What's new

Indonesia Defence Forum

We are a "civilized" country .. In "civilized" country .. Law is a KEY to solve the problem ... "Legally and Peacefully" :-)

If you have guts .. please take back your Sipadan and Ligitan by your TNI as you did to East Timor in 1975 .. but .. finally you were "Totally Failed" ..:cheesy:

No thanks, we already accept that Sipadan and Ligitan are yours. It's better for Indonesians to continue develop their country to become wealthier and more powerful. We have much better thing to do than getting involved in a petty war with Malaysia, it's not worth our time.

We will make Indonesia greater than ever, I know you're worried.... Just accept the inevitable :)

ten-largest-economies.jpg
 
16122400_599856953540365_508349644800000000_n.jpg

om telolet om version of Indonesian Navy. Image credit to indonesian_military


16110769_732761376883296_6071121287202209792_n.jpg


Satbravo personnel at Husein Sastranegara Airport. Image credit to indonesian_military


16123753_1226423010778134_5771249861756190720_n.jpg


Indonesian Frogman KOPASKA. Image credit to indonesian_military


15802759_595499427304735_7826260883893387264_n.jpg


Amphibious reconnaissance (TAIFIB) personnel of Indonesian Navy' Marines bring grappling hook launcher Plummet AL-54. Image credit to @ben_drian
 
Last edited:
umnoBOY: We are a "civilized" country...

Civilized in PARENTHESIS??? So you admit that your country is NOT civilized. Good BOY !
 
20170123antarafoto-latihan-pengiriman-barang-210117-sa.jpg



Latihan Pengiriman Barang HelikopterHelikopter SAR mengambil barang di kapal utama yang akan dikirim ke kapal lain saat latihan pengiriman barang Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Sabtu (21/1/2017). Latihan itu untuk melatih kesigapan pengiriman barang menggunakan helikopter dari kapal utama ke kapal lainnya yang membutuhkan logistik. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)


20170123antarafoto-kapal-selam-kri-nanggala-210117-sa.jpg




Kapal Selam Nanggala-402Kapal selam KRI Nanggala-402 saat buatan tahun 1952 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017). Pemerintah Indonesia memesan tiga kapal selam baru kelas Chang Bogo dari Pemerintah Korea Selatan dengan proses alih teknologi, untuk mendukung visi World Class Navy. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

20170123antarafoto-latihan-rass-210117-sa.jpg



Latihan RASPrajurit KRI Fatahilla-361 menembakan tali kearah KRI Ahmad Yani-351 saat menggelar latihan RAS (Replenishment at Sea) Latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Sabtu (21/1/2017). Latihan RAS tersebut merupakan bagian penting langkah antisipasi melaksanakan bekal ulang di laut sebagi pendoman prajurit Koarmatim sebelum melakukan operasi perbatasan laut Indonesia-Malaysia dan Philipina. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

20170123antarafoto-latihan-tim-vbss-210117-sa.jpg



Latihan Tim VBSSTim VBSS (Visit Boarding Search And Saeizure) KRI Ahmad Yani-351 mengamankan awak kapal saat melakukan simulasi penyergapan kapal asing ilegal Latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Sabtu (21/1/2017). Latihan VBSS itu untuk meningkatkan naluri tempur prajurit Koarmatim dalam kerjasama dan ketanggapsiagaan dalam mengantisipasi situasi saat melakukan pemeriksaan di laut. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)
 
TNI AD Prioritaskan Pembangunan Sarana Militer Perbatasan
Patricia Diah Ayu Saraswati, CNN Indonesia

1d43ce8d-f2f4-436e-a7f4-50a110987286_169.jpg


Pembangunan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan wilayah pinggiran atau perbatasan menjadi prioritas program kerja TNI AD tahun 2017. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Jakarta, CNN Indonesia -- Pembangunan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan wilayah pinggiran menjadi prioritas program kerja TNI Angkatan Darat tahun 2017.

Kepala Staf TNI-AD Jenderal Mulyono menyatakan, prioritas program kerja tersebut mengacu pada kebijakan Presiden Joko Widodo serta program kerja Panglim TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Upaya membangun wilayah NKRI dan wilayah pinggiran, tentunya harus terwujud situasi yang aman sehingga yang kami lakukan mengantisipasi perkembangan situasi di wilayah," kata Mulyono saat memimpin Rapim TNI AD di Mabesad, Jakarta Pusat, Senin (23/1).

Untuk mewujudkan program pembangunan di wilayah pinggiran, kata Mulyono, TNI AD berencana membangun sejumlah fasilitas pendukung di wilayah-wilayah pinggiran atau perbatasan.

"Pembangunan sarana dan prasarana militer dibutuhkan di sana untuk mewujudkan rasa aman itu," jelas Mulyono.

Mulyono mengatakan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk tahun 2017 sudah dalam proses dari program rencana strategis (renstra) pertama.

Terkait dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista), Mulyono mengatakan ada 2 hal. Pertama, yang sudah dalam proses dari program rencana strategis (renstra) pertama akan hadir di tahun 2017. Sementara untuk kebutuhan pengadaan parsial masih dalam kajian tahun ini.

"Salah satunya tank pandur, itu yang kemarin juga menjadi program yang harus kami bahas karena nantinya akan menjadi pengganti alutsista yang sudah tua usianya," jelas Mulyono.

Tahun ini, negara mengucurkan anggaran sektor pertahanan sebesar Rp46 triliun. Anggaran tersebut naik Rp1 triliun rupiah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Harapan kami, Rp46 triliun itu bisa kami manfaatkan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan dengan skala prioritas," ujar Mulyono.

Kegiatan Rapim TNI AD digelar sebagai tindak lanjut dari Rapim TNI yang digelar 16-19 Januari lalu. Rapim tersebut bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan progran dan anggaran tahun 2016, menyamakan persepsi, menyampaikan kebijakan dan garis besar Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran tahun 2017, serta menyampaikan pokok kebijakan pimpinan TNI AD tahun 2017. (gil)

http://www.cnnindonesia.com/nasiona...taskan-pembangunan-sarana-militer-perbatasan/

Military capacity improvement in border areas will be priority.

About Pandur...anyone can inform how many Pandur we will buy? And what is the specs
 
20111220PersiapanSAR201211-2.jpg



Persiapan SARSejumlah kru helikopter bolcow 105 milik tim SAR melakukan persiapan sebelum melakukan penyisiran di Kecamatan Watulimo, Prigi, Trenggalek, Jatim, Selasa (20/12). Tim SAR terus melakukan penyisiran korban kapal tenggelam yang ditumpangi imigran gelap di perairan Samudera Hindia melalui laut dan udara memasuki hari keempat. (FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)

20111220PersiapanSAR201211-3.jpg



Persiapan SARSejumlah kru helikopter bolcow 105 milik tim SAR melakukan persiapan sebelum melakukan penyisiran di Kecamatan Watulimo, Prigi, Trenggalek, Jatim, Selasa (20/12). Tim SAR terus melakukan penyisiran korban kapal tenggelam yang ditumpangi imigran gelap di perairan Samudera Hindia melalui laut dan udara memasuki hari keempat. (FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)

KSAD harap helikopter Apache tampil saat HUT TNI
Senin, 23 Januari 2017 13:19 WIB | 976 Views
Pewarta: Syaiful Hakim
20161215516.jpg

KSAD Jenderal TNI Mulyono (ANTARA /R. Rekotomo )

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono belum dapat memastikan helikopter Apache buatan Amerika Serikat yang dibeli TNI AD tiba di Indonesia tahun ini, tetapi dirinya berharap helikopter itu dapat ditampilkan saat HUT TNI pada 5 Oktober 2017.

"Saya harap pada 5 Oktober secara fisik minimal bisa didatangkan dulu agar rakyat Indonesia yakin dan tahu itu menjadi program dari Angkatan Darat yang nantinya harus dibeli," kata KSAD di sela-sela Pembukaan Rapat Pimpinan TNI AD 2017 di Mabes AD, Jakarta Pusat, Senin.

Hingga kini, proses pengadaan helikoter itu masih terus dilakukan. Komunikasi dengan pabrikan dilakukan intensif agar helikopter tersebut segera tiba di Tanah Air.

"Kita harus tahu, pengadaan itu sekarang kontrak tidak bisa langsung datang. Melalui proses panjang," ujarnya.

TNI AD sendiri telah memesan delapan unit helikopter Apache. Kontrak pengadaan itu mencapai 295,8 juta dollar AS.

Salah satu agenda yang akan dibahas dalam rapim kali ini yaitu soal pembangunan kawasan dari daerah pinggiran.

"Tentunya untuk mewujudkan itu, kegiatan yang kita lakukan adalah mengantisipasi di wilayah perbatasan, termasuk pembangunan saranan dan prasarana militer yang dibutuhkan di sana untuk mewujudkan itu," kata mantan Pangkostrad ini.

Selain itu, juga akan dibahas soal pengadaan sejumlah alat utama sistem persenjataan bagi TNI AD, baik itu pengadaan alutsista yang sedang dalam proses, maupun yang baru akan diadakan untuk tahun ini.

"Seperti contoh tank Pandur. Itu yang menjadi juga program yang kita bahas, karena ke depan juga akan menjadi pengganti alutsista kita yang sudah tua usianya," ujarnya.

Rapim TNI AD kali ini diikuti oleh 151 orang, yang terdiri dari pejabat eselon pimpinan, pembantu pimpinan, komandan/gubernur/direktur dan kepala badan pelaksana pusat TNI AD. Selain itu juga diikuti oleh seluruh Pangkotama dan Danrem berpangkat perwira tinggi.
Editor: Unggul Tri Ratomo

COPYRIGHT © ANTARA 2017

http://www.antaranews.com/berita/608328/ksad-harap-helikopter-apache-tampil-saat-hut-tni
 
Last edited:
20111220PersiapanSAR201211-2.jpg



Persiapan SARSejumlah kru helikopter bolcow 105 milik tim SAR melakukan persiapan sebelum melakukan penyisiran di Kecamatan Watulimo, Prigi, Trenggalek, Jatim, Selasa (20/12). Tim SAR terus melakukan penyisiran korban kapal tenggelam yang ditumpangi imigran gelap di perairan Samudera Hindia melalui laut dan udara memasuki hari keempat. (FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)

20111220PersiapanSAR201211-3.jpg



Persiapan SARSejumlah kru helikopter bolcow 105 milik tim SAR melakukan persiapan sebelum melakukan penyisiran di Kecamatan Watulimo, Prigi, Trenggalek, Jatim, Selasa (20/12). Tim SAR terus melakukan penyisiran korban kapal tenggelam yang ditumpangi imigran gelap di perairan Samudera Hindia melalui laut dan udara memasuki hari keempat. (FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat)

KSAD harap helikopter Apache tampil saat HUT TNI
Senin, 23 Januari 2017 13:19 WIB | 976 Views
Pewarta: Syaiful Hakim
20161215516.jpg

KSAD Jenderal TNI Mulyono (ANTARA /R. Rekotomo )

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono belum dapat memastikan helikopter Apache buatan Amerika Serikat yang dibeli TNI AD tiba di Indonesia tahun ini, tetapi dirinya berharap helikopter itu dapat ditampilkan saat HUT TNI pada 5 Oktober 2017.

"Saya harap pada 5 Oktober secara fisik minimal bisa didatangkan dulu agar rakyat Indonesia yakin dan tahu itu menjadi program dari Angkatan Darat yang nantinya harus dibeli," kata KSAD di sela-sela Pembukaan Rapat Pimpinan TNI AD 2017 di Mabes AD, Jakarta Pusat, Senin.

Hingga kini, proses pengadaan helikoter itu masih terus dilakukan. Komunikasi dengan pabrikan dilakukan intensif agar helikopter tersebut segera tiba di Tanah Air.

"Kita harus tahu, pengadaan itu sekarang kontrak tidak bisa langsung datang. Melalui proses panjang," ujarnya.

TNI AD sendiri telah memesan delapan unit helikopter Apache. Kontrak pengadaan itu mencapai 295,8 juta dollar AS.

Salah satu agenda yang akan dibahas dalam rapim kali ini yaitu soal pembangunan kawasan dari daerah pinggiran.

"Tentunya untuk mewujudkan itu, kegiatan yang kita lakukan adalah mengantisipasi di wilayah perbatasan, termasuk pembangunan saranan dan prasarana militer yang dibutuhkan di sana untuk mewujudkan itu," kata mantan Pangkostrad ini.

Selain itu, juga akan dibahas soal pengadaan sejumlah alat utama sistem persenjataan bagi TNI AD, baik itu pengadaan alutsista yang sedang dalam proses, maupun yang baru akan diadakan untuk tahun ini.

"Seperti contoh tank Pandur. Itu yang menjadi juga program yang kita bahas, karena ke depan juga akan menjadi pengganti alutsista kita yang sudah tua usianya," ujarnya.

Rapim TNI AD kali ini diikuti oleh 151 orang, yang terdiri dari pejabat eselon pimpinan, pembantu pimpinan, komandan/gubernur/direktur dan kepala badan pelaksana pusat TNI AD. Selain itu juga diikuti oleh seluruh Pangkotama dan Danrem berpangkat perwira tinggi.
Editor: Unggul Tri Ratomo

COPYRIGHT © ANTARA 2017

http://www.antaranews.com/berita/608328/ksad-harap-helikopter-apache-tampil-saat-hut-tni


If Apache will be one squadron of 16 choppers, added with 12 Chinook, it would be fantastic..

Is it only me or what...is TNI-AD following or referring to Singapore in building their mechanized battalions? So far, we have bought Leopards 2A4 and RI, M113, and Apaches..later, will be Chinook and Pandur.. well, not all the same but looks like the same....

03rd November 2016 - 10:00 by Tony Skinner in Jakarta

e663d999.jpg

Ads by Kiosked


Boeing is eyeing Vietnam as the next potential regional opportunity for its military rotorcraft, after getting a ‘foot in the door’ in Indonesia.

The company is due to deliver the first of eight AH-64E Apache attack helicopters to Indonesia in 2017 and is pursuing an order for as many as 12 CH-47F Chinook heavy lift rotorcraft from Jakarta.

Tae Pak Yeong, regional director of South East Asia for Boeing Defense, said that Vietnam was a key focus for the company, following the May 2016 $11 billion sale to the Vietnam's VietJet for 100 Boeing 737 MAX 200s.

‘That doesn’t translate immediately to the defence sector but as One Boeing we will leverage each other and however the Vietnamese government is comfortable with the pace they are going, we will stay with them. The full lifting of sanctions doesn’t mean everyone rushes in – we have a comprehensive strategy for how we go forward for Vietnam but that is certainly an important market for us as well.’

Meanwhile the first Indonesian Apache will go into production in December 2016, with flight tests expected in June 2017 and delivery in November to December next year.

Company officials said the Indonesian Ministry of Defence had expressed an ‘appetite’ for an additional eight Apaches once the initial batch of aircraft enter service.


Jakarta has also advanced its interest in the Chinook, submitting a pricing and availability request with the US government for four to 12 CH-47Fs.

The company is now awaiting a formal letter of request from the Indonesian government to advance the sale through the US foreign military sale (FMS) process.

‘Previously we had discussions with the Indonesian armed forces, including the defence minister, and they were looking at the CH-47D, the older model Chinook. But recently they have moved away from that and they are focused on getting the CH-47F, which is the current model and that’s what we are focused on right now,’ said Yeong.

The company is also hopeful that should Jakarta opt for an initial order of as few as four CH-47F aircraft, the realities imposed by the country’s geographical and geopolitical challenges will push the armed forces’ case for additional Chinooks.

‘We sold the Apache to Indonesia and that has been a foot in the door,’ Yeong explained.

‘They are looking to buy the Chinook now as they modernise their armed forces and we are ready to participate in fair and transparent competition, working with local industry – we will not just sell the equipment and leave, we plan to stay engaged with the country.’

https://www.shephardmedia.com/news/rotorhub/indo-defence-2016-boeing-looks-leverage-apache-sal/
 
TNI AD Prioritaskan Pembangunan Sarana Militer Perbatasan
Patricia Diah Ayu Saraswati, CNN Indonesia

1d43ce8d-f2f4-436e-a7f4-50a110987286_169.jpg


Pembangunan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan wilayah pinggiran atau perbatasan menjadi prioritas program kerja TNI AD tahun 2017. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Jakarta, CNN Indonesia -- Pembangunan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan wilayah pinggiran menjadi prioritas program kerja TNI Angkatan Darat tahun 2017.

Kepala Staf TNI-AD Jenderal Mulyono menyatakan, prioritas program kerja tersebut mengacu pada kebijakan Presiden Joko Widodo serta program kerja Panglim TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Upaya membangun wilayah NKRI dan wilayah pinggiran, tentunya harus terwujud situasi yang aman sehingga yang kami lakukan mengantisipasi perkembangan situasi di wilayah," kata Mulyono saat memimpin Rapim TNI AD di Mabesad, Jakarta Pusat, Senin (23/1).

Untuk mewujudkan program pembangunan di wilayah pinggiran, kata Mulyono, TNI AD berencana membangun sejumlah fasilitas pendukung di wilayah-wilayah pinggiran atau perbatasan.

"Pembangunan sarana dan prasarana militer dibutuhkan di sana untuk mewujudkan rasa aman itu," jelas Mulyono.

Mulyono mengatakan pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) untuk tahun 2017 sudah dalam proses dari program rencana strategis (renstra) pertama.

Terkait dengan alat utama sistem persenjataan (alutsista), Mulyono mengatakan ada 2 hal. Pertama, yang sudah dalam proses dari program rencana strategis (renstra) pertama akan hadir di tahun 2017. Sementara untuk kebutuhan pengadaan parsial masih dalam kajian tahun ini.

"Salah satunya tank pandur, itu yang kemarin juga menjadi program yang harus kami bahas karena nantinya akan menjadi pengganti alutsista yang sudah tua usianya," jelas Mulyono.

Tahun ini, negara mengucurkan anggaran sektor pertahanan sebesar Rp46 triliun. Anggaran tersebut naik Rp1 triliun rupiah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Harapan kami, Rp46 triliun itu bisa kami manfaatkan secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan dengan skala prioritas," ujar Mulyono.

Kegiatan Rapim TNI AD digelar sebagai tindak lanjut dari Rapim TNI yang digelar 16-19 Januari lalu. Rapim tersebut bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan progran dan anggaran tahun 2016, menyamakan persepsi, menyampaikan kebijakan dan garis besar Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran tahun 2017, serta menyampaikan pokok kebijakan pimpinan TNI AD tahun 2017. (gil)

http://www.cnnindonesia.com/nasiona...taskan-pembangunan-sarana-militer-perbatasan/

Military capacity improvement in border areas will be priority.

About Pandur...anyone can inform how many Pandur we will buy? And what is the specs


Austria ordered 34 Pandur II for Euro 105 mil also in 2016...our order is worth USD 39 mil....so we probably get 12 units
 
Austria ordered 34 Pandur II for Euro 105 mil also in 2016...our order is worth USD 39 mil....so we probably get 12 units

more than that actually, they only stated our orders is worth more than 39 million US dollar

Asia’s most and least powerful passports
  • News Desk
    dataLEADS/ANN
New Delhi | Fri, January 20, 2017 | 08:57 pm
2016_12_09_17537_1481271455._large.jpg
What is the most powerful passport in Asia? (Shutterstock/File)

Singaporean passports have been ranked the most powerful passports in Asia and world's second-most "powerful" passport, according to a worldwide ranking for passports.

Singapore has overtaken South Korea and has become the highest ranked Asian passport with a visa-free score of 157.

Worldwide, Germany stands at the top with a visa-free score of 158, according to the research conducted by financial advisory firm Arton Capital which has ranked different passports based number of countries each passport holder can visit without a visa, or where they can obtain a visa on arrival. The index looks at 193 countries and six territories. Germans have the most powerful passports in the world, offering visa-free access to 177 countries and territories out of a total of 218.

Other Asian countries in the top 10 list are Japan ( 155 ), Malaysia ( 154 ), South Korea ( 153 ), Hong Kong ( 140 ) and Brunei with a score of 134.

Indonesia ranks 69 with a score of 58, below Philippines, which ranks at 67 with a score of 60.

At the bottom of the list, labelled countries with the "worst passports," are Pakistan, at 26 followed by Sri Lanka ( 35 ), Bangladesh ( 35 ) and Nepal ( 37 ). While China and India rank low at 57 and 46 as per index ranking.

According to John Hanafin, CEO of Arton Capital, "The desire to improve opportunity and security transcends borders. As such, having a second citizenship has never been more relevant."

In recent years, citizenship by investment has become a billion dollar industry, with over 20,000 investors seeking a second residency or citizenship around the globe very year.

2017_01_20_19870_1484920613._large.jpg

Most and least powerful passport in Asia.(ANN/dataLeads)

http://www.thejakartapost.com/seasia/2017/01/20/asias-most-and-least-powerful-passports.html
 
Regarding the navy fleet expansion into 3 armada in the near future, that's commendable and a long overdue action. But how it's stand compared to Majapahit fleet in the past? They have 5 strong fleets. No wonder they can expanded their kingdom even bigger than modern-day Indonesia.

This is what we called Global Maritime Axis.
View attachment 370985
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/637865-kerajaan-majapahit-dijaga-lima-gugus-kapal-perang
We'll get there... Be patient... We always reflect our action based on our history...
 
No thanks, we already accept that Sipadan and Ligitan are yours. It's better for Indonesians to continue develop their country to become wealthier and more powerful. We have much better thing to do than getting involved in a petty war with Malaysia, it's not worth our time.

We will make Indonesia greater than ever, I know you're worried.... Just accept the inevitable :)

ten-largest-economies.jpg

Hahahaha ... I hope that your dream will come true .. But ... contradicting with your optimism ... ... actually your GDP (in USD) hjas been contracting since 2012. ... meanwhile other ASEAN countries continue to expand their GDP ...:-)

indonesia-gdp.png


But also don't forget that currently we are still feeding almost 2 million of your people who are legally and/or illegally still living and working in Malaysia as TKI's ..:cheesy:
 
Last edited:

Latest posts

Back
Top Bottom