Serba Digital Dan Modern, Inilah Fasilitas Produksi Battlefield Management System PT Hariff DTE
indomiliter | 27/08/2019 |
Berita Matra Darat,
Berita Update Alutsista,
Radio,
Tank |
8 Comments
FacebookTwitterWhatsAppLineCopy LinkEmail
Adopsi teknologi Battlefield Management System (BMS) tak pelak menjadikan ranpur (kendaraan tempur) konvensional menjelma laksana ‘ranpur pintar.’ Tak hanya terkoneksi secara data, namun sistem ranpur dan persenjataannya dapat terintegrasi dengan unit komando yang lebih luas, menjadikan pola pergerakan unit kavaleri mampu berjalan efektif dan terpadu antar elemen.
Baca juga: Battlefield Management System CY-16H – Telah Terpasang di 120 Panser Anoa, MBT Leopard dan IFV Marder
Dari ratusan ranpur TNI AD dari jenis MBT (
Main Battle Tank) Leopard 2A4/2A4 Ri, tank Marder IFV (I
nfantry Fighting Vehicle) dan panser Anoa dari Yonif Mekanis, sejak 2018 silam telah di-instalasi perangkat BMS CY-16H produksi perusahaan swasta nasional asal Bandung, PT Hariff Daya Tunggal Engineering (DTE).
Sejak diperkenalkan sebagai prototipe pada tahun 2015, BMS rancang bangun dan produksi dalam negeri ini tak hanya mengedepankan fitur yang ada di dalam aplikasi, lebih dari itu, elemen tingkat kerahasiaan dan ketahanan perangkat menjadi faktor yang sangat diperhatikan sebagai bagian dari perangkat yang dipasang
built in pada ranpur.
Dan pada Minggu, 25 Agustus 2019,
Indomiliter.commendapat kesempatan berkunjung ke fasiltas produksi BMS di pabrik PT Hariff DTE yang berada di kawasan Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.
Material pembuat casing (frame) BMS.
Seperti halnya fasilitas produksi smartphone, produksi BMS oleh PT Hariff DTE dilakukan mulai dari pembuatan frame (casing) untuk konsol terminal dan radio BMS. Diperlihatkan mulai dari tahapan bahan baku berupa batangan aluminium sampai proses pembentukan frame casing dengan mesin khusus.
“Kekuatan frame menjadi poin penting dalam proses produksi, pasalnya perangkat harus tahan terhadap efek hentakan (recoil) senjata yang terjadi di dalam kubah ranpur,” ujar Adytia AM, VP Business Development PT Hariff DTE kepada Indomiliter.com. Adytia menambahkan, kekuatan perangkat harus dipastikan mampu menahan tekanan sampai level 20g.
Tahapan produksi PCB dengan mesin solder otomatis.
Tak hanya membuat casing, PT Hariff DTE lebih faktanya juga memproduksi perangakt PCB (Printed Circuit Board) yang menjadi bagian terpenting dari sistem BMS. Tahapan produksi PCB, yaitu mulai dari solder sampai ke
reflow oven dilakukan lewat
conveyor, kesemua proses tadi dikerjakan secara otomatis guna menjamin akurasi pemasangan perangkat lunak yang berukuran kecil (chip).
Guna memastikan kualitas PCB yang dihasilkan, dilakukan pengecekan secara manual pada tiap PCB yang telah dibuat oleh mesin. Bila ada yang tak memenuhi standar, maka proses harus diulang kembali.
Fase produksi PCB BMS.
Bergeser ke sisi ruangan lain, ada tempat khusus untuk perakitan komponen berikut pengetesan pada perangkat terminal (monitor) dan radio. Di ruangan ini nampak berjejer perangkat BMS yang nantinya akan dikirimkan kepada TNI AD.
Baca juga: Network Centric Warfare – Kemampuan Yang Selayaknya Hadir di Jet Tempur Terbaru TNI AU
Monitor dan radio BMS dalam tahap uji coba di laboratorium.
Atas upaya dan terobosan yang terbilang inovasi tinggi, perangkat BMS CY-16 telah meraih penghargaaan Rintisan Teknologi (Rintek) dari Kementerian Perindustrian pada 2018 lalu. CY (Cahati Yudha)-16 yang berarti pengatur pertempuran punya nilai taktis dan strategis, terutama untuk menjamin tingkat kerahasiaan data dan informasi, dimana kesemuanya terangkum dalam payung
Tactical Broadband Network (TBN) yang juga dikembangkan oleh PT Hariff DTE.
“Mulai dari perangkat BMS sampai TBN, seluruhnya adalah jaringan yang dirancang mandiri dan terenkripsi secara penuh, sehingga dipastikan aman dari upaya penyadapan oleh pihak lawan,” kata Adytia.
(Haryo Adjie)
https://www.indomiliter.com/serba-d...-battlefield-management-system-pt-hariff-dte/
At least broadband network and battle management systems TNI is being made in Indonesia. Worry still lingering on how most of production tools is being imported...