What's new

Indonesia Defence Forum

29351743_1751073494915087_7713241330176868853_o.jpg
15325335_1751061238249646_1386306623491533723_o.jpg
29512269_10155355966631464_4262169947176383882_n.jpg
IMG-20180322-WA0001 (1).jpg
 
.
KRI Van speijk dengan 2 peluncur, 3 radar target, dan 2 senapan 25mm udara permukaan dan tak ada yg tahu sejak kapan,
 
Last edited:
. . . . . .

Attachments

  • cf7.jpg
    cf7.jpg
    154.1 KB · Views: 151
  • kri-karel-sasuitubun-356-02.jpg
    kri-karel-sasuitubun-356-02.jpg
    165.8 KB · Views: 152
Last edited:
. .
Indonesia launches seventh PC-40 class vessel

Indonesian shipbuilder PT Caputra Mitra Sejati has launched the country’s seventh PC-40 class patrol vessel. The 248-tonne platform, which will be known in service as KRI Albakora with pennant number 867 once it is commissioned, was launched on 26 March at the shipbuilder’s facilities at Banten in West Java.

29595137_10216537942707253_5562702181760623648_n.jpg


The PC-40 class is a lighter armed variant of the Indonesian Navy’s (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut’s, or TNI-AL’s) KCR-40 class missile attack craft.

Each vessel has been built with weight considerations for a 30 mm calibre naval gun in the primary position, and two 12.7 mm machine guns in the aft section.

http://www.janes.com/article/78828/indonesia-launches-seventh-pc-40-class-vessel

29594656_570237746680532_6031789608283462493_n.jpg

albakora.jpg


 
Last edited:
.
Duta Besar Amerika Serikat Beberkan Pentingnya Kemitraan Amerika–Indonesia
news_412.jpg

2018-03-02 00:00:00


Duta Besar Amerika, Jason Donovan Jr, menyampaikan ucapan selamat kepada pimpinan dan staf Honeywell dan Universitas Indonesia atas kerja keras semua pihak dalam mempersiapkan laboratorium kampus terhubung (Honeywell–UI Smart Connected).

Ini contoh nyata lain dari kemitraan kuat antara Amerika Serikat dan Indonesia serta manfaat yang bisa diraih oleh kedua belah pihak dengan memperkuat kerja sama.

"Menristekdikti Bapak Mohamad Nasir, Rektor UI Bapak Muhammad Anis, Presiden Honeywell ASEAN dan Indonesia Bapak Briand Greer dan Bapak Roy Kosasih, senang sekali saya dapat bertemu dengan Anda semua dalam kesempatan ini," kata Jason Donovan Jr, dalam sambutannya pada acara peresmian Laboratorium Kendali Canggih Terhubung Pertama di Indonesia, di Ruang K301, Engineering Centre FTUI, Kampus Depok, Kamis (1/3/2018).

Perusahaan seperti Honeywell memiliki sejarah yang terbentang selama puluhan tahun dalam berinvestasi di Indonesia. Ini merupakan warisan para pemimpin di kedua belahan Pasifik yang bekerja keras untuk membangun dan mengembangkan kerja sama ilmiah serta perdagangan.

Laboratorium ini merupakan satu dari sederet mitra Universitas Indonesia dari AS, yang mencakup sejumlah universitas berbasis riset terkemuka di Amerika, yang membantu mempererat hubungan antar masyarakat kedua negara.

"Bahkan, perusahaan, universitas, serta pemerintahan kami sudah menjadi mitra yang baik bagi Indonesia sejak lama. Sebagai negara demokrasi yang beragam, AS dan Indonesia memiliki banyak kesamaan kepentingan dan nilai, dan ini tercermin dalam Kemitraan Strategis serta beragam kerja sama saling menguntungukan yang mendukung Kemitraan tersebut," katanya.

Donovan menyampaikan, dalam kata sambutannya di KTT AS–ASEAN, Presiden Donald Trump memaparkan kepentingan AS di ASEAN. Beliau secara jelas mengatakan bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk bekerja sama dengan Mitra–mitra Strategis seperti Indonesia.

"Guna memajukan kerangka ekonomi dan perdagangan yang membuka pasar, mempromosikan standar tinggi, dan mencapai perdagangan yang bebas, adil, serta saling menguntungkan," paparnya.

Begitu pula saat Wapres Mike Pence berkunjung ke Indonesia pada April silam. Wapre Mike Pance melihat peluang kemitraan AS–Indonesia yang lebih erat dalam bidang ekonomi, saat beliau mendampingi Wapres Jusuf Kalla bersama–sama menyaksikan penandatanganan perjanjian perdagangan dan investasi dengan nilai lebih dari 10 miliar dolar AS.

Perjanjian ini mencakup kesepakatan dengan Honeywell untuk pengadaan 34 mesin untuk pesawat NC212i generasi baru produksi PT. Dirgantara Indonesia, yang sekaligus akan membantu Indonesia mewujudkan keinginannya untuk memproduksi pesawat terbang sendiri.

"Perjanjian seperti ini memperlihatkan manfaat nyata dari terbukanya Indonesia terhadap investasi AS," pungkasnya.

Kemudian sambung, Donovan saat dirinya melihat ke sekeliling dan melihat banyak mahasiswa–mahasiswi jurusan teknik di Indonesia yang akan mendapatkan manfaat dari contoh kerjasama yang saling menguntungkan antara AS dan Indonesia. Dia diingatkan tidak hanya seberapa jauh kedua negara telah capai selama ini.

STEM–atau bidang sains, teknologi, teknik dan matematika, adalah bidang–bidang yang diminati oleh para pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Amerika Serikat, terutama program pascasarjana. Sekarang ini sekitar 9.000 pelajar Indonesia menempuh studi di Amerika Serikat, dan pihaknya ingin meningkatkan angka ini.

Kenyataannya, universitas–universitas AS memimpin penelitian–penelitian di dunia, sepertiga dari penelitian dan pengembangan dibiayai secara global. Kita tahu betul bahwa investasi untuk penelitian di universitas–universitas mendorong kreativitas dan inovasi yang kita saksikan bersama saat ini.

Lebih jauh, melalui Education USA, konsultasi pendidikan di AS secara gratis bagi para pelajar di seluruh Indonesia. Pihaknya membantu pelajar Indonesia yang sedang mencari universitas di AS ataupun kampus yang cocok dengan pilihan bidang yang diinginkan sehingga bisa membangun keahlian yang diperlukan dan jaringan international untuk memasuki dunia kerja global saat ini.

"Saya harap anda bisa menemui konsultan EducationUSA, Iqbal, yang hadir bersama saya hari ini, atau mengunjungi @america di Mal Pacific Place setiap hari untuk mendapatkan informasi lebih lanjut," tutupnya





Source : http://www.rri.co.id/post/berita/496805/nasional/d
 
. .
thediplomat-japan-indonesia-mofa-summit-abe-jokowi.jpg

Image Credit: Japan MOFA
What’s in the New Japan-Indonesia Maritime Security Dialogue?
The convening of a new high-level maritime security focus group is reflective of ongoing developments in defense ties.

thediplomat_2015-01-27_18-57-02-36x36.jpg

By Prashanth Parameswaran
March 23, 2018


On March 20, Japan and Indonesia held the second iteration of a new high-level maritime security focus group discussion that both sides had started last year. The interaction marks just one of several developments that have occurred within the maritime security domain in the broader bilateral defense relationship that continue to advance amid broader strategic dynamics as well as the commemoration of the 60th anniversary of the establishment of diplomatic ties in 2018.

As I have noted repeatedly in these pages, Japan and Indonesia have been looking to advance their defense ties over the past few years, with maritime security being a key component of that (See: “What’s Behind the New Indonesia-Japan Maritime Forum?”). That is no surprise: apart from the logic of bilateral collaboration itself on this front, there are wider strategic dynamics at play, including Japan’s ongoing efforts to boost defense ties with Southeast Asia, and rising concern about China’s maritime assertiveness in the East China Sea and South China Sea (See: “Why Did Indonesia Just Rename its Part of the South China Sea?”). The ongoing collaboration has continued on into 2018, which marks the 60th anniversary of the establishment of diplomatic ties between the two sides.

The new maritime security Focus Group Discussion (FGD) between the two sides, which is just one of a series of mechanisms both sides have set up in this domain. The idea behind the initiative, which was publicly floated by Japan formally earlier last year, was to hold a series of regular discussions where both sides could exchange views on maritime security issues, from opportunities and challenges in the bilateral relationship to regional and global issues including the South China Sea.

Enjoying this article? Click here to subscribe for full access. Just $5 a month.
Following the proposal floated by Japan last February, the first iteration of the Maritime Security FGD was held at the Japanese Embassy in Jakarta last March. And this week, both sides held the second iteration of the dialogue, this time at the Indonesian defense ministry.

The second iteration of the Japan-Indonesia Maritime Security FGD was attended by Indonesian and Japanese officials including Kentaro Sonoura, a key adviser to Japanese Prime Minister Shinzo Abe. Sonoura was on a trip to Indonesia that also saw him meet with other key Indonesian officials including Defense Minister Ryamizard Ryacudu as part of broader, ongoing attempts to improve the bilateral defense relationship.

Unsurprisingly, both sides did not publicly disclose much about what was discussed at the meeting beyond noting that it was a useful opportunity to exchange views and experiences on issues of common interest and a testament to the importance of the partnership between the two countries. And, of course, progress on some areas of defense ties have not lived up to the sunny rhetoric advanced by both sides publicly. Nonetheless, as we witness more maritime security collaboration in the Asia-Pacific, it is worth paying attention to the development of interactions such as these within key broader bilateral defense relationships that are often missed in the headlines.

https://thediplomat.com/2018/03/whats-in-the-new-japan-indonesia-maritime-security-dialogue/
 
. . .

Country Latest Posts

Back
Top Bottom