LSU-02, Indonesian made UAV :Naval Specialist UAV
Dari segi
payload, Wulung UAV (Unmanned Aerial Vehicle) besutan PT. Dirgantara Indonesia, LEN (Lembaga Elektronik Nasional), dan BPPT, lebih unggul ketimbang UAV atau drone lain yang juga buatan dalam negeri. Maklum saja, Wulung yang jadi maskot UAV nasional bisa memuat payload sampai 25 kg. Tapi, dengan ukuran dan
payload yang lebih kecil, ada penanding
Wulung yang punya kemampuan jarak terbang lebih jauh.
Yang dimaksud adalah LSU (LAPAN Surveillance UAV)-02 buatan Pusat Teknologi Penerbangan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Dengan dapur pacu mesin tunggal 10 hp/5 liter, plus bahan bakar Pertamax Plus (RON 95), LSU-02 secara teori dapat menempuh jarak maksimum 450 Km, meski realitasnya baru bisa dibuktikan hingga jarak 200 Km. LSU-20 yang punya bobot total 15 Kg ini punya kecepatan terbang hingga 100 Km per jam. Lamanya terbang (
endurance) juga terbilang lumayan, hingga 5 jam, ideal untuk misi intai jarak jauh.
Seperti layaknya UAV yang lain, LSU-02 dapat diterbangkan secara remote dan terbang secara otomatis (
autonomous flying). Meski secara performance masih di bawah Wulung, tapi karena dimensi dan bobotnya yang cukup ringan. LSU-02 sempat di daulat untuk take off dari deck helikopter di korvet
SIGMA Class KRI Frans Kaisiepo 368, LSU-02 mendapat peran sebagai pengintai obyek dari sasaran tembak rudal
Exocet MM40 pada Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2013 di Laut Bawean.
Uji coba tersebut, terkait dengan perjanjian kerja sama antara LAPAN dan TNI AL mengenai penggunaan teknologi untuk kepentinganTNI AL. Salah satunya adalah aplikasi UAV dalam operasi Latgab TNI 2013 ini. Dalam Latgab, pesawat LSU-02 diterbangkan setengah jam sebelum penembakan rudal Exocet. Pesawat diarahkan ke sasaran tembak sejauh 20 nautical mile atau sekitar 36 km. Sesampainya di lokasi, pesawat memonitor dengan cara loiter (berkeliaran) di atas sasaran dan merekam setiap tembakan rudal Exocet. Setelah selesai bertugas, LSU-02 kembali ke posisi penjemputan di KRI Frans Kaisiepo, dengan koordinat dan waktu yang telah ditentukan.
Dalam Latgab ini, pesawat dengan panjang badan 200 cm (composite) dan bentang sayap (
wing span) 250 cm ini mampu terbang sekitar 2 jam 45 menit, dengan kecepatan rata-rata 70 km per jam. Secara keseluruhan, jarak tempuh LSU untuk kembali ke sasaran diperkirakan sekitar 200 km.
in English
In terms of payload, Wulung UAV (Unmanned Aerial Vehicle) made by PT. Indonesian Aerospace, LEN (National Electronic Institute), and BPPT, superior than other UAVs or drones were also made in the country. Understandably, Wulung so mascot national UAV can carry a payload up to 25 kg. But, with a payload size and smaller, there penanding Wulung who has the ability to fly farther distances.
The definition is LSU (LAPAN Surveillance UAV) artificial -02 Space agency Aviation Technology Center (National Institute of Aeronautics and Space). With kitchen runway single engine 10 hp / 5 liters, plus fuel PERTAMAX Plus (RON 95), LSU-02 could theoretically maximum distance of 450 km, although the new reality can be proved up to a distance of 200 Km. LSU-20 which had a total weight of 15 kg this has a cruising speed of up to 100 km per hour. Flight duration (endurance) is also fairly decent, up to 5 hours, ideal for long-range reconnaissance missions.
Like all the other UAVs, LSU-02 can be flown remotely and automatically fly (autonomous flying). Although the performance is still under Wulung, but because of the dimensions and weight are fairly mild. LSU-02 was in the good fortune to take off from a helicopter deck SIGMA Class corvette KRI Frans Kaisiepo 368, LSU-02 got a role as a reconnaissance of the target object MM40 Exocet missiles at Joint Exercises (Latgab) TNI 2013 Bawean Sea.
These trials, associated with the cooperative agreement between Space agency and the Navy regarding the use of technology to kepentinganTNI AL. One is the application of UAVs in military operations Latgab 2013. In Latgab, LSU-02 aircraft flown half an hour before the shooting Exocet missile. The aircraft is directed to a target as far as 20 nautical miles or about 36 miles. Arriving at the location, the best way to monitor your loiter (wandering) above the target and record every shot Exocet missile. After completion of duty, LSU-02 back to the pick-up position in KRI Frans Kaisiepo, with coordinates and time specified.
In this Latgab, aircraft with a body length of 200 cm (composite) and wingspan (wing span) 250 cm is able to fly about 2 hours 45 minutes, with an average speed of 70 miles per hour. Overall, mileage LSU to return to the target is estimated at around 200 km.
LSU-02 LAPAN : UAV Pertama yang Take Off dari Kapal Perang TNI AL | IndoMiliter