What's new

Indonesia Defence Forum

Itu komen buat pt.pal... mestinya jangan gembar-gembor dapet pesanan dulu klo memang belum pasti menang. Apalagi tender nya aja belum dibuka, kayak project MRSS bakal ngelawan cina sama damen.

Don't count your chickens before they hatch... yang low profile gitu lho. :D
owh gitu, ya deh. doain aja produk pt.pal makin laku, omzet nya makin gemuk, trus makin banyak engineer indonesia yang dapat lowongan kerja di pt.pal amiinnnn:yahoo::yahoo::yahoo::yahoo:
 
Itu komen buat pt.pal... mestinya jangan gembar-gembor dapet pesanan dulu klo memang belum pasti menang. Apalagi tender nya aja belum dibuka, kayak project MRSS bakal ngelawan cina sama damen.

Don't count your chickens before they hatch... yang low profile gitu lho. :D

Every major producers do that. In business we call it taunting strategy. By showing confidence to the public, we taunt the soon-to-be buyer to follow the opinion of the public and buy our product. Of course it doesnt work 100% but it is still an effective marketing strategy.
 
Every major producers do that. In business we call it taunting strategy. By showing confidence to the public, we taunt the soon-to-be buyer to follow the opinion of the public and buy our product. Of course it doesnt work 100% but it is still an effective marketing strategy.

That could work if we taunt the right crowds. In this case, it's the indonesian that bite and chew the news, ... so it's kinda pointless and feels deceitful. :D
 
Indonesia will make UAV MALE in 2018

Cooperation between BPPT, LEN, PT DI and ITB

BPPT siap uji pesawat nirawak MALE pada 2019
Minggu, 16 Juli 2017 15:38 WIB | 602 Views
Pewarta: Virna P Setyorini

20170113bppt-logo-001baru1.jpg

BPPT (id.wikipedia.org)

Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama dengan konsorsium siap menguji pesawat udara nirawak (PUNA) jenis Medium Altitude Long Endurance (MALE) di 2019.

"Ke depan yang MALE kita kembangkan. Itu bisa terbang dengan jangkauan lebih jauh, muatan lebih banyak, durasi terbang lebih lama bisa 24 jam, digunakan untuk surveillance (pengawasan) perbatasan karena sifatnya lebih ke arah untuk pertahanan dan keamanan," kata Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu Widodo Pandoe di Jakarta, Ahad.

Pembuatan prototipe untuk PUNA jenis ini, menurut dia, akan selesai pada 2018.

Kepala Program Drone BPPT Joko Purwono mengatakan MALE akan sudah bisa diuji coba pada 2019. Kolaborasi pengerjaannya dilakukan BPPT dengan konsorisum yang di antaranya ada PT Dirgantara Indonesia, PT LEN, Kementerian Pertahanan dan Keamanan hingga Institut Teknologi Bandung (ITB).

Berbeda dengan pesawat udara nirawak yang lebih kecil yang dikembangkan BPPT seperti Alap-alap yang berbahan bakar bensin dengan oktan 98, menurut Joko, nantinya MALE yang berukuran lebih besar akan menggunakan avtur.

Pesawat ini dikembangkan untuk mampu terbang selama 24 jam dan mencapai ketinggian hingga 30.000 kaki, dengan tidak hanya membawa kamera tetapi juga radar.

Sebelumnya BPPT telah mengembangkan beberapa jenis PUNA seperti Wulung dan Alap-alap PA-4 serta Alap-alap PA-5. Wulung yang dikembangkan untuk surveillance mampu terbang hingga radius 120 kilometer (km) selama empat jam nonstop dengan ketinggian jelajah hingga 8.000 kaki.

Sedangkan Alap-alap PA-4 yang pada Sabtu (15/7), mulai menjalani uji coba untuk memetaan jalur kereta api cepat Jakarta-Surabaya pada segmen Cirebon-Tegal sejauh 86 km sudah masuk Tahapan Kesiapan Teknologi (Technology Readiness Level/TRL) 8-9, yang artinya siap diproduksi.

PUNA seberat 30 kilogram ini dilengkapi dengan kamera Sony Alpha6000 beresolusi 24 megapixels (6000x4000 pixels) seberat 344 gram dan lensa Sony E-Mount Lens 20 mm.

BPPT juga mengembangkan Alap-alap untuk fungsi yang sama yakni pengawasan. Uji coba terbang selama tujuh jam nonstop yang menjelajah wilayah seluas 635 km telah dilakukan di Pangandaran.

Editor: Heppy Ratna

hope UAV Anka will help the project
 
Indonesia will make UAV MALE in 2018

Cooperation between BPPT, LEN, PT DI and ITB



hope UAV Anka will help the project

hope this project got priorities
drone.jpg


SKIP TO CONTENT

kmc-komando-unjuk-kemampuan-di-perairan-sultra.jpg

FROM INDONESIA
KMC KOMANDO UNJUK KEMAMPUAN DI PERAIRAN SULTRA
16 JULY 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT


Komando Resor (Korem) 143 Haluoleo kedatangan salah satu alat utama sistem pertahanan (alutsista) terbaru TNI Angkatan Darat Kapal Motor Cepat (KMC) Komando AD16-06. Alutsista terbaru milik Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (Bekangdam) XIV/Hasanuddin dengan teknologi terkini itu, unjuk kemampuan di perairan Sulawesi Tenggara tepatnya di kawasan perairan Pulau Bokori pada Jumat (14/7/2017).

Kapal ini dapat menjelajah daerah laut, pantai, sungai hingga rawa. Kapal ini juga mampu berlayar sejauh 250 Nautical Mile (NM).

Dalam perjalanan menuju pulau Bokori, Kabupaten Konawe bersama dengan sejumlah awak media Kota Kendari, tepatnya selepas dari teluk Kendari, KMC Komando yang di kemudikan Lettu Heri Iswanto mulai memperlihatkan kegesitanya dengan memacu kecepatan 40 knots.

Usai menunjukkan kegesitan melaju di atas air, Lettu Hari Iswanto kembali melakukan manuver, dengan melakukan belokan ke kiri dan kenan hingga kemiringan 180 derajat.

“Itulah manuver belokan tadi, selanjutnya kapal akan melakukan manuver putar haluan kanan dan kiri 180 derajat. Jadi harap untuk berpegangan,” jelas Lettu Heri Iswanto.

Tidak sampai disitu, kapal buatan anak bangsa yang di produksi oleh galangan kapal PT. Tesco Indomaritim tahun 2016 ini, juga melakukan manuver belokan dengan kemiringan 180 derajat. Kapal yang terbuat dari bahan alumunium ini, bahkan mampu melakukan rem mendadak dalam kecepatan maksimal yakni 40 knots hingga 42.9 knots.

“Bagi para awak media dan penumpang silahkan untuk berpegangan yang erat lagi, karena kapal akan melakukan crash stop atau rem mendadak,” pinta Lettu Heri Iswanto.

Tidak lama kemudian, kapal pun akhirnya terhenti ditengah kecepatan tinggi hingga membuat air laut meluber hingga di anjungan kapal dan membuat penumpang yang ada di atas anjungan dan buritan kapal basah tersiram air laut.

Dandenbekang XIV/5 Kendari Mayor cba Hariyoto mengatakan, jika manuver yang diperagakan oleh KMC Komando merupakan bagian dari kemampuan kapal tersebut. Begitu juga dengan manuver Crash Stop, merupakan keunggulan KMC Komando sehingga diharapkan dapat menghindari tabrakan ditengah pelayarannya.

“Jadi nantinya kapal ini untuk patroli di wilayah laut antar pulau perbatasan, juga untuk pengangkutan personil. Kapal ini juga mampu dioperasikan di laut dalam, di garis pantai kedalaman 1 meter tidak dengan kecepatan maksimal, sungai dan daerah rawa,” ungkapnya.

Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) Mayor Inf Azwar Dinata mengungkapkan, kehadiran kapal KMC Komando di wilayah tugas Korem 143/HO, merupakan kebutuhan bagi TNI-AD karena wilayah Sultra memiliki karateristik wilayah kepulauan.

“Untuk diketahui Sulawesi Tenggara berada pada posisi 245′ dan 615’LS, 12045′ dan 12445’BT, memiliki luas wilayah 38.140 km dan 70 % merupakan wilayah perairan. Sehingga kehadiran KMC Komando diwilayah Korem 143/Ho sangat membantu satuan Korem 143/Ho dalam melaksanakan tugas pokoknya,” ujarnya.

Kapenrem juga menjelaskan bahwa KMC Komando merupakan hasil karya anak negeri yang terdiri dari para Perwira Direktorat Pembekalan dan Angkutan TNI AD yang bekerja sama dengan tenaga ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan tenaga pelaksana pembangunan dari PT. Tesco Indomaritim.

Untuk diketahui, KMC Komando juga memiliki Leangth Over All (LOA) atau panjang keseluruhan kapal adalah 18.00 meter dengan lebar 4.20 meter dan tinggi 2,15 meter serta dilengkapi senapan mesin 12,7 mili meter yang memiliki jangkauan 6.000 meter dan jangkauan efektif 2.000 meter plus sistem tracking and locking target.

Dengan penggunaan stasiun senjata jarak jauh (RWS), penembak akan tetap bisa melakukan penembakan secara efektif dari ruang kemudi meskipun kapal sedang bergerak, selain tentunya untuk menghindarkan penembak dari kontak langsung dengan musuh.

Selain itu, KMC Komando merupakan water jet dengan mesin CAT C12 dengan jarak jelajah 250 Nautical Mile (NM) per jam dan Revolutions Per Minute (RPM) 4.500-6.000.

Kapal ini memiliki kekuatan 2X1115 Hp (Horse Power), speed atau kecepatan 40 knots dan dilengkapi oleh tanki air tawar dengan volume 750 liter. Juga dilengkapi oleh kompas, GPS, Radio SSB, Radio HT, Ring Bouy, dan 2 Life Raft.

Kapal KMC Komando juga mampu mengangkut 31 penumpang, memiliki kecepatan maksimal 40 knots dan terus ditingkatkan lagi untuk mencapai kecepatan hingga 45 knots. Selama uji kapal ini perjalanan terjauh KMC Komando, yakni pada kecepatan 40 knot atau 250 NM.

Sebelumnya KMC Komando melakukan uji coba sejauh 140 mil dengan rute Kendari – Pulau Kabaena, Bombana, pada Rabu (12/7/2017).

Photo : KMC Komando Unjuk Kemampuan di Perairan Sultra (Zona Sultra)

Sumber : Zona Sultra

SKIP TO CONTENT

kmc-komando-unjuk-kemampuan-di-perairan-sultra.jpg

FROM INDONESIA
KMC KOMANDO UNJUK KEMAMPUAN DI PERAIRAN SULTRA
16 JULY 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT


Komando Resor (Korem) 143 Haluoleo kedatangan salah satu alat utama sistem pertahanan (alutsista) terbaru TNI Angkatan Darat Kapal Motor Cepat (KMC) Komando AD16-06. Alutsista terbaru milik Pembekalan Angkutan Angkatan Darat (Bekangdam) XIV/Hasanuddin dengan teknologi terkini itu, unjuk kemampuan di perairan Sulawesi Tenggara tepatnya di kawasan perairan Pulau Bokori pada Jumat (14/7/2017).

Kapal ini dapat menjelajah daerah laut, pantai, sungai hingga rawa. Kapal ini juga mampu berlayar sejauh 250 Nautical Mile (NM).

Dalam perjalanan menuju pulau Bokori, Kabupaten Konawe bersama dengan sejumlah awak media Kota Kendari, tepatnya selepas dari teluk Kendari, KMC Komando yang di kemudikan Lettu Heri Iswanto mulai memperlihatkan kegesitanya dengan memacu kecepatan 40 knots.

Usai menunjukkan kegesitan melaju di atas air, Lettu Hari Iswanto kembali melakukan manuver, dengan melakukan belokan ke kiri dan kenan hingga kemiringan 180 derajat.

“Itulah manuver belokan tadi, selanjutnya kapal akan melakukan manuver putar haluan kanan dan kiri 180 derajat. Jadi harap untuk berpegangan,” jelas Lettu Heri Iswanto.

Tidak sampai disitu, kapal buatan anak bangsa yang di produksi oleh galangan kapal PT. Tesco Indomaritim tahun 2016 ini, juga melakukan manuver belokan dengan kemiringan 180 derajat. Kapal yang terbuat dari bahan alumunium ini, bahkan mampu melakukan rem mendadak dalam kecepatan maksimal yakni 40 knots hingga 42.9 knots.

“Bagi para awak media dan penumpang silahkan untuk berpegangan yang erat lagi, karena kapal akan melakukan crash stop atau rem mendadak,” pinta Lettu Heri Iswanto.

Tidak lama kemudian, kapal pun akhirnya terhenti ditengah kecepatan tinggi hingga membuat air laut meluber hingga di anjungan kapal dan membuat penumpang yang ada di atas anjungan dan buritan kapal basah tersiram air laut.

Dandenbekang XIV/5 Kendari Mayor cba Hariyoto mengatakan, jika manuver yang diperagakan oleh KMC Komando merupakan bagian dari kemampuan kapal tersebut. Begitu juga dengan manuver Crash Stop, merupakan keunggulan KMC Komando sehingga diharapkan dapat menghindari tabrakan ditengah pelayarannya.

“Jadi nantinya kapal ini untuk patroli di wilayah laut antar pulau perbatasan, juga untuk pengangkutan personil. Kapal ini juga mampu dioperasikan di laut dalam, di garis pantai kedalaman 1 meter tidak dengan kecepatan maksimal, sungai dan daerah rawa,” ungkapnya.

Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) Mayor Inf Azwar Dinata mengungkapkan, kehadiran kapal KMC Komando di wilayah tugas Korem 143/HO, merupakan kebutuhan bagi TNI-AD karena wilayah Sultra memiliki karateristik wilayah kepulauan.

“Untuk diketahui Sulawesi Tenggara berada pada posisi 245′ dan 615’LS, 12045′ dan 12445’BT, memiliki luas wilayah 38.140 km dan 70 % merupakan wilayah perairan. Sehingga kehadiran KMC Komando diwilayah Korem 143/Ho sangat membantu satuan Korem 143/Ho dalam melaksanakan tugas pokoknya,” ujarnya.

Kapenrem juga menjelaskan bahwa KMC Komando merupakan hasil karya anak negeri yang terdiri dari para Perwira Direktorat Pembekalan dan Angkutan TNI AD yang bekerja sama dengan tenaga ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) dan tenaga pelaksana pembangunan dari PT. Tesco Indomaritim.

Untuk diketahui, KMC Komando juga memiliki Leangth Over All (LOA) atau panjang keseluruhan kapal adalah 18.00 meter dengan lebar 4.20 meter dan tinggi 2,15 meter serta dilengkapi senapan mesin 12,7 mili meter yang memiliki jangkauan 6.000 meter dan jangkauan efektif 2.000 meter plus sistem tracking and locking target.

Dengan penggunaan stasiun senjata jarak jauh (RWS), penembak akan tetap bisa melakukan penembakan secara efektif dari ruang kemudi meskipun kapal sedang bergerak, selain tentunya untuk menghindarkan penembak dari kontak langsung dengan musuh.

Selain itu, KMC Komando merupakan water jet dengan mesin CAT C12 dengan jarak jelajah 250 Nautical Mile (NM) per jam dan Revolutions Per Minute (RPM) 4.500-6.000.

Kapal ini memiliki kekuatan 2X1115 Hp (Horse Power), speed atau kecepatan 40 knots dan dilengkapi oleh tanki air tawar dengan volume 750 liter. Juga dilengkapi oleh kompas, GPS, Radio SSB, Radio HT, Ring Bouy, dan 2 Life Raft.

Kapal KMC Komando juga mampu mengangkut 31 penumpang, memiliki kecepatan maksimal 40 knots dan terus ditingkatkan lagi untuk mencapai kecepatan hingga 45 knots. Selama uji kapal ini perjalanan terjauh KMC Komando, yakni pada kecepatan 40 knot atau 250 NM.

Sebelumnya KMC Komando melakukan uji coba sejauh 140 mil dengan rute Kendari – Pulau Kabaena, Bombana, pada Rabu (12/7/2017).

Photo : KMC Komando Unjuk Kemampuan di Perairan Sultra (Zona Sultra)

Sumber : Zona Sultra
 
IMG_20170716_192252_108.JPG
If you saw older post, you can read that PT. DI will "market and produce ANKA UAV"

Maybe there will be some customization for user (TNI) such as missile launching UCAV version of ANKA, or better :
Anka-TP - Proposed MALE variant with turbo-prop engine; increased mission loads; 23 meter wingspan; 250-knot speed; 40,000 ft service ceiling.
 
http://bisniskeuangan.kompas.com/re...esia-ubah-laut-china-selatan-jadi-laut-natuna

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia baru-baru ini mengubah penyebutan nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara. Keputusan Indonesia untuk menyebut Laut China Selatan dengan Laut Natuna Utara itu memicu kritik dari Beijing.
Seperti dikutip dari CNN, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menganggap penggantian penyebutan nama itu tak masuk akal.
"Penggantian nama ini tak masuk akal dan tidak sesuai dengan upaya standarisasi mengenai penyebutan wilayah internasional," kata Geng Shuang, Minggu (16/7/2017).
Pihaknya berharap agar seluruh negara yang berada di sekitar Laut China Selatan untuk berkolaborasi mewujudkan tujuan bersama terutama terkait dengan situasi keamanan dan pertahanan di sekitar Laut China Selatan.
Penggantian penyebutan nama Laut China Selatan bukan hanya dilakukan oleh Indonesia. Sebelumnya, Filipina mengganti nama Laut China Selatan dengan Laut Filipina Barat.
Hal ini memicu kemarahan China dengan menyeret Filipina ke Mahkamah Internasional di Den Hague pada tahun 2016. Pada Juli 2016, mahkamah memutuskan China tak berwenang mengintervensi keputusan Filipina dalam penyebutan nama wilayah maritim tersebut.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman sebelumnya meluncurkan peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baru. Peta baru tersebut lebih menitikberatkan pada perbatasan laut Indonesia dengan negara lainnya.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman, Arif Havas Oegroseno, mengatakan, ada beberapa hal baru yang menyebabkan peta NKRI harus diperbaharui.
Salah satunya terkait keputusan arbitrase Filipina dan China yang memberikan yurisprudensi hukum internasional bahwa pulau yang kecil atau karang yang kecil yang ada di tengah laut yang tidak bisa menyokong kehidupan manusia tidak memiliki hak zona ekonomi ekslusif (ZEE) 200 mil laut dan landas kontinen.
Maka ada beberapa pulau kecil milik negara tetangga Indonesia yang hanya diberikan batas teritorial 12 mil laut.
Penulis: Kurnia Sari Aziza
Editor: Muhammad Fajar Marta

nicely done ;) kancil banyak akal bukan okol
 
Every major producers do that. In business we call it taunting strategy. By showing confidence to the public, we taunt the soon-to-be buyer to follow the opinion of the public and buy our product. Of course it doesnt work 100% but it is still an effective marketing strategy.
That could work if we taunt the right crowds. In this case, it's the indonesian that bite and chew the news, ... so it's kinda pointless and feels deceitful. :D

Agree with pr1v4t33r. PAL should exercise it's taunting strategy to the public of Gabon and Guinea as well. Let's see what the local officials will say about PAL's claim.
Cakep, btw AL pesen MPA 3 unit lagi ya?
View attachment 411827

View attachment 411828

I must say I really like CN235's design. Designed in the 80's but it's still looks contemporary. And handsome too. ATR on the other hand is showing it's age. I really hope N245's design will also be long lasting like CN235.
 
Howitzer LG1 MkIII TNI AD



Membuka Era Baru Digitalisasi ArtileriMeriam LG1 MkII Marinir [TNI AL]

Korps Artileri TNI AD boleh dikata menang banyak dalam pemenuhan Kekuatan Esensial Minimum Tahap II. Di antara kecabangan lainnya, Korps Artileri khususnya Artileri Medan memperoleh beragam alutsista dari kelas berat, menengah, dan sedang dalam jumlah yang sangat signifikan. Setelah pembelian sistem howitzer swagerak berbasis truk CAESAR, satu lagi produk sistem artileri buatan perusahaan Nexter dipastikan diakusisi oleh Armed TNI AD.

Produk dimaksud adalah meriam howitzer ringan LG1 MkIII kaliber 105mm, yang dibeli dalam jumlah yang sangat besar, yaitu 36 pucuk yang kurang lebih mencakup kebutuhan untuk 2 batalyon sekaligus. Rencana pengadaan meriam baru 105mm yang akan diadakan untuk memenuhi MEF II adalah untuk 3 batalyon lagi.

LG-1 MkIII dibeli sebagai pengganti meriam M101, M2A2, dan meriam gunung 76mm yang sudah lama mengabdi. Maklum saja, meriam gunung 76mm sudah tentu out of league alias sudah kalah kelas dibandingkan dengan sistem howitzer ringan di negara lain yang sudah menjadikan kaliber 105mm sebagai standar. TNI AD menjadi pengguna kedua di tanah air setelah Korps Marinir menggunakan varian LG1 MkII. Sebagai catatan, Korp Marinir sudah membeli menggunakan 22 pucuk meriam LG1 MkII.

Keputusan TNI AD menjatuhkan pilihan pada LG1 ini dilakukan tidak dalam waktu singkat. Butuh masa perkenalan kurang lebih tiga tahun sebelum TNI AD mantap menjatuhkan pilihan kepada salah satu sistem meriam paling ringan di kelasnya tersebut.Maklum, sebelumnya TNI AD sudah mengadopsi meriam KH-178 lansiran Korea Selatan sebelum memutuskan berpaling ke Perancis.

Meriam artileri KH 178 TNI AD produk Korea Selatan [TNI AD]

Dibandingkan dengan sistem LG1 MkII yang sudah diadopsi terlebih dahulu, LG-1 MkIII membawa sejumlah penyempurnaan, di antaranya berkurangnya jumlah prajurit yang harus mengawaki meriam, dari tujuh orang menjadi lima orang, dan sistem digitalisasi sistem bidik dan komunikasi antar baterai.

LG1 sendiri didesain sebagai sistem yang sangat portabel. Dalam konfigurasi transpor, antara kaki-kaki penstabil dan laras kanon yang bisa diputar 180 derajat membentuk satu bidang yang berukuran kompak dan masuk dalam palet standar NATO.

Selain cukup ditarik oleh rantis 4x4, meriam howitzer berbobot 1,5 ton ini bisa dibawa dengan helikopter sekelas Bell 412SP/EP yang dimiliki oleh Penerbad TNI AD, atau bahkan diterjunkan dengan menggunakan parasut dengan palet standar NATO. Nexter sebagai pabriknya mengklaim bahwa LG1 MkIII merupakan sistem howitzer tarik 105mm paling ringan di dunia.

Kemampuan tembaknya pun tergolong tinggi, mencapai 12 butir peluru 105mm per menitnya. Jarak jangkaunya bisa mencapai 15 atau 17 kilometer, dengan catatan menggunakan munisi khusus buatan Nexter yaitu tipe Base Bleed OE LP G3 atau HE BB ER G3. Dengan amunisi standar, jarak jangkaunya mencapai 10 sampai dengan 11 kilometer.

Total Nexter memiliki lima jenis amunisi untuk LG1, tetapi meriam ini kompatibel dengan berbagai amunisi 105mm dari berbagai produsen. Maklum saja, TNI AD tercatat membeli amunisi 105mm howitzer dengan lebih dari 3 pemasok dari berbagai negara.

[soltron]

Namun yang membuat LG1 MkIII istimewa adalah digitalisasi sistem penembakannya. Tidak perlu lagi menggunakan klinometer dan mengukur elevasi untuk menentukan sudut penembakan (gun laying). LG1 MkIII telah dilengkapi dengan komputer balistik tipe Kearfott KN-4051 MILNAV.

Komputer balistik yang dipasang pada casing baja anti peluru 5,56x45mm di sisi kiri meriam ini bisa mengukur azimuth, elevasi, dan menerima data target sasaran secara otomatis menggunakan sistem datalink, dan hasilnya ditampilkan pada display LCD layar lebar berukuran 6x8 inci buatan Astronautics. Layar ini memang belum menggunakan layar sentuh, tetapi artikulasi menggunakan tombol yang mengelilingi layar. KN-4051 sendiri memiliki tingkat akurasi hanya 10 meter dari titik koordinat, memastikan akurasi perkenaan meriam yang tinggi.

Keputusan TNI AD membeli kendaraan pengarah artileri Nexter dan juga sistem CAESAR tentu membantu integrasi sistem manajemen pertempuran khususnya artileri dalam memberikan bantuan tembakan. Belum diketahui sistem manajemen tempur artileri yang akan digunakan, tetapi Perancis sendiri menggunakan sistem Atlas buatan Thales untuk menghubungkan sistem artilerinya. [Aryo nugroho/berbagai sumber]
UCtalks
 
That could work if we taunt the right crowds. In this case, it's the indonesian that bite and chew the news, ... so it's kinda pointless and feels deceitful. :D

Lol tell that to the men sitting behind a tag with "marketing officer" written on it at PT PAL. Anyway, my point is not about whether such move will work for PT PAL or whether PT PAL is doing it right, my point is that such strategy is common among companies.
 
Denpal-Divif-2-Kostrad-Laksanakan-Perawatan-Meriam-Caesar-155-MM-3-660x400.jpg


Denpal-Divif-2-Kostrad-Laksanakan-Perawatan-Meriam-Caesar-155-MM-1.jpg


Denpal-Divif-2-Kostrad-Laksanakan-Perawatan-Meriam-Caesar-155-MM-4-1024x768.jpg


Denpal-Divif-2-Kostrad-Laksanakan-Perawatan-Meriam-Caesar-155-MM-2-1024x768.jpg


Denpal-Divif-2-Kostrad-Laksanakan-Perawatan-Meriam-Caesar-155-MM-5-1024x576.jpg


Denpal Divif 2 Kostrad Laksanakan Perawatan Meriam Caesar 155 MM

df69cf8609342e27dda0810dae336b33

Staf Penerangan
12 Juli 2017

Pendiv2 – Detasemen Peralatan Divisi Infanteri 2 Kostrad berupaya untuk mewujudkan kondisi materiil yang ada di Satuan Jajaran Divif 2 Kostrad agar selalu siap digunakan sesuai keperluan operasional di setiap Satuan. Salah satunya kegiatan perawatan Meriam Caesar 155 MM buatan P.T. Nexter Perancis yang dimiliki oleh Batalyon Artileri Medan 12 Kostrad, Ngawi, Rabu (12/7).

Meriam Caesar 155 MM merupakan meriam yang berada diatas truk bermesin Renault dan mampu melaju 82 km/jam serta mempunyai kemampuan untuk memuntahkan 6 amunisi dalam 1 menit dengan jarak tembak sejauh 39 Km.

Denpal Divif 2 Kostrad bekerja sama dengan tim dari Ditpalad melaksanakan Asistensi Teknik perawatan Meriam Caesar 155 MM sesuai dengan fungsi kecabangan Peralatan.

Letda Cpl Ginting selaku Komandan Tim Asnik Denpal Divif 2 Kostrad menyampaikan bahwa mereka akan memberikan pelayanan perawatan materiil secara baik dan benar. “Kami sudah menyiapkan suku cadang materiil yang diperlukan”, tegasnya.

Dalam kegiatan tersebut dilakukan pengecekan terhadap sistem penembakan, sistem digital meriam dan sistem gerak kendaraan angkut. “Kegiatan Asistensi Teknik ini merupakan bentuk perhatian dan tanggung jawab terhadap kondisi materiil yang telah diserahkan ke setiap Satuan”, tandas Ginting
 

Pakistan Defence Latest Posts

Back
Top Bottom