What's new

Indonesia Defence Forum

Indonesian army wins 28 gold medals at AARM 2018
Jumat, 23 November 2018 19:03 WIB - 1 Views

Reporter: Antara

tni-ad-aarm-malaysia.jpeg

The Indonesian Army contingent at the 28th ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2018. (Dinas Penerangan TNI AD)

Yogyakarta (ANTARA News) - The Indonesian Army contingent won seven trophies and 28 gold medals until the fifth day of the 28th ASEAN Armies Rifle Meet (AARM) 2018 at the firing range 400 of Terendak Camp, Malacca, Malaysia, Thursday.

"Based on the daily report we have received from our contingent there, we made another clean sweep of trophies and gold medals up for grabs on Thursday," Chief of the Indonesian Army`s Information Center Brigadier General Candra Wijaya noted in a press statement released in Yogyakarta on Friday.

With another three trophies and six gold medals, Indonesia has collected seven trophies, 29 gold, 10 silver, and eight bronze medals until the fifth day of the event on Thursday.

"However, since the carbine gold overall is not announced, our provisional gold medal tally is 28 medals," he noted.

The event`s organizers have originally planned to offer four trophies and eight gold medals on the fifth day of the event on Thursday. However, due to rains, the rifle M3 contest, which offered one individual trophy and three gold medals in the individual class, team class, and overall individual class, was postponed.

He said the Indonesian Army contingent won three more gold medals from the carbine match 5 falling plate team and overall, men`s pistol match 4 team and overall, and women`s pistol match 3 team and overall.

"The achievement makes us more proud of our team`s struggle, especially the men`s pistol team that managed to bag one trophy and one gold medal, and the women`s pistol team and carbine team that presented one gold medal and one trophy," he stated.

Following are the provisional standings on the fifth day of the AARM 2018 on Thursday.

1. Indonesia (7 trophies, 28 gold, 10 silver, and 8 bronze medals)

2. Thailand (2 trophies, 6 gold, 21 silver, and 7 bronze medals)

3. The Philippines (2 gold, 2 silver, and 11 bronze medals)

4. Malaysia (1 silver and 7 bronze medals)

5. Brunei (1 silver medal)

6. Myanmar (1 silver medal)

7. Vietnam (1 bronze medal)

8. Singapore (1 bronze medal)

9. Laos (1 bronze medal)

10. Cambodia (-)



Reporting by Syaiful Hakim

Editing by Suharto
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani

COPYRIGHT © ANTARA 2018
 
Indonesian military academy sets up cyber, proxy curriculum
Jumat, 23 November 2018 19:24 WIB - 1 Views

Reporter: antara

20110627024823akmil-270611.jpg

Military Academy. (lensaindonesia.com)

Yogyakarta (ANTARA News) - The Military Academy of Army in Magelang, Central Java Province, has set up a cyber and proxy curriculum to anticipate cyber war and proxy war threats.

"We have formed the curriculum, considering that the future threat is no longer a real threat of war, but a threat that leads to cyber war," Military Academy Governor Major General Dudung Abdurachman stated while receiving the press from the Ministry of Defense in Magelang on Thursday (November 22).

According to him, cyber has been included in the 2017 curriculum, and this year, the Military Academy has added more subjects on radicalism and deradicalization in the curriculum.

"It is a special subject for cadets and female cadets," Dudung noted.

He added that there are still shortcomings in carrying out the curriculum, as are some facilities are not adequately available, such as updated information systems, technology and network infrastructure.

Meanwhile, the subject on radicalism and deradicalism includes education about national morals and national defense, Sapta Marga (the seven pledges of military), and the pillars of the nation.

"We still need a lot of infrastructure," Dudung said.

In his remarks, the Military Academy Governor affirmed that the press visit was an honor and pride for the Academic Community of the Military Academy because it brought about great benefit to the academy as an educational institution for military officials.

Dudung pointed out that the Military Academy was an institution at the National Army, with the main task of monitoring the education sector.

At present, the Military Academy educates 747 cadets and 53 female cadets.

After completing their studies at the Military Academy, the cadets will hold two titles, namely, Second Lieutenant and Applied Defense Bachelor (S.T. Han).

Reporting by Syaiful Hakim
Editing by Libertina, Bustanuddin
Editor: Heru Purwanto

COPYRIGHT © ANTARA 2018
 
INDONESIA
PERESMIAN SATUAN UDARA KOARMADA II
23 NOVEMBER 2018 DIANEKO_LC TINGGALKAN KOMENTAR
pangkoarmada-ii-laksamana-muda-tni-mintoro-yulianto-s-sos-m-si-meresmikan-satuan-udara-koarmada-ii-tni-al.jpg

Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos., M.Si., meresmikan Satuan Udara Koarmada II. (TNI AL)

Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Mintoro Yulianto, S.Sos., M.Si., meresmikan Satuan Udara Koarmada II (Satudkoarmada II) dan melantik Komandan Satuan Udara Koarmada II (Dansatudkoarmada II) Letkol Laut (P) Henoch Nasarius V., S.E., M. Tr (Han), dalam suatu upacara Militer, bertempat di Dermaga Madura, Mako Koarmada II. Surabaya. Jum’at (23/11/2018).

Dilansir dari laman Koarmada II (23/ 11), Dalam amanatnya Pangkoarmada II menyampaikan upacara peresmian satuan udara koarmada II merupakan realisasi dari kebijakan pemimpin TNI tentang gelar satuan, sebagai bagian dari upaya pembangunan dan pembinaan kemampuan Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dalam gelar kekuatan TNI Angkatan Laut secara keseluruhan.

Pembentukan Satuan Udara Koarmada II, didasarkan kepada analisa kebutuhan pelaksanaan tugas pokok Koarmada dengan beban wilayah kerja yang luas ditinjau dari pelaksanaan fungsi pertahanan yang menyangkut aspek penegakkan kedaulatan dan hukum di laut, maupun dalam rangka beradaptasi dengan perkembangan lingkungan strategis.

Lebih jelas Pangkoarmada II menjelaskan ada dua pertimbangan pokok yang mendasari terbentuknya satuan udara koarmada II, yaitu pertama, perkembangan lingkungan strategis dan wilayah tugas koarmada yang sangat luas serta kompleksitas permasalahan yang dihadapi perlu diantisipasi dengan baik.

Kedua, dinamika perkembangan organisasi dan tuntutan reformasi birokrasi pemerintah serta untuk mewujudkan visi pemerintah Indonesia sebagai poros maritim dunia, dirasakan perlu adanya validasi organisasi sebagai salah satu mekanisme untuk melakukan revitalisasi kedudukan, tugas dan fungsi yang disesuaikan dengan tuntutan tugas, dimana pembentukan satuan udara yang dimaksud bukan semata- mata sebagai pengembangan kekuatan, akan tetapi sebagai upaya untuk meningkatkan peran komando dan pengendalian sehingga satuan gelar ke depan dapat melaksanakan tugas secara optimal.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pembentukan satuan udara Koaramada II merupakan kebutuhan yang diharapkan mampu menunjang kepentingan pertahanan di laut.

Tak lupa pula Pangkoarmada II mengucapkan selamat atas kepercayaan pemimpin TNI Angkatan Laut sebagai Komandan Satuan Udara Koarmada II kepada Letkol Laut (P) Henoch Nasarius V., S.E., M. Tr (Han).

Pangkoarmada II berharap kepada Komandan Satuan Udara Koarmada II pengamanan dan latihan di wilayah kerja Koarmada II akan lebih optimal, sehingga dapat menjamin penggunaan laut untuk kepentingan sendiri dan mencegah penggunaan laut oleh lawan atau untuk kepentingan lawan, serta dapat menegakkan kedaulatan dan hukum di laut.

Tugas satuan udara koarmada II diharapkan untuk mampu mengkoordinasikan, menyiapkan dan mengendalikan kesiapsiagaan tempur pesawat udara (pesud) TNI Angkatan Laut yang di BKO kan dalam fungsi peperangan intai taktis, anti kapal selam (aks), anti kapal permukaan (akpa), pasukan pendarat (pasrat) lintas helikopter, dukungan logistik cepat, dan pengamanan laut wilayah koarmada ii sebagai komponen sistem senjata armada terpadu (ssat) dalam rangka mendukung tugas koarmada II.

Hadir dalam acara tersebut Danpuspenerbal, Asisten Pangkoarmada II, Pater Sahli Pangkoarmada II, Kasatker Mako Koarmada II, Komandan Unsur pangkat Kolonel yang berada di Pangkalan Surabaya.

Editor: (D.E.S)
 
Indonesian army wins 28 gold medals at AARM 2018
Jumat, 23 November 2018 19:03 WIB - 1 Views
Following are the provisional standings on the fifth day of the AARM 2018 on Thursday.

1. Indonesia (7 trophies, 28 gold, 10 silver, and 8 bronze medals)

2. Thailand (2 trophies, 6 gold, 21 silver, and 7 bronze medals)

3. The Philippines (2 gold, 2 silver, and 11 bronze medals)

4. Malaysia (1 silver and 7 bronze medals)

5. Brunei (1 silver medal)

6. Myanmar (1 silver medal)

7. Vietnam (1 bronze medal)

8. Singapore (1 bronze medal)

9. Laos (1 bronze medal)

10. Cambodia (-)

If the event was host elsewhere, the current host (no 4th in the standing) will be claiming that the host were cheating :hitwall: (just like they did in Asian Games 2018)
 
Indonesia Army metal line, Leopard 2 and Marder ifv

46498183_2069962403026193_9197508512597409792_o.jpg


Indonesia Air Forces personnel visit Apache squadrons base in Singapore

TERBAIK-1-e1542879547418.jpg
 
KEMHAN AKAN PENUHI KEBUTUHAN KAPAL SELAM DARI DALAM NEGERI
23 NOVEMBER 2018 DIANEKO_LC 8 KOMENTAR


Menyusul proyek bersama RI-Korea Selatan dalam pembangunan tiga kapal selam, Kemhan berencana melanjutkan pemenuhan kebutuhan minimal 12 kapal selam sepenuhnya dari dalam negeri. Kemhan telah menjajaki PT PAL selaku pelaksana proyek pembuatan tiga kapal selam sebelumnya, untuk mewujudkan rencana itu.

“Kami dalam negosiasi dengan PT PAL untuk membangun kapal selam sendiri,” kata Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Laksda TNI Agus Setiadji dalam diskusi dengan tema Membangun Indonesia dalam Perspektif Peningkatan Daya Saing Daerah, di Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, sebagaimana dilansir dari laman Koran Jakarta(21/ 11).

Agus menegaskan meski beberapa tahun sebelumnya Kemhan sempat menjajaki untuk membeli kapal selam kelas ‘Kilo’ dari Russia yang dikenal dengan sebutan proyek 636, namun pemerintah bertekad akan memenuhi seluruh kebutuhan kapal selam TNI AL dari produksi dalam negeri.

“Sampai saat ini kami belum berpikiran untuk turut dalam proyek 636. Kami tetap fokus pada pembuatan di dalam negeri. Proyek 636 hanya kami gunakan sebagai pembanding. Karena untuk membuat kapal selam dibutuhkan infrastruktur dan anggaran pendahuluan yang cukup besar. Sehingga kalau kami beralih ke tempat (negara) lain, maka biaya yang kami keluarkan sebelumnya akan sia-sia,” kata Agus.

Photo: KRI Nagapasa 403 dalam rangka persiapan peringatan HUT TNI ke-72 tahun 2017 di Banten. (Istimewa)
 
So will it be DSME/PT PAL or BPPT/PT PAL ?


BPPT (Government research agency) design
IMG_20171010_160556.jpg
 
So will it be DSME/PT PAL or BPPT/PT PAL ?


BPPT (Government research agency) design
IMG_20171010_160556.jpg

Lol, alih teknologi pt pal soal Kapal selam dgn DSME itu selalu melibatkan bppt dari awal . Nggak ada itu kerja sendiri, walaupun vendor asing utamanya tetep dari DSME. Tugas bppt dan lembaga lainnya sudah dirumuskan dlm struktur tugas yg jelas

https://www.google.co.id/url?sa=t&s...FjAHegQIBRAB&usg=AOvVaw1Pw2xYy8gxDF_DEp_71IQn

Baca ini biar ngeh dan gak asal jeplak kek di trit lain
 
Lol, alih teknologi pt pal soal Kapal selam dgn DSME itu selalu melibatkan bppt dari awal . Nggak ada itu kerja sendiri, walaupun vendor asing utamanya tetep dari DSME. Tugas bppt dan lembaga lainnya sudah dirumuskan dlm struktur tugas yg jelas

https://www.google.co.id/url?sa=t&s...FjAHegQIBRAB&usg=AOvVaw1Pw2xYy8gxDF_DEp_71IQn

Baca ini biar ngeh dan gak asal jeplak kek di trit lain

BPPT has design mini submarine for years and has been completed.

Read this :

https://www.viva.co.id/digital/digilife/968300-bppt-dan-its-tuntaskan-model-kapal-selam-mini
 
We are talking about the damn U209 class not a xxxx midget subs design

Biasa aja dong bahasanya, saya lagi ngebahas apakah dana buat pembangunan kapal selam boleh jadi dialihkan untuk pembangunan mini sub design dari BPPT. Santai aja mbak :D
 
So will it be DSME/PT PAL or BPPT/PT PAL ?


BPPT (Government research agency) design
IMG_20171010_160556.jpg
First, there is no such things as BPPT designed U209-class submarine. That was scale model of Nagapasa-class submarine used for hydrodynamic testing to check and validate the submarine written performance on real world environments. The design itself comes from DSME and forwarded to BPPT (in this case Balai Teknologi Hidrodinamika or BTH part of BPPT) by PT. PAL as license holder for testing & evaluation.

You can read more about BTH here (please do read it)
http://bth.bppt.go.id/
BPPT has design mini submarine for years and has been completed.

Read this :

https://www.viva.co.id/digital/digilife/968300-bppt-dan-its-tuntaskan-model-kapal-selam-mini
Second, yes. BPPT has designed mini submarine 22m in length that has been displayed several years ago and rumored would be built by PT. Palindo Marine.
But this has nothing to do with the article posted by @Marine Rouge above as the article clearly talks about PT. PAL which has no hands on mini sub production nor design.
Biasa aja dong bahasanya, saya lagi ngebahas apakah dana buat pembangunan kapal selam boleh jadi dialihkan untuk pembangunan mini sub design dari BPPT. Santai aja mbak :D
Third, there are report by Jane's in IndoDefence 2018 that clearly mentioned the production of mini sub will be delayed.
https://www.janes.com/article/84366...-first-mini-submarine-hit-by-budgetary-delays
I know that you are one of the most knowledgeable here but c'mon, what's all the heat?
Fourth, it may be sound rude but, replying to a post is one thing, replying to a post with a statements that has nothing to do with the post and blatantly trying to derail the discussion after being corrected by the original poster is another thing.
 
Last edited:

Latest posts

Back
Top Bottom