aircraft ordered by the Air Force has not been realized by the Ministry of Defense under the leadership of Ryamizard Ryacudu.

"The air force is now the most severe since the Republic of Indonesia established, because LF 3 from last year has not been sent and proclaimed Sukhoi SU 35 already a year and a half until now there has not been," said General Gatot in the Taruna / Taruni briefing at the Headquarters TNI, Cilangkap, East Jakarta, on Friday (7/21/2017).

In fact, Gatot said, when Megawati Sukarnoputri served as president, the condition of TNI AU is best compared to other forces.

"So I need to explain here that the Indonesian Armed Forces have the most sophisticated security tools and weapons system is there when Mrs. Megawati," she said in front of Megawati who attended the event.

Due to the bad condition of TNI AU equipment, Gatot claimed to have asked members of the House of Representatives (DPR) commission of the PDIP faction who also attended the meeting to encourage the Ministry of Defense accelerating the TNI Alutsista, both the army, the sea and the air.

"Hopefully after this commission 1 can move quickly pressing Kemenhan to speed up the Sukhoi SU-35 and Russian-made Kilo Class submarines," he said.

Because, said Gatot, Indonesia's sovereignty determined one of them by the existence of Alutista. "Even now, South Korea's army is buying a kilo-class submarine, and Vietnam is now getting brave because its navy is stronger," he added.

Meanwhile, on the same occasion, Megawati conveyed that alutsista is not the main thing in facing the threat in this modern era war.

The reason for Megawati, the nation's independence history proves that the most powerful weapon is spirit, as well as full commitment in striving.

"This is confirmed Bung Karno at the inauguration of the National Defense Institute, on May 20, 1965: the origin of the spirit of blazing and united, we can subdue even the most powerful enemy," he said.

Read also related articles TNI AU or other interesting writing Hendra Friana
(Tirto.id - hen / agu)
 
Ga ngerti gw kenapa tni al-kemenhan masih ngebet ma kilo!! Kan banyak type lontong yg disodorin buat tot yg lbh bagus dr kilo
Jangan2 ngiler kickbacknya lagi......
 

Country Latest Posts

Back
Top Bottom